Share

Bab 3 : Menolak bulan madu

Bab 3 : Menolak bulan madu?

"Sayang, kau semakin cantik saja. Aku mencintaimu," ucap Alex sembari mengarahkan bibirnya pada Tira.

Namun, Tira menutupi wajah Alex dengan kedua tangannya kemudian berbisik ke telinga Alex, "Sabar, nanti aku akan berikan apa yang kau mau. Ini bukan waktunya, sayang." Tira langsung bangkit dengan posisi berdiri. Sementara Alex masih tidur terlentang di lantai.

"Sayang ... kenapa kau membuat aku semakin penasaran?" kata Alex sedikit berteriak.

Tira mendengar suara dari pintu, Ia pastikan jika yang Ia dengar itu adalah seseorang yang membuka kunci. Tira yang takut namun harus berpura-pura santai, langsung melambaikan tangannya pada Alex saat Ia berdiri di daun pintu untuk memastikan pintunya tidak di kunci.

"Dadah, Sayang. Bergegaslah, kita akan sarapan!" Ucap Tira pada Alex.

Tira pun langsung pergi setelah menutup pintu kamarnya. Saat keluar dari kamar, Tira langsung mencari keberadaan ayahnya pagi itu. Ia mencari ke seluruh penjuru ruangan hingga Ia berpapasan dengan Bu Mira.

"Bu, mana bapak?" tanya Tira dengan wajah serius.

"Kamu nanyain bapak ada apa? Apa ada masalah? Tira, rambutmu belum kau sisir. Bersikaplah selayaknya perempuan!" Ucap Bu Mira menesehati.

Tira yang mengabaikan, langsung membuat Bu Mira hendak melakukan sesuatu pada Tira. Bu Mira mencekal tangan Tira dan membawanya ke Kamar Bu Mira.

"Ibu mau ngapain sih?" tanya Tira yang di dudukan oleh Bu Mira di kursi depan meja rias.

"Duduk dan perhatikan saja!"

Tira tak punya pilihan selain menurut apa yang dikafakan oleh Bu Mira. Dan beberapa saat kemudian, Tira telihat cantik saat Bu Mira menyisir rambut dan sedikit memoles wajahnya.

"Kau harus terlihat cantik, kau ini menantu keluarga Andara sekarang. Jangan mencoba-coba untuk lari," kata Bu Mira pada Tira.

"Tapi Bapak mana? Aku mau nagih janji!" Tandas Tira yang masih bersikap tomboy.

"Tisa, pleace! Untuk beberapa hari saja kamu bertahan sampai Bapak menemukan Tira. Mulai sekarang, ibu akan panggil kamu Tira. Beruntung Alex tidak tau jika Tira itu kembar. Kamu harus ingat, hadiah yang Bapak janjikan itu, setelah Tira kembali,"

"Tapi, Bu! Ini tidak adil! Bapak bilang setelah acara selesai?" ucap Tira kesal karena merasa dipermainkan.

"Jika Bapak belikan motor itu sekarang, mana bisa Bapak pegang janjimu untuk tidak mengemudikannya. Sudah! Ayo senyum dan kita sarapan sekarang."

Bu Mira membawa Tira ke ruang makan yang di sana sudah ada Pak Arya dan juga Alex.

"Pagi," sapa Alex pada Tira dengan senyuman.

Tira membalas senyumnya dengan terpaksa karena Ia tak mungkin juga membiarkan semuanya berantakan. Karena dirinyalah yang akan dirugikan

Tira duduk di kursi di samping Alex. Sementara, Bu Mira duduk berseberangan dengan Tira.

Sarapan pagi itu, adalah kali pertama untuk Tira. Karena sepanjang hidupnya, Ia habiskan di kos-kosan kecil pinggiran kota. Ia memang tidak mau menggunakan semua fasilitas yang orang tuanya miliki. Tidak seperti kakaknya yang penurut.

Sarapan pagi itu, berjalan lancar walaupun Tisa tak nyaman dengan gerakan-gerakan yang sedikit diatur.

"Nak Alex kapan mau bulan madu?" celetuk Bu Mira tiba-tiba menanyakan hal itu pada Alex.

Tira sampai tersedak ketika makan karena mendengar apa yang ditanyakan oleh Bu Mira. Makanan yang ada dalam mulutnya berhamburan keluar, hingga Alex langsung menepuk-nepuk punggung bagian atas dan memberi Tira minum.

"Pelan-pelan kalo makan!" Ucap Pak Arya pada Tira.

"I-iya," jawab Tira singkat. Setelah itu, semuanya kembali makan hingga Bu Mira meneruskan pertanyaannya.

"Jadi, kalian belum memutuskan untuk bulan madu?" tanya Bu Mira lagi.

'Ibu apa-apaan sih? Dia 'kan tau kalo gue ini Tisa bukan Tira! Tapi masih aja bahas ranjang!' Kesal Tira yang bisa diungkapkan dalam hati.

