Share

9. Jangan Bahas Dia!

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-09-17 17:01:05

Happy Reading

*****

"Mbak, jangan sembarangan kalau ngomong. Maksudnya apa, kok, saya dikira seperti istrinya Pak Harsa?" sahut Ardha dengan cepat. Entah mengapa si pembantu tidak menyukai jika dirinya dibanding-bandingkan dengan orang lain apalagi perempuan itu adalah istri pertama majikannya.

Sementara itu, Harsa cuma bisa diam dan mendengarkan semua obrolan dua perempuan di depannya. Mulai mengamati sang pembantu dari ujung rambut sampai kaki. Sekarang, dia mulai menyadari jika perkataan sang pelayan restoran ada benarnya. Sorot mata Ardha memang sama seperti istri pertamanya walau wajah mereka berbeda. Pantas jika selama ini, Harsa selalu merasa familiar dengan Ardha. Namun, Harsa segera membuang jauh semua pemikiran tentang perempuan yang sudah meninggal tersebut.

"Nggak mungkin orang mati bisa hidup lagi," ucap Harsa dalam hati. "Aku sudah menguburkan jasadnya dengan tanganku sendiri, jadi mana mungkin dia berada di hadapanku kini."

"Maaf, jika saya salah, Bu," ucap sang pelaya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menggoda Suami Majikanku   10. Ulang Tahun Pernikahan

    Happy Reading*****Setelah berhasil mencekal pergelangan tangan Yeni, Ardha menatap aneh. "Maksudmu apa? Kenapa mukamu langsung berubah pucat? Aku cuma pengen nyimpen nomor HP-mu saja. Kenapa kamu malah ketakutan seperti ini?""Maafkan saya, Bu Zika. Saya benar-benar terpaksa melakukannya," ucap sang pelayan tergagap. Padahal wanita yang ada di hadapannya kini adalah Ardha. Pembantu baru di rumah Harsa tersebut, menatap aneh dan tajam ke arah si pelayan. Semakin tidak mengerti sama sekali dengan perkataan yang diucapkan Yeni tadi."Apa yang telah kamu lakukan pada Bu Zika?" tuntut Ardha. Sorot matanya berubah, benar-benar menakutkan perempuan yang berada di depannya. "Kamu pasti mengetahui sesuatu yang terjadi pada istri pertama Pak Harsa. Ceritakan cepat!"Yeni meluruh ke lantai dengan linangan air mata. Ardha terus menatapnya dengan tajam bahkan tanpa rasa belas kasihan sama sekali. "Jangan laporkan saya ke polisi Bu Zika," ucap Yeni dengan kedua tangan menyatu di depan. Tatapan

  • Menggoda Suami Majikanku   9. Jangan Bahas Dia!

    Happy Reading*****"Mbak, jangan sembarangan kalau ngomong. Maksudnya apa, kok, saya dikira seperti istrinya Pak Harsa?" sahut Ardha dengan cepat. Entah mengapa si pembantu tidak menyukai jika dirinya dibanding-bandingkan dengan orang lain apalagi perempuan itu adalah istri pertama majikannya.Sementara itu, Harsa cuma bisa diam dan mendengarkan semua obrolan dua perempuan di depannya. Mulai mengamati sang pembantu dari ujung rambut sampai kaki. Sekarang, dia mulai menyadari jika perkataan sang pelayan restoran ada benarnya. Sorot mata Ardha memang sama seperti istri pertamanya walau wajah mereka berbeda. Pantas jika selama ini, Harsa selalu merasa familiar dengan Ardha. Namun, Harsa segera membuang jauh semua pemikiran tentang perempuan yang sudah meninggal tersebut. "Nggak mungkin orang mati bisa hidup lagi," ucap Harsa dalam hati. "Aku sudah menguburkan jasadnya dengan tanganku sendiri, jadi mana mungkin dia berada di hadapanku kini.""Maaf, jika saya salah, Bu," ucap sang pelaya

  • Menggoda Suami Majikanku   8. Seperti Istri Pertama

    Happy Reading*****Ardha memukul-mukul dada sang majikan karena panggilan serta ketukan di kaca mobil semakin nyaring terdengar. Harsa pun terpaksa melepaskan pagutannya, lalu membuka setengah kaca mobil."Ada apa, Pak?" tanya sang direktur sekaligus owner perusahaan Catradanta."Sebaiknya, Bapak segera keluar. Jangan sampai berbuat mesum di sini," peringat sang penjaga parkiran.Harsa menampilkan deretan giginya. Dia baru menyadari jika kaca mobil yang dia pakai sangat terang, jadi apa yang dilakukannya tadi dengan Ardha bisa terlihat dari luar. "Maaf, Pak. Saya tidak akan melakukannya lagi.""Nggak papa, Pak. Pria memang suka khilaf kalau di dekat perempuan cantik," ucap si tukang parkir. Harsa pun membalasnya dengan tawa lirih tak lupa menyelipkan uang kertas senilai lima puluh ribu padanya. "Terima kasih, Pak. Maaf tentang yang tadi, saya cuma menjalankan tugas.""Santai, Pak," jawab Harsa, "Ayo, Sayang, turun," ajaknya pada sang pembantu yang membuat perempuan di sebelahnya memb

