Share

Bab 477

Author: Liazta
last update Last Updated: 2025-06-23 21:37:01

Sore itu, taman belakang mansion Hermawan terasa begitu teduh. Mentari sudah mulai condong ke barat, sinarnya yang keemasan menyelinap di antara dedaunan rindang. Angin sore berembus pelan, membawa aroma bunga mawar dan harum rumput segar.

Di sudut taman, berdiri sebuah gazebo kayu berwarna coklat. Tirai tipis melambai ringan diterpa angin. Di dalamnya, Aruna dan Eliza, duduk santai. Di atas meja, tersaji aneka camilan sore. kue lapis, roti isi, dan sepiring buah segar. Satu gelas jus jeruk dingin tampak berembun di depan masing-masing.

Eliza, kondisiku sekarang sudah jauh lebih baik. Aku pamit pulang, ya."

Aruna berbicara dengan senyum lembut.

Terlalu lama tinggal di sini membuatnya merasa tak enak hati. Ia sadar, kebaikan yang diberikan Eliza dan keluarga Hermawan sudah sangat besar. Tubuhnya sudah sembuh, luka-luka pun sudah sembuh. Efek obat mujarab yang membuat luka cepat kering dan sembuh. Para pelaku kejahatan yang sempat mengincarnya kini telah ditangkap. Ini artinya keadaanny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (21)
goodnovel comment avatar
Dm Rachel
top up untuk baca kelanjutan ternyata cuman 1 bab Thor
goodnovel comment avatar
Bunda Adanni
peluk akoh Thor, akoh rindu kelanjutannya...
goodnovel comment avatar
Syahidah Dedeh
lanjut dong
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 794

    Mansion Michael sore itu ramai seperti biasa.Suara langkah kaki pelayan, obrolan keluarga di ruang tengah, dan tawa yang sesekali pecah—semuanya terasa terlalu hidup untuk dua calon pengantin yang sedang… kehabisan privasi.Aishwa melirik sekeliling dengan waspada.“Mas,” bisiknya pelan, menarik lengan Noah.“Semua orang kayaknya ngeliatin kita.”Noah menoleh santai.“Bukan kayaknya. Emang.”Aishwa mendengus kecil.“Terus kenapa kamu malah senyum?”“Karena mereka belum tahu,” jawab Noah sambil menggenggam tangannya, “kalau kita mau kabur sebentar.”“Kabur?” mata Aishwa membesar. “Ke mana?”Noah melirik koridor samping, lalu mencondongkan tubuhnya sedikit.“Ruang baca lama. Yang jarang dipakai. Kamera nggak sampai situ.”Aishwa menatapnya tidak percaya.“Kamu hafal kamera?”Noah mengangkat bahu.“Calon suami harus siap segalanya.”Mereka berjalan pelan, pura-pura berbincang ringan, sampai akhirnya berbelok dan masuk ke ruang baca lama yang sunyi.Begitu pintu tertutup—Aishwa menghela

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 793

    Di kamar yang tenang, Jasmine duduk bersila di atas sofa empuk. Ponselnya terangkat sejajar wajah, layar menampilkan wajah seseorang yang membuat alisnya naik-turun sejak lima menit lalu.Attar.Putra Dirga dan Yuna itu tampak santai di layar, bersandar malas dengan ekspresi yang—menyebalkan."Susah sekali menghubungi kamu," kata Attar dengan gaya santai."Aku tidak mungkin melakukan video call denganmu, sedangkan semua orang sedang berkumpul di sini. "Jasmin memberikan penjelasan singkat. "Iya tapi kan nggak mesti harus aku di reject terus," protes Attar."Ya Aku tahu aku salah. Tapi kenapa begitu aku menghubungi kamu, lama sekali dijawab. Aku bahkan sampai menelpon berulang-ulang kali” Jasmine mendengus.Namun Attar tidak menjawab.“Aku nanya kenapa gak di jawab.”Attar mengangkat bahu.“Aku lagi mikir jujur atau bohong?”“Kamu mikir apa sampai matamu ke mana-mana gitu?” Jasmine menyipitkan mata. “Jangan bilang kamu sambil main game.”“Enggak kok,” jawab Attar cepat. Terlalu cepat.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 792

