Compartir

Kita Akan Baik-Baik Saja

Autor: Jannah Zein
last update Última actualización: 2025-07-31 13:52:10

Bab 7

Setelah mengenakan hijabnya, Naina berjalan keluar dari kamar. Dia melangkah menuju balkon yang memang letaknya tidak berapa jauh dari kamar bayi. Kedua bayi itu masih tidur, jadi Naina merasa keadaan masih aman.

Dia mengintip dari balkon. Rumah keluarga Albert ini begitu luas, halamannya pun sangat luas. Mobil-mobil berjajar di garasi, bahkan ada beberapa mobil sport milik Albert. Sekaya itu dia. Albert mengelola perusahaan orang tuanya, sementara kedua orang tuanya memilih pensiun dan tinggal di luar negeri.

Setiap hari dia begitu sibuk dan itu sangat menguntungkan bagi Naina, sehingga dia tidak perlu setiap hari berinteraksi dengan Albert. Selama seminggu dia bekerja di rumah ini, seingatnya cuma dua kali Albert menengok putrinya. Selebihnya pengasuhan putrinya itu diserahkan kepada Naina.

Orang kaya memang aneh. Mereka tahunya hanya mencari uang saja. Soal anak, itu urusan pengasuh yang sudah mereka bayar.

Gayatri dan Albert hanya menerima laporan dari Kinara. Entahlah kalau Cherry. Nayna bahkan belum pernah berkenalan dengan perempuan yang menjadi ibu dari Queen itu.

"Itu kan Roy dan Albert. Mereka terlihat berbicara dengan sangat akrab." Dada perempuan itu berdegup. Dua sosok laki-laki yang berumur hampir sebaya itu terlihat berbicara dengan santai sambil berdiri dengan tubuh menyandar ke sebuah mobil sport yang terletak di sudut halaman.

Tentu saja Naina tidak mendengar apa yang mereka bicarakan, tetapi terlihat sekali keduanya tertawa lepas.

"Tapi Roy kan hanya sopir di rumah ini? Kenapa dia bisa begitu akrab dengan Albert?"

Perempuan itu terus berdiri selama beberapa menit memperhatikan interaksi kedua pria itu. Namun tak ada yang bisa ia dapatkan kecuali hanya pemandangan keakraban yang terjalin antara Albert dan Roy. Selama ini dia mengenal Albert sebagai pria yang dingin, bahkan kepada para pekerja rumah ini pun dia dingin dan tak banyak bicara. Kepada ibunya sendiri pun juga sama saja. Lalu kenapa Albert terlihat begitu akrab dengan Roy?

"Sepertinya ini janggal. Tapi nggak ada yang bisa aku ketahui." Naina menghela nafas, lalu berbalik. Sudah cukup dia menghirup udara malam plus menyaksikan pemandangan itu. Dia berjalan pelan kembali ke kamar bayi.

Naina merebahkan tubuhnya di samping Bilqis. Putrinya itu masih terlelap.

Dicobanya memejamkan mata dan kali ini usahanya berhasil. Naina bisa terlelap, meskipun satu jam kemudian dia harus terbangun karena bayi susuannya itu menangis. Bukan cuma Queen, tapi Bilqis pun terbangun. Lalu, drama dirinya begadang menghadapi dua bayi sekaligus kembali dimulai.

***

Berhubung masih dalam masa nifas, Naina baru terbangun pukul 06.00 pagi, itupun karena mendengar suara dari dua bayi di dekatnya.

"Bilqis tunggu dulu di sini ya. Mama mandiin non Queen dulu." Perempuan itu mengecup pucuk kepala putri mungil putrinya sekilas, lalu mengangkat tubuh Queen dan mulai melepaskan pakaian bayi itu.

Naina melepaskan pakaian Queen dengan cekatan, lalu membawa bayi itu ke kamar mandi. Dia sudah menyetel suhu air di bak mandi sehingga tidak terlalu dingin ataupun panas bagi tubuh bayi.

