Share

Kampus Baru

Penulis: Khakalara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-22 11:44:16

Happy Reading

Kara meringis saat menuruni tangga, ini sudah hari kedua setelah malam itu tapi Ia masih merasakan nyeri di pangkal pahanya. Jangan tanyakan kemana Marco setelah menidurinya, laki-laki itu bahkan tidak pulang sedari kemarin dan Kara tidak tahu ke mana.

"Nyonya kenapa tidak lewat lift saja?" tanya seorang pelayan menghampiri Kara lalu membantu gadis itu untuk turun.

"Aku ingin melihat-lihat lantai dua," balas Kara sedikit tersenyum Ia mengenakan dress satin yang hanya sebatas lutut.

"Nyonya membutuhkan sesuatu?" tanya pelayan itu lagi saat mereka sudah berada di lantai satu menuju ke dapur.

"Aku mau jus naga," kata Kara lalu menuju ke belakang dimana taman dan kolam renang menyambut kedatangannya.

Rumah ini benar-benar luas jika dibandingkan dengan rumahnya mungkin hanya sepertiga padahal rumah Kara sudah cukup besar pula. Saat gadis itu tengah menikmati datangnya siang, seseorang menghampirinya.

"Kara...," sapa Abella melihat wanita itu Kara pun tersenyum.

"Kak Abella udah pulang?" tanya Kara pasalnya Abella sedari pagi ini sudah tidak ada di rumah lagi.

"Belum...ini pulang sebentar ada yang mau di ambil," balas wanita itu.

"Aku masuk dulu ya," katanya lagi yang hanya diangguki oleh Kara.

"Oh iya besok Kamu jadwalnya ke Kampus ya, Marco udah daftarin Kamu ke kampus baru Aku lupa ngomongnya." Kara pun kembali mengangguk.

"Kenapa nggak langsung si Tuan yang ngomong," ujar pelayan itu dengan menaikan sebelah bibirnya selepas kepergian Abella.

"Ehh Mbak...," ujar Kara menggelengkan kepalanya.

"Nyonya jangan terlalu dekat sama dia, Dia itu ular," bisik pelayan tersebut sepertinya ada banyak yang tidak diketahui Kara.

Kara dengan wajah berpolos itupun ingin tau lebih jauh isi rumah ini sebab sepertinya Marco tidak akan mudah memberikan rumah baru untuk Kara meskipun Ia mengandung anaknya. Lihatlah perangai Marco seperti tidak jelas.

"Sebelum Nyonya Kara ke sini Kami setiap hari pasti akan dimarahi, jika kesal Nyonya Abella akan melampiaskannya pada pelayan di rumah."

"Kerjakan ulang!"

"Tapi sudah Kami cetak—"

"Kalau Saya ngomong kerjakan ulang ya kerjakan! " ujar wanita itu tidak menerima penolakan.

Karyawannya itupun hanya menunduk dan mengambil kembali berkas tersebut berbalik keluar ruangan.

"Aku lagi nggak mau ngomong sama Kamu," ujar wanita tersebut ketika Marco masuk ke dalam ruangannya.

"Kenapa Kamu nggak pergi," ujar Marco melemparkan selembar kertas ke atas meja lalu duduk di sofa.

Wanita itupun langsung menghela napas lalu mengambil kertas itu.

"Medical check up."

"Aku udah capek berobat terus," ujarnya membalikkan tubuh menatap ke luar dimana gedung-gedung tinggi terhampar luas.

"Aku tau Kamu capek...tapi bertahanlah," bisik Marco memeluk Abella dari belakang. Hangatnya pelukan Marco langsung meredakan kemarahan Abella, kedua pasangan itu berdiam cukup lama seraya menatap ke depan sampai pada akhirnya Marco membuka percakapan.

"Mami mau ketemu sama Kara gimana menurut Kamu?" tanyanya yang dibalas senyuman oleh Abella.

"Jadi kapan Kamu mau pergi sama Kara?"

"Kamu memperbolehkan?" tanya Marco tidak percaya ini kali pertama Abella sangat damai dengan Kara.

"Iya...sekalian honeymoon ya," kata Abella lagi.

"Baiklah...."

*****

Udara dingin masuk melalui celah-celah jendela yang masih terbuka, Kara kembali berdiri dan duduk di balkon. Sore ini tampak cerah dengan sunset yang mulai turun, ketika Ia sedang menikmati suasana ini matanya melihat ke bawah dimana dua orang yang baru saja akan masuk.

