Beranda / Romansa / Menikah Dengan Paman Tunanganku / Bab. 68: Menikah Dengan Paman Tunanganku

Share

Bab. 68: Menikah Dengan Paman Tunanganku

Penulis: Faoo pey
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-26 21:11:32

Ainsley dan Bima refleks terkejut.

Anatasya tampak linglung, seolah tidak mendengar ucapan mereka sebelumnya. Ia memaksakan senyum, menyapa seadanya, lalu berjalan menuju meja makan.

Melihat kondisi Anatasya, Ainsley mengernyit dan segera mendorong kursi rodanya untuk membantunya menyiapkan sarapan.

Namun saat sikunya menyentuh tubuh Anatasya secara tidak sengaja, Anatasya tersentak hebat. Ia spontan menjauh, tubuhnya gemetar.

Kening Ainsley mengernyit lebih dalam.

"Maaf... aku tidak tahu kamu ada di belakangku," ujar Anatasya cepat-cepat, menyadari reaksinya berlebihan.

Setelah itu, ia menunduk dan mulai makan sarapan dalam diam.

Malam tadi, ia bermimpi buruk tentang kejadian setahun silam—dan dampaknya masih terasa. Kepalanya pusing, perutnya mual.

Ainsley menatapnya cemas, lalu bertanya pelan, "Apa kamu mau aku panggilkan dokter?"

"Tidak perlu. Aku sudah kenyang. Aku harus pergi bekerja." Anatasya buru-buru berdiri, meraih tas, dan meninggalkan apartemen dengan tergesa-gesa.

Begitu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 176: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    "Tidak—Luke, kau tidak akan sekejam itu padaku!" Delcy berusaha berdiri, namun segera ditahan oleh sipir penjara."Luke, percayalah... kali ini sungguh bukan salahku!" Suaranya gemetar penuh kepanikan. Ia merasa benar-benar terpojok. Keluarganya sudah menolaknya. Jika suaminya menceraikannya juga, maka ia benar-benar tak punya siapa-siapa.Luke duduk tenang, lalu meletakkan setumpuk dokumen di atas meja."Kepala sekolah mengakui bahwa kaulah yang menyuruhnya dan mengatur agar Anna pergi ke Gangcheng dengan dalih program pertukaran pelajar. Supir palsu yang menyamar sebagai penyambut tamu juga mengaku bahwa kaulah yang menugaskannya. Dan ponsel yang ditinggalkan oleh sopir yang kabur itu... berisi rekaman panggilan darimu. Masih mau menyangkal semuanya?"Wajah Delcy pucat. Ia membanting tangannya ke meja, berteriak:"Itu tidak mungkin! Aku bahkan tidak kenal siapa sopir itu! Mana mungkin aku meneleponnya!"Tiba-tiba, ia seperti tersadar. Tatapannya kosong beberapa detik, lalu tubuhnya

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 175: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    Sebelum Amber sempat menyelesaikan kalimatnya, suara dingin sang kakak memotong:"Pak tua itu sudah ditangkap polisi. Dia mengaku semuanya."Amber semakin lemas. Bibirnya memucat saat bertanya dengan suara bergetar: "Mengaku apa? Jangan bilang... tabung reaksi milik Brylee jatuh dan dia pakai milik orang lain?""Bukan itu," jawab kakaknya datar."Pak tua itu bahkan tidak punya alat untuk melakukan inseminasi buatan.""Lalu—lalu bagaimana aku bisa hamil?!" seru Amber, hampir berteriak.Segera setelah suaranya melengking, ia buru-buru menoleh ke sekeliling. Untung saja lorong itu sepi.Namun semakin ia mengingat, semakin jelas firasat buruk dalam pikirannya.Saat itu, ia memang merasa tempat itu seperti klinik sembarangan—kecil, suram, dan tidak terdaftar resmi.Kakaknya terdiam sejenak, lalu berkata dengan pelan namun menusuk: "Pak tua itu mengaku... dia memanfaatkanmu saat kau dibius dan tak sadarkan diri. Dia... tidur denganmu. Anak yang kau kandung sekarang adalah anaknya.""Apa?!"

