แชร์

6. Kebetulan Dan Takdir

ผู้เขียน: Luisana Zaffya
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-09-12 06:42:54

"Mungkin ini hanyalah kesempatan yang diberikan untukku berbuat baik lebih banyak."

"Zaffya tidak membaca berkasmu, dia bahkan tidak tahu kau ada di sini."

"Mungkin kami akan bertemu tak lama lagi."

"Apa yang sebenarnya kauinginkan dari Zaffya? Jangan membuat kehidupannya semakin berantakan, Richard!" Suara Vynno mulai meninggi. Tubuhnya menegang dan wajahnya mulai kaku.

"Aku hanya ingin menyelesaikan apa yang harus kami selesaikan, dan itu sama sekali bukan urusanmu."

"Kalian tidak seharusnya bersama."

"Apa kau pernah melihat cinta berakhir hanya karena sebuah larangan?"

"Kau berkata seolah Zaffya masih mencintaimu?"

"Kau tidak akan menggertakku jika dugaanku salah."

Vynno terdiam sesaat. Sinar itu, sinar itu masih tampak jelas di mata Richard. Hanya untuk Zaffya. Begitupun sebaliknya, masih terlalu jelas di manik Zaffya untuk Richard. "Sudah delapan tahu berlalu, seharusnya kau melanjutkan hidupmu."

"Aku sudah mencobanya."

"Mungkin kau tidak terlalu bersungguh-sungguh."

"Mungkin."

Getaran ringan dari saku jas Vynno membuat pria itu menegakkan punggungdan merogoh saku bagian dalam jasnya. Tanpa melirik siapa pemanggilnya, ia menjawab, "Hallo?"

Richard melihat wajah Vynno yang tiba-tiba menegang. Ekspresi khawatir membuat pria itu berkata dengan panic. "Di mana Zaffya sekarang?"

".... "

"Aku akan ke bawah sekarang." Vynno mengakhiri panggilan singkat tersebut dan langsung berbalik.

"Apa yang terjadi dengan Zaffya?" Wajah panik Vynno memang seekspresif itu jika bersangkutan dengan Zaffya, jika ia tak salah ingat. Namun, kasih sayang itu memang tak pernah berubah.

Vynno terpaku, ia hampir lupa jika dirinya masih satu ruang dengan Richard. Kemudian ia kembali berbalik dan menatap Richard. Sesaat hatinya bergolak antara akan memberitahu tentang Zaffya atau tidak pada Richard. Lalu, ia memutuskan tak mau ikut campur dengan takdir Zaffya dan Richard, jadi ia hanya perlu diam dan menyaksikan akan jadi seperti apa kisah mereka.

"Tidak ada apa pun yang perlu kau khawatirkan," jawab Vynno setenang mungkin.

Richard mendengkus. "Seharusnya kau tak perlu berusaha terlalu keras untuk berbohong, Vyn. Malah membuat kebohonganmu semakin kentara."

Vynno menyeringai. Ia sangat pandai berbohong kepada para wanita-wanitanya, tapi kebohongannya tak pernah mempan terhadap Zaffya atau Ryffa. Sekarang ditambah Richard. "Aku tak akan mengatakan apa pun."

"Dan aku sama sekali tak berniat menanyakan hal itu lebih jauh lagi padamu."

"Baguslah. Kita akan lihat ke mana kisah kalian berdua akan mengalir."

Richard mengangguk.Memaklumi ketidakramahan ataupun ketidaksukaan Vynno akan kehadirannya.Penderitaan yang telah dan akan ia berikan pada Zaffya, ia sangat tahu. Namun,hal itu tak membuatnya untuk mundur satu langkah pun. Sekali saja, ia meminta dan berharap menjadi jahat dan egois untuk Zaffya.

