Share

Bab 4 : Curiga

Author: ELOVA
last update Last Updated: 2023-08-10 16:38:20

Bab 4 : Curiga.

Tira terkejut karena seseorang menegurnya setelah Ia melemparkan sepatu pada pria yang Ia duga sebagai mata-mata musuh yang mengincarnya. Karena Tira adalah salah satu dari anggota club motor gede di kota itu.

Saat Tira menoleh, Ia dapati Alex yang tengah membelalakan matanya. Ia heran, karena Tira sebelumnya tidak pernah bertindak demikian.

"Tira, sepatu kamu, bukannya kau sangat sayang pada semua barang-barangmu? Bahkan, kau rela jalan kaki tanpa sepatu itu saat melewati kubangan air. Tapi kenapa kau lempar?" tanya Alex yang yang masih menatap Tira keheranan.

"Itu ... karena pria tadi ... mengintip. Ya, dia mengintip saat aku tengah ada di tolilet. Aku harus menjaga milikku yang kini sudah menjadi milikmu." Jawab Tira terbata-bata.

Alex langsung memeluknya dan meminta maaf karena Ia pikir, dirinya lalai dalam menjaga Tira.

"Nggak papa, Mas. Aku baik-baik aja kok," kata Tira yang lega karena Alex mempercayai alasannya.

Karena Alex tengah membelikan perhiasan, Ia langsung mengajak Tira pergi menuju ke rumahnya. Tira lega, karena sedikitpun Alex tidak mencurigainya.

'Lain kali, gue harus lebih berhati-hati. Gue harus banyak berlatih jadi Tira. Tenang Tisa, ini hanya untuk beberapa hari saja!' Batinnya.

Saat mereka di mobil, Ia menatap Tira dan mengeluarkan sebuah kotak berbentuk hati berwarna merah darah. Alex membuka kotak itu dan memperlihatkannya pada Tira. Diambilnya sebuah cincin permata berwarna biru kemudian Ia pasangkan cincin itu pada jari tengah Tira.

"Semoga kali ini, kamu suka dengan pilihanku." Ucap Alex sembari memasangkan cincin.

Cintin permata biru itu, memang terlihat pantas di jari manis tangan Tira. Kulitnya yang putih kekuningan, memperjelas keberadaan cincin itu.

"Aku suka," ucap Tira dengan mengangguk dan membalas senyum pada Alex.

Ucapa terima kasih pun Tira sampaikan. Tentu saja, berbeda dengan lubuk hatinya yang bahkan nyaris tak menyukai perhiasan. Apalagi, sekarang ada dua cincin yang melingkar, membuatnya semakin tidak percaya diri. Tampil cuek dan simpel adalah Tisa.

Alex juga memasangkan sepatu untuk Tira karena sepatu yang Ia lemparkan itu tak ditemukannya.

Walaulun Tira tidak perduli dari mana Alex dapatkan sepatunya, namun Alex pun berkata pada Tira, "untung saja ada sepatu ini."

'Terserah, yang penting gue pake!' Batinnya.

Mereka pun langsung pergi ke rumah Alex untuk menemui kedua orang tua Alex. Sesampainya di rumah, Alex langsung membawa Tira masuk ke rumahnya. Dan seperti biasa, Alex mempersilahkan Tira duduk dan Ia memanggil ibunya.

Saat Alex pergi, Tira takjub melihat beberapa foto yang di sana tampak seorang pria tengah menaiki motor gede. Baginya, foto itu terlihat keren. Hingga Tira meraba foto itu. Ia ingin tau siapa orang yang tengah berada di foto.

"Selamat datang, Tira." Suara seorang wanita membuyarkan pikirannya hingga Ia langsung menoleh dan menjauh dari foto itu. Ia juga kembali duduk dengan tenang.

Tira ingat pesan ibunya, kemudian Ia langsung menyalami wanita yang ada di samping Alex.

"Ibu senang kamu datang. Setelah acara kemarin, kamu pasti capek. Kamu mau 'kan tidur di sini? Ibu juga mau kamu pindah ke rumah ini. Sesuai janji, harusnya kamu pindah hari ini." ucap Bu Sani.

