Share

Part4

Author: Molista
last update Last Updated: 2021-11-09 20:22:51

"Selamat datang Steve, sungguh sebuah kehormatan untukku, kamu bersedia hadir di acara paman yang kecil ini," ucap pria paruh baya menghampiri Steve.

Steve menatap datar pria tersebut. "Jika aku tak mengingat paman adalah sahabat papah, mungkin aku tidak akan ada waktu dan tidak bisa menyempatkan untuk datang ke sini,"

"Paman mengerti hal itu Steve, kamu adalah anak muda yang sukses dan sibuk, mana mungkin akan sempat datang ke acara biasa seperti ini, pasti banyak hal yang lebih penting dari ini bukan?" jawab Hendarto. Steve pun hanya menyunggingkan senyumnya menanggapi ucapannya.

"Heh! kalo saja bukan karena investasinya yang cukup besar, aku pun tidak akan sudi berbicara dengan anak ingusan yang sombong ini!" gerutu Hendarto dalam hati.

Meski Hendarto sangat membenci steve, namun ia selalu berpura-pura menunjukan kepeduliannya karena tujuan tersendiri, level kekuasaannya yang jauh di bawah Steve membuatnya harus bisa bertahan atas sikap Steve, agar semua bisnisnya berjalan dengan lancar.

Cassandra membawa sebotol wine menghampiri steve dan pamannya yang sedang berbincang-bincang dengan pengusaha lainnya. "Steve ini adalah wine terkenal yang berusia lima puluh tahun lebih, tidak mudah aku mendapatkannya, ini aku khususkan untuk menjamu kedatanganmu," ucap Hendarto menunjukkan botol wine yang di pegang Cassandra.

"Wah! Pak Hendarto anda memang hebat, anda bisa memiliki wine yang istimewa tersebut," ucap salah satu pengusaha yang tau tentang kelangkaan wine tersebut.

"Tentu Tuan Sam, paman selalu me-nomor satukan orang yang spesial," Cassandra menimpali sambil tersenyum ke arah Steve. Steve hanya menatap datar Cassandra.

Sedangkan ucapan mereka membuat Han yang mendengarnya merasa gerah. "Cihhh! dasar para penjilat tidak tau diri!" batinnya.

Derrtttt, deertttt, deerrttt

Ponsel Han bergetar menandakan sebuah panggilan masuk. "Halo Nyonya? ada yang bisa saya bantu?" ucapnya menjawab panggilan dari seseorang.

Steve menghampiri Han yang tengah serius menjawab telepon. "Ada sesuatu yang serius?" tanya Steve yang dengan cepat bisa membaca keadaan.

"Nyonya tidak bisa datang kemari tuan, saya dipanggil Nyonya besar untuk datang ke mansion dan mengantar beliau ke rumah sakit menjenguk temannya yang kecelakaan."

"Teman...?"

"Beliau hanya menyuruh saya untuk segera datang."

Steve mengangguk, "Pergilah!"

"Tapi...," ucapan Han terhenti melihat Casandra menghampiri mereka.

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkannya, aku bisa mengatasinya." Steve paham tatapan Han pada Cassandra.

"Asisten Han apa perlu kamu menatapku penuh curiga seperti itu, sejahat itu kah aku di matamu? Steve apa aku tidak boleh menyesali kesalahanku dan memperbaikinya, lihatlah cara asisten kesayanganmu ini padaku," ucap Cassandra dengan manja.

"Han Pergilah, mungkin ada hal lain kenapa mamah membutuhkanmu." 

"Baik tuan Steve." jawab Han mengerti perintah bosnya. Sambil memberikan tatapan mata elangnya yang mematikan pada Casandra, Han pergi meninggalkan mereka. "Sungguh menjijikkan ucapan wanita ular itu!" gumam Han yang sudah meninggalkan mereka.

Sementara Cassandra pun tersenyum puas melihat kepergian Han, "Heh, lihatlah asisten sialan! keadaan berpihak kepadaku, bahkan sekarang Tuhan mempermudah semua rencanaku!" batinnya tertawa.

Steve melirik Casandra dan pergi berkumpul kembali dengan pengusaha-pengusaha di acara tersebut, meski sebenarnya ia sangat gerah dengan mereka, tapi demi menjaga imej dan menghormati permintaan mendiang ayahnya, yang menginginkan Steve menjaga hubungan dengan sahabat-sahabat ayahnya, dan saat ini terpaksa Steve ada di acara ini.

Cassandra menjentikkan jarinya memanggil seorang pelayan, dengan segera pelayan tersebut membawa beberapa gelas yang sudah di isi wine termahal di jagat raya itu.

"Steve minumlah wine spesial ini, setidaknya ini adalah jamuan yang disiapkan secara khusus oleh paman untukmu," ucap Cassandra mengulurkan sebuah gelas yang berisi wine. Dengan perasaan malas Steve pun terpaksa menerimanya, mereka bersulang bersama, Steve dan para pengusaha lainnya pun menenggak minuman memabukkan itu.

"Bagaimana? bukankah ini wine yang sangat berkelas?" tanya Cassandra yang hanya mendapatkan tatapan datar yang dingin oleh Steve.

