Share

Awal Baru

Penulis: Sijii
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-17 21:12:54

Gelap

Itulah yang dilihat Leyna saat ini. Ia tak tahu di mana ia berada sekarang. Apakah ini di akhirat? Kenapa gelap sekali? Pertanyaan itu terputar di pikirannya. Tak banyak yang ia lakukan selain duduk diam dan menutup matanya. Ia benci kegelapan, ditambah untaian kejadian sebelum meninggal tiba-tiba terlintas dalam pikirannya.

Hatinya kembali sesak, bukan karena sedih lagi, melainkan amarah. Ia ingin membalas rasa sakit ini. Dia tak bodoh. Statusnya sebagai putri tertua pastilah menjadi alasan perjodohan itu. Jika ia menikah dengan Edric, otomatis pria itu akan menggaet beberapa bahkan seluruh asetnya. Lalu, pria itu akan kembali pada Olivia, wanita yang ia cintai sekaligus putri tersayang Logan Manston. Memikirkannya saja membuat kepalanya berdenyut nyeri. Jangan lupakan, ia sempat tertabrak mobil sialan itu, bahkan suasana dan rasa kala ditabrak itu masih terus terekam jelas di otaknya.

“Hari ini kenapa aku sial? Mobil sialan itu dan mereka.” Leyna menghela nafas berat. Keajaiban tak akan datang padanya. Setidaknya itulah yang ia pikirkan sebelum secara tiba-tiba jam pasir berwarna perak itu muncul di hadapannya. Awalnya memang diam dengan sedikit sinar di tepiannya, namun lama-kelamaan jam itu berputar. Pelan hingga kecepatannya terus bertambah, sinar di tepiannya juga menjadi cahaya yang terang benderang. Leyna mengerutkan alisnya. Tak tahu harus berbuat apa kala melihat fenomena di hadapannya. Ingin berlari namun kepalanya tiba-tiba berdenyut sakit. Sangat sakit sampai pada akhirnya ia merasa terserap menuju ke putaran jam pasir aneh itu.

***

Mata indah itu perlahan terbuka. Menampilkan iris berwarna biru laut sedalam samudera. Leyna berusaha memfokuskan pandangannya dengan terus mengerjapkan mata. Setelah dirasa jelas, lantas ia mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan yang tampak tak asing . Kamar berukuran empat meter dengan dinding putih polos ini adalah kamarnya. Benar, dia adalah putri tertua keluarga Manston, tetapi ia memilih untuk memiliki apartemen sendiri. Tentu karena sifat naifnya di masa lalu yang selalu menuruti perkataan sang Ibu Tiri.

”Tunggu, apa ini? Bukankah aku sudah mati?” tanyanya dalam hati.

Leyna berdiri dan mencari benda pipihnya. Betapa terkejutnya ia saat melihat waktu yang tertera di sana. 08 Agustus 2019. Itu adalah waktu saat tiga tahun silam. Tepatnya saat ia berada di bangku kuliah semster akhir. Merasa aneh, ia pun mematikan handphone-nya, lalu menghidupkan kembali guna mengecek apakah Hp-nya rusak atau bermasalah. Hasilnya tetap sama.

Mungkin terdengar gila, tapi benarkah ia kembali ke masa lalu? Batinnya terus bergejolak. Berpikir serasional mungkin. Hal seperti itu tak akan pernah ada di duina nyata. Lantas, apakah ia berhalusinasi? Inhale, exhale. Mencoba menenangkan dirinya sendiri. Ia masih tidak dapat menerima kenyataan ini. Bukan, bukannya ia tak senang. Hanya saja, jika ini hanya halusinasinya karena tabrakan itu, masalahnya akan menjadi rumit.

Diam dan merenung. Setelah lima belas menit lamanya, ia bisa tahu jika ini benar-benar nyata. Bolehkah ia bersyukur? Meskipun terdengar aneh, tetapi ternyata ia mengalaminya. Mungkin Tuhan kasihan kepadanya di masa lalu, oleh karena itu Leyna diberi kesempatan kedua. Dan dengan hati yang mantap, ia akan menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.

Bangkit dari ranjangnya, Leyna berjalan menuju lemari untuk melihat-lihat pakaian yang pantas ia pakai nanti. Saat ini ia baru menyadari, koleksi pakaiannya sangatlah kuno. Sweater kebesaran berwarna krem dengan rok panjang berbahan katun berwarna merah. Jangan lewatkan rambutnya yang dikepang satu dan disampirkan ke samping. Bukannya norak, tetapi gaya penampilannya saat ini benar-benar ketinggalan zaman.

“Hufft, kenapa aku baru sadar jika aku benar-benar bodoh?” gumamnya pelan tak habis pikir. Ia mencari pakaian yang modis diantara banyaknya pakaian kuno yang ia miliki. Akhirnya, pilihan jatuh pada kaos berwarna hitam crop top dengan jeans snow. Hanya itu yang ia miliki. Yang lain? Rok kebesaran berwarna mencolok dan sweater kusam yang oversize pula.

