MasukMoira dan Julian terkejut, mereka kompak melirik ke arah lelaki tampan yang kini menatap mereka dari balkon seberang.
“Nona, Anda butuh bantuan?” Suaranya lembut.
Moira melirik ke arah Julian dan pria asing yang baru pertama kali ditemuinya.
“Kau ... sebaiknya jangan ikut campur,” ucap Julian mencoba memperingati.
Lelaki itu tidak memedulikan ucapan Julian. Tatapan matanya tertuju pada Moira. Moira membeku dan hanya menatap pria di seberangnya.
“Tuan tolong selamatkan aku! Dia ... dia ingin membunuhku!” tuduh Moira.
Julian membelalak mendengarnya. Ia langsung meraih rahang Moira mencengkeramnya, Moira kesakitan dan hampir tidak bisa bernapas. Ia meronta-ronta memukul tangan Julian.
“Aku peringatkan kau,” kata Julian seraya melirik ke arah pria di balkon itu penuh ancaman. “Aku adalah orang kaya dan terhormat di kota ini. Kau akan menyesal jika ikut campur denganku.”
Sementara itu, Moira hampir kehilangan napas. Lalu, lelaki tampan itu menghilang dari pandangan Moira. Julian tersenyum licik. Air mata Moira menetes, ia tahu tidak seharusnya ia percaya pada pria yang baru pertama kali ia temui. Bergantung pada manusia hanyalah berujung pada patah hati.
“Kamu lihat, dia pergi. Tidak ada yang berani berurusan denganku. Semut kecil sepertimu memiliki nyali yang cukup besar!”
Julian melepaskan cengkeramannya, Moira akhirnya bisa bernapas walaupun terengah-engah. Namun, tidak sampai di situ. Ia menarik rambut Moira menyeretnya paksa.
“Lepas---“
Lalu tepat di depan pintu kaca yang menghadap ke arah balkon. Julian mendorong tubuh Moira ke lantai dan menindih tubuhnya. Dengan bibir yang berusaha ingin menciumnya, sementara tangan satunya berusaha melepaskan celana dalamnya.
Moira berusaha berontak, ia tidak mau melayani Julian. Saat Moira merangkak, Julian akan menarik kaki Moira dan membuat tubuhnya kembali terjatuh menarik paksa ujung pakaiannya menjadi sebuah robekan besar. Hingga tubuh Moira terperangkap dalam kungkungan Julian.
Air mata Moira menetes. “Jangan sentuh aku!”
Namun, Julian sudah mengunci kedua tangannya Moira dengan sabuk. Lalu, tubuhnya diduduki oleh Julian.
“Sekarang kamu tidak bisa lari. Ayo puaskan aku, gundik sialan!”
Saat Julian hendak melancarkan aksinya mencium tubuh Moira. Tiba-tiba suara yang cukup keras terdengar dari arah depan sana. Pintu di buka paksa dari luar oleh beberapa orang berpakaian hitam, diantara mereka ada sosok yang Moira kenali. Dan saat pintu terbuka lebar. Pemandangan tidak enak harus terekspos.
‘Dia datang menolongku?’
Moira perlahan terduduk disudut memeluk tubuhnya, menunduk malu. Rambutnya acak-acakan, Julian yang kini hanya memakai celana dalam saja menunjuk mereka.
“Kau punya nyali, sialan. Beraninya kalian menerobos masuk. Kau tidak tahu aku siapa? Kalian tidak takut padaku, hah?”
Tapi, sayangnya lelaki itu tidak menggubris ucapan Julian, dan memilih untuk mengabaikannya. Sementara itu kedua ajudan pria itu menahan tangan Julian. Pria asing itu melepaskan jas yang dikenakannya memakaikannya di tubuh Moira.
“Nona, Anda baik-baik saja?”
Moira perlahan melirik pria itu, matanya berkaca-kaca. Ia menggeleng pelan. Pria itu meraih tangan Moira dan menuntunnya pergi dari kamar hotel. Sedangkan Julian memberontak dan memaki pria itu. Namun, pria itu tidak menganggap Julian ada di dunia ini.
Pria berhati malaikat itu membawanya Moira masuk ke dalam kamar hotelnya. Ia menuntun Moira dengan hati-hati.
“Nona, siapa nama Anda?” tanya laki-laki itu.
“Namaku Belle” jawabnya pelan nyaris tidak terdengar.
Sesaat Moira menatap mata lelaki tampan yang memiliki suara lembut itu. Serta senyuman yang hangat. Lelaki itu, memiringkan kepalanya, menatap wajah Moira. Seolah penasaran dengan Moira. Belle adalah nama panggung Moira.
“Sebelumnya, aku tidak pernah melihatmu.”
“Wajar saja, Tuan tidak pernah melihatku. Aku orang baru,” jawab Moira.
Moira pun langsung berpikir kalau pria yang menolongnya ini, pasti seorang pelanggan tetap di tempatnya bekerja. Pria tampan itu memintanya untuk duduk di sofa. Pada saat yang sama, terdengar suara ketukan pintu.
