Share

Bab 261

Author: Liazta
last update Last Updated: 2025-01-02 19:49:23

"Jadi malam ini kakak tidak menginap di sini?" Yura berkata dengan wajah sedih.

"Mama, kakak minta pulang, soalnya ada acara di rumah." Kiara berkata dengan wajah berseri-seri. Tidak bisa dipungkiri bahwa Ia begitu sangat bahagia. Mungkin Allah sudah membuka pintu hati sang mama dan mau menerima keberadaannya.

"Apa kakak gak akan temani aku lagi?" Yura tampak takut ketika membayangkan Kiara sudah tidak bisa lagi bersama dengannya.

Mungkin ini yang dikatakan dengan egois. Yura ingin menguasai Kiara. Ia ingin sang suster selalu bersama dengannya. Namun siapa Yura? Bukankah keinginan itu merupakan hal yang mustahil.

"Belum tahu." Kiara berkata dengan sedikit ragu. Apakah sang Mama akan memintanya pulang ke rumah atau hanya untuk hari ini saja.

"Kalau begitu kakak hati-hati ya." Gadis kecil itu tersenyum dengan sangat manis.

"Iya adek, besok pagi Kakak ke sini lagi. Nanti kalau Yura membutuhkan sesuatu, pencet aja tombol ini, perawat yang lain pasti akan langsung datang." Kiara berka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (20)
goodnovel comment avatar
Dina
iya ih ada aja msalahnya oon smua ,,,trus kenapa baca dipagi sama waktu ya Kuya baca pas mlem deh ga ngerti jdinya
goodnovel comment avatar
Mom's Reyva
dinikahke mbok e kih.... semoga kamu lari nanti kalo kamu tau kia.. jgn mau dipaksa nikah... kali aja nanti kamu berjodoh sama dokter rizky... dan ngadopsi yura
goodnovel comment avatar
Ida Nur
kamu dijebak ntar lagi Kiara
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 486

    Nathan bersama dengan Eliza turun ke bawah. Wajah pasangan suami istri itu tampak begitu bahagia dan berseri-seri. Berbeda dengan orang-orang yang saat ini sudah menunggu dengan gelisah. Belum lagi Olivia yang setiap saat bertanya, membuat kepala Mawar semakin pusing. “Semua sudah siap?” tanya Hermawan dengan suara yang tenang namun penuh wibawa.“Siap, om!” jawab Rizky sambil sedikit tersenyum.Nathan mendekat. “Mobil sudah disiapkan. Supir standby. Aku taruh termos kopi di dashboard.” Dengan cepat Nathan langsung melarikan diri ketika menyadari tatapan Albert, dan juga tatapan Mawar kepadanya.“Kita berangkat sekarang. Perjalanan ke Puncak butuh waktu beberapa jam. Kalau beruntung, sampai sana sebelum matahari benar-benar tinggi," kata Hermawan.Semua mulai bergerak ke luar rumah. Sedangkan koper, dan barang-barang yang lainnya sudah di masukkan ke dalam mobil. Sepuluh mobil mewah berderet di depan pintu utama, siap membawa keluarga besar itu ke tempat penuh ketenangan.Sebelum m

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 485

    Langit masih berselimut kelabu saat satu per satu lampu di mansion keluarga Hermawan menyala. Jarum jam baru menunjukkan pukul 04.45 pagi. Udara masih sejuk, bahkan embun masih menempel di kaca jendela. Namun di dalam rumah, kehangatan sudah mulai terasa. Langkah-langkah ringan berseliweran, aroma roti panggang dan cokelat panas menyambut dari dapur utama. Aruna terlihat sibuk membantu petugas dapur yang sedang sibuk. Tangannya lincah menyusun sandwich ke dalam kotak makan. Meski tubuhnya terus bergerak, senyumnya tidak pernah hilang. Di sudut lain dapur, Eliza juga tengah menyiapkan bekal kecil untuk Noah, putra sambung yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri. Meski usia kehamilannya sudah tujuh bulan dan perutnya tampak sangat besar, Eliza tetap telaten dan penuh perhatian. "Eliza, kenapa liburannya mendadak sekali?" tanya Aruna sambil mengusap tangannya yang sedikit lengket dengan mayones. Eliza menoleh pelan, tersenyum lembut. "Oh, itu permintaan Tuan Albert. Ka

