Waktu menunjukkan pukul 05.00 pagi, seperti biasa abdullah baru selesai membaca Al Quran. Setelah itu dia pergi ke dapur , mengambil beras di dalam sebuah wadah yang cukup untuk di makan 2 orang saja, ia bersama pamannya. Sambil menunggu nasi matang, dia mempersiakan menu sarapan yang akan dia makan bersama pamannya, dia melihat ke dalam sebuah lemari makanan, dilihatnya tidak ada bahan makanan apapun, selain hanya ada 4 butir telur dan sedikit bumbu masak, tidak ada pilihan lain, dia ambil 2 butir telur untuk kemudian ia masak menjadi menu sarapannya pagi hari itu, yaitu telur omelet atau lebih dikenal masyarakat indonesia telur dadar. Dia pun mempersiapkan semuanya mulai dari mangkuk kecil garpu, garam, daun bawang, minyak hingga wajan untuk memasak telur dadar. Setelah telur dadar matang , ia pun harus mempersiapkan barang dagangannya, dia berjualan agar - agar dan cemilan favorit anak remaja zaman sekarang yaitu makaroni. Dia terpaksa harus berjualan, semenjak ibunya meninggal beberapa minggu setelah ia diterima di sekolah kejuruan swasta yang berada di kota kecil nan asri yaitu kota ciamis.
"Bu, ini sangat tidak adil.. Masa aku tidak bisa sekolah di SMA Favorit karena tidak bisa membayar biaya masuk yang hanya 3 juta saja bu!? dan sekarang, ibu mau, aku untuk melanjutkan sekolah di SMK swasta biasa bu!? Sedangkan semua teman - temanku, semuanya bersekolah di SMA favorit bu!? Padahal aku sudah lulus test seleksi pendaftaran, bahkan lebih baik dari teman - temanku, tinggal selangkah lagi aku masuk sekolah yang bisa menjadikan aku seorang yang sukses,,. Memang ibu tidak mau anaknya menjadi orang sukses bu?! " Ibu jual saja kalung emas dari ayah yang tidak bertanggung jawab itu!? ",
Sambil menangis ibunya menjawab " Sudah cukup abdullah... Sudah cukup,, kamu jangan bahas masalah sekolah SMA favorit dan menyebut nama ayahmu lagi !!, ini demi kebaikan untukmu nak, suatu saat nanti, kamu pasti akan mengerti, jadi ibu mohon, kamu harus menerima takdir dari Allah dengan lapang dada ya nak..."
" Terserah ibu saja ! Aku tidak mau lagi melanjutkan sekolah, lebih baik aku kerja saja, supaya kehidupan ku menjadi lebih baik, percuma saja aku masuk ke sekolah biasa - biasa saja, aku sudah gagal meraih imoianku menjadi orang yang sukses" Jawab abdullah dengan penuh kekecewaan terhadap nasib malangnya.
Tiba - tiba datang pamannya menegur "abdullah.. Kamu sedang apa? " "Eh.. Ini,, aku sedang mempersiapkan barang dagangan ku di sekolah nanti paman" Jawab abdullah yang kaget karena melamun teringat kesalahannya 1 bulan yang lalu kepada ibunya, karena ia tudak bisa masuk ke sekolah favorit. "Oh... Kamu sudah sarapan?" Tanya pamannya yang juga siap - siap mau jualan keliling.
"Alhamdulillah sudah paman, sarapannya ada di atas meja makan paman, sudah siap saji, nanti aku setelah beres ini, mau langsung berangkat ke sekolah ya paman" Jawab abdullah yang masih sibuk membungkus makanan jualannya.
"Ya sudah, paman duluan ya, kamu masih ada uang jajan tidak? " Tanya pamannya balik
"Alhamdulillah masih ada dan cukup paman, sisa uang harian dari hasil kerja di rumah bu dokter hewan juga masih cukup, lagi pula abdullah jarang jajan juga, lebih baik ditabung untuk masa depan hehe" Jawab abdullah sambil senyum dan penuh semangat.
