Share

episode 2

Author: FerBoy
last update Last Updated: 2021-07-04 18:51:09

Aku kembali ke rumah karena tidak mendapatkan apa-apa. Sampainya di rumah, malam sudah datang. Dan teman-teman Kak Elsa berdatangan satu persatu. Mereka semua berbicara namun masih berduka atas kematian Kak Elsa. Aku terus di ucapkan sabar dan iklaskan. Tentu saja aku menjawabnya dengan ucapan "terimakasih"

Dengan pikiranku yang tidak bisa jernih dan terus memaksa untuk diriku mencurigai mereka. Apa memang salah satu dari mereka? Atau bahkan mereka semua pelakunya? Entahlah, aku tidak bisa tenang dengan pikiranku yang terganggu. Mereka semua sudah siap untuk ditanyakan, aku bisa membaca itu di bola mata mereka. Mereka seperti sudah membuat kata demi kata sebelum kesini. Entahlah apa yang mereka katakan nanti akan benar atau bohong.

Aku memulai meminta mereka bicara. Yang aku mintai cerita dahulu tentunya Kak Mega. Entah kenapa aku meminta dirinya dahulu yang berbicara. Karena saat kematian Kak Elsa dialah yang paling panik dengan kehadiranku. Kak Mega mulai bercerita. Ceritanya benar-benar lancar dan tidak berbatah-batah. Seakan ia memaksaku untuk percaya dengan ucapannya.

Semua bercerita dengan selesai dan tiada yang menghilang bersama dengan perginya Kak Elsa saat itu. Entalah, aku bingung sekarang, tiada yang mencurigakan dengan ceritannya. Lalu aku bertanya "apa ada orang lain sekain kalian disana?" Seakan aku mencari suspect lain. Kak Mega menjawabnya, "Tentu tidak mungkin El, ini acara party privat, gak mungkin orang asing masuk ke party aku."

Apa yang di jawab Kak Mega aku setujui, begitupun yang lain. Tidak ada yang mungkin bisa memasuki Party itu. Walaupun ada mereka pasti melihatnya. Apa mungkin memang salah satu dari mereka? Apa ada yang berbohong dengan ceritannya? Atau mungkin mereka semua berbohong? Aku langsung memikirkan tentang cctv. "Apa disana ada cctv?"

"Ada" Jawab Kak Mega. Tentu aku langsung pergi meninggalkan mereka untuk pergi ke gedung. Dengan waktu sudah mengarah ke malam gelap. Aku benar-benar tidak memperdlikannya. Yang aku inginkan segera menemukan pelakunya. Setelah sampai, aku langsung menemukan satu kamera terletak di pintu masuk gedung. Aku langsung masuk ke dalam Gedung dan lagi dekorasi serta semua peralatan tidak ada yang di bersihkan. Aku merasa ada yang ganjal dengan ini, tapi entah apa itu.

Aku tidak memperdulikannya sekarang, aku harus langsung menuju ruangan cctv. Ketika aku sampai di ruangan itu, aku menyalakan komputer, semua kamera itu mati total. Aku langsung menyerah lelah saat ini. Entah bagaimana aku bisa menemukan bukti setelah ini. Semua cerita mereka benar-benar tidak ada yang mencurigakan, entah mereka jujur atau tidak.

Aku kembali dari ruangan itu dan keluar dari gedung itu. Tidak ada yang bisa aku temukan disini. Sesampainya di rumah, ada beberapa yang belum kembali. Aku meningalkan mereka untuk memasuki kamarku. Saat hendak sampai, aku berhenti dan masuk kamar Kak Elsa karena pintunya terbuka. Saat aku masuk, Kak Siska sedang berada di dalam dan memegang figura foto Kak Elsa bersamanya. Aku tidak tau banyak, tetapi Kak Elsa lebih sering bersamanya.

