Share

BAB 20

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2025-03-08 19:58:30

Ilona menghela napas panjang, menatap Egar dengan mata berkaca-kaca. Sejak awal, dia tahu keberadaannya di rumah ini tidak diinginkan oleh Nyonya Bira, ibu Egar. Namun, setiap kali dia ingin pergi, tatapan Yumi menahannya. Anak itu terlalu kecil untuk menderita.

“Dia tidak boleh di sini!” suara nyaring Nyonya Bira menggema di dalam rumah besar itu.

Ilona hanya bisa diam, menggigit bibirnya sendiri untuk menahan sakit di hatinya. Semua ini demi Yumi. Anak itu sudah sangat kurus, jauh dari sosok bayi sehat yang dulu ia kenal. Bahkan sekarang, kulitnya pucat, tulangnya menonjol, dan tatapannya kosong.

“Di mana Yumi, di situ Ilona, Ma,” Egar menjawab tegas, mencoba mempertahankan Ilona dan putrinya.

Mata Nyonya Bira membulat penuh kemarahan. “Suruh dia tinggal di paviliun belakang!”

“Tapi, Ma, paviliun itu sudah lama kosong,” bantah Egar. Ia tahu tempat itu tidak layak untuk ditempati. Sejak dulu paviliun itu memang ada, sebuah rumah lama yang dulunya dihuni oleh keluarga mereka sebelum r
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 21

    "Ma, itu tidak benar," suara Egar terdengar tegas, tetapi nada putus asanya tidak bisa disembunyikan.Di hadapannya, seorang wanita paruh baya berdiri dengan mata penuh amarah. Sorot matanya menelanjangi setiap inci tubuh Ilona yang berdiri di samping Egar, menggendong bayi kecil yang kini menangis ketakutan."Apa yang tidak benar?" bentak wanita itu. "Lihat anak itu! Dia seperti anak kekurangan gizi! Apa keluarga kalian tidak mampu membelikan makanan untuk bayi yang bahkan belum genap setahun?!"“Kalian yang katanya salah satu orang terkaya ternyata bahkan tidak bisa membesarkan seorang anak!” sambungnya.Ilona menggigit bibirnya, hatinya mencelos. Apakah benar Yumi terlihat sekurus itu? Apakah mereka benar-benar tidak merawatnya dengan baik? Tapi Ilona tahu, sejak awal Nyonya Asia—wanita yang sekarang menatapnya dengan kebencian—tidak pernah datang menjenguk.Dan Ilona menebak kalau wanita itu adalah ibunya Gia, atau neneknya Yumi dari pihak ibu.Apakah selama ini mereka tidak pedul

    Last Updated : 2025-03-08
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 22

    "Aku akan berusaha semampuku, yang pasti aku tidak akan membiarkan Yumi menderita," gumam Ilona, meskipun suaranya terdengar begitu lemah, seakan meyakinkan dirinya sendiri lebih dari siapapun.Bahkan mungkin orang lain yang mendengarnya saja tidak yakin dengan jawaban yang diberikan oleh Ilona."Aku tidak yakin," suara dingin Nyonya Asia menyambutnya, menusuk ke dalam hatinya seperti pisau tajam.Egar menghela napas berat, mencoba meredakan ketegangan yang semakin memanas. "Ma, Yumi tidak bisa berpisah dari Ilona. Lihat sendiri kondisinya. Yumi kurus seperti ini karena sempat kehilangan Ilona. Sejak awal, Ilona hanya dikontrak sebagai ibu susu selama enam bulan. Saat itu, pertumbuhan Yumi sangat baik. Tapi setelah Ilona pergi karena kontraknya habis, Yumi mulai melemah, tidak mau makan, tidak mau minum susu formula. Aku baru saja menemukan Ilona beberapa hari lalu, dan sekarang Yumi masih dalam masa pemulihan, Ma," jelasnya dengan nada memohon.“Sudah beberapa dokter yang memeriksa Y

    Last Updated : 2025-03-09
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 23

