Share

Bab 571

Author: Liazta
last update Last Updated: 2025-08-24 23:26:06

Aruna berdiri lama di depan cermin kamar mandi. Wajahnya sudah panas sejak tadi. Ia memandangi gaun tidur tipis berwarna gading yang disediakan pihak hotel. Bahannya halus, jatuh mengikuti lekuk tubuh, dan… nyaris menerawang.

"Ya ampun… siapa yang menyiapkan ini? Tidak ada yang lainkah?" gumamnya panik.

Ia menggigit bibir, benar-benar bingung. Tidak membawa koper, tidak membawa baju, bahkan tidak membawa pakaian santai. Semua serba mendadak. Dan kini hanya ada gaun tidur itu.

Dengan ragu, Aruna akhirnya memakainya. Begitu kain tipis itu menempel di kulitnya, ia merasa wajahnya semakin panas. Bagaimana ia keluar dengan pakaian yang seperti ini?

Namun tidak mungkin juga ia tidur di kamar mandi. Dengan langkah sangat pelan, Aruna akhirnya membuka pintu dan keluar.

Aruna benar-benar menyesal karena membiarkan Eliza membawa baju yang tadi dipakainya ke hotel.

Albert yang sedang bersandar santai di ranjang, langsung menoleh. Seketika tatapannya berubah. Senyum di wajahnya melebar, matanya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Rasyid Ramadhan
hssaa lucu. ceritanya mana LG sambungannya keluarin LG yg banyak dong
goodnovel comment avatar
Aisha
Hahahahaaaa....pagi" berdiri gagah berani mana tahan.. aq juga merasakan Albert wkwkwkwkwkkk
goodnovel comment avatar
Gustin Maya Sari
Aruna yg malam pertama aku yg gugup hahahha
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 576

    Suasana ruang makan, pagi itu begitu ramai. Aroma roti hangat, sup ayam, steak daging, dan kopi memenuhi udara, bercampur dengan suara gelak tawa dari berbagai sudut meja panjang keluarga besar itu. Olivia, putri bungsu Albert, duduk di samping Aruna. Gadis remaja itu tampak ceria sekali, tidak berhenti bercerita tentang hal-hal kecil yang membuatnya bahagia. Sesekali ia merangkul lengan Aruna, seolah ingin menunjukkan betapa gembiranya memiliki ibu baru. Setelah kepergian ibunya, Olivia merasa sangat sepi. Tidak ada lagi tempat dia untuk curhat. Curhat dengan kedua kakak laki-lakinya, atau dengan sang ayah, pastilah tidak bisa sebebas ketika bercerita dengan sesama wanita. “Mommy, setelah ini kita belanja baju bareng ya? Aku mau beli baju seperti mommy Aruna!” katanya dengan mata berbinar. Aruna hanya tertawa, sementara Albert di sampingnya menatap keduanya dengan penuh kasih. Pasangan pengantin baru itu tampak begitu serasi, senyum mereka tidak pernah lepas sejak kemarin. Di sis

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 575

    Pagi itu, rumah keluarga Hermawan, terasa lebih ramai dari biasanya. Semua orang sibuk dengan urusan masing-masing. Anak-anak kecil berlarian, sementara orang dewasa berbincang tentang rencana masa depan.Di tengah suasana itu, Michael duduk di sofa dengan wajah pasrah. Di pangkuannya, seorang gadis kecil berusia delapan tahun tampak santai memakan es krim.“Yura… itu es krim keberapa?” Michael mengernyit, menatap bocah mungil itu dengan serius.Yura menengok dengan polos, wajahnya belepotan cokelat. “Baru dua… eh tiga…”Michael menepuk jidat. “Ya Tuhan, nanti sakit perut lagi kamu. Kalau sakit perut, yang dituduh siapa? Aku lagi!”Michael tidak lupa, tadi malam Yura sakit perut. Dokter Rizky, langsung memarahinya, karena tidak melarang Yura makan eskrim.Gadis kecil itu malah tertawa geli, lalu menyandarkan kepala di dada Michael. “Semalam makan eskrim sampai 6.”Michael tercengang mendengar pengakuan dari Yura. Padahal semalam Yura hanya mengakui 2 saja. "Anak kecil gak boleh bohong