"Mantap,,, ya sudah, itu di meja tadi sudah paman taruh uang 20 ribu, uangnya pakai untuk jajan secukupnya lalu kumpulkan sebagian uangnya, supaya suatu saat nanti bisa dipakai untuk kebutuhan yang tidak terduga"
"Alhamdulillah... Rezeki yang tidak disangka - sangka, baik paman, terima kasih banyak" Jawab abdullah dengan penuh rasa syukur
"Iya sama - sama, lagi pula kamu sudah menjadi tanggung jawab paman setelah ibu kamu meninggal, jadi kalau ada perlu apa - apa tinggal bilang saja ya .. "
"Iya paman, insya Allah, do'akan saja paman supaya aku menjadi orang yang sukses, abdullah janji akan membanggakan paman, untuk menebus semua kesalahanku yang lalu kepada ibu"
"Aamiiin... "
Abdullah sebenarnya anak yang cerdas, rajin, dan mandiri. Dia sejak kecil tinggal bersama keluarga yang kurang mampu dalam segi finansial, ia dirawat dan dibesarkan oleh kasih sayang ibunya seorang, ayahnya pergi meninggalkan ibunya ketika dia masih kecil dan tidak tahu apa - apa. Dia anak pertama dan mempunyai seorang adik perempuan yang semenjak ibunya meninggal, adiknya dibawa dan diasuh oleh anak pamannya yang tinggal di kota bandung. Sedangkan dia harus melanjutkan sekolah nya yang masih kelas 10 SMK, dia mengambil jurusan keuangan, karena ibunya yang memilihnya karena abdullah mempunyai kebiasaan baik menabung walaupun pelajaran yang paling kurang dia senangi adalah matematika, namun dia ingin menebus rasa salahnya dan ingin membuktikan perkataan dan pesan terakhir dari ibunya
"Nak... Ibu yakin, kamu akan menjadi orang sukses suatu saat nanti, namun Allah punya rencana yang lain, bisa jadi kita tidak menyenangi sesuatu, namun itu baik untuk kita dan bisa jadi kita menyenangi sesuatu, tapi itu tidak baik untuk kita, nak,, jalan menuju kesuksesan itu banyak, tapi kita tidak tahu, jalan mana yang membawa kita menuju kesuksesan.
Abdullah buktikan kepada ibu dan orang lain, bahwa kamu bisa menjadi orang sukses walaupun kamu hanya bisa bersekolah di sekolah SMK Swasta biasa saja, terus lah kejar impian mu nak, jangan lupa kerjakan shalat lima waktu, berdo'a membaca Al Qur'an, kerjakan juga shalat sunnah tahajud, shalat sunnah dhuha, dan bersedekah kepada orang yang membutuhkan, insya Allah, Allah akan mengabulkan do'a do'a hamba -Nya, ingat pesan ibu ini nak "
Waktu menunjukkan pukul 06.55 pagi, pada jam tangan yang dipakai abdullah,
"Duh,, aku bakalan kesiangan ini, aku harus cepat - cepat berangkat " Kata abdullah yang kaget terperangah, dan terburu - buru pergi ke sekolah, wajar saja dari rumah nya ke sekolah sekitar 10 menit, dia akan terlambat ke sekolah sekitar 5 menitan.
"Tadi terlalu asyik membungkus cemilan jualan sampai lupa waktu, duh, ini pasti bakal kena hukuman, hhh.. " Kata abdullah sambil membawa barang dagangannya dalam sebuah kotak persegi ukuran Besar.
Benar saja ketika sampai , pintu gerbang sekolah sudah ditutup dan hari itu adalah hari senin, dimana upacara bendera akan dilaksanakan,
"Assalamu'alaikum... Hhh,,, hhh" Sambil terengah - engah
"Wa'alaikum salam... " Jawab pak Iing petugas satpam sekolah
"Pak minta tolong dibuka pintunya ya, please,,, " Sambil nada memohon mohon
"Hmm.. Selalu saja terlambat, upacara sudah mau dimulai, sebentar, bapak mau ijin dulu ke bu susi ya" Jawab pak Iing, satpam yang sangat disiplin dan killer di sekolah SMK Swasta tsb.
"Haduh.. Jangan pak, langsung buka saja pak, nanti bu susi bakal kasih hukuman, kan cuma telat 1 menit doang pak, iya pak, " Kembali memohon, kali ini sambil memasang muka memelas
"Maaf abdullah, bapak tidak bisa membuka pintu gerbang ini sampai ada ijin dari ibu susi sebagai wakasek kesiswaan, tunggu sebentar disini ya, "
Ciit,,, ciiit, ciiit,,, klik suara kunci pintu gerbang dibuka
"Silakan masuk abdullah,,, kamu diijinkan masuk oleh bu susi" Kata pak Iing sambil membuka pintu gerbang.
"Alhamdulillah... terima kasih banyak pak.." Sambil berlari masuk ke dalam sekolah dengan perasaan hati yang begitu gembira.
Tiba - tiba ada suara yang memanggil dari kejauhan,
"Abdullah... Abdullah... "
Seketika itu juga abdullah yang sedang berlari menuju kelas untuk menaruh tas dan barang dagangannya berhenti terhenyak, mendengar ada suara yang memanggil namanya, suara itu berasal dari seorang perempuan berkepala 4, suara yang sudah tidak asing lagi di telinga abdullah, suara yang berwibawa dan penuh kharismatik, abdullah sangat kaget dan bercucuran keringat, ketika abdullah menoleh, ternyata suara yang memanggil dia adalah...