"Kak Siska paling dekat sama Kakak, apa Kakak tau sesuatu?" Responnya hanya gelengan kepala, dia tidak berkata sepatahpun. Kak Siska memang memiliki sikap pendiam dan tertutup. Entah apa yang membuatnya begitu, mungkin dia hanya terbuka dengan Kakakku. "Kalau begitu aku tinggal yah Kak, Kak Siska masih boleh lihat-lihat kok." Aku mendapatkan lagi repon kepala saja. Setelahnya aku pergi meninggalkan Kak Siska dan memasuki kamarku.

Beberapa hari berlalu cepat, dengan kesibukkanku kepada tugas kuliahku. Sekarang, aku sedang mengendarai motor scoopyku menuju kampus, tetapi, motorku mogok. Aku bingung apa yang harus aku lakukan, karena jarang sekali motorku tidak bisa menyala, ini bukan karena bahan bakar, karena aku baru saja mengisinya kemarin sore. Dari sekian banyaknya kendaraan yang melintas, akhirnya ada seseorang yang menghampiriku.

Laki-laki yang terlihat mapan dengan help berwarna merah dan motor vixeon merah. Lelaki itu berhenti didepanku dan berdiri dengan mematikan motornya dan menghampiriku. Aku terpesona dengan seluruhny, dari motor, jalan, pakaian bahkan wajahnya. Warna kulit yang matang namun tamoan sangat tipeku. Entahlah, mengapa aku membicarakan detailnya. Detak jantungku bergerak cepat, bahkan ketika ia membuka bicara "motor kenapa Kak?

Suaranya sangat aku ingin dengar setiap hari, aku memang bucin kalau menemukan sosok tipeku. Entahlah aku jadi lupa dengan motorku. "Gak tau onih, aku gak paham soal mesin, kamu paham gak?" Dia mengangguk kepala, wajah yang jaraknya tidak dekat terasa dekat saat aku pandang. "Boleh aku cek?" Aku memundur beberapa langkah, "Boleh."

Dia membenarkan motorku, meminta kunci motor dan membuka garasi motorku. Entah kenapa, sangat lama aku menatapnya. Begitu terpesona aku kepadanya, atau bahkan aku menyukainya. Matanya sangat menatap serius, bibirnya yang merah gelap dan hidungnya yang standar. "Coba nyalakan lagi Kak." Aku menganggukkan kepala dan mencoba untuk menyalakan motorku lagi.

Motornya menyala, aku begitu senang dan mengucapkan terimakasih kepadannya. Dia hanya menunduk dan melambaikan tangan lalu pergi kembali ke motornya. Saat dia memakai help hal itu sangat elegan di pandang. Aku tidak berhenti memandangnya atau bahkan dia sadar kalau aku selalu memandangnya dari tadi. Apa mungkin dia berfikir aku menyukainya? Entahlah, sangat memalukan bila diingat.

Aku kembali berjalan menuju kampusku. Jarak kampusku dari rumahku memang jauh, mungkin ada satu jam. Aku memarkirkan motor di parkiran, menyimpan help di spion dan langsung berjalan memasuki kampusku. Entah apa yang ingin aku sampaikan di kampus, karena kegiatanku di kampus biasa saja. Aku tidak ada sahabat dekat, dan hununganku dengan teman kampusku bisa di bilang biasa saja.

Malam hari datang begitu cepat, aku yang sedang menatap leptopku dengan begitu fokus tidak bisa terganggu, sehingga handpone ku menyala dan terdapat telepon dengan nama kontak Kak Elsa. Begitu terkejut aku melihatnya, aku tidak menganggkatnya, aku berjalan memasuki kamar Kak Elsa yang sudah lama aku kunci dan tidak aku masuki. Ketika aku membukannya, aku memasuki kamar itu, Aku tidak menemukan Handpone milik Kak Elsa. Tentu saja aku panik, aku terus mencari dan tidak menemukannya.

