Home / Romansa / Menikahi Gadis Desa / Bab Dua : Kehidupan Baru

Share

Bab Dua : Kehidupan Baru

Author: Nisa Nurpasa
last update Last Updated: 2022-03-09 15:43:20

Sarah menegeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil. Perempuan itu menatap suaminya yang tak lain Fabian tengah memperhatikan laptop dengan pandangan serius. Saat ia akan duduk di atas ranjang, terdengar suara Fabian yang membuatnya terdiam kaku.

“Siapa yang suruh kamu duduk disini?” tanya Fabian dengan datar.

“T-terus aku tidur dimana Mas?” tanya Sarah dengan suara pelan.

“Lantai.” Jawab pria itu acuh.

“H-hah?” pekik Sarah tidak percaya.

Jujur saja, meskipun Sarah berasal dari keluarga yang sederhana, ia tidak pernah tidur di lantai. Kecuali ada sebuah karpet atau kasur kecil yang menjadi alasnya.

“Kenapa? Nggak mau?” tanya Fabian sinis.

Sontak Sarah menggelengkan kepalanya. Mau bagaimanapun, ia harus menuruti setiap ucapan suaminya. Sarah akan selalu berbakti kepada Fabian, sekali pun itu menyakiti perasaannya. Sarah akan selalu mengingat nasihat Ayahnya.

Karena sudah lelah dan sedikit mengantuk, tanpa babibu Sarah pun merebahkan tubuhnya pada lantai. Kulitnya terasa dingin saat menempel dengan lantai. Sekuat mungkin Sarah menahan rasa dingin yang melanda tubuhnya.

Fabian yang melihat Sarah menuruti ucapannya hanya terdiam tanpa bersuara lagi. Pria itu kembali fokus pada laptop di hadapannya. Pekerjaannya semakin menumpuk, terlebih saat ia tadi melaksanakan pernikahan sialan itu.

•••••

Suara kicauan burung mampu membangunkan Sarah dari tidurnya. Perempuan desa itu meringis kecil tatkala meraskaan seluruh tubuhnya yang terasa remuk. Dengan menahan sakit, ia mencoba memaksakan untuk mendudukkan tubuhnya.

Sarah melirik jam kecil diatas nakas yang sudah menunjukkan pukul empat pagi. Perempuan itu pun beranjak menuju kamar mandi. Mungkin, berendam dengan air hangat akan membuat tubuhnya seidkit rileks.

Setelah menghabiskan waktu sekitar setengah jam, akhirnya Sarah keluar dari kamar mandi. Betapa terkejutnya ia saat mendapati tubuh tegap seorang pria yang tepat berada di depannya. Terlebih Fabian bertelanjang dada.

“Ck lama banget, mandi atau bunuh diri?” pertanyaan sinis itu mampu membuat Sarah menundukkan kepalanya dalam.

Fabian kemudian melangkah memasuki kamar mandi dan membanting pintunya sekeras mungkin membuat Sarah terlonjak kaget.

BRAK!

“Astagfirullah,” gumam Sarah seraya mengusap dadanya pelan.

•••••

Sarah tersenyum kikuk saat melihat keberadaan pria paruh baya yang tak lain ialah Kakek Fabian.

“Sudah bangun, nak?” tanya Kakek Robi sekadar berbasa-basi.

“Sudah Kek.” jawab Sarah sopan.

“Mari kita sarapan.” ajak pria paruh baya itu yang diangguki oleh Sarah.

Sarah menarik salah satu kursi makan. Pandangannya berbinar tatkala melihat banyaknya sajian makanan menggiurkan di atas meja makan. Kakek Robi terkekeh kecil melihat reaksi yang diberikan Sarah.

Suara decitan kursi membuat Sarah menoleh pada Fabian. Pria itu terlihat sangat tempan dengan kemeja berwana putih dan celana kain berwarna abu-abu. Jangan lupakan lengan kemejanya yang digulung hingga sikut.

“Selamat makan.” ucap Kakek Robi membuat Sarah dan Fabian serentak menganggukkan kepalanya.

