Share

Sakit

last update Last Updated: 2025-07-29 19:16:38

"Engghhh... Shhh..."

Zayn membalikkan kepala pelan ke arah Qiana begitu mendengar desah pelan dari bibir perempuan itu. Tangannya yang semula menyeka tubuh Qiana dengan handuk dingin langsung berhenti. Mata Zayn menatap lekat wajah istrinya yang mulai memucat dan berkeringat dingin. Helaian rambut Qiana menempel di dahi, dan napasnya terdengar berat—terputus-putus seolah tubuhnya sedang melawan rasa sakit yang tak terlihat.

Perempuan itu menggeliat pelan, tubuhnya sedikit bergetar. Tiba-tiba saja dari sela bibirnya terdengar suara gumaman lirih, nyaris seperti bisikan...

“Mama…”

Zayn terpaku. Suara itu terdengar sangat rapuh. Lalu lirihnya makin jelas.

“Mama... Papa… Qiana kangen… Jangan tinggalin Qia..."

Zayn tercekat. Ia menaruh handuk basah itu ke sisi ranjang, duduk sedikit lebih dekat, tubuhnya condong ke arah Qiana yang masih menggeliat lemah dalam tidurnya. Tangan perempuan itu terangkat sedikit, meraba ke udara kosong seperti mencari sesuatu—atau seseorang.

“Mama… aku k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Adfazha
Zayn hya merasa bersalah pd Qia bkn udh buka hatinya kna cintanya udh tertinggal dihati mantan tercinta ... Qia ttp jaga jarak & jaga hatimu jgn luluh yaa ckp blg mksh aja ke Zayn tak usah berharap lg apalagi bibirnya bks cipok mantan terindah jibayy jijayy
goodnovel comment avatar
Tati S
akh othoor kok sikit upnya tambah dong plisss .
goodnovel comment avatar
Tety Juniarwati Sa
Masih gak tau harus komen apa, aku gak mendukung perceraian dan apakah mendukung hub Qiana dan Zayn berlanjut, Membina pernikahan yang baik, bahagia,Tapi apakah bisa si Zayn melepaskan sigadis Manipulatif Diandra. karna seumur hidup begitu lama,Hidup tak dicintai itu menyakitkan.Semenyakitkan iklan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Pergi Atau Bertahan

    Jasmine langsung mendecak pelan dan menyandarkan dagunya di telapak tangan, menatap Qiana dengan pandangan menggemaskan sekaligus menyelidik.“Aku tebak ya…” katanya dengan nada menggoda. “Kalian emang lagi berantem! Dan kayaknya belum ada niat baikan juga, apalagi dari pihak kamu.”Qiana mendesah pelan, tapi tidak menyangkal. Ia hanya menunduk sebentar, mengaduk es kopi yang tinggal separuh.Clara ikut menyahut, nada suaranya pelan tapi penuh kepedulian. “Qia… kalian tuh udah nikah. Berantem itu wajar. Tapi kalau dibiarkan begini terus kalian malah makin jauh.”Qiana mengangkat wajah, senyumnya tipis. “Coba kamu ada di posisiku dulu, baru deh bisa menyimpulkan aku pantas enggak buat bersikap seperti ini."Clara bungkam seketika. Ia tau hal pahit apa yang sudah ia lalui sama Zayn. Jadi dia langsung tak berkutik.Jasmine mengangkat alis. “Tapi masa sejak hari itu suami kamu gak ada perubahan sama sekali. Jadi lebih peduli misalnya?"Qiana mencibir kecil. “Ada. Tapi aku gak peduli."“Qi

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Bagaimana Kondisi Qiana?

    Mentari baru naik, tapi rumah sudah kembali sunyi. Qiana sudah berangkat lebih dulu ke kampus untuk menghadiri rapat persiapan seminar kesehatan fakultasnya. Ia memang dosen muda yang dikenal cerdas, dan seminar itu adalah acara besar yang selama ini ia siapkan bersama timnya. Zayn, yang biasanya paling susah diajak datang ke kampus istrinya itu, pagi ini malah sudah rapi sejak pukul enam. Jas abu tua, kemeja putih, dan dasi biru muda melingkar sempurna di lehernya. Bahkan rambutnya ditata lebih rapi dari biasanya. “Zayn?” suara berat Pak Atmaja, direktur utama RS Bakti Nusa sekaligus ayah kandung Zayn, terdengar dari balik pintu ruang rapat internal pagi itu. Ia tampak sedikit heran melihat putranya yang berdiri paling depan saat briefing tim dokter. Zayn menoleh dan tersenyum kecil. “Pagi, Pa.” "Pagi." Pak Atmaja menyapa dengan nada yang lembut namun profesional. "Besok kamu jadi pergi ke acara seminar?" "Kalau yang Papa maksud ke Kampus Nusa Bangsa, iya. Aku akan ikut." "Papa

