共有

Bab 207

作者: Liazta
last update 最終更新日: 2024-12-05 18:35:23

Nathan duduk di sofa sambil mengecek pekerjaan lewat ponselnya. Pria itu memandang ke arah pintu kamar, namun pintu kamar itu tak kunjung juga terbuka.

"Berapa lama sih kalau nyusui Noah?" Nathan memandang jam di pergelangan tangannya. Sudah 2 jam Eliza berada di dalam kamar dan sampai detik ini belum ada tanda-tanda bahwa pintu kamar akan terbuka.

Nathan kembali dengan ponselnya. Semakin lama melihat layar ponsel, mata pun semakin mengantuk. Pada akhirnya pria itu tertidur.

Belum lama tertidur Nathan sudah terbangun karena ada yang mengganggunya. Sepasang tangan kecil sedang memukul-mukul pipinya. Dan yang lebih membuat Nathan terkejut ketika air liur bayi kecil itu sudah membasahi mulutnya.

"Apa yang kamu lakukan nak?" Nathan mencoba menghindar dari mulut kecil yang seakan ingin memakan habis bibirnya.

"Lapar Daddy, mau makan." Eliza yang menyahut pertanyaan dari Nathan

"Apa, Noah pikir mulut Daddy ini kue?" tanya Nathan dengan gemas.

Bayi yang ada di atas dadanya itu memandangn
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (13)
goodnovel comment avatar
Roida Borpak
lama² bosan juga bacanya,bertele² gak ada perkembangan
goodnovel comment avatar
Romauli Sirait
suka bangat dengan karakter Elisa ...
goodnovel comment avatar
Sudjatminati Effendy
iya...diayun ayun nih cerita, sy mo ganti judul aja dah
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 792

    Leo tersenyum memandang wajah Anisa yang sudah jauh lebih segar. “Kalau kamu mau turun dari tempat tidur, bilang,” katanya sambil merapikan selimut.“Jangan coba-coba sendiri.”Beberapa saat kemudian, Anisa berbisik,“Aku mau ke ruang tamu…”Belum selesai kalimatnya—Leo sudah langsung mengangkat tubuhnya. “Leo—!” Anisa kaget.“Kamu terlalu ringan,” katanya tenang. “Dan terlalu keras kepala.”Ia menggendong Anisa seolah itu hal paling wajar di dunia. Langkahnya mantap, tidak tergesa, tidak ragu.Anisa menunduk, jantungnya berdebar pelan.Sudah lama… sangat lama… tidak ada seseorang yang memperlakukannya seperti ini.Bukan karena kasihan.Tapi karena peduli.Ia menatap wajah Leo dari dekat.Lelah. Namun matanya tetap fokus.“Kenapa kamu sebaik ini, Leo?” tanya Anisa lirih.Leo berhenti melangkah sesaat.Lalu berkata pelan,“Kamu sudah berulang kali menanyakannya dan aku juga sudah menjawab, Anisa.”Kalimat sederhana itu— membuat Anisa tersenyum malu. Leo meletakkan tubuh Anisa ke at

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 791

    Apartemen Leo terasa begitu tenang pagi itu.Hangat. Sunyi. Dan untuk pertama kalinya setelah berhari-hari, Anisa tidak menggigil kedinginan.Ia terbangun perlahan. Kelopak matanya masih berat, namun kepalanya tidak lagi berputar hebat seperti sebelumnya. Tubuhnya memang masih lemah, tetapi setidaknya ia bisa bernapas dengan lebih lega. Selimut tebal membungkus tubuhnya rapi, memberi rasa aman yang asing—namun menenangkan.Begitu ia mencoba menggerakkan tubuh—“Jangan dulu.”Suara itu terdengar dekat.Leo duduk di sisi tempat tidur, mengenakan pakaian rumah sederhana. Rambutnya sedikit berantakan, tanda ia hampir tidak tidur semalaman.“Kamu baru turun panasnya,” ucapnya tenang. “Jangan memaksakan diri.”Anisa menelan ludah.“Maaf… aku bikin kamu repot.”Leo menggeleng pelan.“Kamu sedang sakit. Itu bukan repot.”Ia berdiri, lalu kembali dengan membawa handuk bersih dan sebuah baskom kecil berisi air hangat.Anisa mengernyit bingung.“Leo?”“Kamu belum mandi hampir lima hari,” katanya