    “Tunggu saja kalian semua! Aku tidak akan tinggal diam. Jika kalian ketahuan mengotak atik harta Gia, anak itu akan aku rebut!"Setelah melontarkan kalimat itu dengan penuh kemarahan, Nyonya Asia akhirnya membalikkan badannya dan melangkah pergi. Wajahnya yang penuh emosi masih menyisakan ketegangan di ruangan itu."Aku juga gak akan diam," jawab Nyonya Bira."Ma..." Egar mengingatkan sang ibu agar tidak memperkeruh suasana.Nyonya Bira tampak mendengus."Kita lihat saja! Aku akan terus memantau!" balas Nyonya Asia lagi.Egar menghela napas panjang, mencoba meredakan beban yang menekan dadanya. Sementara itu, Ilona hanya bisa menggeleng kecil. Semuanya masih tentang harta. Mereka sudah kaya raya, namun tetap memperebutkan harta milik seorang anak kecil yang ditinggal mati ibunya. Mereka hanya memikirkan harta, tidak memikirkan Yumi."Ilona, terima kasih. Silakan kalau mau bawa Yumi ke kamar," ujar Egar kepada Ilona dengan suara lebih tenang.Ilona hanya mengangguk tanpa berkata apa p

    Last Updated : 2025-03-09
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 24

    "Ilona..."Nama itu keluar begitu saja dari bibirnya, lirih, nyaris seperti desahan angin.Romy menatap ke depan, matanya tak berkedip melihat sosok wanita yang dulu pernah menjadi dunianya. Wanita yang begitu ia cintai—dan yang ia lepaskan. Iya, lelaki itu adalah Romy, mantan suami Ilona, yang telah melepaskannya menuruti keinginan orang tuanya.Dadanya bergemuruh saat melihat Ilona dengan penuh kasih sayang menggendong seorang anak kecil. Senyumnya, tatapan matanya yang lembut, bahkan bagaimana tangannya mengusap rambut bocah itu—semua begitu alami.Tidak ada yang berubah dari Ilona, sekalipun mereka tidak bertemu selama setahun. Senyumnya, wajahnya dan kelembutannya masih tetap sama. dan yang pasti, Romy merindukannya. Tapi, kini semua sudah berbeda."Bukankah anak kita sudah meninggal?"“Itu anak siapa? Apa kamu sudah menikah lagi dan memiliki anak? Tapi, tidak mungkin secepat itu, kan?”Pikiran itu terus berputar di kepalanya, membuat jantungnya berdetak lebih kencang. Seakan ada

    Last Updated : 2025-03-09
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 25

    Ilona keluar dari ruangan dokter dengan wajah berseri. Hari ini adalah hari yang baik. Semua hasil pemeriksaan Yumi hari ini sangat baik, menunjukkan peningkatan yang pesat jauh berbeda dari bulan lalu.Di dalam gendongannya, Yumi tampak asyik mengunyah biskuit kecil yang diberikan dokter sebagai hadiah. Tangannya yang mungil menggenggam erat camilan itu, sementara matanya yang berbinar seolah ikut mengekspresikan kebahagiaan Ilona."Yumi, kamu hebat. Dokter memuji perkembangan kamu. Sebentar lagi, kamu pasti bisa jalan," ujar Ilona dengan suara penuh kasih, sebelum menjawil hidung kecil gadis itu.Yumi hanya tertawa. Ia mungkin belum mengerti betul apa yang dikatakan Ilona, tetapi tawa riangnya sudah cukup membuktikan bahwa ia bahagia.Dan semua itu karena Ilona.Tidak bisa disangkal lagi. Sejak Ilona kembali merawatnya, Yumi mulai pulih. Gadis kecil itu kini lebih sehat, lebih kuat. Ia bukan lagi bayi lemah yang dulu hampir tidak memiliki harapan untuk bertahan hidup. Dunianya adala

    Last Updated : 2025-03-10
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 26

    Mata Romy tak berkedip menatap gadis kecil yang tertidur lelap dalam pelukan Ilona. Ada sesuatu dalam dirinya yang menyesak, rasa asing yang sulit ia namai.Ia mengingat hari-hari ketika mereka masih bersama. Ketika mereka berdua begitu bahagia menanti kelahiran anak mereka, merajut impian untuk keluarga kecil yang sempurna. Namun, takdir berkata lain. Bayi mereka pergi bahkan sebelum sempat melihat dunia, meninggalkan duka yang dalam dan luka yang tak kunjung sembuh.Dan kini, di hadapannya, Ilona menggenggam erat seorang anak kecil—bukan anak mereka."Dia?" tanya Romy sambil menunjuk ke arah Yumi.Ilona mendongak. Mata mereka bertemu, namun Ilona buru-buru mengalihkan pandangannya."Romy? Kenapa kamu di sini?" tanyanya, mengabaikan pertanyaan Romy. Raut wajahnya berubah, ada keterkejutan bercampur kecemasan. Baru kali ini ia melihat Romy kembali setelah setahun berpisah. Dan yang lebih mengejutkan, pria itu tampak jauh berbeda. Tubuhnya lebih kurus, kulitnya lebih pucat, dan sorot m