***

"Apa yang terjadi?" Vynno bertanya langsung pada perawat yang sedang sibuk memasang jarum infus di lengan Zaffya. Wanita itu tak sadarkan diri dan wajahnya terlihat pucat. Sudah tentu karena terlalu banyak hal yang harus dipikirkan Zaffya, dan Zaffya pasti melakukan segala hal untuk diurus demi mengalihkan isi kepala yang saling berkerumun memenuhi otak wanita itu.

Apakah jika ia memberitahu Zaffya tentang Richard, Zaffya akan berhenti menyiksa dirinya sendiri? Ia tahu, mungkin ribuan kali. Zaffya berpikir untuk mencari tahu keberadaan Richard. Tetapi, Zaffya selalu dikalahkkan dengan prasangka yang teramat besar dan membuat kepercayaan diri seorang Luisana Zaffya Casavega Farick runtuh. Dampak Richard memang selalu sebesar itu untuk Zaffya. Begitupun dengan penderitaan yang akan Zaffya dapatkan jika berhubungan kembali dengan Richard.

"Sekretaris nona Zaffya menemukannya pingsan di kamar mandi setelah isi perutnya habis terkuras."

Vynno mengernyit. "Di mana sekretarisnya?"

Tepat saat Vynno menyelesaikan pertanyaannya, pintu ruang rawat tersebut terbuka dan Satya muncul.

"Apa kau tahu apa yang terjadi dengannya sebelum pingsan?"

Satya melangkah mendekat sambil mengangguk. "Beberapa kali nona Zaffya mual dan muntah. Terkadang juga mengeluh pusing. Selera makannya juga berkurang dan sering terlihat letih dan lesu. Saya juga meminta untuk segera ke rumah sakit, tapi .... "

"Aku tahu." Zaffya memang sekeraskepala itu. Kemudian kerutan di kening Vynno muncul semakin dalam ketika meresapi setiap kata yang diucapkan Satya. Prasangka itu muncul, membuatnya menyeringai dengan puas. Ini semakin terlihat menarik untuk disaksikan. "Mungkin kita butuh pemeriksaan USG," kata Vynno pada perawat.

Satya hanya diam. Melirik bergantian pada Vynno dan Zaffya yang tengah berbaring tak sadarkan diri. Jarum infus sudah terpasang.

****

"Kenapa aku harus USG?"

"Zaf, apa kau melupakan periode bulananmu?" Vynno nampak begitu antusias.

Zaffya mengangkat kedua tangannya. Tak mengerti apa tujuan Vynno menanyakan hal semacam itu. "Dan sejak kapan urusan periode bulananku membuatmu begitu tertarik?"

"Kau mual dan muntah sampai pingsan di kamar mandi."

"Aku hanya beberapa kali mengabaikan jadwal makanku."

"Ya." Vynno mengangguk. "Itu karena kau tak berselera makan. Nafsu makanmu juga berkurang."

"Aku memang tak berselera makan akhir-akhir ini."

"Itu dia." Vynno menunjuk Zaffya dengan girang.

Mata Zaffya terpicing, penuh kecurigaan saat mengamati ekspresi ceria Vynno. "Apa yang kaupikirkan?"

"Mungkin saja kau ...."

"Hamil?"

Vynno mengangguk satu kali dan mendapatkan satu pukulan mendarat di kepalanya dengan keras. Ia mengaduh sambil menggosok-nggosok kepala sebelah kirinya. "Auuwww, sakit, Zaf!"

"Proses pengeluaran racun di otakmu memang perlu sedikit pengorbanan lebih dulu."

"Kenapa? Apakah aku salah?!"

Zaffya mengangkat tangan, menyuruh perawat melepaskan jarum infusnya dengan isyarat.

Vynno membelalak. "Mau ke mana kau?"

Tatapan Zaffya menajam ketika perawat yang berdiri di belakang Vynno tak juga segera melakukan perintahnya. Berdiri kikuk di belakang sepupunya.

"Zaf, kau tak boleh pergi ke mana pun. Kau tidak boleh terlalu lelah. Nanti kandunganmu .... "

"Apa kau masih berpikir kalau aku hamil?"