Handponeku terus berbunyi dan tidak terhenti, aku bingung apa yang harus aku lakukan, apa aku mengangkatnya? Entah kenapa cerita ini menjadi horor bagiku. Aku mengangkatnya, suara yang lembut dan pelan sangat mirip Kak Elsa, bukan hanya mirip, tetapi ini adalah Kak Elsa. "El, apa kabar?" Aku ketakutan, aku benar-benar terkejut dengan suara itu. Aku melepaskan handponeku sehingga jatuh ke lantai. Pikiranku tidak jernih dan tidak bisa tenang, bahkan semuanya kosong. Tatapan, pikiran, bahkan pandangan terlihat gelap bagiku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikah Demi Mobil   Rencana Ica

    Lusy terbangun dari tidurnya, dia melihat kearah Haikal dengan pura-pura terkejut, "Ha-haikal?"Haikal langsung mendorong Lusy, Lusy terlihat bingung, namun dirinya harus berpura-pura marah."Apa yang kamu lakuin ke aku?" Ucapnya.Meskipun ada sedikit kecangungan dan kebingungan namun Lusy cukup bagus tentang ektingnya, dia berhasil membuat Haikal kebingungan, namun Haikal terus saja mengelak.Lusy mengunakan bajunya serta Haikal, lalu Lusy memperlihatkan minuman keras yang ada diruang tamu, melihat minuman itu Haikal tidak bisa bicara, dia menganggap mungkin dirinya memang benar-benar melakukan itu kepada Lusy.Haikal pasrah menuruti kemauan Lusy untuk bertanggung jawab dengan dirinya, namun Haikal menyuruh Lusy untuk tes mengunakan tespek.Hal hasil, tespek itu menunjukkan bahwa Lusy hamil, Haikal sangat terkejut dan bingung, matanya sangat merah serta kulitnya.Satu ming

  • Menikah Demi Mobil   Rencana Lusy

    Lalu Saskia membalikan badan serta masuk kembali kedalam taksi dan melanjutkan perjalanan mencari Lusy.Tiba-tiba hujan turun deras dengan malam yang dihiasi bintang, Lusy memegang pinggang dengan mencari tempat berteduh. Lalu Lusy bertemu dengan Dewi.Dewi hampir menabrak Lusy tetapi tertahan, dengan panik Dewi melepaskan helm dan menghampiri Lusy, "Kamu gapapa kan?"Lusy mengangukan kepala, dia melihat kalau itu ternyata Dewi, "Loh? Dewi?" Kagetnya.Dewi dan Lusy akhirnya memutuskan untuk pergi berteduh dihalte, Lusy dan Dewi mencoba mengobrol hal yang Dewi anggap serius."Lus ... Apa kamu yakin kalau anak yang ada dikandungan kamu anak Topan?"Lusy membalikan pandanganya, dia menatap Dewi curiga, namun Lusy menarik napas dan mengatakan, "Iyah ... Ini anak Topan, dia menghamili aku kemarin."Dewi memegang pundak Lusy dengan Lusy yang langsung mengangkat kepalanya menatap

  • Menikah Demi Mobil   Teror

    Topan sedikit terkejut, namun dia langsung berkata, "Apa kamu memeriksanya dengan benar?"Lusy sangat kesal dengan Topan yang tidak percaya kepadanya, "Dengar yah ... Aku adalah salah satu dari ribuan wanita yang tidak mau hamil diluar nikah Topan!" Bentaknya.Topan langsung terdiam mendengarnya, dia langsung mengangukan kepala dengan rasa menyesal, "Ma-maaf ... Aku gaada maksud buat ...""Gaada maksud?" Bentak dan potongnya."Gaada maksud apa? Jelas-jelas kamu kaya orang yang benar-benar berniat untuk melakukan itu!" Bentaknya.Topan sangat panik, "eh ... Yaudah, aku akan tangung jawab ...""Memang harus!" Bentaknya.Topan mengangukan kepala.Dewi mendengar kecil suara perdebatan mereka, namun entah kenapa Bayu terlihat senang mendengar hal itu.Tatapan Bayu terlihat tajam menatap Dewi dengan dekat namun Dewi tidak menyadarinya.Denga