    Last Updated : 2025-03-10
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 27

    "Ilona, tunggu!"Suara Romy menggema di antara orang yang lalu lalang di rumah sakit, memaksa Ilona menghentikan langkahnya. Ia memeluk Yumi lebih erat, menoleh dengan enggan. Romy sudah mensejajari langkahnya, matanya penuh dengan sesuatu yang tak bisa Ilona artikan—kesakitan, kemarahan, atau mungkin penyesalan."Ada apa?" tanya Ilona datar, tak ingin terjebak dalam percakapan yang akan membuatnya goyah.Romy menatapnya lekat-lekat, lalu dengan suara rendah yang dipenuhi urgensi, ia bertanya, "Di mana kamu tinggal sekarang?"Ilona menghela napas berat. Ia sudah menduga pertanyaan ini akan muncul. Dengan tenang, ia menjawab, "Aku tinggal di rumah keluarga Yumi, karena aku sendiri tidak memiliki rumah. Rumah ibuku diambil oleh saudaranya, karena ternyata sertifikatnya ada di tangan mereka. Aku tidak bisa memberikan alamat kepada sembarang orang, karena disana aku hanya bekerja."Dahi Romy mengerut. "Apa aku kamu anggap orang sembarangan? Apa kamu menganggap kita tidak saling kenal?" Su

    Last Updated : 2025-03-10
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 28

    "Saya tahu, Nyonya." Ilona menjawab singkat dan terlihat tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Nyonya Bira. Dia terlalu lelah untuk menanggapi luapan emosi majikannya itu.Kalimat singkat Ilona justru membuat Nyonya Bira semakin murka. Wajahnya menegang, dia menatap Ilona seperti ingin langsung menerkamnya."Diam, kau!" bentaknya tajam, suaranya menggema di seluruh halaman paviliun itu, sehingga beberapa pekerja yang sedang berlalu lalang disana, hanya bisa menatap sekilas lalu mengelus dada. Mungkin mereka juga kasihan kepada Ilona, setiap hari selalu saja menjadi sasaran kemarahan atas salah yang tidak dia lakukan.Yumi, yang masih berada dalam gendongan Ilona, terbangun dengan tubuh gemetar. Gadis kecil itu mengkerut, wajahnya bersembunyi di bahu Ilona, seolah berharap dunia luar menghilang. Ilona menenangk

    Last Updated : 2025-03-11

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 153 - TAMAT

    Hujan sore itu turun perlahan, seperti ingin menyelaraskan suasana hati Ilona yang masih berkecamuk. Meskipun tubuhnya duduk diam di ruang tamu, jiwanya masih berputar antara amarah, harapan, dan kebingungan. Di hadapannya, duduk seorang pria sederhana yang mengaku sebagai ayah kandungnya—Rudy Prasetyo.Ia tak pernah membayangkan pertemuan ini akan terjadi. Selama ini, Ilona hanya mengenal gelapnya rahasia tentang asal-usul dirinya. Ia tumbuh tanpa tahu siapa orang tua kandungnya. Sekarang, tiba-tiba muncul lelaki dengan mata berkaca-kaca yang memanggilnya "Nak" dengan suara bergetar.Ilona ingin mempercayai, namun hatinya masih membeku. Luka-luka masa lalu seperti belum memberi izin untuk sembuh.Tiba-tiba, suara lembut yang tak asing memecah keheningan."Mama di sini, Ilona."Ilona langsung menoleh. Suara itu—ya Tuhan—itu suara yang sangat ia kenal. Tapi tidak… itu tidak mungkin.Namun kenyataan menamparnya manis saat sosok Anita, perempuan yang lebih dulu mengakui sebagai ibu kandu

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 152

    Ilona berdiri di ambang pintu ruang tamu, tubuhnya tegang, matanya sembab. Pikirannya penuh dengan kemungkinan-kemungkinan yang membuat dadanya sesak. Semua terlalu mendadak, terlalu asing… dan terlalu menyakitkan.Seseorang dari masa lalu—dari awal mula kehidupannya—akan datang menemuinya. Seseorang yang katanya adalah ayah kandungnya sendiri. Seseorang yang tak pernah ada saat ia terluka, lapar, atau bahkan sekadar ingin digendong.Ia menoleh pada Egar yang sejak tadi menemaninya dalam diam."Suruh masuk saja, Mas," ucap Ilona akhirnya, suaranya pelan namun tegas.Egar hanya mengangguk. Ia melangkah keluar dan memberi isyarat pada Dion dan Roy untuk mengantarkan tamu yang telah ditunggu. Tak lama, seorang lelaki paruh baya memasuki ruang tamu itu. Wajahnya sederhana, pakaiannya pun jauh dari bayangan seorang CEO besar. Tidak ada jas mewah, tidak ada jam tangan mahal, hanya kemeja lengan panjang dan celana kain biasa. Tapi ada keteduhan yang aneh di wajahnya. Sesuatu yang sulit dijel

