แชร์

Aku Harus Hamil

ผู้เขียน: Gleoriud
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2021-10-26 11:34:01

Mazaya sudah bangun pagi-pagi sekali. Dia sempat melihat Riki baru pulang dari mesjid. Riki tak sedikit pun menatapnya, dia sangat tidak peduli, bersikap seolah-olah dia tinggal sendiri di rumah ini.

Mazaya semakin benci melihat keangkuhannya, bukankah statusnya cuma numpang di rumah ini, tapi berlaku seolah-olah ini adalah rumah orangtuanya.

Mazaya mengekori gerakan Riki dengan matanya, dia dengan santai membuat kopi untuk dirinya sendiri. Duduk di meja makan sambil membaca koran. Tak sedikit pun dia berminat melihat Mazaya walaupun sekilas.

Mazaya sudah tidak tahan lagi, dia mendekati Riki dan merebut koran di tangan Riki secara kasar. "Kau! hanya seorang supir, tak layak bersikap sok berkuasa di rumahku."

Riki memandang koran dan wajah Mazaya secara bergantian. Kemudian bersikap tak peduli, ucapan pedas dan penghinaan itu sudah biasa baginya.

Melihat kecuekan Riki, Mazaya mengamuk, dengan cepat diambilnya kopi di tangan Riki dan dilemparkan ke dalam westafel. Riki menghela nafas, mengeluarkan kertas andalannya.

"Apa maumu?"

"Bersikaplah seperti seharusnya! kau hanya supir."

Riki menatap wajah cantik itu penuh benci, kemudian menulis lagi,  "kau yang seharusnya bersikap layaknya dirimu, tidak pantas seorang majikan mengunjungi kamar supirnya di tengah malam, memakai pakaian terbuka dan memancingku...."

Mazaya terperangah, si Bisu sudah berani padanya sekarang. Dia sangat malu, harga dirinya terinjak-injak, ternyata lima tahun bisa mengubah seseorang dari penakut menjadi pemberani. Biasanya dia hanya akan menundukkan wajah apabila mendapat intimidasi dari Mazaya, tapi sekarang matanya bahkan berani menantang mata Mazaya secara terang-terangan.

"Kau! mulutmu sangat kurang ajar." Mazaya melayangkan tamparan di wajah bersih Riki, dengan sigap tangan Riki menangkapnya, menarik Mazaya ke arahnya, sehingga tubuh mereka berbenturan.

Tatapan itu seolah-olah mengatakan,  "jangan berani kepadaku!"

Mazaya semakin marah, dengan sekuat tenaga dia melepaskan diri dari pelukan paksa Riki. Memandang laki-laki itu dengan geram, bagaimana dia akan dapat anak dari laki-laki itu, sedangkan mereka bagaikan kucing dengan anjing, yang takkan pernah bisa akur.

Mazaya berlari ke kamarnya, menghempaskan diri di atas kasur. Perut bagian bawahnya kembali sakit, awalnya baru sedikit nyeri, tapi beberapa menit kemudian sakitnya semakin hebat. Mazaya memejamkan matanya, menekan perutnya dengan bantal, keringat dingin keluar dari dahinya, ini yang di alaminya dua tahun ini, tapi beberapa hari kebelakang sakitnya timbul setiap hari.

Dengan tenaga yang tersisa, Mazaya meraih kotak obat yang berfungsi mengurangi rasa sakit, dokter sudah melarang penggunaan obat itu dalam jangka panjang, karena bisa merusak organ tubuh yang lain. Mazaya menelan tiga butir sekaligus, air mata kesakitan keluar dari sudut matanya.

Lima menit kemudian sakitnya mulai berkurang, Mazaya bisa mati, ketika penyakit yang tak biasa itu tumbuh semakin besar dalam rahimnya. Dia harus memaksa si Bisu itu melakukannya.

Dengan tekad yang kuat, Mazaya bangkit, dia harus hamil, walaupun harus bersikap layaknya pelacur.

Mazaya berjalan menuju kamar Riki, laki-laki itu sedang asik dengan komputernya.

Mazaya melingkarkan tangannya di leher Riki, saat Riki menoleh, dia memanfaatkan kesempatan. Riki kaget, bibirnya yang ternganga menjadi kesempatan kepada Mazaya untuk menyentuhnya lebih dalam.

