Menikahi Mantan Kekasihku

Menikahi Mantan Kekasihku

By:  La Bella Rose  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
23Chapters
75views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Edgar merelakan kekasihnya --- Azura Aluna untuk menikah dengan pria lain. Dan untuk membalasnya ia juga menikah dengan perempuan bernama Baila. Edgar berpikir Azura Aluna bahagia dengan pernikahannya, ternyata dia kembali selepas mendapat kekerasan dalam rumah tangga oleh suaminya. Tidak tinggal diam, Edgar pun membawa Azura kembali, menikahinya dan membunuh Charlos --- Mantan suami Azura Aluna. Walaupun Edgar dan Zura sudah menikah, Baila tidak tinggal diam untuk menghancurkan pernikahan mereka. Akankah Baila berhasil memisahkan mereka?

View More
Menikahi Mantan Kekasihku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
23 Chapters
#1 Bertemu dengannya kembali
Di sebuah ruangan yang menghadap langsung ke gedung pencakar langit di depannya. Seorang pria tengah berdiri dengan kedua tangan dimasukan ke saku celananya. "Tuan, Nyonya Baila datang," seru seorang pria di belakang Edgar. Dia Anhar --- Sekretaris pribadinya. "Suruh masuk," sahut Edgar tanpa menoleh ke belakang. Anhar pun keluar dan tidak lama kemudian seorang perempuan cantik memakai jeans ketat dan kemeja putih dengan kancing terbuka di bagian belahan dadanya masuk. Rambutnya tergerai indah dan panjang, dia mendapat julukan si pirang Baila. Sebab warna rambutnya pirang. "Kamu tidak membangunkanku pagi ini, By. Aku sarapan sendirian tadi." Baila Veronica --- dia istri Edgar, mereka sudah menjalin hubungan sebagai suami istri selama satu tahun. Hanya saja ini semua tidak lebih dari pernikahan bisnis. "Apa kamu akan mati kalau sarapan sendirian?" tanya Edgar tanpa membalikkan badan.Baila mendengus kasar, sikap Edgar memang tidak pernah sedikit pun berubah setelah satu tahun p
Read more
#2 Apa yang sebenarnya terjadi?
"Edgar ..." lirihnya pelan. Edgar semakin terbelalak melihat banyak luka di wajah Zura --- mantan kekasihnya. Matanya bergerak melihat setiap luka yang menodai wajah cantiknya. Keningnya membiru, pipinya bengkak, sudut bibirnya mengeluarkan darah yang sudah kering."Apa yang terjadi, Zura?" Sakit, sakit sekali melihat wajah Zura seperti ini. "Edgar ..." Hanya suara lemah yang bisa Zura keluarkan hingga pandangannya perlahan gelap dan sebelum kehilangan kesadarannya, Zura berlirih. "Tolong aku ..." "Zura! Zura bangun!" Edgar terlihat sangat panik. Dia segera menggendong Zura dan membawanya ke Rumah Sakit.Satu jam kemudian Zura sudah terbaring di Rumah Sakit. Wajahnya sudah diobati oleh Dokter dan disuntikan obat pereda nyeri. Edgar mengepalkan tangan melihat wajah Zura yang terluka. Apa yang terjadi dengan Zura, bukankah dia di UK bersama suaminya? "Si bedebah itu gagal menjagamu dengan baik, Zura!" kesal Edgar. "Tuan, saya sudah mendapatkan informasi," kata Anhar yang baru saj
Read more
#3 Merawat Zura di RS
"Jangan gila, Edgar!" Zura membulatkan mata tak percaya dengan apa yang dikatakan Edgar. Semudah itu pria ini berkata. "Kenapa? Aku dan Baila hanyalah pernikahan bisnis, Zura! Tidak lebih!" "A-apa? Pernikahan bisnis? Kamu gila! Kenapa kamu mempermainkan pernikahan seperti itu!" "Sama seperti kamu mempermainkan perasaanku, Zura! Kenapa aku tidak boleh membuat permainanku sendiri?" "E-Edgar ... Baila tidak bersalah, jangan menyakitinya." "Aku tidak boleh menyakiti Baila tapi kenapa kamu menyakitiku, Zura?" Lagi, Zura diam, dia hanya menjawab dalam hati. "Seandainya kamu tau apa yang sebenarnya terjadi, Edgar ... aku sebenarnya tidak pernah ingin meninggalkanmu." Zura membatin dalam hatinya. Edgar merawat Zura dengan lembut. Zura sudah terbiasa dengan sikap lembut pria ini, setahun sudah kelembutan seorang pria tidak pernah dia rasakan sebab selama setahun itu hanyalah rasa sakit dan siksaan yang diberikan Charlos padanya. "Mau mangga atau cake?" tanya Edgar setelah sebelumnya m