"Kita harus memastikannya. Aku akan menyuruh dokter kandungan untuk memeriksamu." Ada seringai licik yang tersamar di sudut bibir Vynno. Richard mungkin masih ada di sekitar rumah sakit.

Zaffya mendesah keras. "Bagaimana aku bisa hamil, jika aku masih perawan?"

Vynno tercengang. Bola matanya semakin melebar dan hampir keluar. Lalu, ia tertawa terbahak sambil berkata, "Tidak mungkin."

"Apa untungnya bagiku kalau kau tak percaya," jawab Zaffya tak peduli. Lalu, pandangannya beralih ke arah perawat.

"Delapan tahun, kau bertunangan dengan Dewa?" Vynno mulai mengoceh. Kedelapan jarinya ditunjukkan ke wajah Zaffya. "Pasti kau bercanda." Vynno tertawa lagi. "Apa kau tidak pernah tidur dengan Dewa?"

"Apa kauingin kupecat?!" Zaffya mulai tak sabar dengan perawat itu.

Perawat itu tersentak dan segera mendekat ke ranjang. Memegang lengan Zaffya dengan tangan yang bergetar.

"Apa kauingin membunuhku?!" Zaffya semakin kesal. Bersamaan pintu ruang rawatnya terbuka dan muncul Ryffa.

"Fa, apa kau percaya kalau Zaffya dan Dewa tidak pernah tidur bersama?" Vynno langsung mencecar Ryffa bahkan sebelum pria itu menutup pintu kembali.

Ryffa hanya mengangkat bahunya sambil lalu.

"Wanita sepertinya?" Vynno menunjuk Zaffya dan si perawat yang mulai melepas jarum di pergelangan tangan. "Kau tidak mungkin menyimpan keperawananmu hanya untuk suamimu, kan?"

"Hanya karena begitu banyak wanita yang rela kau tiduri dan tidak kaunikahi, bukan berarti kau harus memercayai bahwa semua wanita seperti itu, kan?" komentar Ryffa.

"Tapi ini Zaffya, Fa."

"Kau tidak bisa memukul rata semua wanita seperti wanita yang kautiduri, kan?" Ryffa berjalan mendekat ke ranjang dengan Vynno yang masih mengekor meminta dukungan. "Hasil tesmu sudah keluar." Ryffa meletakkan berkas bermap biru tua ke nakas.

"Apa hasilnya?" Vynno memotong kalimat Ryffa. "Dia harus menjalani tes USG, kan?"

"Mungkin kau bisa melakukannya pada wanita-wanitamu, Vyn. Mungkin saja di sana bertebaran keturunan Kaheza," jawab Zaffya.

"CTmu normal. Kau hanya mengalami anemia. Kondisi umum karena kelelahan dan stres. Kau harus istirahat, Zaf." Ryffa mencegah Zaffya yang hendak turun dari ranjang

"Hanya stress. Aku punya kehidupan yang menyibukkan, dan tumpukan itu akan membuatku semakin stress jika tidak segera kutangani."

"Menginap dua hari di rumah sakit tidak akan membuat perusahaanmu bangkrut."

Zaffya bersandar di kepala kasur, hembusan napas keras melewati kedua bibirnya yang sedikit terbuka. Tidak melakukan apa pun kecuali berbaring di ranjang adalah mimpi buruk kedua bagi Zaffya. "Apa kauingin membuatku mati bosan dengan menunggu?"

"Terlampau stress akan membuat amarahmu semakin tak terkendali," kata Ryffa. Kembali menahan Zaffya yang akan turun dari ranjang.

"Aku akan ke kamar mandi." Zaffya menepis tangan Ryffa.

Vynno mendekat dengan ekspresi yang mulai terlihat tenang. "Apa kau perlu bantuan?"

"Mungkin kau yang butuh menghirup udara segar untuk membersihkan asap hitam di kepalamu." Zaffya turun dari ranjang dan berjalan perlahan menuju pintu kamar mandi.