“Sepertinya aku harus mulai berbelanja dan segera membuat kejutan yang menyenangkan,” Leyna berujar dengan rasa semangat. Seakan melupakan kejadian mengejutkan yang baru saja tadi ia alami.

Dengan bibir dipolels lipstik merah, rambut brunette yang ia biarkan tergerai sepunggung, dompet GACCA yang ia peroleh dari hadiah ibu kandungnya, ia pun dengan percaya diri memasuki salah satu mall perbelanjaan terbesar di kota. Membeli berlusin-lusin pakaian, entah itu underwear, pakaian casual, hingga dress untuk acara formal.

Di tengah langkah kaki jenjangnya, atensinya tertuju pada seorang pemuda dengan kemeja putih yang bagian lengannya tergulung rapi. Jangan lupakan satu hal yang membuat sosok itu mencolok, ia berdiri dengan dikelilingi lima pria berbadan kekar berjas hitam yang bisa ditebak adalah para bodyguard-nya

“Pastinya orang penting,” batinnya sekilas menatap pemandangan langka di depannya sebelum akhirnya memilih tak acuh dan memfokuskan pandangannya lurus ke jajaran toko ternama.

Ayah is calling

Mengernyitkan dahinya, tumben sekali ayahnya ini menelponnya? Batin Leyna.

“Hai, Ayah. Ada apa?”

“Bisakah kau ke sini, Ley? Mari kita makan siang bersama.”

Leyna diam sejenak, sebelum akhirnya memutuskan untuk menyetujui ajakan tersebut. Jarang sekali ayahnya itu menghubunginya. Terlebih mengajak untuk makan bersama? Impossible rasanya jika bukan dengan niat tertentu. ia tahu dengan pasti peristiwa apa yang akan terjadi di sana. Pastinya memalukan jika itu di masa lalu. Namun untuk sekarang, biar dia yang membalikkan keadaan.

“Let’s begin a new chapter, Leyna.” ucapnya pada diri sendiri sembari tersenyum dan berbalik arah setelah mendapat barang-barang yang ia butuhkan.

Di sisi lain, seseorang tampak mengintai Leyna dari kejauhan dengan tatapan penuh rindu yang terpancar,

“Aku menemukanmu, Leyna,” lirih seseorang di seberang toko yang baru saja disinggahi Leyna.

“Awasi dia.” Perintahnya kepada para penjaga di belakangnya

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mengulang Waktu Untuk Membalasmu   Tulisan kecil

    Aku, Leyna Manston. Ralat, Leyna Miller. Percaya atau tidak, keajaiban itu ada. Seperti halnya dengan apa yang telah aku alami ini. Aku diberi kesempatan hidup kedua, setelah di kehidupan pertamaku meninggal dengan kisah yang memilukan.Sungguh, Tuhan memang sangat baik. Ah, dan ya. Di sini, aku dapat memperbaiki setiap kesalahan dan kesalahpahamanku di masa lalu. Orang yang awalnya kukira jahat, ternyata baik. Begitupun juga sebaliknya. Sungguh, jika kalian tak melihat sendiri sifat dan sikap seseorang, jangan pernah percaya dengan omongan orang lain! Karena jika kalian salah judge, penyesalan akan datang di akhir, dan itu menyakitkan. Ah, iya. Di sini, aku juga lebih dekat dengan ayahku. Aku jadi tahu bahwa ayah yang selama ini kukira tak menyayangiku ternyata sangat perhatian. Aku bersyukur dapat memiliki momen-momen indah bersamanya. Meskipun di sini juga sempat ada kesalahpahaman, tetapi itu semua sudah terselesaikan. Paman Reynand, Kak Roy, dan Bibi juga sangat membantuku di sini

  • Mengulang Waktu Untuk Membalasmu   The Truth

    Akhirnya, setelah melalui tiga jam berdiri di altar pernikahan, kini pasangan pengantin baru itu berada di kamar Xavier, yang sudah didesain sedemikian rupa untuk pengantin baru. Kamar bernuansa abu-abu itu hanya diterangi cahaya dari beberapa lilin aromaterapi dan lampu tidur saja. Tak lupa, kelopak mawar yang membentuk love turut dihadirkan pula di atas ranjang itu.Leyna yang baru selesai mandi terkekeh geli melihat dekorasinya. Mengingat, ia dan Xavier sudah melalui malam pengantin itu terlebih dahulu, bahkan, berhasil menghadirkan malaikat kecil di perutnya saat ini. Lantas, ia memilih duduk di pinggir ranjang, dengan piyama bercorak lily ungu yang menempel di tubuhnya. Dengan kondisi yang sama, namun orang yang berbeda, Leyna jadi teringat kisahnya di kehidupan pertama. Di mana ia harus menunggu Edric, yang ternyata malah selingkuh dengan Olivia.“Ley..” ucap Xavier yang baru saja keluar dari kamar mandi dan masih setia mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.“Hm?”Melihat L

  • Mengulang Waktu Untuk Membalasmu   Road To....?