Tira tercengang mendengarnya. Ia seperti terjebak dalam permainannya sendiri. 'Gimana ini? Gue nggak mungkin tinggal disini? Harus jawab apa dong? Ya ampun! Semoga aja ini nggak lama! Tira, lo dimana? Mana gue nggak tau nama Ibunya Alex lagi! Mantu macem apa gue ini? Kalo gue pindah, semuanya pasti kebongkar!' Pikirnya mulai kacau.

"Tira, kok bengong? Ayo kita duduk!" Ajak Bu Sani membawa Tira ke ruang tengah, tempat biasnya keluarga Alex berkumpul.

Kali ini, tak ada siapapun di sana. Namun Tira tak ingin menanyakan hal itu karena Tira juga tidak perduli.

Setelah duduk, Tira masih melihat kesekeliking ruangan. Ia tampak asing saat melihat rumah Alex.

"Kamu sakit?" tanya Bu Sani yang mendapati Tira masih dengan kebingungan.

"Enggak, Tira cuma nggak bisa pindah." Celetuknya membuat Bu Sani terkejut.

"Tapi kenapa? Bukannya kamu sudah janji pada Ibu?"

"Soal itu, akan aku pikirkan Bu. Maaf ya," lanjutnya.

"Tapi ibu berharap kamu sama Alex segera pindah,"

"Pasti, Bu. Kita pasti pindah, tapì nggak hari ini ya," ucap Alex pada ibunya.

"Apa aku boleh ke toilet?" tanya Tira.

"Tentu saja boleh. Silahkan saja," Jawab Bu Sani.

"Disebelah mana ya?" Celetuk Tira.

"Ya ampun sayang, kamu lupa toilet rumah ini? Kamu lurus aja dan belok kanan aja dari sini." Jelas Alex yang menjelaskan sembari duduk dekat dengan Bu Sani.

Tira pun pergi ke toilet, sementara Bu Sani terdiam. Ia menatap kemana Tira pergi.

"Ibu kenapa?" tegur Alex pada Ibunya yang dinilai tak biasa saat menatap Tira.

"Ibu ngerasa, ada yang aneh dengan Tira. Dia kayak ling-lung. Apa dia sakit?" tanya Bu Sani.

"Dia baik-baik aja kok, Bu. Mungkin dia capek, Bu. Lagian, kami 'kan baru aja selesai melakukan serangkaian acara yang membuat kami kelelahan. Mungkin itu penyebabnya." Jelas Alex yang tak ingin membuat Ibunya khawatir.

"Semoga saja, apa yang kau ucapkan itu benar," jawab Bu Sani.

Sementara itu di toilet, Tira tengah mencoba menghubungi ibunya. Ia ingin bertanya soal apa yang tengah dikatakan oleh Tira pada Bu Sani.

Ketika sambungan telepon sudah tersambung, Tira langsung menyerbu Ibunya dengan beberapa pertanyaan.

"Bu, masa aku harus tinggal disini? Ibu 'kan tau, kalau itu nggak akan mungkin. Aku bukan Tira, Bu!" Ucap Tira yang terlihat kesal.

"Tisa, kamu ini Tira sekarang! Ingat itu! Menurut saja! Lagian, ini cuma beberapa hari saja. Bapak sedang mengusahakan mencari kakakmu. Jadi, bertahanlah sebentar lagi!" Ucap Bu Mira dari seberang telepon.

Sambungan telepon pun terputus. Tira membuang nafasnya kasar. Ia tak bisa berbuat apapun karena kebohongannya sudah hampir mencelakai dirinya sendiri.

Ia matikan keran air yang sedari tadi Ia nyalakan dan Ia hendak membuka pintu toilet.Ia terkejut kala melihat Bu Sani ada dekat daun pintu kamar mandi.

"Tira, siapa yang menghubungimu?" tanya Bu Sani.

Tira yang terkejut mencoba berpikir jernih. Ia mencari alasan yang paling masuk akal saat ditanyai hal itu.

"Ini soal Ibuku, Bu. Aku minta izin sama dia buat nginep semalam disini. Tapi dia nggak ada kabar lagi."

"Benarkah? Biar ibu saja yang menelepon. Pasti ibumu akan izinkan." Ucap Bu Sani antusias.

Tira yang salah bicara langsung menjawab lagi saat itu, " iya, Bu. Besok, aku akan pindah ..."

