Share

Menikah Demi Mobil
Menikah Demi Mobil
Author: FerBoy

Episode 1

Author: FerBoy
last update Last Updated: 2021-07-04 13:35:51

Hai, nama aku Elsia, umurku dua puluh tahun, aku anak terakhir dari dua bersaudara. Aku tinggal berdua bersama Kakakku ketika aku kelas tiga SMP. Karena saat Mamah dan Papahku bercerai, aku dan Kakakku memutuskan untuk tinggal dengan Mamahku, dan kini Mamahku telah meninggal saat aku kelas satu SMA. Di usiaku yang dua puluh tahun ini, aku kuliah di kampus terbaik daerahku, dengan jurusan keguruan tinggi.

Di malam hari yang dingin, ketika aku sedang mengerjakan skripsiku, telepon dari Kak Mega masuk, aku langsung mengangkat teleponnya. Kak Mega terlihat sedang menangis, dan di kelilingi oleh suara teman-teman yang lainnya juga sedang menangis.

Sambil tangisannya yang tidak berhenti, Kak Mega memberitahuku kalau Kak Elsa telah ditemukan terluka parah. Hatiku langsung hancur, keluargaku satu-satunya mengalami kecelakaan. Papahku tidak pernah ada kabar, meskipun aku tau kantor dan tempat tinggal dia. Aku tidak memiliki keinginan sedikit pun untuk bertemu dengan dia.

Air mataku keluar dengan cepat, rasa syok dan tidak terpikirkan terjadi saat ini. Aku langsung menutup telepon dan laptop ku, tampa aku bereskan peralatanku, aku segera menganti pakaianku dan pergi ke tempat Party Kak Mega.

Aku pergi mengunakan motor scoopy milikku yang di berikan Kakakku saat aku keterima di kampus. Aku mengunakan motorku dengan cepat, sehingga aku mencapai tujuanku dengan cepat.

Disana terdapat banyak orang, termasuk anak-anak Party. Setauku acara ini adalah acara Party Private ulang tahun Kak Mega, dan isinya hanya sepuluh orang termasuk Kak Elsa.

"Terdapat pukulan keras di kepala bagian belakang korban." Kata-kata itu terdengar jelas olehku, Kak Mega mendengarkan ucapannya dengan menganti pandangan kepadaku. Entah perasaanku atau bukan, aku merasa Kak Mega panik. "Lalu, korban terluka karena apa yah Pak?"

"Kami kurang tau, kami akan selidiki kasus ini lebih lanjut" Ucap polisi itu, aku rasa, jika ini mengakibatkan polisi, pasti ada yang lebih dari yang aku pikirkan. Aku ingin sekali melihat tubuh Kakakku, tetapi tubuhnya tidak bisa aku lihat, mungkin sudah di bawa oleh ambulan pikirku.

Aku melangkah pelan ke arah mereka, mereka mengalihkan pandangan menujuku, aku menatap mereka dengan tatapan menuduh mereka, seakan mereka peka dengan pandanganku.

"Apa yang kamu pikirkan?" Ucap Kak Mega. Pikiranku tidak jernih saat ini, aku mungkin mengatakan sesuatu yang diluar batas, hal itu membuka mereka tersinggung. "Salah satu dari kalian, yang membuat Kak Elsa seperti ini?"

"Jaga mulut kamu ya!" Bentar Kak Fitria. Entah kenapa dia terlihat paling marah, seakan aku hanya menuduhnya. "Gini aja..." Ucap Kak Siska meminta perhatian.

Semuanya memperhatikan Kak Siska, termasuk aku. "Gimana kalau kita ke rumah Elsa dan memberitahu kegiatan kita tadi" Semua mengangguk setuju. "Tapi jangan sekarang, besok lusa aja. Aku ada urusan lain" Jawab Kak Bobby.

Semuanya setuju dengan hal itu, aku tidak keberatan. Mungkin saja memang akan ada petunjuk dengan kegiatan itu. Setelahnya aku pergi ke Rumah Sakit untuk menunggu Kak Elsa.