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 790

    "Nomor satu mommy ku, nomor dua istri ku. Hanya saja mommy sudah tidak ada, jadi kamu tidak punya saingan." Samuel berkata dengan wajah polosnya. Violet langsung tersenyum saat mendengar jawaban calon suami."Sayang, aku ingin meminta keluarga kita, agar pernikahan dimajukan lagi."Samuel tersenyum kecil, nakal.“Karena calon istriku cantik banget. Aku tidak sabar ingin bisa bebas mencium mu.”Wajah Violet langsung memanas. Refleks ia memukul lengan Samuel pelan.“Mas! Jangan bercanda di sini.”“Ini bukan bercanda,” sahut Samuel cepat.“Ini pengakuan.”Ia sedikit menunduk, matanya sejajar dengan pantulan mata Violet di cermin. Tatapannya lembut, hangat, penuh rasa memiliki yang tidak berisik namun dalam. "Untuk cium saja, aku harus curi-curi. Mana Tante Eliza seperti punya radar pendeteksi lagi. Setiap kali aku curi kesempatan, mommy kamu itu selalu saja muncul.""Sudah jangan protes. Nanti kalau banyak protes, pernikahan kita malah dibatalkan.""Iya deh, aku akan tunggu dua Minggu,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 789

    Samuel dan Violet berada di sebuah butik haute couture ternama di Prancis—Maison Étoile.Violet berdiri di depan cermin tinggi. Gaun pengantin berwarna ivory lembut membalut tubuhnya dengan sempurna. Potongannya sederhana, tanpa detail berlebihan, namun justru di situlah letak keindahannya. Anggun. Tenang. Memikat. Seolah gaun itu diciptakan khusus untuknya.Beberapa langkah di belakang, Samuel berdiri mengenakan setelan jas hitam yang masih dalam tahap penyesuaian. Bahunya tampak tegap, namun wajahnya… sama sekali tidak setenang posturnya.Begitu Violet berbalik—Samuel terdiam.Benar-benar terdiam.Tatapan pria itu terkunci pada satu titik. Dadanya terasa penuh, napasnya tertahan sesaat. Semua penantian panjang, semua rindu yang ia simpan bertahun-tahun, terasa terbayar lunas hanya dengan satu pemandangan itu.“Sayang…” ucapnya pelan, suaranya nyaris bergetar.“Kamu cantik sekali.”Violet tersenyum kecil, masih menunggu.Samuel menggeleng pelan, seolah kata cantik saja tidak cukup.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 788

    Leo mengaduk sup perlahan, memastikan uapnya tidak terlalu panas. Aromanya memenuhi ruangan—hangat, sederhana, dan menenangkan. Ia mendekat ke sisi ranjang, duduk hati-hati agar tidak membuat Anisa kaget. “Anisa, kamu harus makan agar cepat sembuh. Aku membuat sup hangat untuk mu.” Anisa tersenyum kecil lalu mengangguk. “Kalau lagi sakit seperti ini, makan sup memang paling enak.” Ia berusaha mengangkat tubuhnya, tapi tangan Leo langsung menahan bahunya. “Jangan dipaksakan,” ucapnya lembut. “Aku akan menyuapimu.” Anisa menggeleng cepat. “Tidak usah, Leo. Aku sudah terlalu banyak merepotkanmu. Diberi tumpangan tempat tinggal yang hangat seperti ini saja sudah membuat aku senang.” Leo tidak menjawab bantahannya. Ia hanya menggeser mangkuk sedikit lebih dekat, menyendok sup dengan tenang. “Aku tidak merasa direpotkan,” katanya singkat. Anisa memandang Leo "Buka mulut!" Anisa tersenyum canggung, dan kemudian memasukkan sendok yang sudah berada di ujung bibirnya.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 787

    Telepon di tangan Noah bergetar. Nama Leo tertera di layar. Noah langsung mengangkatnya. “Halo Leo," kata Noah ketika menjawab telepon. “Ya Noah, bagaimana kabar mu?” "Sangat baik, hanya degdegan," jawab Noah sambil memegang dadanya. "Ya wajar, apa lagi hari pernikahan adikmu sudah semakin dekat." Leo berkata sambil sedikit tertawa. Noah menganggukkan kepalanya. Namun bukan pernikahan Violet yang membuat dadanya berdebar cepat, melainkan pernikahan dirinya bersama dengan Aishwa. “Apa kau sudah ke apartemen Anisa?" Tanya Noah. Beberapa hari yang lalu, Leo menghubunginya dan meminta alamat apartemen Anisa. Dan setelah itu Noah tidak menanyakan apakah sahabatnya itu sudah jadi mengunjungi Anisa atau tidak. "Ya sudah," jawab Leo dengan nada suara rendah. "Anisa bagaimana?” Noah langsung bertanya, tanpa basa-basi. Di seberang sana, Leo terdiam sejenak. Lalu suaranya terdengar, tenang… tapi berat. “Kondisinya sangat tidak baik,” jawab Leo jujur. Nada suaranya tetap d

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status