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 151

    Ruangan itu sunyi. Hanya terdengar detak jam dinding dan nafas mereka yang saling bersahutan dalam diam. Ilona masih terduduk di sofa, jemarinya saling meremas, wajahnya penuh tanya, dada sesak oleh pertarungan emosi yang tak ia mengerti."Jadi… aku harus menemuinya?" tanyanya pelan, nyaris seperti bisikan yang takut terdengar oleh kenyataan.Egar yang duduk di sampingnya tak langsung menjawab. Ia menggenggam tangan Ilona, mengusap punggungnya dengan lembut. Mata pria itu menatap dalam ke mata istrinya, mencoba mengirimkan ketenangan dalam badai yang tak ia bisa hentikan."Tidak harus," jawab Egar lirih. "Tapi… apa salah dia?"Ilona menoleh perlahan. Matanya merah, namun tidak penuh amarah—justru penuh kebingungan. "Karena dia… aku lahir ke dunia."Egar menatapnya, kali ini lebih serius. "Kamu menyesal terlahir?" tanyanya, pelan namun tajam.Ilona menggeleng cepat. "Aku tidak menyesal terlahir. Karena… aku bertemu denganmu. Karena aku lahir, ada anak-anak kita. Ada keluarga ini," jawa

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 150

    "Sayang..." panggil Egar saat melangkah masuk ke dalam rumah, suaranya rendah namun penuh beban. Suasana di ruang tamu terasa lebih hening dari biasanya, seolah rumah itu tahu bahwa sesuatu yang besar baru saja terjadi di depan gerbangnya.Ilona segera berdiri dari kursi dan mendekat. "Siapa, Mas?" tanyanya, nada khawatir menyusup di balik suaranya. Wajah Egar terlihat berkabut, seolah menyembunyikan badai yang belum sempat reda.Egar tak langsung menjawab. Ia menggenggam tangan Ilona dan mengajaknya duduk. "Kita duduk dulu. Aku nggak mau kamu kaget," katanya lembut, namun tetap terasa ada sesuatu yang berat dalam ucapannya.Ilona mengikuti, walau dadanya mulai tak tenang. Instingnya berkata ada yang tak biasa dari kedatangan tamu itu. Bukan hanya tentang orang asing yang tak menyebutkan tujuannya, tapi tentang bagaimana Egar memandangnya sekarang—ada luka, ada keraguan, dan ada perlindungan yang lebih tebal dari biasanya."Apa kamu mau menemuinya?" tanya Egar akhirnya, menatap mata i

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 149

    Hari itu, cuaca terasa lebih panas dari biasanya. Meski matahari hanya menggantung malu-malu di balik awan, udara di sekitar rumah Ilona dan Egar seperti dipenuhi ketegangan yang tak terlihat. Sejak keamanan rumah mereka diperketat, setiap suara, setiap gerakan, menjadi sesuatu yang mencurigakan. Begitu juga siang itu—suara keributan di depan rumah membuat Ilona dan Egar saling berpandangan."Siapa itu?" gumam Ilona, menegakkan tubuh dari sandarannya."Apakah Mama?" tanya Egar, meski ragu. "Tapi, Dion dan Roy kan kenal sama Mama. Nggak mungkin mereka sampai teriak-teriak begitu."Ilona menggeleng, menajamkan telinga. "Itu bukan suara Mama. Itu suara laki-laki."Egar berdiri, menyambar kaus yang tergantung di kursi. "Kamu di sini saja, Sayang. Aku akan lihat siapa itu."Ilona hendak membantah, tapi tatapannya langsung redup. Ia terlalu lelah untuk berdebat hari ini. Rumah yang seharusnya menjadi tempat paling nyaman justru terasa seperti penjara, dan kini ditambah dengan kedatangan ta

