Home / Romansa / Menikahi Mantan Kekasihku / #1 Bertemu dengannya kembali

Share

Menikahi Mantan Kekasihku
Menikahi Mantan Kekasihku
Author: La Bella Rose

#1 Bertemu dengannya kembali

Author: La Bella Rose
last update Huling Na-update: 2024-04-16 16:56:23

Di sebuah ruangan yang menghadap langsung ke gedung pencakar langit di depannya. Seorang pria tengah berdiri dengan kedua tangan dimasukan ke saku celananya. 

 

"Tuan, Nyonya Baila datang," seru seorang pria di belakang Edgar. Dia Anhar --- Sekretaris pribadinya. 

 

"Suruh masuk," sahut Edgar tanpa menoleh ke belakang. 

 

Anhar pun keluar dan tidak lama kemudian seorang perempuan cantik memakai jeans ketat dan kemeja putih dengan kancing terbuka di bagian belahan dadanya masuk. 

 

Rambutnya tergerai indah dan panjang, dia mendapat julukan si pirang Baila. Sebab warna rambutnya pirang. 

 

"Kamu tidak membangunkanku pagi ini, By. Aku sarapan sendirian tadi." 

 

Baila Veronica --- dia istri Edgar, mereka sudah menjalin hubungan sebagai suami istri selama satu tahun. 

 

Hanya saja ini semua tidak lebih dari pernikahan bisnis. 

 

"Apa kamu akan mati kalau sarapan sendirian?" tanya Edgar tanpa membalikkan badan.

 

Baila mendengus kasar, sikap Edgar memang tidak pernah sedikit pun berubah setelah satu tahun pernikahannya. Dia pun melangkah menghampiri Edgar dan memeluknya dari belakang.

 

"Aku suka kalau kita sarapan berdua." Tangan Baila perlahan naik ke dada suaminya, membelainya di sana dengan tersenyum. 

 

"Aku suka sarapan sendiri," sahut Edgar seraya melepas paksa tangan Baila. Ia pun berbalik menatap Baila yang kini memasang wajah cemberut. 

 

"Untuk apa kamu datang ke kantor?" 

 

"Aku merindukanmu," jawabnya dengan wajah cemberut. 

 

"Aku di sini untuk bekerja!" 

 

"Aku tidak akan menganggumu, By. Aku bisa duduk di sana." Baila menunjuk salah satu sofa. "Bagaimana? Boleh ya aku di sini?" Baila memelas dengan manja, menggoyang-goyangkan tangan Edgar. 

 

"Aku tidak ingin mendengar suara apapun selama aku bekerja!" Edgar memperingati. 

 

"Oke, siap. Aku akan diam menikmati wajah tampanmu saja." Baila mengelus pipi suaminya yang langsung ditepis oleh Edgar. Edgar pun menghampiri meja kerjanya. 

 

Baila menghela nafas panjang dan akhirnya memilih berjalan menuju sofa.

 

"Tenang, Baila. Jangan marah, baru juga satu tahun," gumamnya. 

 

Baila selalu yakin akan ada hari di mana sikap Edgar berubah lembut kepadanya. Dan yakin suatu hari nanti Edgar akan mencintai dirinya. 

 

Dia duduk seperti anak baik di sofa. Sesekali tersenyum memandangi suaminya. 

 

***

Malam pun tiba, Baila sudah tertidur di sofa setelah seharian dia berada di kantor Edgar, aktivitasnya hanya menonton film dan makan, sesekali membaca majalah yang memperkenalkan tas keluaran terbaru. Lalu berteriak kegirangan ketika Edgar membolehkan Baila untuk membeli tas itu. 

 

Edgar memilih keluar dari kantor karena penat dari pekerjaannya, dia butuh udara segar, keluar tanpa membangunkan Baila.

 

Edgar berjalan di trotoar seraya merokok dengan rambut yang bergerak karena angin malam. Hidupnya hampa setelah kepergian mantan kekasihnya yang menikah dengan pria lain, selain pekerjaan, tidak ada hal lain yang dilakukan pria itu.

 

Baila? Ah, tidak ada yang menyenangkan dari Baila selain perempuan yang menjadi istrinya karena bisnis. Edgar membelikan semua yang Baila inginkan agar telinganya tidak mendengarkan rengekan istrinya itu. 

