Share

Bab 35

last update Last Updated: 2025-04-29 07:43:07

"Yank, kamu ... udah nggak marah lagi sama, Mas, kan?" tanya Karim duduk disamping istrinya yang tengah membaca sebuah novel.

Hanum menjauh dengan menggeser sedikit tubuhnya, perempuan itu merasa risih setiap kali sang suami mendekat. Bayangan saat Karim mencumbu sang adik setiap kali ingin memadu kasih selalu saja melintas dibenak Hanum. Terlebih saat ia melihat Karim dan juga Keysha, maka perlahan kebencian dan dendam semakin membara di hati Hanum.

"Memangnya kamu pikir aku ini manusia tak punya rasa marah? Setelah apa yang kalian lakukan selama ini, masih sempat kamu menanyakan itu padaku?" sinis Hanum melirik suaminya tajam.

"Selama menikah, kamu adalah manusia paling sabar yang pernah mas temukan, Yank. Bahkan kamu nggak pernah mendiamkan mas lebih dari 1 jam, meski saat itu kamu sedang marah sekali pun. Tapi kenapa sekarang berbeda? Kemana istri mas yang dulu?" Dengan tak tau dirinya, Karim menuntut Hanum untuk tetap memperlakukannya sebaik mungkin setelah kebusukannya terbongka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Fa-oel Irawan
yaah hakam dtg dah ga sadar² si hakam kalo salah
goodnovel comment avatar
Susilawati Arum
lagian kalau aku jadi Hanum udah nggak mungkin kembali kerumah itu..apa sebutan yang enak buat Hanum ini..BODQOH BANGET ATAU GOBLOKNYA KEBANGETAN..
goodnovel comment avatar
S.T
hakam yg dtg?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mengemis Maaf Istriku    Bab 55

    "Suratnya dibawa sama mereka, Mbak cuma dikasih lihat sebagai bukti kalau Mas Hilman memang pernah meminjam uang pada mereka." Hana mencoba meyakinkan Gheza dan Nia. "Aku mohon, Tan. Bantu aku," rengek Hana menggenggam tangan Nia, wanita itu hampir saja mengiyakan sebelum akhirnya Gheza kembali bersuara. "Nggak bisa, Mbak. Kita harus pastikan dulu jika surat itu memang benar-benar asli. Kecuali Mbak Hana memang tau sejak awal perihal ini," kata Gheza lagi. Hana mengumpat dalam hati, dia menyesali kedatangannya yang tak tepat waktu. Tadinya ia pikir Gheza tak ada di rumah, makanya dia buru-buru ke sana. Dan sekarang dia berada di situasi yang sulit, Gheza teramat susah untuk dibohongi. "Kamu nggak percaya sama, Mbak? Gheza, Mbak cuma nggak mau anak-anak yang jadi sasaran mereka, makanya Mbak datang kemari merendahkan diri demi mendapat bantuan kalian." Hana memasang wajah kecewa, seperti hatinya yang tengah kecewa sebab rencananya tak berjalan semulus keinginannya. "Bukannya

  • Mengemis Maaf Istriku    Bab 54

    "Livia? Kamu kenapa?" ulang Gheza sebab tak mendapat jawaban dari Livia. Dahinya berkerut melihat ekspresi wajah Livia yang tampak ketakutan. Ada apa dengan perempuan itu? Livia terus beringsut mundur agar tak terlihat dari ruang tamu. Dan itu menambah keheranan Gheza, demi menjawab rasa penasarannya laki-laki itu memilih melongokkan kepala ke ruang tamu. Gheza bergantian menatap tamu sang mama dengan Livia. Dan sekarang, ia paham kenapa Livia memilih bersembunyi. "Itu untuk ke depan, kan?" Gheza melirik nampan di tangan Livia sekilas, perempuan itu mengangguk tanpa bersuara. "Sini, biar saya yang antar." Gheza mengambil alih nampan di tangan Livia, melihat aksinya itu membuat Livia hanya bisa terdiam. "T–tunggu ...." cicit Livia dengan suara tertahan. Gheza tak menghiraukan, laki-laki itu terus melangkah menuju ruang tamu. Dari balik tembok pembatas, Livia hanya bisa memperhatikan sambil menggigit jari. Dia belum siap bertemu dengan siapa pun dari masa lalunya. Dia ingi

