Share

Bab 25

Masa iya dia suka sama yang beli tehnya tadi, Apa mungkin ada nama Rudi lain, ah jadi pusing, apa ini karma? Karena katanya kemarin-kemarin aku ngigau nyebut nama Delia, ah sakitnya sampe ke tulang ekor.

"Gia, bangun udah siang."

Aku mengguncangkan tubuhnya, dia langsung melek .

"Ahh, jam berapa emang?"

"Noh lihat aja sendiri."

"Pules banget tidurnya mimpi ketemu sama Rudi."

Dia langsung melirikku dengan wajah panik, tuh kan, pasto ada udang dibalik bakwan

"Apaan sih?" Dia salting.

"Siapa Rudi?"

"Siapa? Aku engga tahu."

Pengen marah, tapi ya udahlah aku nggak mau kayak bocah.

"Nggak usah bohong ya, aku udah tahu kok," jawabku berbohong, padahal mah tahu apaan.

"Tahu apa coba hah?"

"Tahu tempe."

"Dih."

"Udah sana salat ah."

"Iya iya."

Dia salat di bawah sementara aku ngelamun di kasur, nggak sanggup membayangkan Gia punya lelaki idaman lain, Tuhan sampe kapan aku kena karma terus sih.

Pas sarapan aku terus menerus melamun, memikirkan nasib rumah tanggaku dan Gia, jujur aku minder seka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status