    Leo tersenyum memandang wajah Anisa yang sudah jauh lebih segar. “Kalau kamu mau turun dari tempat tidur, bilang,” katanya sambil merapikan selimut.“Jangan coba-coba sendiri.”Beberapa saat kemudian, Anisa berbisik,“Aku mau ke ruang tamu…”Belum selesai kalimatnya—Leo sudah langsung mengangkat tubuhnya. “Leo—!” Anisa kaget.“Kamu terlalu ringan,” katanya tenang. “Dan terlalu keras kepala.”Ia menggendong Anisa seolah itu hal paling wajar di dunia. Langkahnya mantap, tidak tergesa, tidak ragu.Anisa menunduk, jantungnya berdebar pelan.Sudah lama… sangat lama… tidak ada seseorang yang memperlakukannya seperti ini.Bukan karena kasihan.Tapi karena peduli.Ia menatap wajah Leo dari dekat.Lelah. Namun matanya tetap fokus.“Kenapa kamu sebaik ini, Leo?” tanya Anisa lirih.Leo berhenti melangkah sesaat.Lalu berkata pelan,“Kamu sudah berulang kali menanyakannya dan aku juga sudah menjawab, Anisa.”Kalimat sederhana itu— membuat Anisa tersenyum malu. Leo meletakkan tubuh Anisa ke at

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 791

    Apartemen Leo terasa begitu tenang pagi itu.Hangat. Sunyi. Dan untuk pertama kalinya setelah berhari-hari, Anisa tidak menggigil kedinginan.Ia terbangun perlahan. Kelopak matanya masih berat, namun kepalanya tidak lagi berputar hebat seperti sebelumnya. Tubuhnya memang masih lemah, tetapi setidaknya ia bisa bernapas dengan lebih lega. Selimut tebal membungkus tubuhnya rapi, memberi rasa aman yang asing—namun menenangkan.Begitu ia mencoba menggerakkan tubuh—“Jangan dulu.”Suara itu terdengar dekat.Leo duduk di sisi tempat tidur, mengenakan pakaian rumah sederhana. Rambutnya sedikit berantakan, tanda ia hampir tidak tidur semalaman.“Kamu baru turun panasnya,” ucapnya tenang. “Jangan memaksakan diri.”Anisa menelan ludah.“Maaf… aku bikin kamu repot.”Leo menggeleng pelan.“Kamu sedang sakit. Itu bukan repot.”Ia berdiri, lalu kembali dengan membawa handuk bersih dan sebuah baskom kecil berisi air hangat.Anisa mengernyit bingung.“Leo?”“Kamu belum mandi hampir lima hari,” katanya

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 790

    "Nomor satu mommy ku, nomor dua istri ku. Hanya saja mommy sudah tidak ada, jadi kamu tidak punya saingan." Samuel berkata dengan wajah polosnya. Violet langsung tersenyum saat mendengar jawaban calon suami."Sayang, aku ingin meminta keluarga kita, agar pernikahan dimajukan lagi."Samuel tersenyum kecil, nakal.“Karena calon istriku cantik banget. Aku tidak sabar ingin bisa bebas mencium mu.”Wajah Violet langsung memanas. Refleks ia memukul lengan Samuel pelan.“Mas! Jangan bercanda di sini.”“Ini bukan bercanda,” sahut Samuel cepat.“Ini pengakuan.”Ia sedikit menunduk, matanya sejajar dengan pantulan mata Violet di cermin. Tatapannya lembut, hangat, penuh rasa memiliki yang tidak berisik namun dalam. "Untuk cium saja, aku harus curi-curi. Mana Tante Eliza seperti punya radar pendeteksi lagi. Setiap kali aku curi kesempatan, mommy kamu itu selalu saja muncul.""Sudah jangan protes. Nanti kalau banyak protes, pernikahan kita malah dibatalkan.""Iya deh, aku akan tunggu dua Minggu,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 789

    Samuel dan Violet berada di sebuah butik haute couture ternama di Prancis—Maison Étoile.Violet berdiri di depan cermin tinggi. Gaun pengantin berwarna ivory lembut membalut tubuhnya dengan sempurna. Potongannya sederhana, tanpa detail berlebihan, namun justru di situlah letak keindahannya. Anggun. Tenang. Memikat. Seolah gaun itu diciptakan khusus untuknya.Beberapa langkah di belakang, Samuel berdiri mengenakan setelan jas hitam yang masih dalam tahap penyesuaian. Bahunya tampak tegap, namun wajahnya… sama sekali tidak setenang posturnya.Begitu Violet berbalik—Samuel terdiam.Benar-benar terdiam.Tatapan pria itu terkunci pada satu titik. Dadanya terasa penuh, napasnya tertahan sesaat. Semua penantian panjang, semua rindu yang ia simpan bertahun-tahun, terasa terbayar lunas hanya dengan satu pemandangan itu.“Sayang…” ucapnya pelan, suaranya nyaris bergetar.“Kamu cantik sekali.”Violet tersenyum kecil, masih menunggu.Samuel menggeleng pelan, seolah kata cantik saja tidak cukup.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status