Home / Romansa / Menikah Karena Visa / BAB 217 : Mr. Callahan Hampir Menang

Share

BAB 217 : Mr. Callahan Hampir Menang

Author: Kim Hwang Ra
last update Last Updated: 2025-10-04 23:46:32

Wajah Mr. Callahan di layar kini tampak serius. “Saya punya bukti bahwa pernikahan mereka dilakukan hanya untuk memperpanjang visa kerja Elena di Molgrad. Bahkan dokumen pernikahan mereka tidak terlalu jelas, aku bisa buktikan sebagai petugas imigrasi Molgrad.”

Daniel mematikan suara televisi sesaat, mencoba mencerna ucapan itu, tapi Elena menahan tangannya.

“Jangan. Aku ingin dengar semuanya,” katanya pelan tapi tegas.

Mr. Callahan masih bicara di layar, dengan tatapan yang seolah ingin menyingkap rahasia besar.

“Saya tidak bermaksud menjatuhkan siapa pun,” katanya, “tapi masyarakat berhak tahu bahwa di balik desain indah itu, ada permainan status dan kepentingan pribadi.”

Suasana ruang tamu hening total. Hanya suara kipas angin yang berputar perlahan.

Daniel menggenggam jemarinya sendiri, menahan amarah yang mulai naik.

“Elena…” suaranya pelan tapi berat, “dia baru saja mengulang kejadian dulu lagi, apa pekerjaan petugas imigrasi sekarang jadi berganti?”

Elena menata
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikah Karena Visa   BAB 217 : Mr. Callahan Hampir Menang

    Wajah Mr. Callahan di layar kini tampak serius. “Saya punya bukti bahwa pernikahan mereka dilakukan hanya untuk memperpanjang visa kerja Elena di Molgrad. Bahkan dokumen pernikahan mereka tidak terlalu jelas, aku bisa buktikan sebagai petugas imigrasi Molgrad.” Daniel mematikan suara televisi sesaat, mencoba mencerna ucapan itu, tapi Elena menahan tangannya. “Jangan. Aku ingin dengar semuanya,” katanya pelan tapi tegas. Mr. Callahan masih bicara di layar, dengan tatapan yang seolah ingin menyingkap rahasia besar. “Saya tidak bermaksud menjatuhkan siapa pun,” katanya, “tapi masyarakat berhak tahu bahwa di balik desain indah itu, ada permainan status dan kepentingan pribadi.” Suasana ruang tamu hening total. Hanya suara kipas angin yang berputar perlahan. Daniel menggenggam jemarinya sendiri, menahan amarah yang mulai naik. “Elena…” suaranya pelan tapi berat, “dia baru saja mengulang kejadian dulu lagi, apa pekerjaan petugas imigrasi sekarang jadi berganti?” Elena menata

  • Menikah Karena Visa   BAB 216 : Mr. Callahan Kembali

    Langit sore mulai berubah jingga ketika Elena dan Daniel keluar dari gedung kantor. Udara hangat bercampur aroma kopi dari kafe di depan membuat suasana sedikit lebih santai setelah seharian sibuk. “Capek banget,” gumam Elena sambil merentangkan tangan. Daniel menoleh sambil tertawa kecil. “Makanya jangan terlalu semangat di ruang desain tadi. Kamu sampai nggak sadar udah jam lima lewat.” “Aku kan fokus,” balas Elena sambil tersenyum tipis. “Lagian kamu juga nggak kalah sibuk, tuh.” Daniel hanya mengangkat bahu. “Ya, tapi aku nggak sampai lupa makan siang kayak kamu.” “Jangan bahas itu,” protes Elena cepat. “Sekarang kita mampir ke minimarket aja, aku mau masak sesuatu malam ini.” Mereka berjalan beriringan menuju minimarket di dekat apartemen. Di dalam, suasana cukup ramai tapi nyaman, lampu putih terang membuat barisan rak terlihat rapi. Elena mendorong keranjang belanja sementara Daniel sibuk membaca label makanan ringan. “Ini mau beli apa aja?” tanya Daniel. “Cuma