 

Ketika langkahnya semakin menjauhi gedungnya sendiri, dari kejauhan dia melihat seorang gadis berlari jauh di depannya. Dia berlari pelan tanpa alas kaki, sesekali gadis itu berhenti untuk mengatur nafasnya. 

 

Dia melambai-lambai pada kendaraan yang lewat, tapi sayangnya tidak ada yang berhenti untuk menolong, membuat gadis itu kini berjalan pelan dengan sempoyongan. 

 

"Dia terluka ..." gumam Edgar yang melihat lengannya tersorot lampu jalanan dan terlihat ada lebam di lengan gadis itu. 

 

Edgar pun mempercepat langkah kakinya untuk menolong gadis itu hingga langkahnya kini berubah jadi berlari. 

 

Sebuah mobil terlihat oleng, dia menabrak pengguna mobil yang lain dan tidak bisa menghentikan mobilnya hingga mengarah ke arah gadis tersebut. Edgar melebarkan mata, gadis itu terlihat tidak sadar ada mobil yang hendak menabraknya. Dengan cepat Edgar berlari.

 

BRAKH

 

Mobil itu menabrak salah satu toko. Beruntung Edgar datang tepat waktu menarik gadis itu masuk ke dalam pelukannya. Dia melihat ke arah toko yang hancur dan jeritan orang-orang di dalamnya. 

 

"Kamu baik-baik saja?" tanya Edgar pada gadis dalam dekapannya. 

 

Perlahan gadis itu mendongak dan seketika Edgar melebarkan mata sempurna melihat wajah gadis itu. Wajah yang ia selalu rindukan berada dalam dekapannya sekarang.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #23

    "Cari siapa, Nona?" tanya seorang pria pada Baila yang masih bergeming sebab yang keluar ternyata bukan Edgar atau pun Zura. "I-ini apartemen siapa ya?" tanya Baila. Informasi yang diberikan suruhannya semalam tidak salah, tapi kenapa bukan suaminya yang keluar, Baila heran. "Ini apartemen milikku." "Sayang, siapa?" Baila menoleh pada perempuan yang menghampiri mereka. Perempuan itu datang dengan kemeja putih pendek dan rambut berantakan yang basah seperti habis mandi. "Tidak tau, Nona ini aku juga tidak mengenalnya." "Siapa yang kamu cari?" tanya perempuan itu sinis sebab berpikir Baila adalah selingkuhan kekasihnya. "M-maaf, saya salah kamar. Permisi ..." Baila segera pergi dari sana membuat pasangan tersebut saling menoleh heran. *** Baila berjalan pelan di lorong dengan kebingungan, apakah suruhannya salah mengikuti Edgar. Ia mendengus kasar.

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #22

    Edgar tengah mengeringkan rambut Zura yang baru saja selesai mandi. Moment seperti ini sering dilakukan Edgar ketika masih berpacaran dengan Zura, ia sering membantu Zura mengeringkan rambut panjangnya. Apalagi hampir setiap hari Zura berada di mansion Maria, bercanda dengan Maria dan juga Elia. "Lain kali, jangan mandi terlalu malam, Zura." "Aku ketiduran tadi," sahut gadis itu. "Kamu engga mau ke luar lagi? Engga mau jalan-jalan?" "Mau, sih. Tapi ...""Aku akan mengajakmu jalan-jalan besok sore. Gimana?" "Kerjaan kamu bakalan selesai sore, bukannya baru selesai malam hari." "Tidak ada yang mengaturku, Zura. Aku pemilik perusahaan, kapanpun aku bisa pulang." Zura hanya tersenyum mendengar jawaban Edgar. "Gimana kabar Mama dan Elia?" tanya Zura tiba-tiba. "Mereka baik, si calon Dokter itu juga rajin belajar." Zura tersenyum getir. "Mereka pasti sangat membenciku ya, Edgar."