Sembari bersenandung ia menyabuni tubuh bayi itu dengan hati-hati. Lembutnya kulit Queen membuat perasaannya menghangat meskipun bayi itu merupakan hasil hubungan dari mantan kekasihnya dengan istrinya, tetapi jelas bayi ini tidak berdosa. Meskipun Albert sudah mengkhianatinya dengan menikahi perempuan lain, tetapi dia tidak akan melampiaskan rasa sakit hati itu kepada bayi tak berdosa ini. Dia akan tetap menyayangi Queen dan profesional dengan pekerjaannya.

Naina membalut tubuh bayi itu dengan handuk, lalu membawanya keluar dari kamar mandi.

Bibir Bilqis bergerak-gerak saat melihat kehadiran Naina dan Queen. Sepasang matanya yang jernih menatap Queen yang tengah dipakaikan pakaian oleh ibunya.

"Tunggu ya, Bilqis, sebentar lagi Mama selesai." Naina hanya tersenyum seraya mengusap lengan putrinya yang sepertinya sudah tak sabar menanti giliran dimandikan.

Setelah selesai mendandani bayi susuannya, Naina segera meletakkan Queen kembali ke box bayi. Untung saja bayi itu tidak menangis, sehingga Naina bisa langsung menghampiri Bilqis yang sudah tidak sabar ingin segera dimandikan. Bayi itu nampak tidak nyaman, karena popoknya memang sudah penuh.

Lagi-lagi Naina mengulang hal yang sama. Dia memandikan Bilqis dengan posisi kakinya menopang tubuh bayinya itu. Naina tidak berani menggunakan tempat mandi milik Queen, bahkan sabun dan perlengkapan mandi Bilqis pun dia beli sendiri. Naina cukup berhati-hati, karena bisa saja ada kunjungan mendadak dari Albert, Gayatri ataupun Kinara yang memang tiga kali sehari datang ke kamar ini untuk mengantarkan makanan untuknya. Handuk yang ia gunakan untuk membalut tubuh Bilqis sesudah mandi pun milik sendiri. Naina yang membeli semua keperluan bayinya.

Miris memang. Padahal Albert adalah ayah biologis Bilqis. Seharusnya Bilqis dan Queen mendapatkan perlakuan dan fasilitas yang sama. Tapi sudahlah. Naina tidak mau membuat keributan. Padahal bisa saja dia melakukan tes DNA yang membuat keluarga Albert tidak berkutik.

Dia sudah bersyukur Bilqis tumbuh dengan sehat dan cantik. Meski Bilqis dilahirkan di luar pernikahan, setidaknya dia punya seseorang yang kehidupannya harus ia perjuangkan. Dia tidak akan pernah memberitahu Albert soal ini, apalagi menuntut tanggung jawabnya.

Melihat Albert saja ia muak. Andaikan tidak butuh pekerjaan, mana mungkin ia mau menyusui anak mantan kekasih yang sudah mencampakkannya. Lebih muak lagi dengan sikap Albert yang pura-pura tidak kenal dirinya saat mereka baru pertama kalinya bertemu di rumah ini.

"Kita akan baik-baik saja tanpa sokongan papa. Yakinlah, Bilqis." Naina mencium Bilqis saat ia selesai memakaikan pakaian pada bayi itu.

"Sekarang Mama menyusui non Queen dulu. Baru setelah itu kamu, Nak. Tunggu sebentar ya." Naina membaringkan putrinya, lalu beranjak menuju box bayi. Dia meraih Queen dan menggendongnya.

Bayi perempuan itu menggeliat seolah tak sabar. Naina berjalan menuju sofa, tempat ia biasa menyusui bayi itu. Sofa ini sangat empuk dan lebar. Jika sandarannya direbahkan, maka bisa disulap menjadi pembaringan yang luas.

Naina mendudukkan tubuhnya di sofa dan mulai menyusui Queen. Belasan menit sudah berlalu dan saat Queen mulai terlelap, Kinara muncul dan mengantarkan sarapan untuknya.