Bu Sani yang bahagia, langsung memeluk Tira dan tak mendengarkan kelanjutan perkataan Tira.

Tira pun pasrah jika Ia akan berakhir pindah rumah ke rumah Alex. Setidaknya, ia berpikir semua ini akan selesai ketika Tira kembali.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Suami Kembaranku   Bab 54 : Malam terindah menjadi bumerang

    Bab 54 : Malam paling indah menjadi bumerang“Perusahaan Ayahmu bangkrut akibat ulahnya sendiri, Tisa.”“Apa maksud Om?” tanya Tisa bingung dengan apa yang dikatakan olehPak Joni. Pak Joni seolah tak salah dalam hal ini. Pak Joni malah menyalahkan Ayahnya.“Iya, Sa. Ayahmu korupsi di perusahaan kami. Para Investor menarik semua dana yang mereka berikan dan berpindah ke perusahaan Om.”“Benarkah? Apa Om punya buktinya?”Pak Joni langsung mengambil beras dari runagannya dan memberikannya pada Tisa. Tisa melihat memang benar apa yang dikatakan oleh Pak Joni saol Ayahnya itu. “Jika Ayah korupsi, lalu uangnya kemana? Kami nggak pernah loh Om, liat uang segeda ini.”“Entahlah soal itu. yang jelas, Ayahmu sering berurusan dengan Mommy Queen yang seorang Bandar obat-obatan terlarang.”Tisa semakin tercengang mendengarnya. Tubuhnya lemas saat mengetahui soal itu. sedikitpun Ia tak percaya namun itu bukan tanpa bukti. Bukti-bukti foto juga ditujukan oleh Pak Joni. Ingin sekali Tisa percaya pada

  • Menikahi Suami Kembaranku   Bab 53 : Apa yang terjadi?

    Bab 53 : Apa yang terjadi?Tisa mengepalkan tangan di bawah meja dan ingin sekali melayangkan beberapa pukulan pada waita iblis itu. Namun, Ia tak mau gegabah karena bisa saja nyawa Ibunya dalam bahaya jika Ia melakukan tindakan seenaknya.Tisa masih bisa menahannya hanya demi keselamatan Ibunya saja. Bahkan Ia tak menyangka kalau Ayahnya mengenal sosok Mommy Queen.“Lepaskan istriku!” pekik Pak Arya dengan tegas. Nada suaranya menggema di ruangan vvip itu. amarahnya memuncak pada saat Mommy Queen menghinanya. Pak Arya menegaskan jika dirinya tak bisa dipermainkan.“Kau menyayanginya?” tanya Mommy Queen dengan ekspresi mengolok Pak Arya.“Bukan urusanmu! Dia Ibu dari anak-anakku! Tak ada alasan bagiku untuk tidak menyayanginya! Urusanmu bukan dengannya, tapi denganku! Lepaskan dia!”“Ha ha ha, siapa kau? Yang berani memerintah Mommy Queen. Tidak semudah itu, Arya dwi pangga!” jawab Mommy Queen dengan manik mata penuh dendam membara. Entah apa yang terjadi pada mereka di masa lalu.“K

  • Menikahi Suami Kembaranku   Bab 52 : Sang Penolong

    Bab 52 : Sang penolong. Dalam suasana kerisauan soal Ibunya yang tiba-tiba saja diculik Mommy Queen, ada tamu yang datang ke Rumah Pak Arya. Pak Arya juga masih memejamkan matanya dan Ia belum tau kalau istrinya diculik. Tisa berinisiatip untuk membukakan pintu, sementara Tira menunggu di Sofa. Ia juga penasaran, siapa yang datang ke Rumahnya. Detik berikutnya, Tisa terkejut melihat kedatangan Alex yang begitu tiba-tiba sekali. Tisa langsung mempersilahkan masuk dengan harapan Alex membawa kabar gembira bagi keluarganya. Namun, saat Alex masuk ke Rumah Tira malah berekspresi sebaliknya dari Tisa. Yah, mungkin karena alex yang menunjukan banyak perubahan siakap padanya. Makanya, Tira merasa kecewa dengan Alex. Kali ini, Alex ditemani oleh Rendi saat datang ke Rumah mereka. “Mau ngapain? Bukannya kita udah nggak akan bisa bersatu? Bukannya keluarga kamu menginginkan Tisa?” tanya Tira bernada sinis pada Alex juga menatap tak suka ada Tisa. Tisa hanya menatap sekilas pada Tira. Ia j

