Share

Part5

Author: Molista
last update Last Updated: 2021-11-09 20:24:51

"Tunggu beberapa saat lagi, kamu akan jadi milikku selamanya Steve," ucap Casandra dalam hatinya.

"Shit! kenapa kepalaku terasa pusing," batin Steve memegang pelipis kepalanya.

"Tuan Steve apa anda baik-baik saja?" tanya seorang pengusaha padanya.

"Anda terlihat pucat, mungkin anda kelelahan dan butuh istirahat,"  yang lainya menimpali. Steve memijat pelipis kepalanya tanpa merespon ucapan mereka.

"Steve apa perlu aku mengantarmu ke kamar untuk beristirahat?" tawar Cassandra.

"Benar Cassandra antarlah dia untuk beristirahat," imbuh Hendarto.

"Tidak perlu! aku tau jalan menuju kamar hotelku sendiri," jawab Steve dengan angkuh, dia langsung berdiri dan beranjak dari tempat duduk.

"Cassandra pastikan dia sampai kamarnya dengan baik-baik saja. Aku tidak ingin hal buruk terjadi pada Steve," Hendarto meminta Cassandra mengikutinya. Di depan para pengusaha Hendarto menunjukkan kepeduliannya pada Steve semata-mata hanya untuk mendapatkan simpati dari mereka.

Tentu sikapnya pada Steve akan mempengaruhi pandangan mereka, jika dia bisa terlihat dekat dengan Steve, maka para pengusaha lain pun akan lebih mudah menaruh kepercayaan padanya.

"Baik paman, dengan senang hati aku akan memastikan jika Steve sampai di kamarnya baik-baik saja," jawabnya sambil tersenyum.

Tentu Cassandra sangat senang dengan perintah pamannya, karena memang itu adalah bagian dari rencananya.

Steve melangkah dengan sempoyongan, perasaannya tidak karuan, hatinya menginginkan sesuatu yang tak bisa dia pahami namun tubuhnya menginginkan segera untuk mendapatkan. "Perasaan apa ini, kenapa tubuhku terasa semakin panas?" gumamnya.

Dengan langkah tertatih ia berusaha melangkah agar segera sampai ke pintu lift yang menuju kamar hotel, Cassandra yang mengikutinya sambil tersenyum penuh kemenangan, ia segera menggapai tangan Steve.

"Sayang aku akan mengantarmu ke kamar," ucapnya. Steve menolaknya dengan cara mendorong lengan Cassandra agar menjauh darinya.

Steve menatapnya dan berbicara ketus, "Pergilah menjauh dariku."

Cassandra berusaha mendekati Steve kembali, "Steve kamu tidak akan bisa melewati malam ini tanpa aku."

Steve mencengkram pergelangan tangan Casandra dengan kuat, "Aku tahu ini rencana busukmu Cassandra, segeralah menjauh atau aku akan menyakitimu dan tidak akan pernah memaafkanmu," ucapnya. Ia mendorong tubuh Cassandra hingga tersungkur di lantai, dengan tatapan yang masih mematikan Steve memencet tombol lift meninggalkan Cassandra.

Flashback off

Steve mengingat terakhir kali dirinya bertemu Cassandra, itu adalah saat semua yang terjadi malam itu tanpa bisa dikendalikan. Amarahnya kini tertuju pada Casandra dan pamannya, ia yakin semua adalah rencana mereka yang tak lain hanya untuk mengincar kelemahan Steve.

"Mereka harus membayar semuanya," ucapnya. Steve menoleh ke arah pintu ketika mendengarnya terbuka.

"Tuan Steve." ucap Han yang sudah kembali dari tugas yang diberikan Steve. Han memiliki kunci duplikat kamar tersebut sehingga dia bisa keluar masuk kamar dengan mudah, kunci tersebut di khususkan karena Steve tidak mungkin membukakan pintu untuknya.

"Kamu sudah menemukannya?"

"Tuan saya sudah mengecek setiap cctv hotel, dan hanya foto ini yang saya dapatkan, saya tidak bisa melihat jelas wajahnya karena dia selalu menunduk," jelas Han.

Steve memandangi setiap foto tersebut, ia yakin itu adalah gadis yang semalam bersamanya, ia semakin di yakinkan dengan baju gadis itu yang tak asing baginya, itu adalah kemeja putih yang dia kenakan semalam. Namun sayang wajah gadis tersebut selalu menunduk hingga mereka tak bisa melihat jelas dan menjadi misteri.

"Apa kamu sudah menemukan siapa yang menjebakku?"

"Iya tuan, nona Cassandra yang menjebak anda."

Steve menyeringai mendengar jawaban Han. "Cabut semua kerjasama kita dengan perusahaan Hendarto, cari Casandra dan kirim dia ke pedalaman Sumatera."

"Tuan sebenarnya nona Cassandra menghilang sejak tadi malam," Steve mengernyitkan dahinya. "Dari rekaman cctv, nona Cassandra berusaha mengejar anda dan memakai lift berikutnya, tapi saat masuk ke dalam lift seorang pria ikut masuk bersamanya. Saya sudah mengecek kamar yang di pesan lelaki tersebut namun pagi ini kamar tersebut sudah kosong sedangkan tidak ada yang melihat mereka keluar, bahkan saya tidak melihatnya di rekaman cctv."

