Share

Menikah dengan Miliarder Berskandal
Menikah dengan Miliarder Berskandal
Author: Julia Rain

1. Undangan Pernikahan yang Gila

“Menikah?!” Beverley, perempuan berambut cokelat itu hampir tidak percaya dengan pendengarannya sendiri. Tatapannya dipenuhi dengan kebingungan sekaligus keterkejutan.

“Jika aku menikah, bagaimana aku bisa bekerja dan mengumpulkan uang untuk mengobati ayah?”

Ibunya yang bernama Emma mulai merasa kesal. ”Itulah kenapa aku ingin kau menikah dengan putra keluarga Oliver!”

“Jadi kau ingin menggunakan aku untuk membayar utang-utangmu?”

Kedua mata Beverley memerah. Bukan karena dia ingin menangis, tetapi karena merasa sangat marah. Kenapa Emma bisa memikirkan hal seperti itu? Apa karena Emma hanya ibu tirinya?

“Bukan itu maksudku. Aku hanya ingin kau hidup dengan nyaman bersama orang kaya. Kau bisa hidup dengan tenang tanpa harus memikirkan uang. Apa aku salah?” tanya Emma tanpa merasa bersalah.

Beverley mendengkus. “Memangnya siapa yang sedang kau tipu? Emma, aku bukan anak kecil yang bisa dibodohi. Sampai kapan pun aku tidak akan setuju!” desisnya dengan tajam. Dia tahu situasi apa yang sedang dihadapinya.

Emma, si ibu tiri pencinta uang itu ingin menggunakan putrinya untuk melunasi utang-utangnya pada keluarga Oliver. Dengan cara apa? Menikahkan Beverley dengan putra Michael Oliver yang sedang dirumorkan sebagai seorang gay!

Beverley sangat paham, pernikahan itu pasti hanya digunakan untuk menutupi rumor itu. Tentu saja dia tidak mau. Pernikahan adalah hal yang sakral, dia tidak ingin menikah dengan sembarangan. Apalagi dengan orang yang sama sekali tidak dikenal.

Lagi pula orang yang berutang banyak adalah Emma. Kenapa dia yang dikorbankan? Kenapa tidak ‘ibu mata duitan’ itu saja yang menikah dengan lelaki gay putra Michael Oliver? Dia sangat senang jika ayahnya bercerai dengan wanita sinting itu.

“Kenapa kau menatapku seperti itu? Tidak suka, huh?” tanya Emma. Dia duduk menyilangkan kaki lalu menatap Beverley dengan kepala terangkat.

“Jika kau membantah maka aku akan pergi dari rumahmu. Biarkan ayahmu yang sudah lumpuh itu telantar sendirian,” ucap Emma dengan pelan. Meskipun terdengar halus, tetapi terdapat nada ancaman yang nyata.

“Emma!” Beverley langsung berteriak marah. Dia mengepalkan telapak tangannya dengan kuat sampai tubuhnya ikut gemetar. Matanya terpejam dan mulutnya terkatup rapat.

“Kau berani berteriak padaku?” Emma mengerutkan alisnya dalam-dalam. “Jangan berpikir hanya karena aku ibu tirimu lalu kau dengan bebas bersikap tidak sopan padaku!” lanjutnya dengan nada yang ditinggikan.

“Lalu hanya karena aku anak tirimu, kau bisa dengan bebas menentukan hidupku?!” Beverley balas berteriak.

Dia sudah muak pada Emma. Wanita itu sama sekali bukan ibu tiri yang baik. Jika dia tahu karakter aslinya seperti ini, maka di masa lalu dia tidak akan mengizinkan James menikah dengannya.

Ya, ayah Beverley yang bernama James memang menikah lagi setelah istri pertamanya meninggal. Namun, setahun terakhir ini pria itu mengalami stroke yang membuatnya tidak bisa bekerja lagi.