  • Menikahi Suami Kembaranku   Bab 51 : Penculikan Ibu

    Bab 51 : Penculikan IbuTisa terbengong. Takut salah bicara pada Tira. Di lubuk hatinya, Ia masih menyisakan sedikit rasa cinta untuk Alex. Namun, Ia berusaha menutupinya karena takut Tira terluka."Kok nanya aku?" Ucap Tisa dengan nada candaan saat Tira bertanya pendapatnya soal keinginan Pak Joni dan Bu Sani."Iyalah! Mereka mau kau yang jadi menantunya. Gimana?""Mana bisa aku kepikiran hal seperti itu? Ah! Kau ini!" Tisa menyikut Tira, ingin menegaskan jika dirinya tak punya perasaan sedikitpun pada Alex."Baiklah kalau kau tak suka, ya nggak papa. Yang jelas, aku rasa Alex juga sudah tas cinta padaku. Apalagi, setelah aku kembali.""Apa? Kau merasa Alex seperti itu? Berengsek sekali jika sampai hal itu benar adanya. Lihat saja nanti! Aku akan berikan dia pelajaran jika sampai Ia tak menikahimu. Kau tenang saja, ya?"Tira tak menjawab lagi. Di pikirannya sekarang hanya menginginkan satu hal yaitu kembali menadapatkan perhatian Alex seperti sebelumnya.Tira malah insecure dengan pe

  • Menikahi Suami Kembaranku   Bab 50 : Tau semuanya

    Bab 50 : Tau semuanya.Tisa dan Tira duduk di ruang tamu setelah Alex memersilahkan mereka untuk masuk. Sementara itu, Alex pun segera memberitahukan Ibunya jika Tisa dan Tira berkunjung ke rumah mereka.Saat Alex memanggil Ibunya, Bibi membawa sesuatu dari dapur dengan ekspresi kebingungan saat melihat kedua orang wanita cantik dengan penampilan yang berbeda."Silahkan," kata Bibi sembari menyajikan makanan kecil juga minuman di atas meja.Tira hanya membalas senyum pada Bibi, sementara Tisa diam tak bereaksi apa-apa. Saat ingin menegur pun Tisa menahannya. Ia tak ingin menunjukan kedekatannya dengan anggota keluarga Alex. Ia terlalu takut rasa itu kembali hadir, Ia juga menyadari kalau rasa yang baru saja hadir itu akan musnah seketika hanya karena kebodohan Tira.Detik berikutnya, Bu Sani tiba di ruang tamu. Tisa melihat wanita paruh baya itu lemas di atas kursi roda. Manik matanya berkaca-kaca saat Bu Sani memandangi Tisa. Tisa mencoba membuang tatalannya dan memilih melihat ke ar

  • Menikahi Suami Kembaranku   Bab 49 : Maaf, aku khilaf!

    Bab 49 : Maaf, aku khilaf!Tisa terbengong mendengar ucapan dari Tira. Ia tak menyangka kalau Tira akan mengatakan hal yang membuatnya gagu apalagi saat Tira seolah memaksanya.Tisa belum menjawab ajakan Tira. Ia hanya mengambilkan makanan dan meletakannya di pangkuan Tira yang sebagian tubuhnya masih ditutupi selimut tebal."Makanlah yang banyak. Buktikan pada Ayah juga kalau kau serius mau membantunya. Jika aku punya cara lain untuk membantu Ayah, aku pasti akan lakukan. Hanya saja, kau tau kan sifat Ayah itu sangat keras. Ia bahkan sampai tega membentak dan memukul jika kita sampai salah langkah.""Bukan itu, Sa. Aku hanya ingin menagih janji Alex padaku. Sebuah janji yang tak akan pernah mungkin aku hapus begitu saja.""Janji?" Lagi-lagi Tisa tertegun, pikirannya menerka apa yang menjadi ganjalan Tira."Tisa, aku bisa saja melepaskan Alex dan bisa juga mencari pria yang jauh lebih kaya juga mapan. Aku mampu melakukannya. Tapi ..," Tira tak melanjutkan kata-katanya. Ia kembali menu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status