Beranda / Romansa / Menggoda Ayah Sahabatku / Bab 36 — Tarik Ulur

Share

Bab 36 — Tarik Ulur

Penulis: Papa Buaya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-06 20:49:57

"Itu siapa yang manggil—"

Belum sempat Amelia bertanya lebih lanjut, Kayden sudah menyela dengan cepat.

"Aku lanjut kerja dulu. Kamu hati-hati di jalan belanjanya." Klik. Panggilan berakhir tiba-tiba.

Amelia terdiam beberapa saat di dapur yang sunyi, wajahnya masih terpaku pada layar ponsel yang sudah gelap.

Namun akhirnya dia tertawa hambar.

"Kerja? Entah bener dia kerja atau nggak. Bisa-bisanya masih sempat main-main dan godain aku," geramnya pelan.

Di dalam hatinya, emosi bergejolak. Amelia merasa lebih kesal karena Kayden tadi bersikap menjahili dan menggoda.

Namun rasanya, suara itu sedikit terdengar familiar.

‘Ck. Apa, sih! Terserah dia lah mau berhubungan sama siapa aja,’ batinnya berusaha keras untuk tidak peduli.

Meski pikirannya berkata begitu, langkah kakinya saat meninggalkan dapur terasa berat dan bergema di ruangan rumah yang besar dan kosong.

Beberapa saat kemudian, saat langit mulai berwarna jingga.

Amelia akhirnya berangkat untuk membeli bahan makanan setelah membua
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 79 — Cocok Jadi Mama

    “A-ada apa manggil saya, Pak?” tanya Amelia dengan suara sedikit terbata-bata.Kayden tidak langsung menjawab. Wajahnya tetap datar, nyaris sulit ditebak. Tangannya justru meraih sebuah remot kecil di atas meja, lalu menekannya. Tirai otomatis di jendela kaca bergerak menutup. Membuat ruangan itu seketika terisolasi dari dunia luar.Hanya mereka berdua di sana.Kayden kembali menatap Amelia. Seolah sedang mengamati sesuatu yang sudah lama mengusik pikirannya.“Tiap malam, kalau kita habis tidur bareng, kamu suka balik ke kamar. Itu kenapa?” tanya Kayden langsung, tanpa basa-basi.Amelia yang sudah gugup sejak awal langsung terdiam. Matanya melebar, napasnya tertahan. Otaknya seolah kosong beberapa detik. Tak siap menerima pertanyaan seblak-blakan itu.“Hah?”“Jelasin. Kamu juga kadang ngelewatin sarapan dan matanya lesu. Kayak kurang tidur. Kamu nggak puas sama permainan aku atau gimana? Bilang aja langsung,” desak Kayden lebih jelas.Barulah Amelia benar-benar memahami maksud ucapa

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 78 — Kesayangan

    'K-ksayangan? Kenapa dia ngomong gitu, sih?!'Teriakan itu menggema di dalam kepala Amelia. Terdengar kacau bercampur panik.Jantungnya berdegup liar, seakan hendak melompat keluar dari dadanya. Wajahnya terasa panas. Amelia nyaris lupa cara bernapas saat kata itu meluncur begitu saja dari mulut Kayden. Namun pria itu sama sekali tak menunjukkan perubahan ekspresi. Kayden berdiri santai, tatapannya datar namun penuh wibawa.Seolah ucapan barusan hanyalah pernyataan biasa."Dia udah saya anggap seperti anak sendiri. Jadi bantu dia kalau ada kesusahan selama di sini, ya," lanjut Kayden menambahkan.Ruangan yang tadinya tegang perlahan mencair. Beberapa karyawan saling pandang, lalu mengangguk paham. Raut terkejut itu berubah menjadi ekspresi maklum. Mereka mengangguk paham. "Iya, Pak. Tentu kami bantu. Tenang aja," jawab Iyus. Sudut bibir Kayden sedikit terangkat. Bukan senyum lebar, hanya lengkungan tipis yang nyaris tak terlihat. Cukup menunjukkan kepuasan."Bagus. Saya permisi,"