Mereka pun memulai acara sarapannya. Suara dentingan sendok saling bersahutan. Tak ada yang memulai perbincangan, karena memang di meja makan Kakek Robi memerintahkan agar tidak ada perbincangan yang terjadi saat sedang makan.

Setelah sepuluh menit kemudian, mereka pun telah selesai melaksanakan sarapannya. Kini, ketiga orang berbeda generasi itu tengah berkumpul bersama di sebuah ruangan yang Sarah tebak ialah ruangan keluarga.

“Kakek!” teriak seorang anak kecil membuat Sarah menatapnya dengan kening berkerut.

“Halo cicit Kakek, gimana kabar kamu sayang?” tanya Kakek Robi seraya membawa tubuh mungil anak perempuan itu ke dalam pangkuaannya.

“Angel baik Kakek,” jawabnya dengan nada menggemaskan.

“Kek,” panggil seorang pria yang tidak dikenali Sarah.

“Bagaimana keadaan Kakek?” tanya pria itu seraya mendudukkan tubuhnya di samping Fabian.

“Aku baik.” jawab Kakek sebelum pria itu kembali fokus pada cicit perempuannya.

“Itu siapa Kakek?” tanya anak kecil yang bernama Angel Putri Aditama.

Kakek Robi beralih menatap Sarah dengan senyum tipisnya. “Itu Tantenya Angel, istrinya Om Fabian.” Jelasnya kepada sang cicit.

“Wah, berarti istrinya Papa juga dong!” seru Angel dengan nada senang.

Anak perempuan itu berusaha agar turun dari pangkuan Kakeknya. Dengan semangat empat lima, ia berjalan mendekati Sarah dengan senyum mengembang menampilkan giginya yang ompong.

“Halo, aku Angel. Kamu mau kan jadi istrinya Papa aku?” tanya Angel dengan senyum manisnya.

Astaga, lucu sekali. Ucap Sarah dalam batinnya.

“Angel, jangan seperti itu.” tegur seorang pria yang membuat Sarah menatap bingung ke arahnya.

Dia adalah Firman Aditama. Kakak kandung dari Fabian Aditama. Firman menikah dengan seorang wanita yang bernama Intan. Pernikahan keduanya sangat bahagia, namun sayang setelah melahirkan Angel, Intan meninggal karena sudah tidak kuat.

Firman membesarkan putrid kecilnya dengan penuh kasih sayang. Tak terasa, kini putrinya sudah berusia delapan tahun. Artinya, sudah delapan tahun juga lamanya sang istri meninggalkannya.

“Ih Papa, Angel kan pengen punya Mama!” rengek anak kecil itu dengan manja.

“Angel, ingat ‘kan perkataan Papa saat di rumah?” tanya Firman dengan suara beratnya.

Dengan berat hati anak perempuan itu menganggukkan kepalanya.

“Tidak boleh nakal di rumah Kakek,” jawabnya dengan lesu.

“Ah ya, kenalkan dia Sarah istri Fabian.” Kakek Robi pun memperkenalkan Sarah kepada cucu pertamanya.

“Firman.” ujar pria itu seraya mengulurkan salah satu tangannya.

“S-sarah,” cicit Sarah seraya membalas uluran tangan Firman.

Firman memandang wajah Sarah dengan lekat. Entahlah, rasanya ia seperti melihat sosok istrinya dalam diri Sarah. Fabian yang melihat genggaman tangan Sarah dan Firman yang berlum terlepas pun sontak berdeham lumayan keras.

“Ekhem,” deham pria itu keras.

Sontak Sarah menarik kembali tangannya dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya. Jangan lupakan semburat merah yang sudah menghiasi kedua pipinya.

Fabian memutar bola matanya jengah melihat tingkah Sarah yang sangat memuakkan baginya. Pria itu merogoh ponselnya saat mendengar suara notifikasi.

Senyumnya perlahan mengembang saat melihat sebuah pesan yang dikirimkan kekasihnya. Kekasihnya mengatakan jika perempuan itu sudah sampai di Jakarta sejak dua puluh menit yang lalu.

“Kenapa?” tanya Firman heran melihat senyum adiknya yang memang jarang tersenyum itu.

