Share

Part 158. Tak Ingin Harry Pergi

"Ya, beda dong. Pokoknya pengen Abang yg bikin."

"Iya, iya, Abang bikinin." Bang Amar mencubit hidungku lalu beranjak kembali ke dapur.

*****

Puji beserta rombongan sudah berangkat kembali ke panti sejak sore tadi. Rania duduk di kursi teras depan rumah Nek Rahima.Ia tengah memikirkan saran Zana untuk meminta bantuan Haikal untuk menjemputnya. Namun, hingga saat ini ia masih belum menelpon lelaki yang masih berstatus suaminya itu.

Tangannya mengusap kasar wajah yang masih sembap. Sejak seusai shalat isya, Rania pamit ke teras depan meninggalkan Nek Rahima dan Harry yang asik bermain leggo di ruang tv.

Ia masih belum bisa menaklukkan hati anak itu dalam waktu sesingkat ini. Beberapa kali ia mencoba mendekat Harry dengan berbagai cara, anak itu lebih memilih Nek Rahima sebagai teman main.

Rindu untuk mendekap Harry dengan hangat masih menggumpal di dadanya karena hingga saat ini, anak itu malah tak mengenalinya. Sikap yang mampu membuat hati Rania luka.

Bayangan wajah Alex membuat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status