"Dia pasti hamil dan ingin menyembunyikan kehamilannya dari Dewa," bisik Vynno pada Ryffa.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Khanza Jia
vino vino. lucu ...
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Menikahi Adik Musuh   68. Welcome Baby Boy (End)

    "Bayinya lahir dengan selamat. Karena bayi lahir prematur dan memiliki berat badan di bawah normal, kami membawanya ke ruang NICU di lantai empat. Anda bisa melihatnya di jam-jam tertentu.""Bagaimana keadaan istri saya, Dok?""Istri Anda masih belum sadar dan sedang berada di ruang pemulihan. Setelah sadar, kami akan memeriksanya sekali lagi sebelum membawanya ke ruang perawatan. Keadaannya masih sangat rentan."Rasanya Dewa bisa kembali bernapas. Tubuhnya jauh di kursi dengan kelegaan yang luar biasa. Karena keadaan Dania yang belum boleh dilihat, Dewa pun pergi ke lantai empat, untuk melihat bayinya.Tak ada sepatah kata pun yang bisa mengungkapkan perasaan Dewa. Pertama kali Dewa menatap bayi mungilnya, dan ia langsung jatuh cinta. Hanya itu satu-satunya perasaan yang bisa ia telaah. Setetes air mata jatuh, kebahagiaan dan rasa pedih bercampur aduk memenuhi dada Dewa. Melihat bayi mungilnya yang rapuh, tak berdaya, dan sangat kecil dan harus berjuang hidup di sana sendirian. Dewa

  • Menikahi Adik Musuh   67. Akhir Mikha

    Sepertinya Raka tak bisa lagi memasang senyum palsu di bibir kepada para tamu yang diperkenalkan mamanya. Dengan alasan hendak ke kamar mandi sebentar, Raka melepas lengan Alra yang melingkari lengannya. Berjalan ke dalam rumah. Entah kenapa, firasat buruk menyergap dadanya hanya dengan memikirkan Dania yang tak berhenti memenuhi kepalanya. Ditambah ia pun tak melihat Dania sejak Zaffya entah pergi ke mana dengan Nadia Farick sedangkan Dewa terjebak dengan teman-temannya tak jauh dari tempatnya.Seorang pelayan berlari ke arahnya dan menyenggol pundaknya. Pelayan itu berhenti sejenak untuk meminta maaf dengan wajah pucat. Lalu berlari ke dalam pesta. Raka hanya mengerutkan kening dan mengabaikannya. Melanjutkan langkahnya. Teapi kemudian jantung Raka berdebar keras, melihat beberapa pelayan berlari ke arah ruang tengah dengan terburu-buru, dan bukan ke arah taman belakang. Raka tak tahu apa yang begitu menarik perhatian para pelayan itu, tapi kakinya ikut bereaksi dan berlari menngiku

  • Menikahi Adik Musuh   66. Insiden

    Suara musik yang mengalun indah dan pelan, dengan berbagai jenis bunga menghiasi sepanjang jalan masuk ke taman belakang kediaman Sagara. Dengan konsep pesta kebun, yang terlihat santai dan elegan."Kau gugup? Kauingin kembali? Jangan membuatku salah paham, Dan," bisik Dewa mendekatkan bibirnya di telinga Dania saat mereka melintasi halaman samping rumah menuju halaman belakang, tempat pernikahan akan berlangsung. Genggaman tangan Dania di tangannya semakin mengetat, dan kegugupan tergaris jelas di sepanjang bibir wanita itu yang menipis. Menandakan bahwa Dania menggigit bibir bagian dalam. "Kau hanya boleh gugup karenaku."Dania memutar bola matanya jengah. Sempat-sempatnya pria itu mengurusi kecemburuan di saat kegugupan mendera dirinya sekuat ini. Gaun yang ia pakai adalah pilihan terbaik dengan harga fantastis, Dania tak akan bertanya darimana uang Dewa karena suaminya sudah melarang dan mewanti-wanti bahwa ia hanya perlu memilih gaun yang membuatnya terpesona. Dan tanpa sengaja p