Marco dan Abella saling berpelukan sambil Abella yang tertawa, pemandangan yang akan sering Kara nikmati tapi, Ia biasa saja walaupun ada rasa tidak enak. Kara kembali melihat pemandangan saat mereka sudah masuk. Lima menit kemudian Kara kembali mendengar percakapan kedua insan tersebut yang sangat jelas di telinganya.

"Kamu bilang kemarin kayak gini," kata wanita itu ntah mengatakan tentang apa.

"Tidak Sayang...."

"Iyaa...dihh Kamu nggak konsisten." Kara berusaha menjauhkan diri dari perbincangan tersebut sampai suara ketukan pintu itu terdengar.

"Kara Kita mau makan malam Kamu mau ikut?" tanya Abella.

"Lima belas menit lagi ya." wanita itu kembali menutup pintunya.

Abella masuk ke kamar Marco yang berada di tengah-tengah lantai tiga tersebut. Kedua insan itu lantas pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuh bersama.

"Gimana rasanya tidur dengan perempuan selain Aku?" tanya Abella berbicara di depan muka Marco seraya menatap wajah laki-laki itu.

"Tidak ada yang lebih nikmat selain Kamu baby," balasnya menarik pinggang Abella sehingga menempel di tubuhnya.

****

Usai berpakaian dan bersiap, mereka bersama-sama keluar dari kamar dan Abella tentu saja kembali mengetuk pintu kamar Kara.

"Kara Kamu sudah siap?" tanyanya tapi melihat Kara hanya mengenakan piyama.

"Kakak pergi aja ya, maaf Aku lagi nggak enak badan," alibi Kara wanita itupun langsung mengangguk.

"Yaudah Kita pergi dulu ya, jangan lupa minum obat," ujarnya kembali menutup pintu.

"Kara kenapa?" tanya Marco sambil mereka berjalan bersama.

"Nggak mau ikut...nggak tau kenapa." Mereka lalu memasuki lift.

Kara turun ke bawah sambil memainkan ponsel, Ia merasa sangat sepi di sini lebih enak di rumahnya walaupun tidak ada orang tua. Ia memiliki banyak teman dan bisa bermain sedangkan di sini Kara sama sekali tidak memiliki siapapun bahkan ini sangat sepi.

Belum lagi rumah ini sangat besar, Kara makan sendirian para pelayan yang lain tidak berani terlalu dekat atau menemani Kara makan. Setelah makan malam Ia berjalan di pinggir kolam sampai jam menunjukkan pukul 22:00 wib Kara kembali naik ke atas.

Sementara di lain tempat Marco dan Abella sedang bermesraan. Kedua orang itu makan di sebuah restoran yang juga mengajak sahabat mereka.

"Gimana istri kedua Lo?" tanya Brian yang dengan enggan dibahas oleh Marco tapi, semuanya justru menunggu jawaban dari Marco tidak terkecuali dari Abella.

"Apaan sih Lo," balas Marco yang tanggapi dengan gelak tawa oleh mereka semua.

"Dia masih mahasiswi jauh banget dari Kita," jelas Abella yang ditimpali dengan dengusan oleh istri Brian.

"Gue denger-denger keluarga dia banyak hutang sama Lo." Marco mengangguk.

"Tapi Lo ngasih mahar nggak tanggung-tanggung, " timpal Akila.

"Karena dia masih perawan," cicit Brian yang dibalas tatapan tajam oleh Marco.

"Emang Abella nggak?" semuanya lantas diam membeku.

****

"Ini kampus Aku?" tanya Kara saat mobil yang Ia naiki berhenti di sebuah gedung tinggi yang lantainya lebih dari sepuluh lantai.

"Iya...," balas Marco singkat, saat laki-laki itu ingin membuka pintu mobil tangan gadis itu menahannya.

"Kamu yakin Aku harus kuliah di sini?" tanya Kara yang dibalas dengan kerutan di kening laki-laki itu.

"Pasti banyak cogan...Aku nggak yakin bisa nahan diri," lanjut gadis itu lagi meletakkan telunjuknya di dagu seolah-olah sedang memilah.

"Kamu hanya perlu belajar terus pulang," ujar Marco dengan wajah dinginnya.