Alex dan Tira saling bertatapan. Alex bingung karena miliknya masih terluka akibat tendangan yang diberikan oleh Tira pagi tadi.

"Soal itu, aku mau urus dulu karena aku mau bawa Tira ke luar negeri."

"Semoga secepatnya ya," kata Bu Mira pada Alex.

"Oh ya, hari ini Alex mau ajak Tira ke rumah Andara. Boleh?"

"Ya ampun, Tira udah jadi milikmu. Kamu bawa aja, nggak usah pake izin segala," kata Pak Arya terkekeh.

"Maaf, Pak. Kebiasaan, lupa kalo sekarang kita udah nikah."

Alex tak henti-hentinya menatap wajah cantik Tira. Ia merasa jika wajah Tira semakin cantik saja setelah Ia nikahi.

Detik berikutnya, Alex pun mengajak Tira untuk pergi ke rumah kedua orang tuanya. Tira langsung mengekor Alex saat Alex mengajaknya.

Namun, pada saat Alex masuk ke mobil Ia malah terkejut karena Tira tidak membawa Tas seperti biasanya. Akhirnya, pada saat Tira masuk mobil Alex langsung menegurnya.

"Honey, kamu lupa Tasmu. Bukannya kau tak akan pernah bisa pergi jika tanpa tas itu?" celetuk Alex pada Tira.

Tira sedikit terbengong dan Ia pun pergi mengambilnya walaupun Ia tak tahu apa maksud Alex.

"Ribet banget jadi Tira. Pergi-pergi harus bawa Tas segala," gumamnya sembari tergesa.

Tiba-tiba saja, Bu Mira menegur Tira dengan membawa Tas di tangannya.

"Kamu pasti cari ini, iya 'kan?" Ucap Bu Mira saat Tira hendak pergi.

"Iya, Bu. Alex yang mau aku bawa Tas. Katanya Tira nggak bisa pergi kalo nggak bawa Tas. Ribet banget!"

"Yasudah, kamu bersikap baik ya sama keluarganya. Awas, jangan buat Ibu dan Bapak malu!" Kata Bu Mira sembari memberikan tas selempang berwarna merah muda itu pada Tira.

Tira pun langsung pergi lagi ke mobil dan kembali duduk seperti tadi.

"Udah? Kamu siap?" tanya Alex.

Tira menganggukan kepalanya. Ia memutuskan untuk tidak banyak bicara karena takut salah.

Sepanjang perjalanan, tentu saja Alex merasa jika Tira sedikit aneh.

"Honey, kamu kok diem terus? Kamu belum siap ketemu sama ayah dan ibu mertuamu ya?" tanya Alex menebak nebak apa yang tengah dipikirkan oleh Tira.

"Apa karena kita nggak jadi bulan madu ya? Honey, punyaku kamu tendang. Jadi, dia belum pulih deh." Lanjut Alex lagi.

"Lo itu ... maksud aku, kamu kok bisa tau apa yang lagi aku pikirin?" tanya Tira berbohong, padahal Ia diam karena Ia tak ingin banyak kesalahan dalam bicara.

"Maaf ya, kamu bisa nunggu 'kan?" Tanya Alex merasa bersalah.

"It's okay." Jawabnya sembari menganggukan kepalanya.

Alex tiba-tiba saja menghentikan mobilnya dan membawa Tira ke sebuah toko perhiasan. Tira yang bingung, hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh Alex saja.

"Honey, kamu pilih dua ya!" Titah Alex.

"Pilih apa?" tanya Tira polos. Ia tak tau apa yang tengah dikatakan oleh Alex.

"Kamu 'kan harus kasih hadiah buat ibuku. Kok kamu lupa? Bukannya kalian dah sepakat untuk bertukar hadiah setelah kita menikah? Kamu kok jadi pelupa sih?"

"Oh, iya. Soal itu, maaf ya. Mungkin aku memang pelupa akhir-akhir ini."

Saat Tira tengah memilih perhiasan, Ia melihat seseorang dari kaca tepat di hadapannya yang berada di toko perhiasan itu. Seseorang yang tengah mengambil fotonya diam-diam. Tira yang pemberani, tak mengadukannya pada Alex ia pamit untuk mengejarnya.

"Mas, aku mau ke toilet dulu ya. Kamu aja yang pilih. Aku titip tas aku ya," kata Tira menitipkan Tasnya dan Ia menuju ke arah Toilet.

Sengaja Tira pergi sendiri ke Toilet untuk memancing orang yang memotretnya itu agar semakin dekat dengannya. Dan saat tiba di Toilet, Tira membalikan badannya kemudian Ia berjalan mengejar orang yang mengamatinya itu.

Tira mengejar dengan sepatu high heels hingga Ia merasa tak bisa lagi mengejarnya karena tak sanggup. Karena kesal, Tira langsung mencopot sepatunya dan melemparkannya sekuat tenaga pada pria yang Ia duga mengambil foto dirinya.

"Tira,"

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status