"Sebentar lagi kaka akan menjadi kenangan untuk aku dan ibu, kaka akan menjadi kenangan sama seperti almahrum bapak, caranya perginya saja yang berbeda, mas Edra bilang kalau kaka itu bisa-bisa di jatuhi hukuman mati karena kesalahan kaka tidak bisa di ampuni."
"Yah , kaka tahu, sekarang ini yang hanya Ingin kaka lakukan ,kaka ingin bertobat, supaya nanti ketika kaka wafat ,kaka wafat dalam keadaan Khusnul kotimah."
"Untuk yang ke dua kalinya, aku kehilangan dua lelaki yang aku sayang, aku selalu menguatkan diri aku sendri sambil bilang dan menepuk-nepuk pundakku sendiri.
'Namira yang kuat, Namira yang kuat.Tapi tetep aja aku nangis ka, air mata ku semakin mengalir ketika aku melihat ibu menangis karna kaka."Tutur Namira sambil menangis sampai sesegukan."Kamu ini jarang ngomong , sekali nya bisa ngomong lama berkata-kata dan bikin kaka jadi baper."Ucap Ludas, yang ikut pula menangis.
Edara secara diam-diam melihat dan mendengar pembicara
"Oh iya mas, tapi baju nya di lepas dulu ya mas, biar aku jahit kancingnya gak ketusuk badan nya mas." "Kenapa harus di buka dulu, udah jahit aja langsung, ribet buka-buka, terus di pake lagi." "Tapi kan kata orang jaman dulu bad luck, tau mas kalau menjahit baju posisi bajunya masih di pakai." "Itu kepercayaan orang cina,kita kan orang indonesia,aku orang Jakarta kamu orang Cirebon gak usah percaya tahayul-tahayul begitu.Aku tipe orang yang gak percaya kaya gituan." "Iya udah, nanti aku ambilin jarum sama benang dulu ya Mas." "Iya cepetan!" Dalam hitungan menit Namira membawa alat untuk menjahit dan pergi ke kamar Edra. "Mas aku dapat alat jahit nya, sini mas aku jahitin." Namira menjahitkan kancing baju piyama Edra yang terlepas, dengan posisi baju yang masih terpakai di tubuh Edra, Edra memang sengaja supaya dia bisa menatap Namira lebih puas.mereka saling menatap lalu Namira berkata "Udah selesai mas
"Aku punya saudara kembar namanya Edro."Tutur Edra sambil menunjukan foto bersama saudara kembarnya."Iya,aku tahu hal itu terus masalahnya apa?""Selama ini kamu salah paham,ya aku tahu emang aku yang salah karena gak jujur dari awal.""Iya terus?""Kamu baca ini."Edra menunjukan secarik surat peraturan tentang menjadi seorang prajurit agen Intelejen negara.Namira pun membacanya."Kamu baca aja yang aku kasih tanda warna merah?""Agen Intelejen negara tidak di perbolehkan untuk mempunyai sikap menyimpang,jika di ketahui memiliki sifat tersebut markas akan cabut jabatan sang agen tersebut."Tutur Namira sembari membaca."Iya makanya mas tuh,harusnya berubah,mas Edra itu,harusnya punya istri yang bener-bener Mas nikahin,Mas kasih nafakah lahir dan nafakah batin juga,nanti Mas Edra di pecat ."Ya ampun ni cewek bener-bener,niat aku kan mau ngasih tahu kalau aku ini laki-laki tulen,ko dia jadi nasehatin gini sih.
Sesampainya Edra bertemu ibunya di rumah, Edra menyaksikan CCTV dan ternyata benar Toni pelakunya, kali ini Toni menggunakan brewok palsu untuk mengelabuhi security di sana yang sedang berjaga.Edra mengetahui wajah Toni dari seketsa wajah yang di gambar pihak kepolisian untuk mengenali wajah Toni melalui keterangan dari Ludas,dengan sigap, Edra langsung melanglalng buana men cari Namira.Tepat di lokasi perkara, ia akan segera bertemu dengan Toni."Toni keluarlah,kamu sudah kami kepung." Ujar Edra sembari menjulurkan senjata.Toni pun muncul dengan membawa Namira, Toni menutup mulut Namira. Terlihat nampak dahi Namira mengalami luka memar dan ada darah juga, dengan ke dua tangan yang di ikat tidak itu saja Toni juga menodongkan senjata ke arah kepala Namira, tindakan Toni ini seraya mengacam Edra bahwa istrinya dalam bahaya. Melihat tatapan Namira yang penuh Limangan air mata, Edra semakin murka."Kamu apakan istri ku?""Sabar.... sabar...tenang...te
"Mas Edra,aku capek mas,aku udah gak kuat.tengelemin aja aku di sini,biar aku di makan ikan di sini.""Jangan ngomong aneh-aneh,kamu harus semangat Namira,kamu tenang aja, aku masih kuat ko.""Tapi aku udah gak kuat mas badan aku udah lemes."Nampak Namira memejamkan matanya, Namira pun pingsan di tangan Edra."Namira....,"Namira....,"Namira..."Bangun Namira,Namira,Ya Tuhan tolong kami ,tolonglah istri hamba Tuhan,hamba ingin menyelamatkan istri hamba Tuhan,hamba belum sempat bicara jujur pada istri hamba Tuhan,jangan ambil istri hamba sekarang ya Tuhan."Tiba-tiba,terdengar suara dari belakang, Edra melihat ada punuk dua ekor ikan besar, semula Edra mengira itu punuk ikan hiu, Edra langsung bergegas, membawa Namira pergi secepatnya , namun Edra kalah cepat dengan sang ikan,kedua ikan itu menghampiri tubuh Edra dan Namira, setelah kedua ikan itu semakin mendekat, ternyata kedua ikan itu ternyata sepasang ikan lumba-lumba,mereka seraya menawarkan bantuan kepada Edra. "Ini adalah sebu