Emma yang sangat suka berfoya-foya memiliki tagihan kartu kredit hingga jutaan dolar. Itu membuatnya pusing karena tidak tahu bagaimana cara melunasi. Akhirnya dengan alibi suaminya yang sakit, dia meminjam uang jutaan dolar itu untuk melunasi tagihan bank.

Lalu siapa orang yang meminjamkan uang padanya? Itu adalah Michael Oliver, bosnya James. Mungkin karena James adalah salah satu orang kepercayaannya sehingga Michael Oliver mau meminjamkan uang sebanyak itu.

Kadang-kadang Beverley sungguh ingin mengusir Emma dari rumahnya. Namun, itu tidak mungkin karena ayahnya sangat mencintai wanita itu.

James tampaknya sudah dibuat gila oleh Emma yang memiliki penampilan lumayan cantik. Mungkinkah wanita itu menggunakan mantra sihir untuk menggodanya?

“Bev, kau sudah dewasa. Jika kau menikah dengan pria kaya, bukankah kau juga yang akan diuntungkan?” Emma berkata dengan sinis. Dia meniup kuku panjangnya yang berwarna merah mencolok dan menatap itu dengan bangga.

Sungguh memuakkan!

“Kau harus tahu, Emma. Aku sama sekali tidak mengenal pria itu. Aku tidak tahu seperti penampilannya, sifatnya, karakternya dan—”

“kenapa kau harus memikirkan hal semacam itu? Apa yang paling penting adalah kehidupan yang terjamin. Menikah itu tidak selalu tentang cinta atau omong kosong apalah,” balas Emma dengan acuh tak acuh.

Beverley menjadi semakin marah. “Apa maksudmu? Apakah selama ini kau tidak pernah mencintai James?”

“Aku tidak mengatakan itu.”

Beverley mengepalkan tangannya. Dia menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya secara perlahan. “Aku tidak akan menikah. Dan utang-utangmu itu tidak ada urusannya denganku,” ucapnya dengan dingin.

“Well, kau bisa menolak sekarang. Namun, yang pasti … mau tidak mau kau akan pergi ke altar pernikahan.”

Tiba-tiba Emma berdiri dan menjinjing tas yang harganya sangat mahal. Kemudian wanita itu melenggang pergi tanpa peduli dengan wajah pucat Beverley.

Sebelum benar-benar menutup pintu, Emma menoleh menatap Beverley dengan tajam. “Jangan pernah berpikir untuk melarikan diri. Ayahmu bisa kutelantarkan kapan saja.” Setelah mengatakan ancaman itu, barulah pintu benar-benar ditutup.

Ruangan itu menjadi senyap. Napas Beverley naik turun tidak teratur. Tangannya terkepal erat, giginya mulai digertakkan.

“Dasar ibu tiri sialan!” Suaranya menggema ke seluruh ruangan. Beruntung tidak ada orang yang mendengar.

Pintu yang tertutup tiba-tiba terbuka. Seorang wanita yang tampak seumuran dengan Beverley melangkah masuk. Wanita itu mengenakan setelan blazer yang terlihat cukup berkelas. Rambutnya yang diikat tinggi ikut bergoyang mengikuti langkah kakinya.

“Ada apa, Bev? Aku baru melihat ibumu keluar dari sini. Apa kalian bertengkar lagi?”

“Jangan sebut dia ibuku, Katy,” ucap Beverley dengan dingin. Dia duduk di kursi kerjanya lalu mengurut keningnya yang pusing.

Teman Beverley yang bernama Katy itu duduk di seberangnya. “Kau terlihat begitu kesal. Kau baik-baik saja?”

Beverley menghela napas panjang. “Emma mencoba memanfaatkanku. Katy, dia ingin menggunakan aku untuk melunasi utangnya!”

“Bagaimana mungkin? Apa yang dia inginkan?”

“Dia akan menikahkanku dengan pria yang sama sekali tidak aku kenal. Astaga, apa yang harus aku lakukan sekarang?”

