แชร์

Bab 609

ผู้เขียน: Liazta
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-11 16:39:28
Gadis itu berjalan pelan, langkahnya kaku seperti boneka mekanik. Rok panjang yang ia kenakan hanya mampu menyamarkan sebagian keanehan gerakannya. Namun bagi mata Noah yang jeli, ia bisa melihat ada sesuatu yang tidak biasa.

“Perkenalkan, namanya,” ucap guru matematika sambil menepuk lembut bahu siswi baru itu.

"Halo teman-teman semuanya, nama saya Anisa Karlina." Gadis itu berkata dengan wajah tersenyum cerah.

"Halo Anissa, Kamu berasal dari sekolah mana?" Tanya seorang siswa laki-laki.

"Aku, pindahan dari SMA 1 Pontianak, Kalimantan."

Tatapan mata Anisa berkeliling ke setiap sudut didalam kelas. Teduh, lembut, namun menyimpan duka yang samar. Gadis-gadis lain berbisik pelan, membahas cara berjalannya yang kaku. Berbeda dengan siswa laki-laki, yang lebih terfokus ke wajah cantik Anissa.

“Mulai hari ini, Anissa akan akan bergabung bersama kalian. Untuk perkenalan selanjutnya, dilanjutkan nanti setelah jam pelajaran selesai. Silakan duduk di sebelah Noah,” lanjut sang guru.

Sp
Liazta

Assalamualaikum, halo reader semua. Semoga kalian semua dalam keadaan sehat, diberikan rezeki yang berlimpah, dan bahagia selalu. Kita sudah masuk season ke 2 ya. Kita akan masuk ke cerita generasi muda. sebenarnya bab nya sudah sangat banyak sekali, author juga ingin tamatkan. tapi rasanya gak enak karena masih banyak cerita yang menggantung. terima kasih untuk kalian yang selalu mengikuti kisah Eliza dan Natan. terima kasih atas dukungannya. 🙏🙏 love you untuk kalian semuanya. 😘😘

| 97
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (26)
goodnovel comment avatar
Nur Elifa
wa'alaikumsalam Warrrohmatullahi wabarokatuh, doa terbaik juga buat author ya. eehh jangan jangan Anisa anaknya Shandi mantan Eliza. kan dulu dia di pindah tugaskan ke Kalimantan.
goodnovel comment avatar
Mama Rafen
Waalaikumsalam...tetep setia nunggu lanjutan cerita ini .........semangaaat...... author
goodnovel comment avatar
Teti Rismayati
wa'alaikum salam , ya lanjut ,semangat semoga sehat selalu
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 612

    Senja turun perlahan ketika Anisa duduk di halte bus. Rambutnya sedikit berantakan tertiup angin sore, sementara kedua tangannya meremas erat tali tas di pangkuannya. Tatapannya lurus ke arah jalan, menanti busway yang akan membawanya pulang.Tak lama, bus berhenti tepat di depannya. Orang-orang segera bergegas naik, sebagian bahkan saling berebut agar bisa duduk.Anisa menarik napas panjang. Dengan tekad bulat, ia melangkah maju ke pintu bus. Namun langkahnya tak semudah yang lain. Kaki besi magnetik yang menopang tubuhnya membuat setiap gerakan terasa kaku. Setiap kali ia mengangkat kaki, ada beban yang menuntut tenaga lebih besar.Tangannya menggenggam pegangan bus erat-erat. Satu kali, dua kali, ia berusaha menaiki tangga. Keringat mulai merembes di pelipis kening, napasnya tersengal.Orang-orang di belakang mulai tidak sabar. Ada yang mendecak, ada pula yang berbisik-bisik dengan nada sinis. Namun Anisa tetap menunduk, berusaha menutup telinganya dari suara-suara itu.Aku bisa. A

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 611

    Aishwa kembali dengan es krim di tangannya, wajahnya berseri-seri seolah semua lelahnya hilang begitu saja. Ia menjilat es krim itu sambil tertawa kecil, lalu naik ke motor Noah.“Enak banget, Mas. Mau coba?” tawarnya sambil mengulurkan es krim.Noah melirik sekilas, lalu menggeleng. “Makan aja sendiri. Aku nggak suka manis.”“Bohong! Kemarin aku lihat Mas makan cokelat, lho.” Aishwa mencibir sambil tertawa kecil, lalu melahap lagi es krimnya.Noah hanya mendengus pelan. “Kalau kamu nggak cepat habisin itu, es krimnya keburu meleleh di jok motor.”Aishwa langsung panik, buru-buru mempercepat makannya. Noah menggeleng sambil menyalakan mesin motor."Pakai helm." Noah berkata sambil menyerahkan helm kepada Aishwa. Namun gadis kecil itu tidak mengambilnya. Dan hanya fokus dengan es krim di tangannya.Noah menghembuskan napas kasar dan kemudian memakaikan helem di kepala Aishwa.Tak lama kemudian, mereka melaju di jalanan sore. Angin berhembus menyapu wajah Aishwa berantakan. Gadis itu te