  • Mengemis Maaf Istriku    Bab 53

    "Oh, Zaidan? Dia sudah nggak kerja di sini, Mbak. Seminggu lalu dia mengundurkan diri, mau balik kampung katanya." Jawaban perempuan didepannya itu membuat lutut Hana lemas seketika. Napasnya tercekat, kepalanya tiba-tiba berdenging. Hana seperti orang linglung, apa yang sebenarnya terjadi? "M–maksudnya gimana, Mbak? Zaidan ... Zaidan mengundurkan diri?" Bahu Hana melemas ketika mendapat anggukan dari perempuan didepannya. Perempuan itu menatap Hana bingung, terlebih melihat raut keterkejutan dari wajah Hana. "Kalau saya boleh tau, memangnya Zaidan bekerja sebagai apa di sini?" Hana sudah bisa menguasai diri, dia sudah lebih tenang saat pertanyaan itu ia layangkan. Apa mungkin dia salah alamat? Tapi tidak mungkin, jelas-jelas 2 minggu yang lalu dia mengantar Zaidan ke sini. "Sebagai security, Mbak," jawab perempuan itu lagi. "Eum ... dia punya adik perempuan, kan?" tanya Hana mencoba memastikan. "Duh, kalo itu sayanya kurang tau, Mbak. Mungkin ada di kampungnya, tapi saya

  • Mengemis Maaf Istriku    52

    Tiiin ...! Suara klakson panjang serta derit ban mobil beradu memekakkan telinga. Jantung Hakam berdentum hebat, ia berusaha mengatur napasnya yang tersengal. "Bangsat!" umpat Hakam sembari memukul setirnya. Jantungnya seakan melompat dari tempatnya saat sebuah sepeda motor dengan santainya menyalip dari arah kanan menuju depan mobilnya, beruntung Hakam cepat menginjak pedal rem, jika tidak sudah pasti kecelakaan tak bisa terelakkan di pagi yang cerah itu. "Sialan! Kemana perginya Livia?" Hakam kembali mengumpat frustrasi begitu menyadari jika ia kehilangan jejak sang istri. Padahal sebelum sepeda motor itu menyalipnya, Livia tepat berada tak jauh didepannya, tapi kini menghilang entah kemana. Tin ... tin ... tin ... Suara klakson yang sengaja dibunyikan beberapa kali oleh pengendara dibelakangnya membuyarkan lamunannya Hakam tentang Livia. Tak ingin terjadi keributan, Hakam memilih menyerah dan kembali melaju. Namun, matanya tetap awas memperhatikan setiap pengendara mo

  • Mengemis Maaf Istriku    Bab 51

    "Mbak, gimana dengan usaha yang mbak ceritakan?" tanya Hakam saat mereka sedang sarapan bersama di rumah sang mama.Hana gelagapan mendengar pertanyaan Hakam. Pasalnya, sejak semalam Zaidan mau pun Sirly tak bisa dihubungi. Nomor WhatsApp keduanya tak aktif, saat ditelpon biasa pun tak tersambung. Padahal semalam saat ia keluar dan bertemu dengan Gheza di mall niatnya ingin bertemu dengan Zaidan, tapi sekian lama menunggu laki-laki itu tak kunjung datang dan WhatsAppnya mendadak tak bisa dihubungi."Huh? Tenang aja, temen mbak lagi nyari lokasinya. Kemarin sudah ketemu, sih, tapi kayaknya kurang cocok, deh. Jadi hari ini rencananya mbak sama dia mau keluar dan survey tempat serta lokasinya." Hana berusaha tenang, meski dadanya ribut tak berhenti."Oh, bagus deh! Aku cuma takut kalo temen mbak itu cuma nipu dan bawa lari uang kita." Hana tercekat mendengar ucapan Hakam, tapi dia berusaha menenangkan dirinya. Mana mungkin Zaidan melakukan itu? Dia anak orang kaya, rumahnya malah lebih m

  • Mengemis Maaf Istriku    Bab 50

    "Untuk kado, Mbak!" Dari arah belakang, Gheza cepat-cepat menjawab pertanyaan yang dilontarkan pada sang mama. Mendengar jawaban Gheza, tentu saja membuat Nia dan Ghaida menoleh dengan kening terlipat. Kenapa Gheza seolah ingin menyembunyikan itu semua dari Hana? "Oh, kirain ... padahal, kan, Tante Nia belum punya cucu." Hana terkekeh mendengar jawaban sepupu suaminya itu. "Jangankan cucu, Han, mantu aja sampe sekarang belum keliatan wujudnya, tuh!" canda Nia menyindir Gheza yang berdiri didekat mereka. Gheza menghela napas, ujung-ujungnya dia yang kena sindir. Kenapa harus nikah cepat kalau ujung-ujungnya pisah seperti .... Hana dan Nia sama-sama tertawa, seolah tengah menertawakan Gheza. Laki-laki itu semakin jenuh dan kesal, hanya Ghaida yang masih fokus memilih mainan bayi di sana, tak sedikit pun gadis itu menghiraukan keberadaan Hana. "Kamu sendiri mau kemana, Han?" Setelah puas menertawakan Gheza, Nia mengalihkan pembicaraan. "Eum, aku ada janji sama temen. Kalau

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status