Mendengar suara ketukan pintu yang cukup keras membuat Moira ketakutan, matanya terus menatap ke arah pintu. Pria itu menatap Moira dengan senyuman hangat. “Jangan takut. Ada aku di sini.”
Kata-kata itu membuat hati Moira sedikit menghangat. Walaupun dia pria ini asing, tetapi Moira merasa kalau dia berbeda jauh dengan Julian yang bajingan.
Saat pria itu membuka pintu, Moira yang menutupi tubuhnya dengan jas. Bersembunyi di balik dinding, pintu pun di buka. Belinda terkejut, saat sosok di depannya bertatapan dengannya.
“Mami, dia bajingan yang menculik wanitaku. Dia harus dihajar, aku tidak terima.”
Julian menyadari reaksi Belinda yang tidak biasa. Seolah ketakutan. Dari balik dinding Moira mengintip. Menangkap ekspresi Belinda yang tidak biasa.
‘Kenapa aku merasa Mami ketakutan. Sebenarnya dia siapa? Sampai-sampai membuat Mami kelihatan ketakutan?’ tanya Moira dalam hati.
Julian menatap Belinda. “Kau mengenalnya? Kenapa diam saja. Beri dia pelajaran,” kata Julian mengoceh masih tidak terima.
Pria tampan itu masih berdiri di ambang pintu, ia bersedekap. Tatapan matanya tajam dan dingin. Membuat Belinda ketakutan.
“Jaga bicaramu. Tuan muda, saya tidak tahu kalau itu Anda. Mohon maaf, sudah mengganggu Anda.” Belinda menunduk.
Pria itu bergeming, menatap dingin ke arah Julian.
“Kau takut padanya? Memangnya dia siapa, sampai kau takut padanya?!” Julian meremehkan.
“Diam bajingan!” bentak Belinda. “Dia Tuan muda Christopher Lawson,” jawab Belinda.
Mendengar nama itu membuat Julian terkejut. Sementara Chris tidak bereaksi selain pandangannya yang dingin.
“Aku juga ingin memberitahumu, semua perempuan di klub malam milikku---adalah milik Tuan muda dan kau Julian. Sebaiknya kau meminta maaf kepada Tuan Chris sekarang juga. Cepat!”
Julian meneguk salivanya, ia membungkuk kepada Christopher. “Aku salah, aku minta maaf!”
Namun, Chris tahu permintaan maaf Julian tidak tulus.
“Enyah dari hadapanku. Sebelum kuhancurkan barang milikmu!” dengus Chris seraya melirik ke arah milik Julian. “Dan jangan pernah kembali ke klub, jika sampai kau aku melihatmu di sana. Kau tahu akibatnya.”
Julian meneguk salivanya dan langsung pergi ketakutan. Siapa yang tidak kenal keluarga Lawson, mereka keluarga Konglomerat kedua yang terkenal di negaranya.
Moira yang mendengar itu semua, hanya membeku dan menyadari kalau pria yang membantunya bukanlah pria biasa. Melainkan salah satu orang yang memiliki pengaruh besar di kota ini.
“Kau sudah membuatku marah, Belinda.”
“Sekali lagi, saya meminta maaf atas keributan yang belum lama ini terjadi. Saya tidak bermaksud untuk mengganggu Tuan Chris” ucap Belinda, dengan rasa hormat dan menunduk pada Belinda.
Chris menoleh ke belakang, mereka sempat bertatap mata. Sebelum akhirnya Moira kembali bersembunyi kembali di balik dinding. Christopher tersenyum kecil, lalu menatap dingin Belinda.
“Sekarang kau bisa pergi.”
Christopher menutup pintu.
“Kamu tidak perlu bersembunyi lagi,” kata Chris dengan suara yang lembut. “Dia tidak akan mengganggumu lagi.”
Moira pun muncul dari balik dinding, menghampiri Chris. Ia membungkuk kepada Chris.
“Belle, berterima kasih kepada Tuan. Sudah menolong Belle,” ucapnya membungkuk masih menutupi tubuhnya menggunakan jas milik Chris. “Belle, pamit.”
Saat Moira hendak melangkah, suara Chris terdengar lembut.
“Tunggu. Kamu mau pergi begitu saja?”
