Share

Bab 10 Aku Tidak Menginginkanmu Lagi

Di sisi lain.

Quinn baru saja kembali ke kantor untuk melaporkan perkembangannya kepada manajernya ketika ponselnya berdering.

"Paman." Quinn memegang ponsel sambil mencari tempat sepi untuk menjawab panggilan itu.

"Dasar gadis sialan, kenapa nggak tinggal di vila, ke mana kamu?" Daud mulai mengumpat begitu mendengar suara Quinn di ujung telepon.

Baru-baru ini, semua uang yang dia ambil dari Yovan sudah habis karena kalah judi dan dia berutang banyak. Untungnya, semua orang tahu bahwa keponakannya menikah dengan pria kaya jadi mereka tidak memaksanya, yang penting dia pergi mengambil uang.

Dia tidak menyangka bahwa uang yang selalu dia dapatkan dengan lancar saat datang ke sini, ternyata kali ini ada masalah.

Hanya karena Yovan mengatakan bahwa Quinn kabur dan menghilang!

Daud tiba-tiba menjadi cemas. Dia bisa mendapatkan uang dari Yovan karena Quinn. Setelah Quinn kabur, Yovan tentu saja tidak akan memberinya uang. Lalu, apa yang harus dia lakukan?

Daud bahkan tidak memikirkannya, dia langsung menelepon Quinn.

"Yovan yang bilang padamu?" Selain Yovan, dia tidak bisa memikirkan orang kedua yang akan memberi tahu Daud bahwa dia tidak ada di vila.

"Jangan urus siapa yang bilang padaku, pulang saja ke vila sekarang!"

"Aku nggak akan pulang!" Quinn berkata dengan keras kepala. Dia sudah keluar, maka tidak akan pulang begitu saja. Selain itu, Yovan juga melihatnya hari ini, dia tidak memintanya pulang!

Yovan sama sekali tidak peduli dengannya.

Kalau tidak, kenapa dia tidak meneleponnya, malah membiarkan pamannya yang meneleponnya.

"Kamu nggak akan pulang?! Kalau kamu nggak pulang, dari mana aku mendapatkan uang! Bagaimana kakek nenekmu bisa makan kalau aku nggak punya uang!" Daud tidak menyangka Quinn berani membantahnya, dia segera memakinya.

"Kamu meminta uang dari dia lagi! Kamu baru saja mengambil 600 juta darinya bulan lalu, kamu habiskan secepat itu? Apa kamu berjudi lagi? Bukankah aku sudah bilang kamu harus merawat Kakek dan Nenek dengan baik, jangan berjudi lagi? Yovan nggak berutang padamu, kenapa kamu selalu meminta uang padanya!"

Quinn mengomel dengan marah. Itu 600 juta, dengan cara mengambil dan menghabiskannya seperti ini, berapa banyak yang diambil Daud dari Yovan? Apakah Daud benar-benar merawat kakek dan neneknya dengan baik?

"Jangan bawel. Kamu istrinya, dia punya kewajiban untuk menafkahi kerabatmu. Jangan lupa, kamu dibesarkan olehku dan kakek nenekmu! Oh, kamu menikmati hidupmu lalu nggak peduli pada kami? Cepat pulang. Kalau kamu membuatnya marah, dia akan menceraikanmu, nggak mau melihatmu lagi. Coba kita lihat kamu bisa mengadu pada siapa!"

"Kalau begitu suruh dia bercerai!" Quinn marah besar jadi dia menutup telepon. Seluruh tubuhnya gemetar, dia berjongkok dan memeluk lututnya sambil menangis.

Kenapa dia punya kerabat seperti itu!

Yovan juga sama. Dia berfoya-foya di luar, tapi Quinn tidak pernah mempermasalahkannya. Quinn hanya keluar untuk hidup sendiri, lagi pula dia juga tidak menyukai Quinn, lalu kenapa pria itu harus mengekangnya?

Perceraian?

Bercerai saja! Itu hanyalah pernikahan sebatas nama. Makin cepat bercerai, makin cepat dia bisa menikah lagi!

Quinn sedikit meremehkan diri sendiri, dia berpikir bahwa memang tidak ada kesetaraan antara dia dan Yovan. Dia tidak layak untuk pria itu, pria itu juga tidak mencintainya. Kalau terus memaksakan diri, dia hanya akan terus terluka.

Setelah menutup telepon, Quinn menumpahkan kesedihannya untuk beberapa saat, lalu bersemangat lagi dan lanjut bekerja.

Dia tidak punya apa-apa, selain bersikap tegar dan melakukan pekerjaannya dengan baik.

Ketika tiba waktunya pulang kerja, Quinn berpikir tidak ada kesibukan kalau dia pulang, jadi dia tinggal untuk lembur. Saking sibuknya dia pun lupa waktu, begitu sadar, waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam.

Tidak ada kereta bawah tanah atau bus saat ini, jadi Quinn terpaksa naik taksi.

Dia hanya tidak tahu kenapa setelah menunggu di gerbang perusahaan sepuluh menit lebih, tidak ada taksi yang lewat.

"Bu Quinn, perlu kuantar?" Sebuah mobil berhenti di samping Quinn, kaca jendela diturunkan, Willy tersenyum lembut padanya.

Melihat profil familier di samping Willy, detak jantung Quinn pun melambat.

Itu Yovan ....

Apakah pria itu datang menjemputnya?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status