Malam hari di penuhi dengan hati tidak tenang, aku menunggu Kak Elsa tidak sendiri, ada beberapa orang yang ikut Party masih bertahan menunggu, termasuk Kak Mega.

Sehingga, beberapa saat kami menunggu dokter pun keluar dari ruangan. Kami segera berdiri, dan langsung menghampiri dokter untuk mendengarkan hasilnya.

"Saya sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi semua sudah terlambat. Pasien telah meninggal dunia." Ucapan itu sudah tidak asing lagi untuk ku dengar, karena aku selalu mendengarnya di televisi.

Aku menangis perih, begitupun teman-teman Kak Elsa. Betapa hancurnya diriku, karena keluarga yang aku punya sudah tidak ada lagi di sampungku. Orang yang selalu ada untukku, paling peduli dan sayang kepadaku.

Hari menjadi sangat lambat, karena aku tidak tidur sama sekali, aku hanya menatap ke depan dengan pikiranku yang terus memikirkan Kak Elsa. Sehingga besok hari tiba, dan siang hari serasa cepat. Kak Elsa sudah di kuburkan. Aku menatap papan nama Kak Elsa terus menerus.

Semua berpamitan kepadaku, tetapi tidak aku gubis, aku hanya terdiam paku. Sehingga, orang terakhir yang berpamitan kepadaku adalah Ayahku. Dia memegang pundakku, dan berbicara kepadaku. "Kamu tidak mau pindah saja tinggal bersama Ayah?"

"No, pah... I Okay." Tampa lama mendengar jawabanku, dia pergi.

Aku kembali ke rumah sendirian, dengan kesadaranku yang sudah membaik. Kekosongan mengisi pikiranku, namun aku mencoba untuk normal karena aku sedang mengendarai motor sendirian.

Sesampainya aku di rumah, aku duduk di kursi tamu yang muat untuk tiga orang, dengan seprai busa warna merah namun bungkus warna cokelat.

Setelah beberapa saat aku merenungkan pikiranku, "Terdapat pukulan keras di kepala bagian belakang korban." Terdengar jelas di benakku. Tentu saja aku langsung menghancurkan pikiran sedihku, aku berdiri dan pergi menuju kamarku.

Aku menatap gudang di samping kamarku dan mengambil papan bekas. Papan berwarna oranye sangat berat dan butuh tenaga saat aku hendak memindahkannya ke kamarku. Tenagaku teruras hanya untuk memasangkan papan itu.

Aku membersihkan debu-debu yang ada, sehingga debu itu berterbangan di area kamarku. Setelah bersih begitupun area kamarku, aku memasang-masang semua yang ada, dari ungkapan polisi, semua anak party dan area pukulan Kak Elsa.

Setelah selesai, aku melihat dengan jarak jauh, aku berfikir sejenak dan mencoba untuk menyelidikinya. Setelah itu, aku berfikir untuk mencari benda yang di gunakan pelaku untuk memukul Kak Elsa.

Aku pergi lagi mengunakan motor Scoopy ku untuk pergi ke tempat Party Kak Mega. Sesampainya disana, tempat party itu berantakan, aku berjalan memasukinya dan pergi ke toilet. Di toilet itu terdapat beberapa barang belum di bersihkan oleh pemilik gedung. Hal itu bingung untukku, karena biasanya jika hal ini terjadi, seharusnya pemilik segera membersihkannya.

Terdengar suara di belakangku, aku memalikkan pandangan ke belakang dan mencari sumber suara itu. Bahkan aku berteriak "siapa?" Dengan begitu keras. Aku melihat sosok itu, sosok yang cukup jauh sedang memenadangku. Sosok yang mengenakan hoodie gelap. Sehingga aku susah mengenali sosok itu.