"Oh, jadi ini wanita yang menyusui bayi saya?"

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App

Último capítulo

  • Bukan Inginku Ada Diantara Kalian    Kembalilah Ke Rumah, Nak

    Bab 76Gayatri terdiam untuk sesaat. Perasaannya sulit untuk ia jabarkan. Dia hanya bisa menatap bayi yang baru saja bisa duduk itu. Memang, Bilqis terlihat sangat cantik. Wajahnya pun sangat mirip dengan Albert. Tak diragukan lagi jika Bilqis memang darah daging Albert, putra mereka. Namun, entah kenapa rasanya dia tidak bisa menerima kenyataan, kenapa putranya harus menanamkan benih di dalam rahim seorang wanita rendahan seperti ini?Bagaimana tanggapan keluarga besarnya kelak jika dia mengangkat seorang menantu dari kalangan rendahan, dari rakyat jelata, kasta terendah. Gayatri yang memiliki nama lengkap Dewi Ajeng Gayatri adalah wanita berdarah bangsawan. Silsilah keluarganya tersambung dengan keluarga kerajaan di masa lalu. Adat dan tradisi masih melekat dalam keluarganya, sehingga dia tidak bisa memilih orang sembarangan sebagai menantu.Seperti halnya dia sendiri yang akhirnya menikah dengan pria yang masih kerabat kerajaan Inggris, namun memilih menjadi mualaf dan tinggal di

  • Bukan Inginku Ada Diantara Kalian    Ini Opa, Bilqis

    Bab 75"Akhirnya Mama sudah tahu, kan, gimana menantu kesayangan Mama itu? Makanya, Ma. Jangan memandang sesuatu itu hanya dari bebet, bibit dan bobot saja. Keturunan yang baik tidak menjamin, contohnya Cherry. Mungkin Mama menganggap jika dia itu anak sahabat mama, cucunya orang terkenal di negeri ini, artis terkenal. Tapi kenyataannya?""Iya, Mama mengerti. Mama akan pikirkan semuanya," sahut Gayatri. Sebenarnya dia sudah muak dengan bujukan suaminya. Namun sepertinya kali ini Edward pantang menyerah, dan Gayatri terpaksa meladeni.Entah apa yang dilihat Edward dari Naina. Perempuan itu cuma perempuan kampung yang tidak punya keluarga dan hidupnya pun pas-pasan. Bahkan untuk bertahan hidup saja, harus menjadi ibu susu anak dari mantan kekasihnya sendiri. Betapa mirisnya."Jangan cuma dipikirkan, Ma, tetapi dilakukan. Papa ingin sekali menjemput cucu papa agar tinggal di sini. Rumahnya di sini, di rumah utama keluarga kita.""Tapi Mama nggak suka dengan ibunya.""Nyatanya cucu kita

  • Bukan Inginku Ada Diantara Kalian    Membujuk Gayatri

    Bab 74"Aku pikir kamu bisa diajak kerjasama, Cher, mengingat di antara kita tidak ada hubungan apapun. Pernikahan kita murni karena bisnis. Aku bisa menerimamu sebagai wanita pilihan Mama, tapi sayangnya kamu tidak bisa menjaga harga dirimu sendiri. Bukan aku yang mempermalukan keluargamu, tetapi justru kalian mempermalukan diri kalian sendiri. Kalian yang tidak bisa menjaga diri dan nama baik." Dadanya turun naik. Namun tangannya tanpa sadar menggenggam tangan Naina. Tidak ada penolakan dari perempuan itu. Rasa hangat menjalari tubuh Albert. Tangan lembut dan rapuh yang sudah lama tidak ia sentuh. Genggaman yang selanjutnya ia tarik perlahan. Albert mencium tangan itu dengan lembut dan penuh perasaan cinta di hadapan semua yang ada di sini. Seketika Cherry dan Jelita membuang muka."Aku pastikan tidak akan mundur sedikitpun, walaupun kamu dan kedua orang tuamu melakukan segala cara untuk menggagalkan perceraian kita. Aku tidak akan pernah mau rujuk kepadamu!""Dan ingat...." Alber