Ciuman sepihak tersebut berhenti saat Riki mendorong tubuh Mazaya dengan kasar, menghapus jejak yang ditinggalkan Mazaya di bibirnya.

Mata Riki terbelalak tak percaya, kali ini Mazaya mendatanginya lebih rendah dari pelacur. Riki geram , dengan cepat dibungkusnya tubuh Mazaya dengan kaos besarnya. Mazaya memberontak, melepaskan kaos Riki dari tubuhnya, dia harus berjuang membuat laki-laki itu melakukannya.

Mazaya kehilangan kesabarannya, dia berteriak keras di depan wajah Riki.

"Lakukan sekali saja! brengsek! aku harus hamil."

Mazaya menangis frustasi. Tubuhnya luruh ke lantai, Rambut hitam acak- acakan menutup wajahnya, Riki tak menghiraukannya, dia pergi meninggalkan Mazaya sendiri.

Mazaya meraung, dia lelah, sangat lelah dengan penyakit yang di deritanya. Dia tak boleh menyerah, jika menyerah dia akan mati. Tapi bagaimana memaksa Riki, bahkan dia tak tertarik sedikit pun.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Mengemis Malam Pertama    Bahagia yang Sempurna ( End )

    Riki mencium kening Mazaya berkali kali, setelah ' beribadah ' sepanjang malam, istrinya itu terkapar kelelahan dan tak berdaya. Mazaya meminta dia yang memimpin permainan itu untuk malam ini, bahkan Riki tidak menyangka istri malu malunya bisa se agresif itu.Riki mengusap sisa peluh di leher Mazaya, layaknya penganten baru lainnya, mereka menghabiskan waktu memadu kasih di tempat tidur. Riki sekarang dihadapkan dengan pilihan yang cukup membingungkan, dulu dia menyangka adalah anak terbuang yang tidak diinginkan, tapi kenyataannya dia adalah anak seorang pengusaha yang memiliki kerajaan bisnis diberbagai negara. Ayahnya begitu berharap dia memboyong istrinya ke Singapura, mencoba mengurus salah satu perusahaan di sana.Riki hanya pria sederhana, yang tidak menyukai sesuatu yang berlebihan, dia menikmati tinggal di sini, rumah sederhana yang cukup luas, rumah pak Amin bukan rumah mewah, tidak ada kolam renang atau fasilitas mewah lainnya, lokasinya pun jauh dari hiruk pikuk kota, ru

  • Mengemis Malam Pertama    Persahabatan

    Mazaya memuaskan hatinya memandang wajah tampan yang terlelap di sampingnya. Dia sungguh tidak percaya, perjuangannya untuk mendapatkan Riki membuahkan hasil.Mazaya tak pernah sebahagia ini, dengan pelan Mazaya menyentuh wajah Riki dengan jarinya, kenapa ada manusia setampan ini, dan manusia tampan itu adalah suaminya sendiri.Mazaya meletakkan kepalanya di dada Riki, menghitung detak jantung yang berbunyi teratur, mengecup pipi yang mulai ditumbuhi bakal jenggot."Hai." Riki membuka matanya, menatap wajah cantik Mazaya, mengelus pipi halus yang merona merah."Hai," jawab Mazaya, mereka saling tatap, Mazaya lebih dulu menundukkan wajahnya, dia merasa malu. "Ini masih pukul empat pagi." Riki melirik jam di atas meja, suaranya serak."Iya, kita baru tidur satu jam," jawab Mazaya.Riki tersenyum, tadi Mazaya bangun karena Rafael merengek haus."Masih ada waktu tidur sebelum subuh." Mazaya menarik selimut menutupi tubuh Riki."Enak saja disuruh tidur."Riki membalikkan posisi, Mazaya ha

  • Mengemis Malam Pertama    Memburu Pahala ( 21+)

    Kenapa manusia diperintahkan menikah? Karena pernikahan menjadikan yang haram menjadi halal, menikah mengubah dosa menjadi pahala. Manusia akan mendapat dosa jika berhubungan badan sebelum menikah, tapi akan mendapatkan pahala seperti melaksanakan Qurban jika melakukannya setelah menikah.Tidak ada yang lebih indah dari pahala menikah, setiap bulu yang tumbuh dari ujung rambut sampai ujung kaki, pahalanya dihitung seperti beribadah selama satu tahun.Shalat berjamaah berjalan dengan khusuk, Riki melafazkan ayat dengan sepenuh hati, menghayati setiap kalimat kalimat yang merupakan doa dan ucapan syukur.Riki melafaskan doa yang dia amini oleh Mazaya, air matanya berurai, rasanya selama ini dia sangat lalai. Wajah ayahnya terbayang dimata, andaikan dulu dia sempat meminta maaf, tentu dia tidak akan semenyesal ini.Menikah dengan Riki adalah sebuah anugrah yang paling besar dalam hidupnya, jatuh bangun mengejar cintanya, menghinakan diri dihadapannya, berjuang dan hampir mati untuk melah