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 174: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    "Brylee, kalau kamu sampai nggak bisa berdiri... bagaimana dengan aku dan bayi kita?" Amber tak mampu menahan tangis, membayangkan kemungkinan Brylee akan lumpuh—seperti Tuan ketuga.“Wu... wu... wu...”Dengan mata sembab, ia meraih tangan Brylee dan menaruhnya di perutnya yang mulai membesar.“Brylee, bisa kau rasakan? Mereka baik-baik saja... Bayi kita kuat, mereka tetap bertahan.”"Iya..." Brylee menjawab pelan. Wajahnya datar, suaranya muram—hampir tanpa emosi.Baru saja sadar dari pingsannya, Brylee mendengar laporan dari pengawal bahwa mobilnya berhenti hanya karena kehabisan bensin, dan Amber ternyata tidak mengalami luka serius.Ia pun berpikir: Kalau jatuh begitu saja mereka masih baik-baik saja, berarti mereka memang kuat.Tapi justru karena itu, hatinya semakin dingin.Ia sadar: ia tidak mencintai Amber.Dan karena tak mencintainya, ia juga tak bisa memaksakan diri untuk mencintai kedua anak yang dikandungnya.Ia menepis tangan Amber perlahan dan mengalihkan pandangan pada

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 173: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    Menuruni bukit tanpa rem adalah hal paling berbahaya yang bisa terjadi saat mengemudi.Amber ketakutan bukan main. Tubuhnya gemetar, dan air mata mulai membasahi pipinya."A... aku nggak mau mati... Aku masih muda... Aku baru saja mulai menikmati hidupku... Tuhan, tolong...""Diam!" bentak Anatasya, matanya fokus ke jalan, kedua tangannya menggenggam kemudi erat-erat.Panik? Tentu saja. Tapi ia tak punya pilihan selain tetap tenang.Tiba-tiba, suara klakson membelah udara dari arah belakang.Wiw—wiw—wiwBeberapa mobil polisi dengan lampu darurat menyala melaju kencang, menyalip dari sisi kiri dan kanan. Dari pengeras suara di atap mereka, terdengar pengumuman berulang:"Perhatian kepada semua pengendara! Sebuah mobil putih dengan plat nomor JA7568 mengalami rem blong. Mohon kendaraan di jalur dua segera memberi jalan demi keselamatan bersama!""Ulangi, kepada semua pengendara di jalur dua..."Anatasya dan Amber menghela napas panjang.Mereka sedang membuka jalan untuk kami.Lalu, suar

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 172: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    "Amber, aku ke sini untuk urusan kerja, bukan liburan!" Anatasya membuka pintu penumpang dan memberi isyarat agar wanita itu keluar dari mobil.Namun sebelum Amber sempat bergerak, Brylee sudah berlari menghampiri mereka, terengah-engah, dan menyandarkan tubuhnya di jendela mobil."Anna, kutitipkan Amber padamu, ya? Seorang profesor arkeologi langka dari Hongcheng mengajakku bertemu. Aku harus pergi sekarang!"Tanpa menunggu persetujuan dari Anatasya, Brylee segera berbalik dan menghilang di tengah kerumunan."Anna, tolonglah..." Amber merapatkan kedua telapak tangannya, menatap Anatasya dengan ekspresi memelas."Rumah sakit tempat kita bertemu dekat sekali dengan sekolahmu, tinggal sedikit lagi. Kau bisa sekalian mengantarku..."Anatasya tetap diam dan tampak enggan, Amber menaikkan level dramanya. "Kau tega meninggalkan wanita hamil dengan anak kembar di pinggir jalan seperti ini? Aku tidak kenal siapa pun di kota ini. Brylee sudah pergi, dan... aku takut.""Diam." Anatasya mendesah

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 171: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    "Kalau kamu yang bilang, aku akan menurutinya," kata Anatasya sambil mengoleskan toner ke wajahnya."Kenapa?" tanya Ainsley, matanya tampak tertarik.Anatasya menghentikan gerakannya dan menoleh. "Aku sudah berusaha keras untuk sampai ke posisi ini. Aku ingin tahu sejauh mana hasil dari usahaku sendiri."Terus terang, ia memang ingin mendapatkan posisi wakil ketua, tapi ia tidak terobsesi akan hal itu.Tidak seperti Shopie, ia tidak akan runtuh jika gagal.Ainsley mengangguk, tampak memahami.Tiba-tiba, Anatasya menatapnya tajam, dengan tatapan yang memancarkan kelicikan manis dan sedikit godaan. "Lupakan soal itu sebentar. Bagaimana dengan pernikahan kita? Sudah kau pikirkan kapan akan dilaksanakan? Kamu lebih suka gaya Tiongkok atau Barat?"Mata Ainsley berkilat sesaat, lalu kembali tenang. Ia meraih tangan Anatasya dengan lembut. "Saat waktunya tepat, kita akan menikah."Anatasya menangkap sekilas keraguan dalam sorot matanya. Senyumnya tetap terukir, tapi sudut bibirnya menegang.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status