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #21

    Hubungan mereka saat di UK dulu tidak terlalu baik juga tidak terlalu buruk. Jika bertemu mereka saling tidak perduli satu sama lain, tapi bagi Zura, sikap mereka lebih baik dibanding Charlos. Calvin dan Theo merasa bosan, ia menghabiskan waktu di klab sampai malam hari, Calvin mabuk parah dan main wanita sementara Theo hanya menikmati musik dan minum sedikit. Beberapa wanita klab berusaha menggoda Theo, tapi Theo tidak merasa tertarik sama sekali. Ketika ia mulai merasa bosan, ia mencoba mengajak Calvin pulang. Tapi sayangnya karena dia mabuk parah, Calvin tidak bisa diajak berbicara, malah meracau tidak jelas sambil memeluk wanita penghibur. "Tinggalkan saja dia, aku tidak keberatan," ucap si wanita penghibur itu. Theo berdecak. "Pesankan kamar untuknya, aku yang membayarnya besok." "Oke," sahut si wanita penghibur itu dengan tersenyum. Sementara Baila, dia menunggu kepulangan suaminya di

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #20

    Edgar kembali membalikkan badan dengan wajah datarnya. "Dimana, Zura? Dia kembali lagi ke sini, kan? Kamu bertemu lagi dengannya. Iya kan, Edgar?" "Tanya pada matamu sendiri, jika kamu tidak pernah melihatnya, dia tidak ada di sini," jawab Edgar santai. Anhar sedari tadi hanya mematung di belakang Edgar. "Aku tau kamu menyembunyikannya!" desis Baila. "Kamu harus ingat Edgar, Ibumu tidak akan pernah setuju kamu kembali kepada wanita itu!""Dia Ibuku, bukan urusanmu!" tukas Edgar. Edgar sudah tidak mau mendengar apa-apa lagi, ia melangkahkan kakinya dengan cepat diikuti Anhar. Mengabaikan teriakan Baila di telinganya. Baila berteriak frustasi, dalam hatinya ia ingin sekali menjambak rambut Zura, melampiaskan kebenciannya terhadap gadis itu. ***Seorang pria berdiri depan istana buckingham. Rambutnya yang kecoklatan tertiup angin, ia memakai mantel tebal coklat dengan syal hitan di lehernya. Musim dingin lebi

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #19

    Ponselnya Charlos yang berada di kamarnya di UK terus berdering. Nomor itu hanya Baila yang tahu dan ketika Charlos kembali ke Indonesia, dia lupa tidak memberitahu Baila, juga tidak membawa ponsel tersebut. "Firasatku benar-benar tidak enak, aku merasa Edgar bertemu kembali dengan Zura ... tapi kenapa Charlos tidak mengangkat telponku." Ia bermonolog sendirian, menghela nafas kasar, frustasi dan ketakutan, apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa Edgar tadi pagi mengatakan kepada Maria jika Maria tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Apa aku harus pergi ke UK saja? Tapi aku juga tidak tau dimana alamat rumahnya ... aaarrggh!" dia mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Baila juga tidak mengenal orang tua Charlos. Hari itu ia hanya bekerjasama dengan Charlos untuk memisahkan Edgar dan membawa Zura jauh dari pria itu. Baila keluar dari kamar, ia meminta kunci mobil pada supir yang selalu mengantarnya kemanapun ia pergi. "Tapi Nyonya, Tuan

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #18

    "Aku tidak berbicara denganmu!" hardik Edgar menunjuk wajah Baila. Baila terus menatap Edgar, ia mengkhawatirkan sesuatu, bagaimana jika Zura ternyata ada di sini, bertemu dengan Edgar kembali dan menjadi alasan pria itu jarang pulang ke mansion. "Edgar, apapun alasannya, Mama sudah tidak menyukai Zura lagi!" "Ma ---" "Lupakan dia, Edgar!" bentak Maria membuat Edgar terdiam seketika. "Sekalipun dia merengek ingin kembali kepadamu, Mama tidak akan pernah setuju sampai kapanpun!!" Edgar mendelik pada Baila dan akhirnya memilih pergi karena tidak mau bertengkar lebih lama dengan Ibunya. "Edgar! Edgar!" teriak Maria. Tapi langkah Edgar sedikit pun tidak berhenti. "Maa ..." Baila merengek pada Maria dengan memeluk lengan mertuanya itu, seakan ia tengah menjadi istri yang menyedihkan karena tidak dicintai oleh suaminya sendiri.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status