Share

Part 42

Zea segera menaiki anak tangga. Tanpa ragu, gadis itu membuka pintu sebuah kamar. Wajah Zea berbinar, melihat kamarnya yang sangat cantik dengan tempat tidur yang empuk. Zea mengempaskan tubuh di ranjang. Sesekali ia berguling-guling, menikmati kasur lembut yang telah lama tidak ia rasakan.

Alina tersenyum melihat putrinya yang begitu bahagia.

“Ma, sepertinya Zea akan tidur nyenyak malam ini. Enggak ada nyamuk yang mengganggu serta suara bising motor yang lewat,” ungkap Zea polos.

Alina tersenyum. Ia bahagia jika putrinya bahagia. “Maaf, ya, karena selama ini Zea enggak nyaman.”

“Enggak apa-apa, Ma. Sekarang Zea senang sekali.”

Alina berjalan menuju kamarnya. Tangan wanita itu tampak ragu ketika membuka pintu kamar. Sejenak Alina memejamkan mata, sebelum membuka pintu. Raut wajah wanita itu berubah takjub, ketika kamar yang ia tempati dulu bersama Pandu sekarang berubah menjadi sangat mewah dan indah. Perpaduan warna gold dan putih begitu hangat dan romantis. Ranjang besar dengan ukir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
semoga alina bisa sedikit lebih pintar dan berjiwa bisnis. sehingga mampu mengelola bisnisnya dulu bersama pandu. krn terbukti selama ini kemampuan alina hanya sebatas pekerjan jongos
goodnovel comment avatar
Mistin Aditama
JD penasaran reaksi Rosa ,kuat ndak y d ajak hidup susah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status