Read more
#4 Mereka masih mencintai
Ciumannya semakin dalam hingga Zura berhenti memberontak dan bodohnya Zura malah menikmatinya. Dalam hatinya dia sangat merindukan Edgar, semua yang ada pada Edgar, Zura sangat merindukannya. Setahun berlalu mereka berpisah, tidak sedikit pun perasaan Zura berkurang untuk Edgar, setiap kesulitan yang dia alami karena Charlos, nama Edgar lah yang dia panggil. Begitu pun dengan Edgar, selain perasaannya yang tidak berubah kepada Zura, rasa sakitnya akibat ditinggalkan Zura pun tidak berubah, ia terus menderita memikirkan mantan kekasihnya tersebut. Untuk Edgar, Baila hanyalah pajangan di rumahnya. Edgar senang bisa kembali melihat Zura dan kembali mendekapnya. Tidak sadar dalam ciumannya itu, air mata Zura menetes. Ia membatin dalam hatinya. "Aku masih mencintaimu, Edgar. Selalu." *** Martabak coklat kacang kesukaan Zura pun dimakan dengan lahap. Sesekali Edgar terkekeh melihatnya. "Di UK, aku engga nemu martabak kaya gini," ucapnya sambil mengunyah. "Pelan-pelan, semua
Read more
#5 Tinggal di apartemen baru & Kematian Charlos
Edgar menaikan satu alisnya menunggu jawaban. Ia benar-benar bisa melihat Zura sangat ketakutan. Kemudian Zura menoleh ke belakang. "Di sana, di tempat itu ..." dia menunjuk. "Charlos menyiksaku." Rasanya sakit sekali mendengar Zura berbicara seperti itu. Mungkin Zura trauma melewati jalan yang mempunyai ingatan buruk tentang Charlos. Edgar tidak hanya ingin memegang tangan Zura. Ia pun memeluk gadis itu. "Jangan takut lagi, ada aku sekarang. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu." Pria itu mengelus lembut punggung Zura.Anhar yang sedang menyetir hanya pura-pura tidak punya mata dan telinga saja. ***Mereka sampai di sebuah apartemen yang mewah, kemewahannya memanjakan mata Zura, ia begitu takjub. "Aku benar-benar akan tinggal di sini?" tanya Zura pada Edgar yang duduk di sofa, tersenyum melihat kesenangan Zura. "Ya. Apartemen ini milikmu." "Tapi, aku tinggal sendirian?" tanya Zura, ia tahu Edgar harus pulang ke mansion, sebab Baila pasti curiga jika pria itu tinggal d
Read more
#6 Merasa bersalah
Edgar pun memberikan gelas kosong itu pada Baila. Lalu keluar dari kamar, Baila menyimpan gelas kosongnya di meja dan pergi menyusul suaminya. "Hubby, kamu mau kemana?" tanya Baila menyusul langkah Edgar yang menuruni anak tangga. Baila harus sedikit berlari untuk mengimbangi langkah kaki suaminya. Baila kaget saat Edgar melewati begitu saja ruang keluarga yang itu artinya pria itu hendak pergi dari mansion. "By, jangan pergi!" teriak Baila berlari menyusul Edgar. Ia pikir hanya keluar kamar dan duduk di ruang keluarga untuk menonton tv atau melakukan hal lain. Tapi kenapa Edgar malah mau pergi. Baila memegang tangan Edgar membuat pria itu menghentikan langkahnya di teras mansion. "By, jangan pergi. Kamu baru sampai, mau pergi kemana lagi?" Baila bingung, bagaimana dengan efek obat itu jika Edgar pergi dari mansion. Ia takut Edgar melampiaskan nafsunya pada orang lain. Bagaimana jika pelacur di klab? Ah, Baila tidak bi
Read more
#7 sebuah kesalahan
