Share

Jangan Lepas

Amelia telah sampai di rumah Anne dengan membawa pizza kesukaan mereka.

“Wah, Pizza. Kau tahu saja, aku ingin makan pizza. Kita seperti memiliki telepati,” teriak Anne girang sambil mengambil alih pizza dari tangan Amelia.

“Kau sahabat terbaik.”

“Heh! Ayo makan bersama,” ujar Amelia mengejar langkah Anne.

“Di mana paman dan bibi?” tanya Amelia ketika mereka sudah sampai kamar Anne.

“Mereka belum pulang bekerja.”

Amelia dan Anne memakan pizza sambil menonton televisi sesekali mereka bercanda dan tertawa bersama, dan tiba-tiba saja hening.

“Ada yang ingin aku katakan padamu,” ujar Amelia membuat Anne langsung menoleh pada sahabatnya.

“Uh, merinding. Bisa tidak bicara sesuai suasana, Mel. Astaga,” ujar Anne namun Amelia terdiam.

“Apa itu? Kabar baik atau buruk? Kalau kabar buruk aku tidak mau mendengarnya!”

“Aku akan segera menikah,” ujar Amelia cepat membuat Anne keselak air liurnya sendiri.

“Minum ini.” Dengan cepat Amelia memberikan air minum untuk Anne.

“Tidak ada hujan! Tidak ada angin! Tapi menikah!” Anne sungguh tidak percaya dengan baru saja yang ia dengar.

“Ya, kami dijodohkan.”

“Kau menerimanya?” tanya Anne membuat Amelia langsung menganggukan kepalanya.

“Hello, sekarang sudah zaman modern. Sudah tidak zaman lagi jodoh-jodohan.”

“Ini wasiat terakhir kedua orang tuaku.”

Anne langsung terdiam, ia jadi merasa bersalah. Benar, sahabatnya tidak mungkin asal menerima tanpa sebab.

“Kalau ini wasiat terakhir kau harus menerimanya, bukan?”

“Hm.”

“Tapi apa kau mencintainya?”

“Cinta? Kenal saja tidak!” jawab Amelia cepat.

“Kami baru bertemu tadi siang.”

“Huh. Apa pria itu juga menerima perjodohan kalian?” tanya Anne sedikit khawatir.

“Iya. Kami sudah sepakat untuk menikah.”

“Apapun keputusanmu aku akan selalu mendukungmu. Masalah cinta atau tidak hanya Tuhan yang tahu,” ujar Anne sambil memeluk Amelia.

“Kalau ada apa-apa kau bisa langsung menelponku, di manapun aku berada aku pasti akan datang,” ujar Anne lagi membuat Amelia ingin menangis.

“Lega sekali setelah cerita padamu.”

“Padahal seharusnya aku yang menikah duluan!” keluh Anne sambil bercanda lalu keduanya tertawa.

“Karena aku yang lebih dulu mempunyai kekasih. Ternyata aku di tikung olehmu.”

“Siapa itu yang pertama, tidak penting. Yang terpenting adalah kebahagian.”

“Kau benar, malam ini menginap ya! Ada banyak yang akan kuceritakan padamu,” pinta Anne membuat Amelia sedikit berpikir.

“Lalu aku juga ingin mendengar banyak hal darimu sebelum kau menjadi istri orang.”

“Baiklah, sebentar aku akan mengabari Kakek,” ujar Amelia mmembuat Anne menganggukan kepala.

“Oke.”

Amelia langsung menelpon dan mengabari kakeknya.

“Hallo, Kek, aku hari ini menginap di rumah Anne.”

“Iya boleh. Tadi bagaimana? Sudah ke butik?”

“Sudah Kek, kami juga sudah memilih gaun pernikahan.”

“Baguslah kalau begitu.”

“Titip salam untuk keluarga Anne. Sampai bertemu besok.”

“See you, Kek.”

“Sudah?” tanya Anne membuat Amelia menganggukan kepalanya.

“Sudah.”

“Sekarang waktunya Girls time!” teriak Anne kencang sambil mengangkat botol cola ke udara.