  • Menikah Demi Mobil   Tespek

    Di sebuah tempat Nindi memasuki cafe tempat dia berkerja.Pak Herdi menghampiri Nindi yang baru masuk.Nindi menunduk dan mengatakan, "Ma-maaf Pak ... Saya terlambat," dengan nada gugup."Yaudah Gapapa, lain kali kamu harus bisa mengatur waktu agar tidak terlambat lagi," jawab lembutnya.Ica yang melihatnya sangat kesal, 'Igh, Pak Herdi hebat banget yah pilih kasihnya, giliran aku aja yang tepat pasti dimarahin lah hukum lah ... Enak banget yah jadi Nindi!' kesalnya.Vera melihat Ica sangat sinis, 'Aku yakin ini pasti si Ica sirik sama Nindi, Ihk ... Emang siapanya Pak Herdi sampe segitunya cemburu, Aha aku kerjain ah ...'Vera mendekat kearah Ica dan sengaja menyenggol kopi yang berada didekat tangan Ica."AGHH ..." Teriaknya."Eh ... Maaf-maaf ca ..." Sok merasa bersalah.Ica mengusap-usap tanganya mengunakan tisu yang tadi langsung dia ambil dit

  • Menikah Demi Mobil   Janji Jhon

    "Jhon ... Papah gak bisa banyak bicara kepadamu, Papah sedang dikejar-kejar oleh seseorang, Papah hanya ingin mengatakan sesuatu yang penting saja kepadamu, dan Papah dengar kamu sudah memiliki istri. Papah turut senang mendengar gosip itu, semoga kamu dan istrimu bahagia."Jhon sangat terharu mendengarnya, apa lagi dia tidak bisa menjawab ucapan doa Papahnya karena jujur Jhon tidak bisa bahagia dengan Saskia, malah ... Dia yang akan membuat hidup Saskia menderita. Jhon dengan wajah yang sedih menjawab, 'Gak mungkin Pah ... Jhon tidak mungkin bisa bahagia dengan Saskia, Jhon terpaksa harus menghancurkan hidup Saskia.' ucapnya dalam hati."Jhon ... Papah hanya ingin mengatakan kalau kamu bukan anak kandung dari Mamah, Mamah kamu belum tau tentang itu, tetapi yang jelas ... Papah menukarkan kamu dengan anak kandung Mamah kamu agar kamu tidak di ambil oleh Mamah kamu, apa lagi saat itu Papah tidak ingin berpisah sama kamu Jhon, Papah tidak

  • Menikah Demi Mobil   Papah Jhon

    Saskia sedih melihat perlakuan Jhon kepadanya, dia bangun dari duduknya dikasur dan melangkah kedepan ranjang.Saskia menidurkan dirinya dengan sangat terpaksa tanpa berani menatap kearah Jhon lagi, Jhon kembali tidur diranjang sendiri.Saskia sangat susah tidur, semua badannya kedinginan, ingin sekali dia berteriak menghembuskan napas kedinginan.Karena Saskia pusing dirinya sudah tidur, dia bangun dari tidur dan pergi ke balkon untuk menatap langit. Meskipun terlihat seperti tidak ada bintang, namun Saskia tau ... Bintang itu selalu ada diatas tanpa pergi kemana-mana.Namun karena wilayah sekitarnya saat ini sangat terang, bintang itu tidak bisa terlihat.Terlihat ada kursi disana, Saskia melangkah kearah kursi untuk duduk, dia bersandar ke pagar besi dengan hati yang cemas.'aku teringat kepada Lusy, apa dia baik-baik saja diluar sana ... Dia tidur dimana?' pikirnya, Saskia mengangka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status