Mata Zura melebar seketika. Bagaimana mungkin Charlos jujur pada Edgar. "Lalu?""Aku menghajarnya di depan banyak polisi. Aku merasa puas, setidaknya rasa sakit yang kamu rasakan sudah aku balaskan, Zura!" "Edgar, seharusnya kamu tidak melakukan itu. Apalagi di kantor polisi, bagaimana jika kamu bermasalah.""Kenapa kamu diam, Zura? Kenapa kamu tidak mencariku selama satu tahun." Edgar mengalihkan pembicaraan. "Apa kamu ragu aku bisa membawamu pergi dari Charlos?" Zura terdiam sejenak, hanya mata mereka yang saling melekat. "Aku tidak enak menganggumu, kamu sudah menikah, kita punya kehidupan masing-masing." "Dan kita sama-sama tidak bahagia saat itu. Iya kan?"Zura lagi-lagi diam. Ucapan Edgar benar, dirinya dan Edgar sama-sama tidak bahagia, tapi tidak ada yang saling mencari satu sama lain. Edgar tidak pernah mengunjungi Zura ke UK, hanya sebatas pesan text untuk menanyakan kabar mantan kekasihnya itu. Dan p
Read more
#8 Marah pada Baila
Edgar menjawab dengan deheman. Di sisi lain Zura tahu, tidak mungkin seorang Edgar takut pada Baila. Ia pun mematikan ponsel Edgar. Setelah masakan jadi, mereka makan malam bersama, Edgar begitu perhatian pada Zura, menyendokkan nasi ke piringnya, mengambilkan beberapa lauk, menuangkan air.Sikap lembut Edgar bukan karena pria itu hanya ingin Zura kembali padanya. Tapi dari mereka pacaran dulu, selalu Edgar yang lebih memperhatikan Zura, bahkan pria itu berkata dia akan terus melayani Zura sampai menikah. Sayangnya, mereka putus satu tahun yang lalu. "Makan yang banyak, aku tidak suka melihatmu kurus," ucap Edgar. Apalagi saat Zura tidak berpakaian tadi, Edgar bisa melihat jelasnya tulang rusuk di tubuh gadis itu. Zura hanya menganggukan kepala sebagai jawaban. Lagi pula makanan yang dimasak Edgar selalu enak dan membuat gadis itu mau nambah lagi dan lagi. Selesai makan, Edgar mencuci piring dan Zura tengah minum air hangat
Read more
#9 Pergi ke rumah Mama
Sebenarnya Edgar ingin kembali ke apartemen Zura, sebab rasanya rindu teramat berat jika jauh dari gadis itu, walaupun hanya sebentar. Tapi Edgar rasa Zura butuh waktu untuk sendiri, selama beberapa hari ini ia terus datang dan menganggu gadis itu. Alhasil sekarang ia memilih pergi ke mansion Maria ---Ibu Edgar. Mansion Ibunya jauh lebih baik di bandingkan mansion dirinya dengan ada Baila di dalamnya. "Kak Edgar." Seorang gadis berseru sambil menuruni anak tangga, tersenyum sumringah melihat kedatangan Kakaknya yang baru saja masuk. Edgar tersenyum dan membiarkan adik kecilnya itu memeluknya. "Elia kangen banget tau." Ia mencibikkan bibirnya. Terlihat lucu di mata Edgar, pria itu mengelus kepala Elia. "Kakak juga kangen sama kamu." "Huh bohong!" Elia mencibir sambil mendongak menatap Edgar membuat pria itu terkekeh. "Mama mana?" tanyanya sambil mengacak-ngacak gemas rambut Elia. "
Read more
#10 Baila bertemu Maria
Bisa saja Edgar menanyakan langsung alasan tersebut pada Charlos di hari itu. Tapi Edgar ingin mendengar langsung dari mantan kekasihnya. "Itu sudah berlalu Edgar ... aku hanya merasa tidak baik untukmu, aku akui pilihanku sangat salah hari itu." Zura menjawab dengan nada rendah, menahan isak tangis. Ia sangat menyesal karena tidak terbuka atas masalahnya pada Edgar dan mengambil keputusan yang sangat salah. Edgar menghela nafas kecewa, ia masih merasa bukan itu alasan Zura meninggalkannya. Tapi ia akan menunggu sampai Zura mau cerita yang sebenarnya. "Baiklah, istirahatlah ..." Zura menjawab dengan deheman kemudian panggilan pun berakhir. Zura menghela nafas berat, menutupi wajah dengan kedua tangannya. Ia merasa bisa menjauh dari Charlos bukan berarti membuat masalah selesai seketika. Tapi ada masalah baru yang harus ia hadapi, soal Baila. Walaupun pernikahan mereka hanyalah pernikahan kontrak tetap saja Zura merasa
Read more
DMCA.com Protection Status