Kemana Cassandra, dan siapa laki-laki yang bersamanya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Pria Angkuh   Part135 TAMAT

    Zira menggelengkan kepalanya, dan air matanya mengalir semakin deras, ia kemudian menghamburkan tubuhnya ke Steve. "Terimakasih, aku sangat senang dengan ini semua," ucap Zira dalam pelukan Steve. Mia ikut meneteskan air mata bahagianya. Zira menatap Steve sambil bertanya. "Tapi bagaimana kamu tau jika ini adalah kering aku dan kedua orangtuaku?" Steve hanya tersenyum dan mengarahkannya matanya ke Mia. Zira pun menoleh ke arah mia, ia melepaskannya pelukanku pada Steve dan mendekati Mia. "Maafkan aku sempat marah padamu," ucap Zira. "Kamu memang pantas marah padaku Zira," ucap Mia. Mereka pun akhirnya saling berpelukan. "Sebaiknya kita segera masuk, kasian anak-anak yang sudah menunggumu," ucap Steve. Zira dan Mia pun mengangguk, mereka melangkah masuk kedalam ru

  • Menikahi Pria Angkuh   Part134

    "Sudah sampai," ucap Han datar."Terimakasih. Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" ucap Mia dengan tatapan matanya yang mengarah ke depan tanpa menoleh kearah Han."Hemm.""Sepertinya adik bosmu sangat menyukaimu, tapi kenapa kamu terlihat sangat acuh padanya?"Han menoleh ke arah Mia. "Darimana kamu tau dia menyukaiku?"Mia pun menoleh ke arah Han yang menjawab pertanyaannya. "Aku selalu melihat ekspresi wajahnya yang akan langsung berubah masam ketika kamu bersamaku. Aku yakin dia sedang cemburu.""Aku tidak tahu."

  • Menikahi Pria Angkuh   Part133

    "Kenapa kalian semua diam, aku ingin pulang dan bertemu ibu, kenapa dia tidak ada di sini?" ucap Zira kembali."Zira kamu masih sakit, dan harus banyak istirahat. Setelah sembuh kamu pasti akan bertemu dengan ibumu," ucap Roselly."Aku ingin bertemu ibuku.""Sayang, bersabarlah. Percayalah pada kami," ucap Steve. Ia memegang tangan Zira sambil menatapnya."Tuan, aku …," Zira merasa canggung. Dia memang mengenal Steve dan tau persis siapa Steve, namun dia lupa dan belum bisa menerima jika saat ini Steve adalah suaminya."Aku mengerti, tapi aku yakin perlahan kamu akan mengingat tentang hubungan kita."

  • Menikahi Pria Angkuh   Part132

    "Kenapa kalian menatapku seperti itu?" tanya Cherry. Ia tidak sadar jika ucapannya telah salah."Apa itu benar?" tanya Zira. "Tapi bagaimana itu bisa terjadi. Aku, ahh." Zira kembali meringis kesakitan dan memegangi kepalanya."Sayang," ucap Steve. Ia langsung menggenggam tangan Zira. "Kita sudah menikah dan kita baru kehilangan calon anak pertama kita." Ucapan yang begitu saja lolos dari bibir Steve membuat Zira menatap kearah pria yang saat ini tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca."Kita, menikah?" Seakan tidak percaya, Zira menoleh kearah Mia dan mengharapkan jawaban darinya. Mia satu-satunya orang yang bisa ia percayai saat ini. Mia menganggukkan kepalanya dan Zira pun kembali menoleh kearah Steve, ia menarik tangannya dari genggaman Steve d

  • Menikahi Pria Angkuh   Part 131

    Mata Cherry penuh kekesalan menatap Mia dan Han. Cemburu itulah yang sebenarnya sedang ia rasakan. 'Han, kamu sungguh keterlaluan. Aku lebih lama mengenalmu tapi sekali pun kamu tidak pernah mengukir senyum untukku. Sedangkan dia? Huh, menyebalkan sekali,' batin Cherry."Cherry," panggil Roselly membubarkan lamunannya."Eh, iya mah?""Apa yang sedang kamu pikirkan, mamah memanggil kamu dari tadi malah nggak nyaut.""Maaf mah. Memangnya ada apa mah?""Pergilah membeli makanan, kita semua belum makan. Jangan sampai kita juga ikut sakit saat Zira sadar nanti."

  • Menikahi Pria Angkuh   Part 130

    "Apa kakak baik-baik saja?" tanya Mia membuyarkan lamunan Rian."Aku baik-baik saja.""Nak Rian, aku yakin kamu tahu yang terbaik buat Zira," ucap Roselly."Mungkin aku memang sangat menyayangi Zira, tapi aku juga tidak akan pernah mengambil apa yang sudah menjadi milik orang lain. Hanya saja, aku selalu ingin dia bahagia tanpa ada penderitaan lagi yang ia rasakan. Dan sekarang apa yang harus aku lakukan dengan keadaannya yang seperti ini?"Semuanya terdiam, Roselly pun tidak bisa berkata apa-apa. Ia tahu anaknya sangat mencintai Zira, namun saat ini Zira belum bisa mengingat apa yang terjadi selama ini bersama Steve. Sedangkan orang yang bisa membantunya perlahan mengingat semua kejadian dua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status