“Girls Time is Ready!”

Di London dengan waktu yang berbeda, di sebuah hotel mewah.

“Nona, coba lihat ini. Berita pernikahan Tuan Xander dan cucu Miller Grup,”ujar manager memberikan ipad pada Nora yang sedang beristirahat dari pemotretan.

“Siapa yang menikah? Xander?” tanya Nora memastikan, sungguh sepertinya pendengarannya sudah rusak.

“Iya Nona, sekarang berita ini sudah trending di Indonesia.”

“Sialan! Dasar Brengsek!” Nora membanting ipad ke lantai hingga pecah tak berbentuk lagi.

“Berikan ponselku! Aku ingin menghubungi Xander sekarang juga!” teriak Nora kencang, ia sangat marah sekarang.

“Tapi Nona, sebentar lagi Nona akan melakukan pemotretan.”

“Aku tidak peduli ya Kay. Cepat berikan ponselku!”

“Nora dan tim langsung ke tempat pemotretan!”

Manager bernafas lega karena sudah di panggil untuk melakukan pemotretan lagi.

“Baik, aku akan segera kesana.”

“Nona senyum, tetap profesional.”

“Aku juga tahu, sialan!” jawab Nora kesal, manager segera meletakan ponsel Nora kembali ke dalam tas.

Berita pernikahan Xander dan Amelia sudah trending di Indonesia. Artikel dan berita sudah tersebar luas.

“Wah, gila! “ teriak Anne kencang membuat Amelia langsung menutup telinganya.

“Kau akan menikah dengan Xander. Cucu pemilik the Queen Hotel!”

“Jangan berteriak! Aku bisa tuli mendengar teriakanmu yang sangat merusak telinga.”

“Jangan lepaskan,” ujar Anne sambil menatap serius Amelia.

“Ada rumor kalau The Queen Hotel akan di wariskan untuk Xander! Ini berita terbaik sepanjang masa!”

“An, telingaku sakit.”

“Dasar kau gadis beruntung, sialan! Teman gilamu ini ikut senang mendengarnya.” Anne memeluk Amelia, entah mengapa ia sangat senang dengan pernikahan Amelia.

“Aku senang kalau kau senang.”

“Aku iri.”

“Kau sudah punya pacar ingat! Dan ingat kami menikah karena dijodohkan.”

“Heh! Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Tapi menikah dengan pria tampan dan mapan siapa yang tidak mau. Tenang saja, temanmu ini akan membuatmu cantik setiap saat agar selalu mesra dengan suamimu,” ujar Anne berlagak menjadi guru pernikahan untuk Amelia.

“Temanmu ini juga akan memberikan tips untuk di ranjang. Cara memuaskan pak suami,” ujar Anne lagi.

“Jangan mulai. Kami masih belum menikah.”

“Tapi akan segera menikah kan? Hahaha. Kemarilah manis! Jangan malu-malu.” Anne menggoda Amelia membuat Amelia merinding sendiri melihat kelakuan sahabatnya.

“Tolong! Aku tidak mau! Pergi sana, dasar kau gadis gila!”

“Manis, kemarilah datang pada paman.”

“Akh! Tidak!”

“Geli sekali membuatku merinding.”

“Sayang, mendekatlah! Buka mulutmu, gunakan lidahmu.”

“Aku tidak mau dengar!” Amelia berteriak kencang lalu melarikan diri dari Anne.

“Paman! Bibi! Anne butuh obat!”

“Hahaha.”

Anne tertawa kencang melihat Amelia melarikan diri ketakutan.

Hari sudah malam, Xander masih berkutat dengan pekerjaannya yang menumpuk.

“Tuan, Nona Nora dalam perjalanan kemari,” ujar Paul masuk ke dalam ruangan Xander.

“Xander!”

Nora menerobos masuk begitu saja dan berteriak kencang.

Bersambung..

Holla, ini Lily. Terima kasih sudah membaca cerita Lily.

Jangan lupa Subscribe ya!

Love, Lily.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status