Bersambung...
Detak jantung berdetak begitu cepat, hati dan fikiran tidak karuan. Tap... tap... tap... (Suara sepatu)"Nama kamu siapa nak? " Tanya seorang perempuan paruh baya berusia 40 tahun itu."Mm,, namaku,,, mm abdullah bu" Jawab abdullah dengan penuh rasa gugup"Oh.. Kenapa kamu masih disini , tidak kumpul ke lapangan, sebentar lagi upacara bendera akan dimulai? " Tanya bu susi wakasek kesiswaan di sekolah tersebut dengan tegas dan lugas"Mm.., iya bu saya mau menaruh tas dan barang - barang saya dulu ke kelas bu" Jawab abdullah"Hm.. Ya sudah,, cepat ! jangan lama-lama sebentar lagi upacara bendera akan segera dimulai, kata bu susi sambil melangkah pergi menuju lapangan upacara."Huh,,, alhamdulillah,, selamat,, selamat,,," Sambil menghembuskan nafas rasa lega karena tidak dihukum."Tapi kok, gak di,,, aah sudahlah yang penting masih aman" Sambil cepat segera berlari ke kelas lalu m
Mereka hanya saling memandang, tanpa ada keluar satu kata pun, tiba - tiba, melda datang menghampiri amelia,"Ayo amel, kita ke kantin, eh ada siswa teladan nih, telat datang, hehe" Tukas Melda yang melihat abdullah yang baru mau masuk ke kelas setelah dari lapangan karena mendapat hukuman dari ibu susi.Tapi abdullah tidak terlalu menanggapinya, dan langsung pergi dan masuk menuju meja belajarnya untuk mengambil barang dagangannya."Huss,, jangan begitu, kita tidak tahu, kenapa dia bisa terlambat kan? " Kata amelia membela abdullah"Iya, tapi ini bukan yang pertama kali kan? " Sudah beberapa kali, apalagi di kelas kita yang paling sering telat kan hanya dia saja, wajar dong kubilang begitu, iya kan? Bisa jadi, mungkin dia juga nanti, akan menjadi siswa yang kurang berprestasi" Seru melda yang ngotot membela pendapatnya."Hmm,, don't judge the book by it's cover, ! Siapa tahu, perkataanmu itu sala
Abdullah sedang memakai sepatu, tiba - tiba datang dua orang guru perempuan, yaitu ibu susi dan ibu Rusteni datang menghampirinya, ibu Rusteni adalah wakasek kurikulum di sekolah tersebut."Assalamu'alaikum,,, " Kata bu Rusteni kepada abdullah yang sedang sibuk mengikat tali sepatu."Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh bu" Jawab abdullah dan langsung berdiri menghadap ke arah guru"Nama kamu siapa nak? " Tanya ibu Rusteni yang belum mengenalnya"Nama saya,,, abdullah bu""Oh.. . kamu sedang apa disini? " Tanya ibu Rusteni lagi"Ini bu,, mm, sudah dari masjid, habis shalat dhuha bu" Jawab abdullah"Maasya Allah, , semoga istiqomah ya nak, shalat dhuhanya, , " Kata bu Rusteni yang memberikan nasihatnya."Iya bu, insya Allah""Maaf bu, saya mau lanjut dulu keliling ke kelas - kelas," Kata Abdullah sambil membawa barang dagangannya."Eh tunggu dulu" Kat
"Assalamu'alaikum... " Suara yang terus berkali - kali menyeru dari luarAbdullah yang sedang mengganti pakaian seragamnya, langsung ke luar kamar dan menuju ruang depan,Klik, klik, Ceklik (suara membuka kunci pintu)"Wa'alaikum salam..." Jawab Abdullah , ketika pintu dibuka , ternyata yang keluar adalah teman lamanya yang sudah lama tidak berjumpa, teman dekatnya semasa sekolah Menengah Pertama, karena teman dia teman satu kelas dan satu SMP."Bayu...? " Seru Abdullah dengan wajah kaget dan tidak percaya, teman lamanya datang ke rumah nya"Iya ini aku,, bayu, teman mu yang suka usil dan minta contekan ketika ujian kepadamu" Jawab bayu yang senang bisa melihat lagi teman semasa sekolah SMP"Maasya Allah..., tak kusangka kita bisa bertemu lagi,, ya sudah ayo masuk ke dalam dulu bay" Sambil bersalaman tangan erat dan mempersilakannya masuk ke dalam rumah."Kamu mau minum apa bay? Sila