  • Menggoda Suami Majikanku   7. Takut Jatuh Cinta

    Happy Reading*****Harsa diam, dia juga tidak taahu mengapa hatinya begitu mudah luluh pada pembantu barunya itu. Setiap melihat sorot mata Ardha, lelaki berambut lurus dengan rahang tegas tersebut merasakan jantungnya berdebar keras."Sa, kamu sudah berusaha sejauh ini bahkan kamu mendapatkan semua harta ini dengan susah payah. Begitu mudahnya kamu memberikan harta itu pada orang lain yang kemungkinan besar punya niat buruk mendekatimu," nasihat sang pengacara dengan pemilik nama Yandra"Aku juga tidak tahu mengapa, Yan. Yang jelas, aku melihat ketulusan di matanya saat membantuku menangani Jenni."Yandra mendengkus. "Sadar, Sa. Dulu, kamu juga pernah mengatakan jika Jenni adalah orang paling tulus padamu, tapi kenyataannya. Dia tidak lebih baik dari baik dari Zika. Terkadang, aku merasa kamu salah menilai Zika.""Apa maksudmu? Zika itu cuma memanfaatkan aku saja karena kemiskinan. Semua keluarganya keluarganya menjadikanku sapi perah. Bangsat!" umpat Harsa dengan mata merah dan mel

  • Menggoda Suami Majikanku   6. Surat Wasiat

    Happy Reading*****Jenni tak menjawab malah tertawa lebar. Sementara itu, sang pembantu mulai resah. Ardha menggedor pintu kamarnya, berharap sang majikan akan membuka kunci dan membiarkan dia keluar. Perilaku Harsa saat ini sangat menakutkan."Pak, Anda sebenarnya kenapa?" tanya Ardha setelah mendengar langkah kaki Jenni menjauh.Menatap pembantunya lekat dari ujung rambut hingga kaki, Harsa menarik pinggang Ardha hingga keduanya kini menempel erat. "Aku cuma mengimbangi permainan Jenni. Dia sengaja mengurung kita di sini. Membiarkan aku melampiaskan semua hasrat padamu. Jadi, mari sukseskan apa yang sudah dia rencanakan," katanya.Harsa mulai mendekatkan bibirnya, sedangkan Ardha berusaha menjauhkan diri agar tidak larut dalam permainan sang majikan."Pak, jangan begini. Artinya, kita sama saja kalah dalam permainan Bu Jenni," ucap Ardha agar sang majikan tidak menodainya. Walau selama ini si perempuan sering menggoda Harsa, tetapi jika sampai tidur dan berhubungan intim, jelas Ard

  • Menggoda Suami Majikanku   5. Rahasia Jenni (2)

    Happy Reading*****Jenni menatap sang pembantu tajam. Menempelkan jari telunjuk ke bibirnya sendiri. "Ssstt, diam!" bentaknya.Ardha bungkam, menggigit bibir bawahnya disertai meremas kedua tangannya. "Bu ... Bapak nggak akan mati, kan?""Saya bilang diam," bentak Jenni. Perempuan itu mulai sibuk menegakkan badan Harsa setelah memeriksa tubuh yang lemah tersebut. "Bantu saya angkat.""Ba-baik." Ardha mulai mendekati tubuh majikan lelakinya. Meletakkan tangan kanan Harsa ke pundaknya, sedangkan tangan kiri, berada di pundak Jenni.Sang nyonya rumah memberi perintah masuk ke ruang kerja. Harsa didudukkan pada kursi kebesaran yang sering dipakai Jenni untuk mendesain gaun dan pakaian."Bu, Bapak mau diapain ini?" tanya Ardha, sekali lagi. Rasa penasaran membuatnya terus mengejar jawaban pada sang nyonya rumah."Jangan banyak tanya." Jenni mendelik, mulai emosi karena Ardha yang terlalu banyak bertanya. "Jaga dia sampai saya kembali lagi."Ardha mengangguk walau masih ketakutan jika m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status