Share

17. Jebakan Irwan

Satria memilih tak mengambil pusing. Nanti akan ada waktunya untuk membicarakan banyak hal pada Tami. Setelah dirinya mampu memahami apa yang sedang terjadi pada dirinya. Karena sejak menikah, hati dan pikirannya terasa tak sinkron. Hatinya pun sering merasakan hal yang baru kali ini dia rasakan.

Terlebih Tami tak menunjukkan reaksi apa pun. Seperti saat ini, mereka sedang bersiap untuk sarapan. Maka dengan sigap, Tami menghampiri Satria dan membantu merapikan kemeja setelah memasangkan dasi juga jas kerja. Wanita itu mengulas senyum kecil dan berlalu begitu saja keluar kamar.

Satria mengikuti layaknya anak kecil yang tak mau jauh dari ibunya. Selalu seperti itu setiap hari. Dia tak peduli, hanya mengikuti apa yang otak perintahkan pada tubuhnya.

“Aku enggak mau makan nasi,” ucap Satria begitu duduk di meja makan.

Tami melongo. Dia melihat nasi goreng dan beberapa lauk pelengkap di meja lalu cemberut ke arah Satria.

Dengan sekuat tenaga, Satria berusaha menahan tawa. Selalu begini s
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Pena Ilusi
Sebel aku sama Sissy. Keren, up thor
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status