Satu jam setengah sudah, dua orang sahabat yang sedang asyik berbincang - bincang, mengenang masa,dimana mereka bersama dalam suka dan duka,senang maupun susah, hingga waktu yang harus memisahkan mereka."Dul, sudah sore, waktunya pulang, aku pamit dulu ya,, khawatir ibuku mencariku, soalnya aku juga harus pergi ke pasar dulu, belanja bahan - bahan untuk jualan besok" Kata bayu sambil siap - siap mau pulang."Oh gitu, tunggu sebentar ya bay" Tukas Abdullah langsung bergegas menuju kamarnya."Iya dul"Di kamarnya, Abdullah membuka pintu lemari lalu mengambil sebuah kotak kecil, sebuah kotak , dimana tempat ia menyimpan semua uang hasil tabungan dan usaha jualan nya, ia pun duduk di ranjang dan dibukanya kotak kecil tersebut, dihitungnya semua uang yang ia keluarkan dari kotak kecil tersebut.Sebuah keputusan berat yang harus ia pilih, ia akan memberikan semua tabungannya untuk membantu temannya. Te
Tidak seperti biasanya ibu Dewi (ibu dokter hewan, sekaligus majikannya) menyempatkan waktu berbicara dengan Abdullah, namun Abdullah pun penasaran, dan sepertinya sangat penting, dalam hatinya berkata" Apa yaa,, yang akan disampaikan oleh ibu Dewi, sepertinya ibu Dewi mengetahui banyak hal tentang ibuku".Ibu Dewi pun mengajak Abdullah mengobrol di tempat kesukaannya, yaitu di halaman belakang, dekat dengan kolam ikan."Sebenarnya ibu tidak ingin menyampaikan ini ke kamu Abdullah, tapi kamu sekarang sudah besar, dan harus tahu rahasia ini, ibumu adalah sahabat ibu juga, dia sudah lama berteman dengan ibu dari semenjak SMA, hingga sekarang, dia telah meninggalkanku di dalam kehampaan yang tak berujung, kini, ibumu bagai fatamorgana di gurun sahara" Kenang ibu dokter, ibu dewi namanya."Abdullah benar - benar tidak mengerti bu, maksud ibu apa ya bu" Sambil menggaruk - garuk kepalanya penuh kebingungan."Ini rah
Diam tanpa kata, terlalu lama Abdullah merenungkan tawaran yang diberikan oleh ibu Dewi, antara diterima atau tidak"Abdullah...? " Ibu Dewi menegurnyaAbdullah pun berhenti dari lamunannya, dan kaget"Oh,,, iya bu""Kamu melamun mikirin apa? " Kamu mikirin seorang cewek ya,,,? " Tanya ibu Dewi dengan sedikit bercanda"Hehe,,, tidak bu, Abdullah tidak memikirkan apa - apa dan juga tidak memikirkan cewek bu, beneran," Hmm,,, yaudah,,, hari sudah mau gelap dan sebentar lagi mau waktu maghrib, kamu siap - siap pergi ke masjid dulu, nanti ibu tunggu jawabannya ya,, " Sambil pergi menuju kedalam rumahnya yang begitu besar dan mewah."Oh... Iya bu, mm,,, siap, insya Allah,,, " Jawab Abdullah sambil melangkahkan kaki dengan gontai karena dilema, dengan tawaran yang diberikan oleh ibu Dewi.*****Allahu Akbar... Allahu Akbar...Laa ilaaha illallah...Lantunan Asm
"Yang sabar ya Abdullah,,, ini semua ujian dari Allah Subhanahu wa ta'ala, kita tidak tidak akan pernah tahu, apa yang akan terjadi kepada kita dan kita pun tidak bisa menolakmenolak takdir yang telah Allah tetapkan untuk kita semuanya, kita hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi hamba - Nya yang terbaik" Ibu Dewi terus menasehati Abdullah sambil mengusap punggungnya yang tengah bersedih karena pamannya terkena penyakit serangan jantung.Hiks,,, hiks,,, hiks,, (suara tangisan)"Iya Abdullah,,, semangat, tidak usah khawatir, insya Allah pamanmu akan baik - baik saja" Timpal Pak Hermawan"Hmm,,, huh,, (menghela napas) Terima kasih banyak bu ,pak, sudah mau membantu dan mengantarkan pamanku ke Rumah Sakit, saya tidak tahu, harus bagaimana caranya, untuk membalas,,, semua kebaikan yang telah bapak dan ibu berikan kepada saya" Sambil menyeka air mata yang terus mengalir di pipinya."Iya,,