"Ikuti aku...!"Kita pakai jenis pohon akar begini, lalu kita b buat anyaman menyerupai kasur di atas pohon ini."Ujar Edra sambil menunjukan cara membuatnya."Kamu masih lemas, biar aku aja yang ngerjain semuanya. Kamu istirahat aja!"Perintah Edra."Aku gak papa ko Mas,"Udah agak mendingan, aku mau bantuin kamu mas, supaya cepat selesai dan kita juga bisa cepat-cepat istirahat."Ujar Namira."Mas,dari mana dapat pisau pelati itu?""Setiap aku beroperasi, selain senjata api, aku juga selalu bawa pisau ini di dalam pakaian khusus aku.""Emangnya gak jatuh di laut waktu kita berenang?"Kita kan di tolong Lumba-Lumba,jadi semua barang-barang yang menempel di badan aku semua aman terselamatkan."Semu barang-barang yang menempel di badan aku aman, tidak ada yang jatuh tenggelam di laut." Tutur Edra dengan sedikit senyuman.Mereka berdua bergotong royong supaya tempat tidur mereka segera jadi,dan malam ini bisa di pakai mereka berdua."Akhirnya udah jadi tempat tidurnya."Tutur Namira.Para ti
"Aku minta Mas tutup mata,aku mau buka baju.""Namira kalau aku tutup mata gimana aku mau bikin api."Akhirnya Namira menuruti perkataan Edra, karena dia tidak kuat menggigil kedinginan ia melepas baju basahnya dan menjemurnya di dekat api unggul yang Edra buat.Hal itu membuat hasrat keperkasaan Edra mulai memuncak, untuk pertama kalinya Edra melihat sang istri bagian atas tubuhnya hanya menggunakan bra saja, Edra mendapati tubuh istrinya bak bidadari bentuk pundak dan leher yang panjang, kedua dada yang sangat berisi body Namira itu sungguh sempurna, mereka itu adalah pasangan yang sangat serasi.Namira sudah melepas baju basahnya, namun ia masih merasakan kedinginan melihat hal ini Edra menawarkan diri untuk memberi kehangatan kepada istrinya itu."Namira, baju kamu memang sudah kamu lepas, tapi karena kita tidak punya selimut makanya kamu masih kedinginan, aku mau ijin sama kamu, boleh aku peluk tubuh kamu, hanya untuk supaya kamu merasa hangat saja."Terdengar aneh banget, aku min
"Kamu tidak perlu repot-repot jelasin, sekarang aku mau dengar langsung, apa bener mas Edra sayang sama aku,aku tahu kamu itu ternyata Laki-laki, kamu bukan seperti apa yang bibi Ribka bilang, kamu seorang militer yang gagah berani, pertanyaan ku saat ini, apakah kamu mau mempertahankan perkawinan kita, atau kamu mau kita pisah, terus kamu akan cari wanita lain yang kamu cintai untuk kamu jadikan istri.""Kalau aku mau ceraikan kamu, kenapa tidak dari dulu aku ceraikan kamu, kenapa aku mau kamu tinggal dua tahun lagi sama aku, itu semua bukan karena aku minta uang aku di ganti, tapi karena aku mau kamu selama-lamanya ada di sisi aku Namira, Namira aku mohon jadilah istri aku yang seutuhnya,aku akan bahagiakan kamu, aku sayang sama kamu, awalnya mungkin aku tidak punya rasa apa-apa, tapi lama-lama rasa ini semakin gak karuan saja, apalagi di tambah kamu ketemu s sama dr. Bagja ,aku gak bisa tidur melihat semua itu, aku gak bisa istirahat dengan nyenyak melihat kamu dan dr. Bagja, berte
"Udah gak papa, kamu aku gendong aja.""Gak usah mas,aku jalan sendiri aja. Mas aku malu nanti di liatin atasan kamu sama teman-teman kamu, tar mereka tanya aku kenapa, mereka gak liat aku terluka, badan aku gak ada yang terlihat terluka.""Kamu tenang aja, tar aku bilang ke mereka kamu itu luka dalam atau sakit perlu atau apalah, supaya mereka gak mikir aneh-aneh. Sepertinya mereka itu kayanya gak akan meikir aneh-aneh. Kita itu kan habis di sandra, jadi wajar -wajar aja kalau kita terlihat ada apa-apa dan kesakitan."Helikopter pun turun ke tepi laut,mereka langsung turun dari helikopter tersebut dan menemui Edra dan Namira."Ternyata dugaan kami benar Komandan Edra dan istri selamat dari ledakan bom itu.""Iya benar kami selamat,kami loncat ke laut ketika bom itu meledak.""Syukurlah Komandan Edra masih selamat."Tutur salah satu kawan sepekerjaan.Merekapun bergegas pergi meninggalkan tempat itu,namun bagi Edra dan Namira tempat itu adalah tempat paling bersejarah bagi mereka berd