Dia tahu sifat Steve hingga membuatnya tidak heran dengan tatapan datar tersebut,namun ada senyum kepuasan di wajah Casandra melihat Steve menengguk minuman yang ia berikan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Pria Angkuh   Part135 TAMAT

    Zira menggelengkan kepalanya, dan air matanya mengalir semakin deras, ia kemudian menghamburkan tubuhnya ke Steve. "Terimakasih, aku sangat senang dengan ini semua," ucap Zira dalam pelukan Steve. Mia ikut meneteskan air mata bahagianya. Zira menatap Steve sambil bertanya. "Tapi bagaimana kamu tau jika ini adalah kering aku dan kedua orangtuaku?" Steve hanya tersenyum dan mengarahkannya matanya ke Mia. Zira pun menoleh ke arah mia, ia melepaskannya pelukanku pada Steve dan mendekati Mia. "Maafkan aku sempat marah padamu," ucap Zira. "Kamu memang pantas marah padaku Zira," ucap Mia. Mereka pun akhirnya saling berpelukan. "Sebaiknya kita segera masuk, kasian anak-anak yang sudah menunggumu," ucap Steve. Zira dan Mia pun mengangguk, mereka melangkah masuk kedalam ru

  • Menikahi Pria Angkuh   Part134

    "Sudah sampai," ucap Han datar."Terimakasih. Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" ucap Mia dengan tatapan matanya yang mengarah ke depan tanpa menoleh kearah Han."Hemm.""Sepertinya adik bosmu sangat menyukaimu, tapi kenapa kamu terlihat sangat acuh padanya?"Han menoleh ke arah Mia. "Darimana kamu tau dia menyukaiku?"Mia pun menoleh ke arah Han yang menjawab pertanyaannya. "Aku selalu melihat ekspresi wajahnya yang akan langsung berubah masam ketika kamu bersamaku. Aku yakin dia sedang cemburu.""Aku tidak tahu."

  • Menikahi Pria Angkuh   Part133

    "Kenapa kalian semua diam, aku ingin pulang dan bertemu ibu, kenapa dia tidak ada di sini?" ucap Zira kembali."Zira kamu masih sakit, dan harus banyak istirahat. Setelah sembuh kamu pasti akan bertemu dengan ibumu," ucap Roselly."Aku ingin bertemu ibuku.""Sayang, bersabarlah. Percayalah pada kami," ucap Steve. Ia memegang tangan Zira sambil menatapnya."Tuan, aku …," Zira merasa canggung. Dia memang mengenal Steve dan tau persis siapa Steve, namun dia lupa dan belum bisa menerima jika saat ini Steve adalah suaminya."Aku mengerti, tapi aku yakin perlahan kamu akan mengingat tentang hubungan kita."

  • Menikahi Pria Angkuh   Part132

    "Kenapa kalian menatapku seperti itu?" tanya Cherry. Ia tidak sadar jika ucapannya telah salah."Apa itu benar?" tanya Zira. "Tapi bagaimana itu bisa terjadi. Aku, ahh." Zira kembali meringis kesakitan dan memegangi kepalanya."Sayang," ucap Steve. Ia langsung menggenggam tangan Zira. "Kita sudah menikah dan kita baru kehilangan calon anak pertama kita." Ucapan yang begitu saja lolos dari bibir Steve membuat Zira menatap kearah pria yang saat ini tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca."Kita, menikah?" Seakan tidak percaya, Zira menoleh kearah Mia dan mengharapkan jawaban darinya. Mia satu-satunya orang yang bisa ia percayai saat ini. Mia menganggukkan kepalanya dan Zira pun kembali menoleh kearah Steve, ia menarik tangannya dari genggaman Steve d

  • Menikahi Pria Angkuh   Part 131

    Mata Cherry penuh kekesalan menatap Mia dan Han. Cemburu itulah yang sebenarnya sedang ia rasakan. 'Han, kamu sungguh keterlaluan. Aku lebih lama mengenalmu tapi sekali pun kamu tidak pernah mengukir senyum untukku. Sedangkan dia? Huh, menyebalkan sekali,' batin Cherry."Cherry," panggil Roselly membubarkan lamunannya."Eh, iya mah?""Apa yang sedang kamu pikirkan, mamah memanggil kamu dari tadi malah nggak nyaut.""Maaf mah. Memangnya ada apa mah?""Pergilah membeli makanan, kita semua belum makan. Jangan sampai kita juga ikut sakit saat Zira sadar nanti."

  • Menikahi Pria Angkuh   Part 130

    "Apa kakak baik-baik saja?" tanya Mia membuyarkan lamunan Rian."Aku baik-baik saja.""Nak Rian, aku yakin kamu tahu yang terbaik buat Zira," ucap Roselly."Mungkin aku memang sangat menyayangi Zira, tapi aku juga tidak akan pernah mengambil apa yang sudah menjadi milik orang lain. Hanya saja, aku selalu ingin dia bahagia tanpa ada penderitaan lagi yang ia rasakan. Dan sekarang apa yang harus aku lakukan dengan keadaannya yang seperti ini?"Semuanya terdiam, Roselly pun tidak bisa berkata apa-apa. Ia tahu anaknya sangat mencintai Zira, namun saat ini Zira belum bisa mengingat apa yang terjadi selama ini bersama Steve. Sedangkan orang yang bisa membantunya perlahan mengingat semua kejadian dua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status