Dengan gerakan mendadak, aku berlari kearah sosok itu. Dan sosok itu cepat merespon untuk berlari. Tubuh yang ideal bagus dengan body mulus. Hanya itu yang bisa aku nilai dari sosok itu, entah apa dia wanita atau pria.

Aku mempercepat lariku, namun tetap saja tidak terkejar. Lari dia jauh lebih cepat dari lariku, bahkan lari dia terlihat atlit bagiku.

Setelah aku kehilangan jejaknya, aku memutuskan untuk kembali ke gedung Party. Aku kembali ke toilet dan melihat-lihat benda yang mungkin dijadikan alat pembenuhan.

Tetapi, tidak ada benda panjang seperti kayu atau besi disini, aku sudah mencari ke tempat lain bahkan seisi gedung. Entah mungkin sudah di sembunyikan oleh pelaku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikah Demi Mobil   Rencana Ica

    Lusy terbangun dari tidurnya, dia melihat kearah Haikal dengan pura-pura terkejut, "Ha-haikal?"Haikal langsung mendorong Lusy, Lusy terlihat bingung, namun dirinya harus berpura-pura marah."Apa yang kamu lakuin ke aku?" Ucapnya.Meskipun ada sedikit kecangungan dan kebingungan namun Lusy cukup bagus tentang ektingnya, dia berhasil membuat Haikal kebingungan, namun Haikal terus saja mengelak.Lusy mengunakan bajunya serta Haikal, lalu Lusy memperlihatkan minuman keras yang ada diruang tamu, melihat minuman itu Haikal tidak bisa bicara, dia menganggap mungkin dirinya memang benar-benar melakukan itu kepada Lusy.Haikal pasrah menuruti kemauan Lusy untuk bertanggung jawab dengan dirinya, namun Haikal menyuruh Lusy untuk tes mengunakan tespek.Hal hasil, tespek itu menunjukkan bahwa Lusy hamil, Haikal sangat terkejut dan bingung, matanya sangat merah serta kulitnya.Satu ming

  • Menikah Demi Mobil   Rencana Lusy

    Lalu Saskia membalikan badan serta masuk kembali kedalam taksi dan melanjutkan perjalanan mencari Lusy.Tiba-tiba hujan turun deras dengan malam yang dihiasi bintang, Lusy memegang pinggang dengan mencari tempat berteduh. Lalu Lusy bertemu dengan Dewi.Dewi hampir menabrak Lusy tetapi tertahan, dengan panik Dewi melepaskan helm dan menghampiri Lusy, "Kamu gapapa kan?"Lusy mengangukan kepala, dia melihat kalau itu ternyata Dewi, "Loh? Dewi?" Kagetnya.Dewi dan Lusy akhirnya memutuskan untuk pergi berteduh dihalte, Lusy dan Dewi mencoba mengobrol hal yang Dewi anggap serius."Lus ... Apa kamu yakin kalau anak yang ada dikandungan kamu anak Topan?"Lusy membalikan pandanganya, dia menatap Dewi curiga, namun Lusy menarik napas dan mengatakan, "Iyah ... Ini anak Topan, dia menghamili aku kemarin."Dewi memegang pundak Lusy dengan Lusy yang langsung mengangkat kepalanya menatap

  • Menikah Demi Mobil   Teror

    Topan sedikit terkejut, namun dia langsung berkata, "Apa kamu memeriksanya dengan benar?"Lusy sangat kesal dengan Topan yang tidak percaya kepadanya, "Dengar yah ... Aku adalah salah satu dari ribuan wanita yang tidak mau hamil diluar nikah Topan!" Bentaknya.Topan langsung terdiam mendengarnya, dia langsung mengangukan kepala dengan rasa menyesal, "Ma-maaf ... Aku gaada maksud buat ...""Gaada maksud?" Bentak dan potongnya."Gaada maksud apa? Jelas-jelas kamu kaya orang yang benar-benar berniat untuk melakukan itu!" Bentaknya.Topan sangat panik, "eh ... Yaudah, aku akan tangung jawab ...""Memang harus!" Bentaknya.Topan mengangukan kepala.Dewi mendengar kecil suara perdebatan mereka, namun entah kenapa Bayu terlihat senang mendengar hal itu.Tatapan Bayu terlihat tajam menatap Dewi dengan dekat namun Dewi tidak menyadarinya.Denga