  • Bukan Inginku Ada Diantara Kalian    Kalah Telak

    Bab 73Namun Albert tidak terlihat terkejut, berbeda dengan Naina dan Novia. Bahkan keduanya saling bertukar pandangan dalam durasi beberapa menit."Kurasa itu tidak masalah buatku. Setelah perceraian kita, kamu bisa minta tanggung jawab kepada bapak biologisnya," ujar Albert santai."Al!" pekik Cherry tertahan. Dia menatap semua orang di sini secara bergantian. Malunya luar biasa. Dia yang membuat pengakuan, tapi dia sendiri yang malu. Dia tidak menyangka reaksi Albert begini."Tidak usah sok bikin drama, Cher. Aku nggak kuat buat bayar kamu menjadi tokoh utama di dalam sinetron. Kamu cukup hubungi para produser atau sutradara, lakukan cara yang biasa kamu lakukan agar kamu menjadi bintang utama sinetron yang akan mereka buat." Albert kembali berujar sinis. Dari Yolanda dia berhasil mengetahui semua seluk beluk tentang perempuan itu. Ini bukan cuma soal Erka, bahkan Albert jadi ragu siapa sebenarnya ayah biologis Queen. Bagaimana kalau dia bukan anak Erka, tetapi anak dari seseorang

  • Bukan Inginku Ada Diantara Kalian    Al, Aku Hamil...

    Bab 72Novia merasa ragu, takut, dan sedikit cemas. Namun, perempuan muda yang tengah berdiri tepat berada di depan pintu itu masih tampak sabar menunggu. Dia memencet tombol berkali-kali dan suara denting lonceng berbunyi berulang-ulang, memecah keheningan suasana rumah ini.Akhirnya Novia memutuskan untuk berani. Dia memutar kunci, lalu kenop pintu. Pintu pun terbuka. Dan, sosok perempuan itu kini terlihat jelas berdiri di depannya."Halo Mbak, selamat siang. Apa benar ini rumah Naina?" tanyanya sopan.Novia seketika mematung. Ternyata benar, perempuan ini memang mencari Naina. Lalu apa hubungannya perempuan yang tak ia kenal ini mencari Naina? Tidak mungkin perempuan ini adalah Revi. Soalnya Naina pernah bilang, jika Revi dalam keadaan hamil. Sementara perempuan di hadapannya ini tampak langsing. Tapi apakah Revi sudah melahirkan? Tanpa sadar Novia langsung menunjukkan pandangannya pada perut perempuan itu, perut yang rata, langsing dan kencang. Tidak ada tanda-tanda perempuan i

  • Bukan Inginku Ada Diantara Kalian    Siapa Yang Datang?

    Bab 71Tanpa menunggu jawaban Naina, Albert langsung memindahkan Bilqis dan Queen ke dalam stroller."Ayo kita piknik, anak-anak!" serunya antusias seraya mendorong stroller menuju ke halaman belakang.Melihat Albert yang begitu antusias, akhirnya Naina terpaksa berjalan mengiringi mereka, walaupun hatinya merasa tak nyaman. Dia sangat takut melihat pria itu begitu bersemangat. Lalu apa yang bisa ia lakukan untuk meredam semua ini?Diam-diam dia kembali merenungkan ucapan Novia. Tidak ada yang mudah dari sebuah pilihan yang diambil. Mau pergi jauh ataupun menghadapi semua ini, semuanya sama saja. Pergi jauh pun, Albert akan selalu bisa mendeteksi di mana keberadaannya. Jadi percuma saja. Naina sudah membuktikan itu. Walaupun Roy begitu rapat menyembunyikannya, tetap saja Albert akan mencari cara agar bisa bertemu dengannya dan keluar dari syarat yang diajukan oleh Roy.Tidak ada gunanya main petak umpet. Berujung Naina yang kalah.Pria itu sangat cerdik, bahkan mungkin setengah licik

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status