“Sungguh? Dia benar-benar gila!”

Katy menjadi geram. Sudah lama dia mendengar cerita Beverley tentang sifat dan perilaku ibu tirinya yang buruk. Sebagai sahabatnya, tentu saja dia tidak menyukai Emma. Wanita itu sungguh seperti ular.

“Aku tidak tahu harus melakukan apa jika dia benar-benar melakukan itu.” Beverley menggigit bibirnya dengan gelisah.

“Bagaimana jika kau melarikan diri?” Katy memberi usul. Sayangnya, Beverley segera menolak usulannya.

“Aku tidak bisa meninggalkan ayahku. James sakit. Aku takut Emma juga akan meninggalkan pria itu sendirian.” Dia menggeleng beberapa kali.

“Berapa utang itu? Mungkin aku bisa meminjamkan seratus ribu dolar.”

Beverley mendesah frustrasi. “Lebih dari itu. Bahkan jika kau menjual kafe ini, uang itu tidak akan cukup. Tidak ada jalan lain. Jika Emma benar-benar melakukan kesepakatan itu, mereka tidak akan pernah melepaskanku, Katy. Hidupku sudah berakhir ….”

“Itu keterlaluan!” Katy menggebrak meja di depannya. “Jika aku bertemu dengan ibumu—maksudku Emma, aku ingin sekali meninju bibirnya yang tebal itu!”

Tiba-tiba Katy menatap Beverley dengan serius. “Kau yakin dia tidak berbohong? Apa dia tega melakukan ini padamu? Maksudku … bagaimanapun juga kau tetap putrinya.”

Beverley hanya menggeleng lemah. Dia tidak tahu apakah Emma akan melakukan itu atau tidak. Namun, yang pasti ini sudah membuatnya merasa cemas dan tidak tenang.

Pada saat itu tiba-tiba pintu ruangan diketuk dari luar. Seorang pelayan kafe datang sambil mengulurkan sebuah undangan berwarna kuning gading yang terlihat sangat elegan dan berkelas. Ada kertas lipat lain yang diikat dengan pita emas di atas undangan.

“Nona Holmes, ada surat undangan untukmu,” ucap pelayan kafe itu.

Kening Beverley langsung berkerut. Dengan ragu dia mengambil surat undangan itu. Nama penerima di sana memang dia, Beverley Holmes. Siapa yang menikah? Rasanya tidak ada kabar tentang teman atau rekan yang menikah dalam waktu dekat.

Karena penasaran, dia pun membuka pita emas yang ada di sana. Kemudian surat undangan itu segera dibuka. Untuk sesaat dia hanya diam sambil membaca siapa orang yang akan menikah.

Jantungnya seolah berhenti berdetak ketika melihat nama yang tertera di sana. Wajahnya menjadi pucat. Nama mempelai wanita yang tertulis di surat undangan itu tak lain adalah namanya sendiri, Beverley Holmes!

“Tidak mungkin!” Beverley segera menurunkan pandangannya. Dia membaca siapa nama si mempelai pria.

Brent Oliver.

Tangannya langsung gemetar. Undangan itu meluncur jatuh begitu saja ke lantai.

“Ada apa, Bev? Siapa yang menikah?” Katy memungut undangan itu. Dan setelah membaca siapa nama mempelai itu, reaksinya tidak jauh berbeda dari Beverley.

“Tanggalnya … kapan tanggalnya?” Beverley segera merebut undangan itu dari tangan Katy.

“Tujuh belas ….”

Tubuhnya lemas seketika. Ini sudah tanggal enam belas. Itu berarti pernikahannya akan dilangsungkan besok! 

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Henni Rismayanti
seru banget.suka deh
goodnovel comment avatar
Madinah Ayyara
keren bqnget
goodnovel comment avatar
Hasan Hermansyah
seru banget baca nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status