“Kepo.” balasnya singkat namun menyakitkan.

Sarah menatap Fabian yang tengah bersiap-siap untuk pergi. Pria itu mengabaikan keberadaan Sarah dan melangkah pergi keluar kamar. Namun, langkahnya terhenti saat suara Sarah terdengar oleh telinganya.

•••••

“Mas mau kemana malam-malam begini?” tanya perempuan itu dengan risau.

Fabian membalikkan tubuhnya menghadap Sarah. “Aku peringatkan, jangan pernah mencampuri urusanku sedikitpun. Paham kamu!” bentak Fabian membuat Sarah terlonjak kaget.

Dengan rasa takut yang menyelimutinya Sarah pun menganggukkan kepalanya singkat. Fabian pun kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan kamarnya dan Sarah yang kini menatap punggung lebar pria itu dengan tatapan sendu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Gadis Desa   Perubahan Kakek Robi

    Sarah mendongakkan kepalanya menatap langit malam lewat balkon kamarnya. Perempaun itu hanya diam tidak membuka suara. Hatinya sakit mendengar pernyataan suaminya yang mengatakan akan menikahi wanita lain.Sarah tidak menyangka, kebencian Fabian akan menikah dengan dirinya membuat pria itu nekat melakukan kesalahan dengan wanita lain. Jujur saja, jika ditanya ia sakit hati? Tentu iya, Sarah merasakan sakit hati atas perbuatan yang Fabian lakukan.Saat ini Sarah tengah berada di kamar Firman—Kakak iparnya. Entah mengapa Firman membawanya ke kamar pria itu, bukan ke kamar Fabian yang merupakan suaminya. Sarah memeluk tubuhnya erat tatkala hembusan angin malam menerpa kulit putihnya.Tatapannya terlihat sangat kosong. Entahlah, mulut perempuan itu terasa kelu untuk mengucapkan sepatah dua patah kata. Sarah masih terkejut dengan kejadian di ruang makan tadi. Ia sangat berharap sekali, bahwa ini hanyalah mimpi buruknya. Tidak menjadi kenyataan.Perempuan itu melangkah berbalik memasuki kam

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Tiga Belas : Kemarahan Kakek Robi

    Sudah dua minggu berlalu sejak Mila memberitahukan kekasihnya bahwa wanita itu tengah mengandung anaknya. Mila merengek agar Fabian segera untuk menikahinya. Fabian pun dibuat bingung oleh tingkah kekasihnya yang semakin hari selalu kekanakan.“Sayang, kapan kamu akan memberitahu Kakek Robi?” Sudah sepuluh kali Mila memberikan pertanyaan yang sama kepada Fabian.Fabian menghela napasnya gusar. Sejenak ia terdiam guna meredakan kekesalan yang tiba-tiba saja timbul saat wanitanya terus bertanya mengenai hal tersebut.“Aku sibuk Mila. Kamu tahu ‘kan pekerjaanku sangat banyak?” balas Fabian sembari menyandarkan punggung tegapnya pada kursi kebesarannya.Mila memberenggut kesal mendengar jawaban kekasihnya. “Kalau kamu terus-terusan kayak begini, lebih baik aku sendiri yang memberitahu Kakek Robi.” tukas Mila dengan tegas.Fabian memijat pangkal hidungnya resah. “Baiklah… nanti malam aku akan memberitahu Kakek.” ujar Fabian dengan nada terdeng

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Dua Belas : Hamil?

    Dua bulan kemudian..Seperti biasanya, saat ini Sarah sedang bersama Angel—keponakannya. Sarah menggenggam jemari mungil Angel saat keduanya baru memasuki lift. Pernah suatu ketika, Sarah berharap mempunyai anak secantik dan sepintar Angel.“Tante, aku kangen sama Om Bian..” ujar Angel seraya mendongakkan kepalanya guna menatap wajah Sarah.Sarah tersenyum simpul mendengar ucapan anak kecil itu. “Kan sekarang Angel akan bertemu sama Om.” balas Sarah.Angel membalas senyuman Sarah dan menganggukkan kepalanya. Setelah lift berhenti dilantai 8, Sarah dan Angel pun keluar dari lift tersebut. Sarah menuntun Angel menuju ruangan suaminya. Saat akan mengetuk pintu sang suami, sebuah suara menghentikkan pergerakkannya.“Ibu Sarah?” panggil seorang pria yang kini berdiri di samping Sarah.Sarah menoleh ke samping seraya menatap pria itu dengan alis mengeryit. “Ya?” sahut Sarah.“Ah, pasti Ibu mau bertemu dengan Fab-Pak Fabian?” t

