Share

31. Rasa

Beberapa jam setelah ciuman panas itu, Kaori tidak menampakkan batang hidungnya, sehingga itu membuat Davin galau. Dia takut kalau Kaori semakin muak dan membencinya.

Bagaimana kalau Kaori benar-benar marah padanya? Tapi, mengingat apa yang tadi terjadi, Davin mulai bertanya-tanya. Kenapa Kaori membalas ciumannya? Jika memang begitu, seharusnya Kaori tidak perlu marah karena dia sendiri juga mau, bukan?

Tapi, masa sih Davin diam saja setelah kejadian tadi?

Maka dari itu, di sinilah Davin sekarang, berdiri di depan pintu kamar Kaori, berniat meminta maaf padanya. Walau bagaimanapun juga, dialah yang memulainya.

Dengan pelan, diketuknya pintu itu. Beberapa kali, sampai Kaori membukanya. Awalnya, mereka saling tatap sejenak, disertai wajah yang sama-sama merona merah.

“Gampar gue, Ri!” seru Davin kemudian.

Kaori terkesiap. Apa-apaan sih nih orang, datang-datang mi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status