Share

Menikah

 Malamnya ...

 Penghulu sudah datang, yang ada disana hanyalah saksi-saksi yang penting saja ... Tidak ada tamu, atau bahkan tidak ada keluarga Jhon satu pun.

 Semuanya sudah siap didepan Pak Mario, pernikahan tanpa cinta dari Jhon atau bahkan Saskia.

 Penghuni itu sudah ada didepan Jhon dengan persiapan yang matang, "Saudari Jhon Widianto ... Saya nikah kan anda dengan saudari Saskia Rindra binti Mario teguh dengan seperapat alat solat dibayar tunai."

 Dengan menarik napas panjang Jhon menjawab, "saya terima nikah dan kawinnya Saskia binti Mario teguh dengan seperapat alat solat dibayar tunai." Dengan mengoyangkan tanganya dengan penghulu tersebut.

 Saskia tidak mengerti apa yang hatinya rasakan, namun tiba-tiba air matanya turun tanpa sebab, 'Sekarang ... Aku sudah sah menjadi istri seseorang yang tidak pernah aku kenal sebelumnya,' Batinya dengan melihat kearah Jhon tanpa reaksi apa-apa ... Mau tidak mau Saskia berdoa ... 'yatuhan ... Apa yang kamu rencanakan kepadaku, tanpa kamu beri tanda, kamu membuatku menjadi istri dari lelaki yang tidak aku kenal ... Namun yatuhan, aku tidak sedang curhat ... Tapi aku sedang berdoa, aku harap ... Apapun rencanamu, aku ingin masa depan yang kamu tulis untukku dengan lelaki ini itu indah.'

 Air mata Saskia menetes lagi, Jhon sempat melihatnya dan berpikir apa yang membuat Saskia menangis.

 "Aghh ..." Teriak Pak Mario membuat penghulu dan yang lain berdiri dan menghampirinya.

 "Pah? Papah kenapa?" Panik Saskia.

 Saskia melihat kearah Lusy dan menyuruh, "De ... Tolong panggil dokter."

 Lusy mengangukan kepala dan pergi dari ruangan tersebut mencari dokter.

 Dan dokternya dengan panik langsung pergi keruangan Pak Mario dan memeriksa Pak Mario dengan mengusir sebentar semuanya ke depan ruangan.

 Dokter itu berpikir dengan cara yang seperti tadi akan berhasil, namun nyatanya tidak.

 Dokter itu pergi keluar ruangan dan menghampiri Saskia dengan yang lain.

 Saskia yang sedang bersandar kepada Lusy langsung berdiri saat melihat dokter itu keluar ruangan, "gimana dok? Papah saya selamat kan?" Ucap Saskia dengan nada panik.

 Dokter tersebut mengelengkan kepala, "sayang sekali pasien sekarang tidak bisa kami selamatkan."

 Saskia langsung terkejut dengan matanya yang tajam menatap dokter, "enggak dok! Saya tolong dokter tangani ulang yang seperti tadi dok! Saya yakin Papah saya bisa selamat dok! Saya tolong dokter selamatin Papah saya! Hiks ..." Saskia tadinya ingin memukul-mukul pelan dokter tersebut, namun Jhon menahannya dengan memeluk Saskia.

 "Saya tolong ikhlaskan pasien, karena saya yakin pasien akan bahagia diatas sana."

 Saskia sangat tidak menerima keadaan kalau ayahnya sudah pergi, "enggak dok! Saya yakin Papah saya bisa diselamatin!"

 Jhon menatap Saskia dengan memegang kepala Saskia, "Saskia? Udah ya? Tolong kamu kuatin dirimu menerima semuanya."

 Saskia tidak menjawab ucapan Jhon karena terpukul.

 Lusy sangat terkejut dengan hal itu, namun dirinya tidak terlalu terpukul seperti Saskia, dia malah berpikir tentang hidupnya dimasa depan nanti seperti apa, 'What? Papah meninggal? Ini gimana dong, gimana dengan aku anak yang gatau dari siapa? Masa aku harus tinggal numpang dirumah suaminya Saskia sih?'

 Mulai dari syukuran mendoakan jenazah lalu memandikan jenazah dan men-solatkan jenazah Saskia terdiam saja.

 Sampai penguburan jenazah Saskia masih diam disana sedangkan yang mendoakannya sudah pergi, hanya ada Lusy Jhon dan Saskia saja disana.

 Saskia duduk ditempatnya dengan menatap kuburan ayahnya, 'hiks ... Papah, kenapa Papah pergi dari Saskia? Apa yang Papah pikirkan? Saskia benar-benar sendirian disini ...' Batinya.

 Jhon ikut duduk dimakan itu, dia memegang pundak Saskia dengan berkata, "kamu yang sabar yah Saskia? Aku yakin kamu pasti kuat menjalani semua ini," Jhon sempat melintas memikirkan tentang rencananya kepada Saskia, 'Yaampun, apa aku sanggup melakukan apa yang Rion minta? Tapi ... Saskia sepertinya sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi didunia ini," ucapnya dalam hati.