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Konpensasi

    “Tapi kalau pada akhirnya kamu emang benar-benar nyerah dan pengen pergi dari hubungan ini, aku cuma berharap kita bisa jadi teman baik. Gimana? Kamu setuju kan?" Qiana menggigit bibir bawahnya. Air matanya hampir jatuh, tapi cepat ia tahan. Perlahan ia mengangguk, meski dalam hatinya belum sepenuhnya yakin. "Tentu aja Rheana. Itu— udah pasti." Rheana mengusap punggung tangan Qiana lembut. “Kamu kuat kok, Kak. Aku tahu kamu bisa bikin Kak Zayn nyesel udah nyuekin kamu dulu. Seperti janjiku sebelumnya, aku akan selalu bantuin kamu." Qiana tersenyum kecil, untuk pertama kalinya setelah hari yang berat. “Terima kasih, Rhe. Makasih udah ngasih aku saran.” Rheana mengangguk. “Sama-sama, Kak. Dan jangan khawatir, aku bakal selalu ada di pihak kamu.” *** Malam itu udara terasa agak dingin, angin dari sela jendela berembus pelan membawa suara dedaunan yang berbisik samar. Rumah terasa sunyi saat Zayn membuka pintu, hanya terdengar bunyi dentingan kecil dari arah dapur. Begitu masuk, ia

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Sebuah Saran

    Zayn terdiam. Sorot mata Diandra yang bergetar menyiratkan banyak hal—terluka, kecewa, dan marah. Tapi lebih dari itu, Zayn melihat bayangan masa lalunya yang dulu sempat begitu lekat… dan kini harus benar-benar dilepas.Ia menarik napas panjang, mengusap wajahnya sejenak sebelum menatap Diandra kembali, lebih tenang.“Diandra, aku gak pernah niat buat permainkan kamu,” ucapnya pelan, tulus. “Kalau kemarin-kemarin aku terlihat perhatian, hangat, mungkin karena aku juga lagi goyah. Waktu itu, aku ngerasa rumah tangga aku gak akan ke mana-mana. Aku ngerasa gagal, dan saat kamu hadir lagi, merasa nyaman.”Diandra menahan napas. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya.Zayn melanjutkan. “Tapi itu salah. Semua itu salah, dan aku sadar. Terlambat, iya. Tapi tetap harus dihentikan sebelum jadi makin salah.”“Tapi kamu bilang kamu cinta padaku,” suara Diandra lirih, hampir seperti bisikan. “Kamu tatap aku dengan cara yang sama kayak dulu, Zayn. Aku yakin itu.”Zayn menggigit bibir bawahnya, menah

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Kamu mulai Menyukainya

    Siang itu, di salah satu sudut rooftop kantor yang biasa mereka jadikan tempat pelarian dari rutinitas kerja, dua cangkir kopi mengepul pelan di atas meja kecil berlapis aluminium. Angin membawa aroma kafein dan suara-suara samar dari lantai bawah. Zayn duduk menyandar santai, mengenakan kemeja putih yang bagian lengan digulung, sementara Gilang duduk di depannya, mengaduk kopinya dengan sendok kecil sambil sesekali menatap temannya itu dengan senyum menyelidik.“Kemarin, aku lihat kamu buru-buru pulang. Apa ada masalah?" tanya Gilang membuka obrolan, matanya menyipit curiga.Zayn mengangkat alis. “Qiana sakit. Jadi aku pulang cepat.”Gilang mengangkat satu alis, ekspresinya berubah dari penasaran jadi setengah terkejut. “Sakit? Sakit apa?”“Demam tinggi, nyeri perut. Kayaknya efek PMS, tapi lumayan buat panik soalnya di telfon dia kayak kesakitan banget."Gilang menyender ke kursi, lalu menyeruput kopi panasnya pelan. “Dia telfon kamu? Bukannya dia masih marah ya?"Zayn mendengkus. "

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Kak Zayn! Apa Yang Kamu Lakukan?!

    “Hyaaa! Kak Zayn, apa yang kamu—?!” Zayn sudah lebih dulu mengangkat tubuh Qiana ke dalam gendongannya. Membawa gadis itu bak tuan putri dengan mudah seolah tubuh gadis itu tak lebih berat dari tas kerjanya. Qiana sontak memukul-mukul punggung Zayn sambil memberontak. “Turunin! Turunin aku sekarang juga! Kamu gila ya?!” “Tenang, jangan banyak bergerak!” seru Zayn setengah kesal. “Kamu masih lemes. Kalau kamu pingsan atau jatuh, siapa yang susah?” “Gak usah sok peduli!” seru Qiana, meski cengkeramannya di bahu Zayn perlahan melemah karena tubuhnya memang masih tidak stabil. Zayn menghela napas berat, tapi ia tetap berjalan perlahan menuju kamar mandi yang jaraknya bahkan tak sampai tiga meter dari ranjang mereka. “Ini efisien,” gumamnya. “Kalau kamu jalan sendiri, bisa sejam cuma buat ke toilet. Ini paling lima menit, kamu udah bisa balik istirahat.” Qiana mendecak. Wajahnya memerah, entah karena marah atau malu. “Kamu tuh— seenaknya banget, Kak!” "Yah. Kamu tau itu kan?" Qian

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status