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 148

    Pagi baru saja menyapa ketika Ilona menarik gorden jendela ruang keluarga dan menatap ke luar. Cahaya mentari yang hangat menyinari halaman, namun ada yang berbeda. Matanya menyipit ketika melihat empat sosok asing berdiri di halaman rumahnya. Mereka tidak mengenakan seragam resmi, tetapi gestur mereka jelas menunjukkan sikap profesional—berdiri tegak, mata terus bergerak memantau sekitar, tangan menyentuh alat komunikasi di telinga."Loh, itu siapa? Kenapa ada beberapa orang yang tidak dikenal? Ada apa ini?" tanya Ilona heran.Egar, yang baru saja datang dari dapur sambil membawa dua cangkir kopi, berhenti sejenak. Ia menatap keluar melalui pintu kaca besar yang menghadap halaman depan. Wajahnya tenang, tapi ada kelelahan yang tak bisa disembunyikan."Itu tim pengamanan tambahan dari Jojo," jawabnya sambil menyerahkan kopi pada Ilona. "Tapi mereka tidak menginap seperti Dion dan Roy. Mereka seperti satpam, berjaga secara bergantian, sistem shift."Ilona tidak langsung menjawab. Ia m

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 147

    Bunyi dentuman keras beberapa menit yang lalu masih terngiang di telinga Egar. Suasana dalam mobil terasa hening dan tegang. Yumi yang tadi menangis sudah berhenti nangisnya, dia hanya terkejut, sementara Gana meringkuk di dalam pelukaj Ilona, sesekali merengek kecil. Ilona memeluk keduanya erat, seolah ketakutan itu masih mengejarnya.Mobil kini berhenti di pinggir jalan, tak jauh dari lokasi kejadian. Dion, salah satu pengawal pribadi yang ditugaskan oleh Anita —sedang berbicara serius dengan Roy di luar mobil."Saya akan keluar," ujar Egar akhirnya, merasa perlu ikut mengecek kondisi mobil dan situasi sekitar.Namun Dion segera menoleh dan berkata dengan tenang tapi tegas, “Tidak, biar Roy saja, Tuan. Tetap di dalam. Ini bisa jadi belum aman.”Egar mengernyit, tak biasa dikendalikan begitu, tapi dia tahu Dion dan Roy adalah orang-orang pilihan. Mereka bukan sekadar sopir atau pengawal biasa, mereka adalah bekas anggota pasukan khusus yang kini bekerja penuh untuk menjaga keluarga i

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 146

    Pagi itu terasa istimewa di rumah kecil milik Egar dan Ilona. Matahari baru saja muncul malu-malu di balik awan tipis, namun Yumi sudah duduk manis di meja makan, mengenakan seragam TK barunya yang berwarna biru muda. Rambutnya yang hitam tebal dikepang dua rapi oleh Ilona, dihiasi pita mungil yang membuatnya tampak seperti boneka hidup.Akhirnya, hari yang dinanti-nantikan itu tiba. Yumi akan mulai masuk sekolah hari ini. "Nanti, Yumi akan banyak teman, kan, Ma?" tanya Yumi sambil menyuapkan sesendok nasi ke mulut mungilnya. Matanya berbinar penuh harap.Dia bangun paling pagi dan langsung mandi. Dia begitu bersemangat untuk memulai pengalaman barunya menjadi seorang siswi."Tentu, Sayang. Banyak sekali teman-teman yang menunggu Yumi," jawab Ilona sambil tersenyum lembut."Hore! Yumi bisa main sama teman!" seru Yumi sambil mengangkat kedua tangannya kegirangan.Egar tertawa kecil melihat tingkah anak gadisnya. "Iya, Nak. Yumi pasti cepat berteman, karena Yumi anak yang baik.""Iya,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 145

    Angin sore itu berembus lembut dari jendela mobil yang sengaja dibuka, membawa aroma asin dari laut yang masih membekas di tubuh mereka. Ilona menyandarkan kepalanya pada sandaran jok, memejamkan mata sejenak, menikmati ketenangan setelah seharian bermain bersama keluarga. Tapi jauh di dalam hatinya, ada kegelisahan yang sulit diabaikan.Pikiran dalam kepalanya terasa saling bertabrakan. Begitu banyak hal yang melintas di kepalanya."Tapi, entah mengapa aku merasa akan ada sesuatu yang lebih besar akan terjadi," gumam Ilona, suaranya hampir tertelan angin.Suaranya sangat lirih dan lemah.Egar, yang duduk di sebelahnya meraih tangan Ilona dan menggenggamnya dengan lembut, melirik sekilas ke arah istrinya. Ia merasakan tekanan yang sama, kekhawatiran yang membayangi kebahagiaan singkat mereka hari ini. Dia juga tidak yakin semua akan berakhir di hari ini. Apalagi hingga saat ini keluarga Ilma belum ada yang menemui Ilona. Egar merasa masih ada bayang-bayang yang akan mengancam."Sebe

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status