 Malamnya ...

 Jhon mengatakan apa yang terjadi, namun karena ibunya merasa hal itu kurang resmi, dia mengulang pernikahannya besok lusa bagaimanapun alasannya, jadi ... Saskia dan Lusy tinggal dirumah lama terlebih dahulu.

 Saskia sangat capek atas apa yang sudah terjadi denganya hari ini, dia harap dia bisa tidur pulas malam ini.

 Disebuah tempat seperti atas awan terdapat Saskia dan Pak Mario.

 "Pah? ..." Ucap Saskia melangkah menghampiri ayahnya yang seperti sedang berjalan kesebuah tempat.

 Pak Mario berhenti dan membalikan badan menghadap Saskia.

 Saskia berhenti melangkah saat melihat ayahnya berhenti didepannya, "Pah ... Papah udah sembuh?" Ucapnya senang.

 Pak Mario menatap sedih Saskia, "Saskia ... Papah mohon sama kamu, tolong kamu ikhlaskan Papah pergi dari hidup kamu."

 Saskia kaget dengan ucapan ayahnya, "Pah ... Apa maksud Papah? Saskia ingin Papah selalu ada didunia ini selama Saskia masih hidup Pah ..."

 Pak Mario mengelengkan kepala, "Maaf Saskia, tapi tuhan sudah beberapa kali memanggil Papah, dan memang sudah waktunya Papah pergi dari hidup kamu, Papah pernah meminta untuk bernapas sebentar saja agar bisa melihat kamu menikah resmi dengan lelaki itu, dan tuhan sudah mengabulkannya ... Lalu tuhan mengambil lagi Papah dari kamu karena memang sudah saatnya Papah pergi Saskia."

 Saskia terus saja mengelengkan kepala mendengar ucapan Papahnya.

 Pak Mario membalikan badan untuk pergi dari hadapan Saskia.

 Saskia terus saja berkata, "Pah ... Jangan pergi Pah ... Saskia ingin Papah selalu ada dihidup Saskia ... Pah ..."

 Saskia bangun dari tidurnya ...

 Saskia menenangkan dirinya sebentar dan melihat-lihat sekitarnya, 'ternyata tadi cuma mimpi,' lalu Saskia menyenderkan dirinya kebelakang, 'yatuhan, kenapa tadi sepeti nyata? Suara Papah, benar-benar menjawab pertanyaanku, apa memang tuhan yang sengaja mempertemukanku dengan Papahku lewat mimpi? Untuk menjawab semua pertanyaanku?' pikirnya dalam hati.

 Didepan rumah Lusy sedang bicara dengan seseorang.

 "Aku bilang gak bisa sekarang ... Tolong kamu ngertiin dong."

 Ucapan Lusy yang keras terdengar oleh Saskia dan dia berkata, 'Loh? Itu sepertinya suara Lusy ... Dia lagi bicara sama siapa?' didalam hatinya dengan berusaha mendengarkan ucapan demi ucapannya itu.

 "Tapi kamu udah janji sama aku! Aku gak mau dengar banyak alasan lagi, ayo ikut!" Pacar Lusy terus saja berusaha menarik Lusy pergi.

 Saskia yang mendengarnya bangun dari duduknya diranjang dan pergi keluar.

 Namun Saskia melihat hal itu melalui jendela terlebih dahulu, 'Loh? Cowok itu siapa? Kenapa dia menarik-narik Lusy yah?' pikirnya.

 "Udah kamu nurut aja yah." Ucap pacar Lusy.

 "Enggak! Haikal! Lepasin aku!"

 Saskia mendengar ucapan itu, 'Haikal? Jadi cowok itu namanya Haikal? Punya hubungan apa dia sama Lusy?'

 Saskia memutuskan untuk keluar dari rumah itu dan menghampirinya.

 "Ada apa ini?" Ucapnya membuat Haikal menatap kearah Saskia begitupun Lusy yang tanganya sudah dilepaskan oleh Haikal.

 "Kakak?" Ucap kaget Lusy.

 Haikal mencoba ramah kepada kakaknya, "malam Kak ..."

 Namun karena Saskia melihat jelas bahwa Haikal tidak sopan kepada Lusy, dia menjawab, "udah tau malam ... Ngapain ngajak adik saya pergi?" Dengan ketus sambil tangannya dilipatkan kedepan dada.

 Haikal mengoyangkan kepalanya, dia berkata, 'Kakaknya Lusy cantik sih, tapi sayangnya dia galak,' didalam hatinya.

 "Kenapa kamu diam?" Ketusnya, "dengar yah," Saskia melepaskan tangannya dari lipatan itu, "saya tidak akan ijinkan kamu mengajak Lusy pergi," ucapnya sambil menunjuk tangan kedepan wajah Haikal.

 "Kak ... Lusy ini pacar aku kak, jadi aku wajar dong ngajak Lusy pergi."

 "Owh, seperti itu? Yaudah ... Kalau begitu Lusy harus putus dari kamu!"

 Ucapan Saskia membuat Lusy dan Haikal terkejut.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status