  • Mengemis Malam Pertama    Imami Aku Salat

    Riki hanya mendengar dengan tenang, saat semua keterangan yang diucapkan oleh ayahnya serasa hanya seperti mimpi."Rumah kita ada di Singapura, aku dan ibumu ke sini sesekali untuk memastikan keadaan perusahaan berjalan stabil.""Reynold, kau memiliki satu adik perempuan yang sekarang ayah percayakan memimpin perusahaan yang berada di Jepang, sedangkan dua perusahaan yang ada di Singapura di awasi olehku dan dibantu oleh bibimu."Riki diam saja, dia merasa biasa saja dengan semua cerita itu. Yang di inginkannya sekarang cepat pulang, bertemu Mazaya dan melakukan anatomi tubuh lagi. Riki sangat tidak konsentrasi."Rey ...." "Ya?""Kau anak laki-laki satu-satunya yang kami harapkan memimpin bisnis besar keluarga kita, kita memiliki perusahaan dibidang properti dan perhotelan yang tersebar di beberapa negara di Asia, aku sudah semakin tua ... kau harus mempersiapkan dirimu."Riki mengangguk, setelah percakapan selesai dia bergegas pergi, sekarang sudah lebih dari pukul tujuh malam, Maza

  • Mengemis Malam Pertama    Imbalan

    Riki mengelus pipi mulus yang sedang tidur nyenyak di sampingnya,mengusap bibir merekah seperti kuncup mawar yang sedang tumbuh, mengecupnya sekilas, dia tak percaya bahwa yang ada dipelukannya ini adalah Mazaya, selama ini yang paling dibencinya.Mata cantik itu terbuka perlahan."He, pencuri." Mazaya tersenyum manis."Aku ketahuan." Riki tersenyum."Kau harus buat pengakuan.""Oh ya? Apa yang harus kuakui." Jari Riki membelai pangkal leher Mazaya."Bahwa kau sangat mencintaiku." Mazaya menenggelamkan jari lentiknya di rambut hitam Riki."Apa imbalannya untukku." Mata Riki mengedip nakal."Imbalannya?" Mazaya berfikir, dengan sigap dia membalikkan posisi, Riki terkurung di bawahnya. "Apa yang kau inginkan?" Riki kembali membalikkan posisi, Mazaya yang terperangkap di bawahnya, terkikik."Maaf Tuan pemaksa, kau harus bersabar beberapa hari lagi."Riki langsung terkulai lesu, dia menjatuhkan wajahnya di lekukan leher Mazaya sambil berkata frustasi, "aku hampir mati karena menahannya.

  • Mengemis Malam Pertama    Masa Lalu 4

    Riki kembali pulang jam satu dini hari, banyak pelajaran hidup yang didapatkannya dari Celin, dia tak menduga, wanita cantik yang menyerupai laki-laki itu begitu kuat, bahkan sedikit pun tidak menangisi hidupnya yang menyedihkan.Dia punya pandangan sendiri tentang hidup, bahwa manusia hanya perlu menjalaninya tanpa memikirkan, waktu tidak akan pernah menunggu, kesedihan akan berlalu seiring berjalannya waktu, andaikan Riki bisa mempraktekkan segampang itu, pasti semua akan lebih mudah.Satu hal yang selalu dijadikan mantra bagi Riki, saat Celin mengucapkan bahwa Tuhan maha adil, tidak akan membuat manusia menderita selamanya, hidup itu seperti menempuh ujian semester, jika gagal di ujian pertama maka akan di uji lagi, masih saja gagal maka akan di remedial sampai mendapat nilai KKM atau nilai terendah yang sudah ditetapkan, masing-masing manusia punya porsinya untuk bahagia.Dalam percakapan tadi, Riki hanya bertindak sebagai pendengar, walaupun Celin meminum alkohol cukup banyak, ta

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status