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 484

    Aruna berdiri di depan pintu kamar tamu. Blouse sederhana dan celana panjang berwarna cokelat muda membalut tubuh mungilnya. Rambut panjangnya di kuncir rapi ke belakang, tanpa riasan apa pun di wajah. Hanya ada sorot teduh di matanya dan sedikit getir yang tak bisa disembunyikan.Di tangannya, tergenggam sebuah tas kecil berisi beberapa pakaian. Hatinya terasa berat, tapi ia tetap mencoba tersenyum. Ia tak ingin menjadi beban. Baginya, keberadaannya di mansion keluarga Hermawan sudah lebih dari cukup. Sudah waktunya ia kembali ke rumah kecilnya. Memberi jarak. Memberi ruang.Namun sebelum jemarinya sempat menyentuh kenop pintu utama, suara lembut menghentikan langkahnya.“Aruna…”Aruna menoleh. Di belakangnya berdiri Eliza, mengenakan gaun hamil warna biru langit. Perutnya yang membulat tampak menonjol, membuat sosoknya terlihat semakin anggun. Wajahnya tampak letih, namun terpancar ketulusan yang tak bisa dipalsukan.“Kamu mau ke mana?” tanya Eliza pelan, namun jelas terdengar kekha

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 483

    Nathan dan Albert duduk berdampingan di sofa panjang berwarna krem, tepat di tengah ruang keluarga yang nyaman dan hangat. Di atas meja kayu di depan mereka, dua cangkir teh melati masih mengepulkan uap tipis, menyebarkan aroma menenangkan yang seolah berbaur dengan suasana damai sore itu.Namun, tidak satu pun dari mereka menyentuh teh atau kudapan yang tersaji. Perhatian mereka sepenuhnya tersedot ke layar televisi besar, dan jemari mereka sibuk menekan tombol-tombol stik game.Di layar, suara raungan mesin balap mengisi ruangan. Meskipun hanya bermain game balap motor, keduanya begitu serius. Bahkan tubuh mereka ikut miring setiap kali motor virtual mereka memasuki tikungan tajam, seolah-olah sedang berada di sirkuit sungguhan."Aku suka balap motor," kata Albert tiba-tiba, masih menatap layar dengan fokus penuh. "Tapi Anna melarangku. Katanya terlalu berbahaya. Jadi ya beginilah, balapan di ruang tamu. Lebih aman, lebih damai."Nathan terkekeh kecil, tanpa mengalihkan pandangan. "

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 482

    Suasana rumah telah tenang. Sarapan pagi berakhir, semua anggota keluarga beranjak ke kegiatan masing-masing. Eliza kembali ke kamar, dibantu Kiara. Rizky sedang menerima panggilan dari rumah sakit. Sementara Olivia asyik bermain dengan Noah dan Aishwa yang baru saja bangun.Namun tidak dengan Nathan.Ia masih berdiri di beranda belakang, memandangi taman yang basah oleh embun pagi. Di tangan kirinya, secangkir kopi yang sudah dingin. Tatapannya kosong, seolah menatap jauh ke depan.Mawar, yang sejak tadi memperhatikan anak semata wayangnya itu dari balik kaca, akhirnya menyusul keluar. Langkahnya tenang, gaunnya berwarna lembut, seperti sosoknya yang selalu mendamaikan."Nathan," ucapnya lembut.Nathan menoleh, lalu menegakkan tubuhnya. "Mami."Mawar berdiri di sampingnya, ikut menatap taman."Mami perhatikan, sepertinya kamu tidak senang dengan hubungan Tuan Albert dan juga Aruna?"Nathan diam. Ia tahu ibunya tidak akan membicarakan sesuatu jika tidak penting. Dalam keluarganya, Maw

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 481

    Sinar matahari pagi perlahan menembus tirai-tirai jendela lebar, membelai lembut seluruh sudut mansion keluarga Hermawan. Aroma harum dari dapur utama segera menguar, menggoda indra penciuman siapa pun yang terjaga. Roti panggang yang renyah, telur rebus, jus segar dari buah pilihan, susu hangat, kopi serta nasi goreng lengkap dengan ayam goreng, tersaji rapi di atas meja makan kayu jati berkualitas tinggi.Di ujung meja, Mawar telah duduk anggun, senyumnya mengembang saat matanya menatap layar ponsel. Di sebelahnya, Hermawan turut memperhatikan, sesekali tersenyum kecil pada sang istri. Entah apa yang mereka bicarakan, namun jelas ada kebahagiaan yang memancar dari wajah keduanya."Mami sedang apa?" tanya Kiara, yang sibuk membantu pelayan mengatur peralatan makan. Nada suaranya ringan, tapi matanya penuh rasa ingin tahu.Mawar terkikik kecil. "Mami minta dibelikan tas dari koleksi terbaru," jawabnya sambil memamerkan layar ponsel kepada Hermawan.Hermawan menimpali dengan senyum tip

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status