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 574

    Samuel terbangun lebih awal dari biasanya. Biasanya ia bangun karena alarm, tapi kali ini suara “babbling” kecil sudah lebih dulu memanggilnya.“Sam.. Sam …”Mata Samuel yang masih berat langsung terbuka begitu mendengar suara itu. Ia menoleh ke samping, dan benar saja, Violet sudah bangun setengah merangkak dan duduk diatas perutnya. Bayi kecilnya, menatap Samuel dengan mata bulat berbinar.Samuel langsung tersenyum, wajahnya berbinar seketika. “Oh my little princess… sudah bangun, ya? Padahal aku baru tidur tiga jam.”Violet menjawab dengan tertawa kecil, lalu menarik rambut Samuel. "Ya ampun sayang, sakit sekali." Samuel berpura-pura kesakitan. Violet melepaskan tangannya saat melihat Samuel kesakitan. Bayi cantik itu kemudian mengoceh dan menunjuk ke arah pintu..Samuel bangkit, lalu menggendong Violet ke dalam dekapannya. “Aduh… beratnya nambah lagi ya. Jangan cepat-cepat gede dong, abang belum siap.”Bayi itu menepuk-nepuk pipi Samuel dengan tangan mungilnya, membuat Samuel t

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 573

    Usai acara akad nikah Albert dan Aruna, tiba-tiba wajah Eliza menegang. Sebuah kegelisahan melintas di benaknya.“By… Violet di mana? Kenapa Liza tidak melihatnya?” suara Eliza terdengar panik, membuat Nathan yang berdiri di sampingnya ikut terkejut.Nathan baru tersadar. Sejak tadi ia terlalu larut dalam suasana acara hingga tak menyadari bahwa salah seorang bayi kecil mereka tak terlihat. Ia segera menyapu pandangannya ke seluruh ruangan, mencari sosok mungil yang biasanya selalu menempel pada Eliza.Marcel, yang kebetulan mendekat, langsung menenangkan mereka.“Paman, Bibi… tenang saja. Violet bersama Samuel. Tadi dia sudah sangat mengantuk, jadi Samuel membawanya ke kamarnya. Aku lihat sendiri mereka keluar dari ballroom.”Eliza langsung menghela napas panjang, sementara Nathan memejamkan mata sejenak, merasa lega. Memang sejak kedatangan mereka dari Paris siang tadi, Samuel seakan tak mau melepaskan Violet dari pelukannya. Bocah delapan tahun itu begitu sabar mengasuh sang bayi,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 572

    Aruna menegang seketika ketika tangannya dipandu Albert. Wajahnya memerah, jantungnya berdebar tanpa kendali.“Albert…” suaranya lirih, hampir bergetar.Albert tersenyum tipis, sorot matanya hangat sekaligus penuh hasrat. Ia menangkup wajah Aruna, mengecup bibir mungil istrinya sekali lagi. Kali ini lebih dalam, lebih lama, hingga Aruna kembali kehabisan napas.Ketika bibir mereka terlepas, Aruna menunduk, bersembunyi di dada bidang suaminya. “Aku… aku nggak bisa,” ucapnya pelan, tubuhnya bergetar antara gugup dan malu.Albert mengusap lembut rambutnya. “Tenang, sayang. Aku nggak akan memaksa. Malam ini cukup kita saling mengenal. Biarkan tubuhmu terbiasa dulu denganku.”Namun Aruna justru menggeleng pelan. “Bukan begitu, aku hanya takut salah.”Albert terkekeh kecil, lalu menangkup tangan istrinya lebih erat. “Kamu tidak akan pernah salah di hadapanku. Semua yang kamu lakukan, jika menurut kamu benar, akan selalu aku terima. Karena itu dari kamu.”Kalimat itu membuat Aruna mendongak,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 571

    Aruna berdiri lama di depan cermin kamar mandi. Wajahnya sudah panas sejak tadi. Ia memandangi gaun tidur tipis berwarna gading yang disediakan pihak hotel. Bahannya halus, jatuh mengikuti lekuk tubuh, dan… nyaris menerawang."Ya ampun… siapa yang menyiapkan ini? Tidak ada yang lainkah?" gumamnya panik.Ia menggigit bibir, benar-benar bingung. Tidak membawa koper, tidak membawa baju, bahkan tidak membawa pakaian santai. Semua serba mendadak. Dan kini hanya ada gaun tidur itu.Dengan ragu, Aruna akhirnya memakainya. Begitu kain tipis itu menempel di kulitnya, ia merasa wajahnya semakin panas. Bagaimana ia keluar dengan pakaian yang seperti ini?Namun tidak mungkin juga ia tidur di kamar mandi. Dengan langkah sangat pelan, Aruna akhirnya membuka pintu dan keluar. Aruna benar-benar menyesal karena membiarkan Eliza membawa baju yang tadi dipakainya ke hotel.Albert yang sedang bersandar santai di ranjang, langsung menoleh. Seketika tatapannya berubah. Senyum di wajahnya melebar, matanya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status