  • Menikah Demi Mobil   Tespek

    Di sebuah tempat Nindi memasuki cafe tempat dia berkerja.Pak Herdi menghampiri Nindi yang baru masuk.Nindi menunduk dan mengatakan, "Ma-maaf Pak ... Saya terlambat," dengan nada gugup."Yaudah Gapapa, lain kali kamu harus bisa mengatur waktu agar tidak terlambat lagi," jawab lembutnya.Ica yang melihatnya sangat kesal, 'Igh, Pak Herdi hebat banget yah pilih kasihnya, giliran aku aja yang tepat pasti dimarahin lah hukum lah ... Enak banget yah jadi Nindi!' kesalnya.Vera melihat Ica sangat sinis, 'Aku yakin ini pasti si Ica sirik sama Nindi, Ihk ... Emang siapanya Pak Herdi sampe segitunya cemburu, Aha aku kerjain ah ...'Vera mendekat kearah Ica dan sengaja menyenggol kopi yang berada didekat tangan Ica."AGHH ..." Teriaknya."Eh ... Maaf-maaf ca ..." Sok merasa bersalah.Ica mengusap-usap tanganya mengunakan tisu yang tadi langsung dia ambil dit

  • Menikah Demi Mobil   Janji Jhon

    "Jhon ... Papah gak bisa banyak bicara kepadamu, Papah sedang dikejar-kejar oleh seseorang, Papah hanya ingin mengatakan sesuatu yang penting saja kepadamu, dan Papah dengar kamu sudah memiliki istri. Papah turut senang mendengar gosip itu, semoga kamu dan istrimu bahagia."Jhon sangat terharu mendengarnya, apa lagi dia tidak bisa menjawab ucapan doa Papahnya karena jujur Jhon tidak bisa bahagia dengan Saskia, malah ... Dia yang akan membuat hidup Saskia menderita. Jhon dengan wajah yang sedih menjawab, 'Gak mungkin Pah ... Jhon tidak mungkin bisa bahagia dengan Saskia, Jhon terpaksa harus menghancurkan hidup Saskia.' ucapnya dalam hati."Jhon ... Papah hanya ingin mengatakan kalau kamu bukan anak kandung dari Mamah, Mamah kamu belum tau tentang itu, tetapi yang jelas ... Papah menukarkan kamu dengan anak kandung Mamah kamu agar kamu tidak di ambil oleh Mamah kamu, apa lagi saat itu Papah tidak ingin berpisah sama kamu Jhon, Papah tidak

  • Menikah Demi Mobil   Papah Jhon

    Saskia sedih melihat perlakuan Jhon kepadanya, dia bangun dari duduknya dikasur dan melangkah kedepan ranjang.Saskia menidurkan dirinya dengan sangat terpaksa tanpa berani menatap kearah Jhon lagi, Jhon kembali tidur diranjang sendiri.Saskia sangat susah tidur, semua badannya kedinginan, ingin sekali dia berteriak menghembuskan napas kedinginan.Karena Saskia pusing dirinya sudah tidur, dia bangun dari tidur dan pergi ke balkon untuk menatap langit. Meskipun terlihat seperti tidak ada bintang, namun Saskia tau ... Bintang itu selalu ada diatas tanpa pergi kemana-mana.Namun karena wilayah sekitarnya saat ini sangat terang, bintang itu tidak bisa terlihat.Terlihat ada kursi disana, Saskia melangkah kearah kursi untuk duduk, dia bersandar ke pagar besi dengan hati yang cemas.'aku teringat kepada Lusy, apa dia baik-baik saja diluar sana ... Dia tidur dimana?' pikirnya, Saskia mengangka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status