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Sebelas : Skandal

    Sudah satu minggu Fabian dan Mila liburan bersama di Bali. Selama itu pula Sarah mengkhawatirkan suaminya. Pasalnya, Fabian tidak memberitahukan kepadanya akan pergi kemana dan dengan siapa pria itu pergi.Sarah duduk di depan televisi dengan raut wajah gusar. Perempuan itu sangat khawatir dengan suaminya. Sebenarnya, kemana suaminya itu pergi selama satu minggu ini? Batin Sarah bertanya-tanya.Tayangan televisi menyiarkan berbagai macam berita yang disalurkan kepada masyarakat. Kedua mata Sarah terpaku saat indra penglihatannya melihat dengan jelas foto suaminya dan seorang wanita yang pernah ia lihat di ruangan sang suami, terpampang jelas di televisi 42 inchi itu.“Pemirsa, kali ini Mila Shaquella seorang model majalah dewasa terlibat skandal tengah berlibur bersama dengan kekasihnya yang bernama Fabian Aditama, cucu dari pengusaha sukses Robi Aditama…”Sarah terdiam kaku. Kedua bahunya melemas. Perempuan itu pikir, suaminya tengah keluar kota

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Sepuluh : Merubah Cara Bicara

    Fabian mengecup kening Mila cukup lama. Pria itu menatap lekat wajah kekasihnya dengan senyuman hangat. “Kalau begitu, istirahatlah. Besok aku akan menjemputmu.” titah Fabian sebelum pria itu pergi meninggalkan apartemen Mila.“Siap sayang, hati-hati dijalan ya..” ujar Mila seraya melambai-lambaikan tangannya.Setelah punggung Fabian tidak terlihat, Mila tersenyum samar. Wanita itu begitu sangat senang, karena besok ia dan Fabian akan berlibur bersama. Ia harap, sesuatu akan terjadi disana.•••••Fabian mengendarakan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Pria itu melirik arlojinya yang bernilai ratusan juta. Tertera waktu sudah menunjukkan pukul 23.30. malam. Setelah memarkirkan mobilnya, Fabian pun melangkah memasuki lift.Ceklek! Fabian menyalakan lampu ruang tamu saat pria itu sudah memasuki pintu apartemen. Helaan napas kasar ia hembuskan dengan cepat. Lagi-lagi istrinya itu menunggu kepulangannya. Padahal, sudah ia

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Sembilan : Rencana Mila

    Pagi harinya, Sarah terbangun dengan keadaan tubuh yang seakan remuk. Kemarin, setelah menemani Angel bermain di time zone, Sarah menemani gadis kecil itu les privat di rumah Firman. Setelah mengumpulkan nyawanya, Sarah pun beranjak menuju kamar mandi.Sarah langsung menuju dapur setelah perempuan itu telah menyelesaikan acara mandinya. Perempuan itu membuka kulkas yang sudah berisi banyaknya bahan makanan yang dapat diolah. Tangannya meraih dua butir telur dan daun bawang, serta beberapa rempah-rempah.Dengan telaten dan lihai, Sarah mengupas bawang merah dan rempah-rempah lainnya. Setelah dicuci bersih, Sarah pun mengirisnya tipis-tipis. Sarah menyalakan kompor api dan mulai memasukan bumbu yang telah disiapkannya setelah diberi minyak.Pagi ini Sarah hanya memasak nasi goreng biasa untuk dirinya dan juga suaminya. Setelah nasi goreng tersebut jadi, Sarah pun menuangkannya ke atas dua piring. Harum masakan nasi goreng membuat perut Sarah berbunyi.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status