  • Menikahi Adik Musuh   65. Memperbaiki Hubungan

    Dengan perut besar, Dania tampak begitu riang menatap semua benda-benda yang memenuhi toko tempat peralatan bayi. Dewa tak berhenti mengawasi Dania, mengekor ke mana pun wanita itu melangkah. Setiap gerakan lincah Dania membuatnya was-was, karena terlalu bersemangat memeriksa satu persatu benda-benda mungil yang memenuhi rak-rak yang berjajar panjang.Mata Dania tak berhenti beredar, berpindah dari satu rak ke rak yang lain. Bahkan tak jarang Dewa lah yang dengan sigap menyingkirkan benda-benda di depan Dania sebelum wanita itu menabraknya."Sepertinya sudah cukup." Dania akhirnya merasa kelelahan, menatap tiga troli besar yang penuh dengan pakaian dan segala macam pernak-pernik untuk bayi."Kauyakin?" tanya Dewa sangsi. Ini kalimat 'sepertinya sudah cukup' yang Dania ucapkan untuk ketiga kalinya.Dania mengangguk dengan mantap. Lalu mencari tempat duduk dan menemukan kursi panjang yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri. "Kakiku pegal sekali."Dewa menatap Dania yang menjauh,

  • Menikahi Adik Musuh   64. Berbelanja

    Take LoveDewa & Dania###Part 28###"Untuk pertama kalinya, Mama melihat mereka sebagai pasangan yang cocok," gumam Monica dengan senyum di bibir.Raka mengikuti arah pandang Mamanya. Sudah cukup kesal hanya dengan mendengar cara bicara Dania dan Dewa bicara, sekarang ia benar-benar merasa gerah melihat pasangan yang duduk di meja. Dewa sibuk menyuapkan makanan dari kotak bekal untuk Dania, -makanan yang katanya dibuat oleh Dewa-. Melihat bentuk makanannya dari jarak sejauh ini, Raka tak yakin dengan rasanya. Tapi Dania tampak menikmati makanan itu seolah itu adalah makanan terlezat yang pernah gadis itu makan. Padahal, makanan yang ia pesan untuk sarapan Dania adalah makanan khusus wanita hamil yang direkomendasikan oleh ahli gizi, yang kemudian ia berikan pada koki dengan tangan ajaib yang tak mungkin diragukan lagi keahlian memasaknya. Apalagi dibanding dengankan dengan tangan Dewa.Apakah cinta memang sebuta itu? CkDewa bahkan tak pernah menginjakkan kaki di dapur, tapi adikny

  • Menikahi Adik Musuh   63. Masih Terpengaruh

    Take LoveDewa & Dania###Part 27###Raka belum menghabiskan makanannya ketika ponsel pria itu kembali berdering. Wajahnya berubah tegang, setelah mendengar kalimat dari seberang."Kecelakaan?"Dania menegakkan punggung. Tak bisa menahan tubuhnya untuk sedikit condong ke arah Raka."Luar kota?" ulang Raka tak percaya. Kenapa hal seperti ini datang di saat yang tepat seperti ini. "Baiklah. Aku ..." Raka menghela napas pendek. "Aku tak tahu apakah bisa langsung mengeceknya. Aku sedang di rumah sakit.""...""Oke, akan aku usahakan." Raka menurunkan ponselnya, mengurut kening dengan tangan kiri dan pundaknya menurun seolah beban seberat ribuan ton tertumpu di sana."Apa Kak Raka harus pergi?"Raka mendesah keras."Biar Dan yang menjaga Mama. Kak Raka bisa pergi."Raka diam. Mempertimbangkan tawaran Dania."Sepertinya masalah Kakak sangat mendesak.""Bagaimana dengan Dewa? Dia pasti akan menerorku.""Biar Dan yang mengurusnya.""Baiklah," putus Raka setelah memikirkan kembali tawaran Da

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status