  • Menikah Karena Visa   BAB 215 : Kerja Sama

    Elena berjalan menyusuri koridor membawa map tebal berisi desain konsep proyek baru. Setelah mengetuk pintu dan diizinkan masuk, ia melangkah masuk ke ruangan CEO. “Selamat pagi, Pak,” sapa Elena sopan. “Pagi, Elena. Jadi ini yang kamu maksud desain baru itu?” tanya CEO sambil menerima berkas. “Iya, Pak. Ini konsep dengan sentuhan budaya Cakrawana. Saya pikir proyek kita kali ini bisa punya warna yang berbeda,” jelas Elena sambil duduk. CEO membuka lembar demi lembar desain itu dengan alis sedikit berkerut, lalu mengangguk kecil. “Unik juga ya, perpaduan tradisional dan modernnya. Tapi konsep seperti ini butuh dukungan kuat dari tim desain. Siapa yang bantu kamu ngerjain ini?” “Sebagian besar konsepnya dari saya, Pak. Tapi untuk bagian tata ruang dan struktur, saya ingin Daniel ikut membantu.” CEO menatap Elena, senyum tipis muncul. “Daniel? Asisten kamu itu?” “Iya, Pak. Dia cukup paham dengan detail teknisnya. Apalagi proyek kali ini sudah dia yang pegang kendali.” Se

  • Menikah Karena Visa   BAB 214 : Budaya Cakrawana

    Di kantor, Elena kembali duduk di meja kerjanya dengan wajah masih sedikit pucat. Beberapa jam sebelumnya ia memang tak terlihat, dan saat CEO melewatinya, beliau sempat menanyakan. “Elena, tadi kamu ke mana? Saya sempat cari kamu, tapi mejamu kosong,” tanya CEO singkat. Elena segera berdiri, menunduk hormat. “Maaf, Pak. Tadi saya kurang enak badan, jadi butuh udara segar sebentar. Sudah membaik sekarang.” CEO hanya menatapnya sejenak, lalu mengangguk. “Baiklah. Jangan lupa jaga kesehatan. Proyek berikut ini akan sangat penting.” “Siap, Pak,” jawab Elena. Setelah jam kerja selesai, Elena dan Daniel pulang bersama. Mobil yang sudah selesai diservis membuat perjalanan terasa lebih nyaman. Daniel menyetir dengan santai, sesekali melirik Elena yang terlihat sibuk dengan catatan kecilnya. “Kayaknya kamu mikirin sesuatu,” ujar Daniel sambil menoleh sebentar. Elena tersenyum samar. “Aku kepikiran soal proyek baru yang nanti kamu pegang. Aku… mau ikut terlibat juga. Bukan sebaga

  • Menikah Karena Visa   BAB 213 : Tidak Jodoh

    Adi terdiam. Jemarinya yang masih digenggam Elena terasa tegang. Setelah beberapa detik, ia menarik napas panjang lalu mengangguk pelan. “Baiklah. Ayo ke tempat yang tenang.” Mereka akhirnya duduk di bangku taman kecil tak jauh dari sana. Suasana jauh lebih sepi, hanya suara angin dan sesekali burung yang terdengar. Elena membuka percakapan lebih dulu, nadanya serius. “Adi, aku nggak bisa pura-pura nggak tahu setelah dengar ucapanmu semalam. Kenapa kamu masih belum bisa melepasku? Padahal kamu tahu… aku sudah menikah dengan Daniel. Secara hukum, aku miliknya.” Adi menunduk, jari-jarinya saling meremas. “Aku tahu, Elena. Aku tahu semua itu. Aku juga sadar posisiku sekarang nggak lagi sama seperti dulu.” Ia berhenti sebentar, lalu menatap Elena dengan mata yang berkaca-kaca. “Tapi hati ini… nggak semudah itu nurut. Aku pikir, dengan kerja di Molgrad, aku bisa terbiasa lihat kamu tanpa harus berharap apa-apa. Nyatanya, semakin dekat, semakin sulit buatku ikhlas.” Elena menarik na

  • Menikah Karena Visa   BAB 212 : Antara Tugas Dan Elena

    Malam itu apartemen terasa sunyi. Daniel sudah beristirahat di kamar, sementara Elena masih sibuk membereskan dapur. Ketika matanya melirik tempat sampah kecil di bawah wastafel, ia bergumam pelan, “Duh, penuh lagi. Ya sudah, sekalian aja aku buang ke bawah.” Ia mengambil kantong plastik, mengikatnya rapi, lalu mengenakan sweater tipis. Begitu keluar, udara malam menyambut dengan hembusan dingin. Lampu-lampu taman di sekitar gedung apartemen berkelip lembut, menambah suasana hening. Langkah Elena sempat terhenti ketika samar-samar terdengar suara seseorang dari arah taman kecil dekat area pembuangan sampah. Ia mengenali suara itu. Suara berat, namun ada getaran rapuh di dalamnya. Adi. Elena melangkah pelan, sengaja tidak menimbulkan suara. Dari kejauhan, ia melihat Adi berdiri sambil menempelkan ponsel ke telinganya. Wajahnya serius, suaranya jelas terdengar karena udara malam begitu lengang. “Ayah, aku tahu rumah sakit di Cakrawana masih membutuhkanku. Tapi aku nggak bisa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status