"Dasar om-om," ketus Kara yang lantas enggan untuk turun.

"Kamu mau Saya gendong atau turun," ancam Marco membukakan pintu mobil Kara.

"Resek banget sih." Kara pun terpaksa turun.

Mereka berjalan bersama menuju ruang akademik, saat Kara tengah berjalan gadis yang mengenakan dress selutut itupun diperhatikan oleh orang-orang. Mereka melihat Kara dari atas hingga bawah sampai hilang di balik pintu.

"Selamat pagi Tuan Marco...."

"Iya selamat pagi." Kara tersenyum dan ikut duduk sedangkan Marco tanpa ekspresi apapun datar dan kaku.

"Nona Barbakara ini sks Anda dan besok Anda bisa langsung masuk, Kami memiliki banyak fasilitas yang bisa digunakan." penjelasan dari staff sekaligus dosen tersebut membuat Kara mengangguk-angguk mengerti.

"Ini almamaternya...." saat mereka ingin keluar usai mengobrol dan mendengar penjelasan panjang tersebut staff itu memberikan almamater berwarna merah hati.

****

Thanks guys

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menikahi Pria Dingin   Fantasi

    Happy ReadingBabymoon yang diidamkan semua wanita tanpa terkecuali Kara walaupun Ia tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi seorang Ibu dalam usia yang cukup muda. Kara tidak pernah berpikir akan menikah muda. Sepuluh tahun yang lalu ketika Ia mengobrol pada orang tuanya di ruang tamu Ia mengatakan bahwa Ia ingin menikah setelah menjadi ceo di perusahaan milik orang tuanya. "Mami...Aku nggak mau nikah muda," celoteh Kara kecil sambil melihat televisi yang menampilkan seorang perempuan bussiness independent dengan setelan blazer dan tas ala perempuan dewasa yang sangat sibuk. "Kamu mau jadi seperti Dia?" tanya Ayah Kara seraya merangkul putrinya yang sedang memeluk sang Ibu. Mereka bertiga duduk di sofa ruang keluarga, sangat hangat dan damai. "Tentu saja Papi, siapa sih yang nggak mau kayak putri Isabella," balas Kara yang saat itu sangat mengidolakan seorang wanita yang juga sangat lincah. "Kalau begitu belajar yang rajin Papi akan menyiapkannya untuk Kamu." "Siap Papi

  • Menikahi Pria Dingin   Badmood

    Happy Reading"Aku pengennya naik pesawat yang biasa," rengek Kara saat sudah menaiki pesawat pribadi yang akan mengantarkan mereka ke London.Setelah mengetahui bahwa isi pesawat ini hanya mereka berdua dan dua asisten lainnya Kara merasa sangat sepi dan Dia ingin keramaian. Bukannya lebih nyaman dan leluasa jika hanya ada mereka pikir Marco Ia tidak mengerti dengan keinginan Ibu hamil itu. "Kara...yang ini lebih nyaman," jelas Marco wajah Kara lantas mendadak merengut Ia pun mengajak wanita itu berjalan ke belakang menuju ke sebuah ruangan yang ternyata adalah kamar. "Tapi sepi," keluh wanita itu kalau sudah begini sudahlah Marco membujuknya. "Tidak...Kamu bisa menonton film." Marco lalu menghidupkan netflix mencarikan film disney yang disukai oleh Kara. "Nggak...Aku nggak suka." lama Kara merengut dan tidak ingin berbunyi pada Marco sampai dua puluh menit berlalu seseorang pun mengetuk pintu Marco pun bangkit dan membukanya. Laki-laki itu lalu membuka sesuatu yang ada di tanga

  • Menikahi Pria Dingin   Kedatangan Tamu

    Happy ReadingMarco mengantar pulang Kara keesokan paginya, setelah mengecup bibir Kara sekilas Marco membiarkan wanita itu masuk yang ditemani oleh Lala. Ia tidak lagi turun karena harus langsung pulang. Wajah Kara tampak lemas karena semalaman itu hanya tidur sebentar, sementara di lain tempat Abella dengan wajah masam menyambut pagi hari ini. Matahari yang sudah naik tidak membuatnya beralih dari tempat duduk, kulitnya menyala oleh sinar matahari pagi ini. Wanita itu mengenakan dress satin tanpa lengan dengan belahan yang sangat turun. Marco turun dari mobilnya lalu langsung masuk ke dalam tidak perlu sampai ke parkiran karena ada anak buahnya yang akan melakukan hal tersebut. Marco naik melalui lift langsung masuk ke kamar Abella. Ia pun mengecup kening wanita itu. "Dari mana saja Kamu," sambut Abella dengan pertanyaan, seolah Marco habis pulang dari tidur dengan selingkuhan. "Dari kantor sayang," balas Marco tidak ingin jujur jika Ia semalaman bersama dengan Kara. Melihat ked