    Terhitung sudah tiga hari sejak penyerangan itu berlalu. Hari ini pula acara besar dan bahagia terjadi di sebuah gedung mewah bernuansa yunani. Pernikahan antara Leyna Manston dan Xavier Miller pada akhirnya dimajukan karena beberapa hal. Banyak kejadian yang mewarnai selang tiga hari itu, termasuk Olivia yang berakhir bunuh diri di ruang apartemennya. Dari hasil rekaman cctv, ternyata wanita itu menyimpan satu botol kecil yang berisi cairan beracun, yang awalnya ia niatkan untuk diberikan pada Leyna. Namunsayang, itu malah menjadi boomerang-nya sendiri. Tentu, berita bunuh diri itu menyebar dan mengejutkan publik. Mengingat dalam kabar kematiannya diselingi berita terkait penyerangan dan percobaan pembunuhan yang ia lakukan pada Leyna di kediaman Manston.“Kau sangat cantik, Nak.” Puji Logan yang menatap putrinya dengan mata yang berlinang.“Dan orang di hadapanmu ini adalah putrimu, Ayah.” Jawab Leyna dengan terkekeh. Mencoba untuk mecairkan suasana agar ayahnya tidak terus berlinan

  • Mengulang Waktu Untuk Membalasmu   Chasing

    Olivia berhasil masuk ke dalam apartemen miliknya dengan selamat. Satu-satunya tempat yang membuat ia merasa nyaman dan aman untuk sekarang ini. Walapun memang, di sepanjang langkah yang ia ambil tadi mengundang lirikan atau bisik-bisik dari orang-orang.Dengan sedikit tergesa, Olivia menekan kata sandi pintu itu. Dan terbuka, dengan kegelapan yang menjadi sosok pertama yang menyambut dirinya. Seperti biasa, saat ia pergi, ia lebih suka mematikan saklar lampu miliknya. Dan perlu diketahui, ia memakai tombol manual, bukan otomatis ataupun menggunakan AI. Hal ini karena apartemen yang ia pijaki saat ini sebenarnya hanyalah apartmen pelarian semata selepas kedua orang terpenting dari hidupnya meninggalkannya dengan banyak beban.Pintu apartemen itu segera ia tutup dan kunci. Olivia meminimalisir resiko adanya penyusup nantinya. Lampu yang mati itu, ia nyalakan. Niatnya, ia ingin segera berkemas dan pergi ke bandara untuk kabur sejauh mungkin dari sana. Namun, pemandangan pertama kali yan

  • Mengulang Waktu Untuk Membalasmu   Almost Over

    “Kau luar biasa, Ley. Aku kagum dan bersyukur dirimu baik-baik saja,” gumam Xavier di tengah pelukannya dengan Leyna. Tangannya tak pernah absen untuk membelai surai Leyna dengan penuh kasih sayang.“Aku belajar banyak darimu, Xav. Thanks a lot.” ujarLeyna dengan senyum menawan.“Apa yang akan kaulakukan dengannya? Kurasa, sudah saatnya kau melakukan pembalasanmu terhadapnya.” tanya Xavier tanpa mengalihkan pandangannnya sedikitpun dari wajah wanitanya itu.Benar, pembalasan Leyna pada Olivia masih belum maksimal. Jujur saja, awalnya, Leyna berniat ingin menyudahi semua ini. Namun, melihat Olivia yang masih berbuat nekat, ia rasa kali ini harus tegas dalam bertindak.“Buat dia melakukan sesuatu yang pernah ia rencanakan untukku di hotel itu. Selanjutnya, biarkan publik yang bertindak.” ucap Leyna yang lansung dipahami oleh Xavier. Dengan derakan tangan saja, Xavier memerintahkan anak buahnya untuk membawa Olivia yang sedang tak sadarkan diri.“Setelah itu?”Leyna teringat kala ia yang

  • Mengulang Waktu Untuk Membalasmu   Alasan Olivia

    LEYNA POVSungguh, aku memang sangat terkejut dengan kehadiran Olivia yang tak terduga. Rasa heran merasuki pikiranku, mencoba mencari jawaban bagaimana wanita ini dapat masuk ke kamar milikku dengan begitu mudah? Ah, kurasa kericuhan di depan tadi merupakan pengecoh saja.Gelas di taganku sengaja kujatuhkan. Begitupun dengan poci yang berisi air itu. Aku pura-pura terhuyung agar dapat memecahkan semua wadah air minum di sini. Bagaimana bila Olivia dengan segala pikiran liciknya ternyata mencampur sesuatu di air minum iitu? Tentu, aku tak mau mengambil risiko, apalagi dengan diriku yang kini tengah bebradan dua.“Bagaimana caramu bisa masuk?” tanyaku dengan raut wajah heranOlivia tampak menatapku dengan remeh. Mungkin, dia menilai pertanyaan itu sebagai pertanyaan yang tak perlu. Tak mau tahu, aku hanya penasaran dan ingin mengulur waktu saja sampai Xavier atau seseorang sadar akan penyerangan ini.“Meskipun kau pemilik rumah ini, ingatlah, aku tinggal di sini setiap hari dan lebih l

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status