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 77 — Peringatan

    "Di mana dia sentuh kamu?" bisik Kayden.Suara rendah dan berat itu tepat di samping telinga Amelia.Amelia, tanpa suara, hanya mengangkat tangan. Jarinya menunjuk lemah ke lehernya, lalu turun ke tulang selangka dan dada atasnya.Kayden mendekat. Fokus pada area yang ditunjuk. Lalu, dengan gerakan lembut, dia menunduk. Bibir dan lidahnya menyentuh kulit Amelia. Meninggalkan jejak baru di atas ingatan buruk yang hendak dihapusnya. ‘Aku nggak sudi kamu disentuh laki-laki lain,’ batin Kayden.Matanya menyipit tajam, berkilat rasa posesif dari tatapannya. Fajar menyelinap melalui celah tirai. Mereka bersiap, untuk berangkat ke kantor bersama.Namun saat hendak masuk ke mobil hitam yang sudah menunggu, Amelia terpaku di tempatnya. Terlihat ragu."Kenapa?" tanya Kayden dengan alis berkerut."Kalau, aku ketemu Pak Joko lagi gimana? Aku ada di divisi yang sama?" gumam Amelia.Meski Kayden sudah menenangkannya semalam. Ingatan kejadian itu masih jelas. Dirinya hampir dilecehkan secara paks

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 76 — Apa Aku Pelacur?

    “Kalian ngerasa aneh nggak sih sama sikap Pak Kayden tadi?” celetuk Jessica tiba-tiba.Suaranya sengaja dibuat berbisik. Namun terdengar jelas dan mengandung nada seperti hasutan.Beberapa rekan di meja itu langsung menoleh.“Emang kenapa?” sahut salah satu dari mereka santai. “Aku juga kalau nemu modelan Pak Joko pasti pengin ngehajar langsung,” sambung yang lain. Jessica menaikkan kedua bahunya. “Iya, tapi. Nggak biasanya Pak Kayden ngebela sampai segitunya. Apalagi itu cuma anak PKL. Apa mungkin—”Belum sempat kalimat itu selesai, seseorang berdehem pelan dari belakang.“Ekhem. Permisi, Bu.”Mereka serempak menoleh. Seorang mahasiswi PKL berdiri tegak di sana, wajahnya tenang namun sorot matanya tegas.“Apa kamu?” tanya Jessica, alisnya terangkat.Ratina berdiri tegap di sampingnya. “Saya cuma mau ngasih tahu. Kalau Amel itu sahabat anaknya Pak Kayden. Namanya Karina. Mereka udah sering main ke rumah sejak kecil. Jadi Amel udah kayak dianggap anak sendiri,” jelasnya panjang leb

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 75 – Dilecehkan

    “Jual tubuh?!” desis Amelia.Matanya membulat. Amarah yang membara mendengar penghinaan itu. Seperti tamparan keras yang langsung merobek harga dirinya. Tanpa ragu, Amelia mengangkat kaki dan menendang selangkangan Joko sekuat tenaga.Bugh!“Argh!” jerit Joko, suaranya melengking kesakitan.Tubuhnya langsung melengkung. Kedua tangannya mencengkeram area sensitif yang berdenyut-denyut nyeri. Wajahnya yang semula kemerahan memucat mendadak rasa sakit yang tak terduga.Kesempatan itu tak disia-siakan. Amelia memaksakan diri melepaskan cengkeraman dan berlari tertatih menuju pintu. Detak jantungnya berdegup kencang di telinga. Tangannya yang berkeringat sudah menyentuh gagang pintu dingin. Mendorongnya terbuka. Sinar lampu koridor kini terlihat.Namun, langkahnya terhenti mendadak. Sebuah cengkeraman kuat di pergelangan kaki menariknya keras dari belakang.“Akh!”Tubuhnya terhempas ke lantai. Bahu dan bagian belakang kepalanya terbentur permukaan marmer yang dingin dengan hentakan tumpu

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 74 — Terpojok

    “Kamu sakit perut?” lanjut pria itu bertanya, suaranya tertahan, matanya mengamati wajah Amelia yang tampak pucat.Amelia mengernyit, langkahnya sedikit melambat sebelum kembali dipercepat. “Nggak. Saya cuma nganter temen. Permisi,” pamitnya. Berusaha bersikap sopan. Namun Kayden tiba-tiba memegang lengannya.Refleks, Amelia menepis sentuhan itu. Matanya menyapu lorong sekitar. Untung saja tak ada siapa pun di sana.“Pak Kayden apa-apaan, sih?! Katanya mau hati-hati. Jangan terlalu deket sama saya!” geramnya dengan suara pelan, menahan emosi agar tak meledak.Kayden menghela napas panjang, rahangnya mengeras. “Kalau gitu aku mau tanya. Kenapa kamu marah begini? Nggak balas pesan dan telpon aku dari tadi siang?”Amelia terdiam, menoleh ke arah lain. “Aku sibuk. Banyak kerjaan.”Kayden menyipit. “Sesibuk apa sih tugas yang dikasih ke mahasiswa PKL?” sindirnya sambil menyilangkan kedua lengan.Amelia mendengus. Lelah jika harus berdebat dengannya saat ini. “Udahlah. Aku mau keluar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status