  • Menikahi Pria Dingin   Di Kantor

    Happy Reading"Maafkan keluargaku Om," ujar Kara seraya menundukkan kepala dengan meletakkan kedua tangannya di depan Ia sangat merasa bersalah dengan masalah ini. Delapan jam yang lalu Marco langsung menerbangkan helikopter ke tempat Kara tinggal dahulu yaitu rumah pamannya, Marco turun dengan setelan kemeja hitam dan tuxedo yang warnanya senada. Laki-laki itu berjalan dengan keenam bodyguardnya masing-masing memiliki tugas. Ada yang membawakan koper hitam, membawakan tas hingga membawa sebuah senjata. Wajah Marco tampak kaku dengan rahang mengeras laki-laki itu berjalan dengan langkah kaki yang tegap tidak seperti biasanya Ia jauh lebih sangar. Paman Kara yang hampir duduk di sofa ruang tamu mendadak panik sekaligus takut, Ia tidak menyangka Marco akan langsung ke sini setelah mendengar apa yang Ia lakukan. "Selamat siang Tuan Marco, Saya tidak tau jika Tuan akan ke sini padahal Kami bisa menyiapkan diri dulu," sapa Paman Kara dengan wajah yang dipaksakan untuk tersenyum. "Tid

  • Menikahi Pria Dingin   Curiga

    Happy Reading"Tugas Kamu itu hanya melayani Saya!" Marco membelai pundak Kara wanita itu hanya bisa menggeliat menahan geli yang sedari tadi menghinggapinya. Marco seringkali mampir ke sini hanya untuk bercinta pada istri keduanya sementara Abella kembali sibuk dengan pekerjaan dan juga bisnis yang baru di bukanya. Lagi pula Abella tidak bisa lagi memberikan hasrat kepada Marco sebab Ia tidak tertarik. Semakin tidak mengerti dengan jalan pikiran Abella. Wanita itu juga menjalani perawatan jalan yang seminggu sekali harus chek up. Kara mencoba untuk tetap berdiri dengan tenang agar tidak tumbang sedangkan Marco terus-menerus melakukan foreplay. Kehamilan Kara memasuki usia delapan bulan di mana sudah sangat besar dan turun. Teman-teman Kara masih tidak ada yang tau kecuali Bagas, yang sekarang harus duduk di meja hijau mendapatkan interogasi dari kedua temannya yang lain. "Lo sembunyikan di mana Kara?" tuding Della di siang hari bolong ini belum lagi menghadapi cuaca panas kini Ba

  • Menikahi Pria Dingin   Hutang

    Happy ReadingLagi-lagi Kara hanya bisa menggeleng dengan kelakuan Abella yang senantiasa sangat menyebalkan. Wanita itu sekarang kembali ke villa dan marah-marah tidak jelas. "Sekarang Kamu juga mau mengambil Marco dari Saya," ujarnya seraya menunjuk-nunjuk wajah Kara wanita hamil itu hanya memakan es cream sambil duduk dengan tenang tidak ingin terbawak emosi walaupun ingin sekali Ia mencabik-cabik wajah wanita itu. "Tenang Kara tenang. Dia pasti lagi meninggalkan ulah." Kara mengelus dadanya sedangkan Lala berdiri di samping wanita hamil ini takut sekali jika Abella akan melakukan sesuatu pada Kara. "Kamu membuat Marco nggak pulang," teriak Abella lagi Kara pun berdiri agar sejajar dengan wanita ini."Dia yang mau tinggal bukan Aku yang memintanya," balas Kara dengan tenang seraya berucap dengan sopan. "Dasar wanita penggoda," cibir Abella mendengar itu Kara langsung mengerutkan kening. "Nggak perlu digoda, Marco memang nafsuan padaku," kata Kara hendak berbalik tapi, Abella l

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status