Moira dan Julian terkejut, mereka kompak melirik ke arah lelaki tampan yang kini menatap mereka dari balkon seberang.“Nona, Anda butuh bantuan?” Suaranya lembut.Moira melirik ke arah Julian dan pria asing yang baru pertama kali ditemuinya.“Kau ... sebaiknya jangan ikut campur,” ucap Julian mencoba memperingati.Lelaki itu tidak memedulikan ucapan Julian. Tatapan matanya tertuju pada Moira. Moira membeku dan hanya menatap pria di seberangnya.“Tuan tolong selamatkan aku! Dia ... dia ingin membunuhku!” tuduh Moira.Julian membelalak mendengarnya. Ia langsung meraih rahang Moira mencengkeramnya, Moira kesakitan dan hampir tidak bisa bernapas. Ia meronta-ronta memukul tangan Julian.“Aku peringatkan kau,” kata Julian seraya melirik ke arah pria di balkon itu penuh ancaman. “Aku adalah orang kaya dan terhormat di kota ini. Kau akan menyesal jika ikut campur denganku.”Sementara itu, Moira hampir kehilangan napas. Lalu, lelaki tampan itu menghilang dari pandangan Moira. Julian tersenyum
Tatapan Julian lebih mengerikan dari malam kemarin. Julian semakin mendekat ke arah Moira, sementara Moira semakin mundur langkah demi langkah.“Jangan mendekat!” seru Moira.Julian tertawa. Lalu, tatapan matanya berubah menjadi marah, dan dalam sekejap Julian menangkap tubuh Moira seperti seekor serangga!Lepaskan aku!” jerit Moira melakukan pemberontakan, hingga kemudian menggigit tangan Julian.Julian mendesis kesakitan, dan kemudian menampar wajah Moira, dengan sadis hingga Moira terjatuh ke lantai. Lalu, Julian berjongkok menjambak rambut Moira dengan kasar. Lalu kembali menampar lagi wajah Moira sebanyak dua kali.“Jalang sepertimu, memang pantas mendapatkannya!” desis Julian menatap puas.Wajah cantik Moira, kini berubah menjadi merah penuh jejak tangan Julian. Sedangkan sudut bibirnya berdarah. Moira merasakan bahwa wajahnya berdenyut akibat tamparan yang diberikan oleh Julian. Dengan mata berkaca-kaca Moira menatap Julian, membuat lelaki itu semakin marah.“Apa yang kau liha
Seketika tubuh Moira lemas, uang ini hanya cukup untuk membayar hutang keluarganya dan juga berobat awal adiknya. Jika ayah tirinya tahu ia memiliki uang sebanyak ini, pria itu pasti akan merampasnya.“Bagaimana caranya, agar aku bisa mendapatkan uang lebih banyak, untuk pengobatan Alena?” Moira memegangi kepalanya, mondar-mandir seraya menimbang-nimbang kembali. Apakah ia harus kembali ke rumah bordil itu lagi, terlebih ia baru saja membuat Julian tidak sadarkan diri.Namun, Moira tidak punya pilihan. Ia yang tidak kenal siapapun di Ibukota, dan harus secepatnya mendapatkan uang lebih banyak. Ia harus kembali ke tempat itu. Air matanya tumpah, ia langsung menghubungi ibunya.“Hallo, Ibu. Aku sudah membaca pesan dari Ibu. Ibu jangan cemas, aku akan mencari uang untuk pengobatan Alena,” ucapnya seraya menguatkan sang ibu.“Moi, kamu sudah mendapatkan pekerjaan?” tanya seorang perempuan, di seberang sana dengan suara yang sangat letih.Mendengar pertanyaan itu membuat Moira menahan tan
Mata Moira melebar, dan cemas. Degup jantungnya seperti genderang yang akan perang. Tiba-tiba di mendapatkan tawaran yang menggiurkan di saat dia memang sangat butuh uang yang banyak.“Akan kuberi uang sebanyak 200 juta. Puaskan aku, sekarang ... aku tidak bisa menahannya lagi!” bisiknya, yang kini sudah mengecup tengkuk Moira, rasa panas tiba-tiba menguasai tubuhnya. Matanya melebar dan mencoba melepaskan diri.Namun, pria itu, dengan cepat memutar keadaan dan membuat tubuh Moira berada di bawah tubuhnya. Kedua tangannya terkunci. Pria asing itu menciumnya dengan sangat rakus, membuat Moira tidak bisa bernapas.“Tuan ... tolong jangan begini,” kata Moira, matanya berkaca-kaca.Pria di depannya melihat pakaian Moira yang sudah tersobek tepat bagian dada, memperlihatkan bagian yang terbentuk padat. Napas pria itu memburu, semakin kesakitan.“Nona, aku mohon! Aku sudah tidak bisa menahannya lagi. 300 juta apa sudah cukup?” tanya pria itu hendak mencium bibir Moira. Moira membeku, 300 ju
“Lepaskan aku!” berontak seorang perempuan bernama Moira, yang saat ini menolak pakaiannya dilucuti satu persatu dengan kasar, oleh seorang pria asing yang sama sekali tidak dikenalinya.Lelaki bernama Julian, yang kini, sedang berusaha melancarkan aksinya di sebuah sofa di kamar hotel. Namun, Moira terus melakukan perlawanan.“Jangan lakukan itu, aku mohon!” pinta Moira yang saat ini, masih menghindari Julian yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan kotor.“Wanita murahan sepertimu, tidak usah malu-malu. Ayo layani aku sekarang juga,” ucap Julian dengan tatapan mesum dan senyuman menjijikkan.Moira merasa ditipu oleh Ares, ayah tirinya. Pria itu mengatakan, jika ingin melunasi hutang keluarga dan membiayai pengobatan keluarganya, yang kini telah mencapai ratusan juta. Ia harus bekerja di Kota.Ares juga meyakinkan Moira, ia memiliki seorang teman yang bisa memberinya pekerjaan di Ibukota. Rupanya, teman yang dimaksud Ares, adalah seorang mucikari bernama Belinda.Belinda awalnya m