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 610

    Anisa menatap kotak bekal di depannya cukup lama. Tangannya sempat ragu untuk membuka tutupnya. Ada rasa hangat yang menjalar di dadanya, bercampur dengan perasaan asing yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.Akhirnya, dengan hati-hati, ia membuka kotak itu. Aroma masakan rumahan langsung menyeruak, sederhana tapi begitu menggugah selera. Ada nasi hangat, ayam goreng, dan tumis sayuran berwarna-warni.Air matanya kembali menetes. Sudah lama aku tidak merasakan makanan rumah… apalagi diberikan dengan tulus seperti ini.Dengan perlahan, ia menyuap sesuap nasi. Rasanya sederhana, tapi di lidah Anisa terasa begitu nikmat. Setiap suapan serasa meneteskan kembali kehidupan ke dalam dirinya yang selama ini terasa kering.Ia menunduk semakin dalam, takut ada yang melihat air matanya. Namun senyum tipis akhirnya muncul di wajahnya, senyum yang sudah lama terkubur.Sementara itu, dari jauh, Noah yang duduk bersama Leo di kantin melirik sekilas ke arah kelas melalui jendela besar. Ia melihat s

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 609

    Gadis itu berjalan pelan, langkahnya kaku seperti boneka mekanik. Rok panjang yang ia kenakan hanya mampu menyamarkan sebagian keanehan gerakannya. Namun bagi mata Noah yang jeli, ia bisa melihat ada sesuatu yang tidak biasa. “Perkenalkan, namanya,” ucap guru matematika sambil menepuk lembut bahu siswi baru itu. "Halo teman-teman semuanya, nama saya Anisa Karlina." Gadis itu berkata dengan wajah tersenyum cerah. "Halo Anissa, Kamu berasal dari sekolah mana?" Tanya seorang siswa laki-laki. "Aku, pindahan dari SMA 1 Pontianak, Kalimantan." Tatapan mata Anisa berkeliling ke setiap sudut didalam kelas. Teduh, lembut, namun menyimpan duka yang samar. Gadis-gadis lain berbisik pelan, membahas cara berjalannya yang kaku. Berbeda dengan siswa laki-laki, yang lebih terfokus ke wajah cantik Anissa. “Mulai hari ini, Anissa akan akan bergabung bersama kalian. Untuk perkenalan selanjutnya, dilanjutkan nanti setelah jam pelajaran selesai. Silakan duduk di sebelah Noah,” lanjut sang guru. Sp

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 608

    Sherly terduduk lemah di kursi terdakwa, tubuhnya bergetar hebat. “Lima belas tahun penjara…” kalimat itu terus bergema di kepalanya. Ia menekuk tubuh, menutupi wajah dengan kedua tangan, namun tangisnya tetap pecah, tumpah tanpa bisa ditahan.Padahal menurutnya, tindakannya tak seberat itu. Ia merasa hanya melakukan kejahatan kecil—seharusnya cukup dua tahun penjara. Tapi mengapa hukum menjeratnya begitu kejam hingga lima belas tahun?"Aku tidak terima! Aku hanya melakukan kesalahan kecil!" teriak Sherly di tengah sesak emosinya.Hakim menatapnya tajam. "Semua tindakanmu sudah kami bacakan. Bukti-bukti yang ada tak terbantahkan. Jika kau masih berbuat gaduh, hukumanmu bisa bertambah."Sherly tercekat. Wajahnya memucat, tangannya gemetar, namun ia tak lagi berani melawan.Matanya sembab, pipinya basah. Setiap tarikan napas terasa berat, seperti ada beban menghimpit dadanya. Bukan karena dingin, melainkan karena luka yang menghancurkan batin. Sepanjang hidup, ia percaya selalu ada oran

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 607

    Samuel masih menggendong Violet di ruang tengah. Gadis kecil itu sudah mulai menguap, matanya setengah terpejam. Samuel tersenyum lembut sambil mengelus rambut halusnya.“Aduh, kalau kamu udah besar nanti… aku bakal repot sekali. Soalnya aku yakin, cantiknya bisa bikin satu kota jatuh cinta,” gumam Samuel pelan, seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri.Ia lalu terkekeh, membayangkan Violet sudah remaja. “Pasti kamu nanti cerewet banget, suka ngatur aku. Terus… hmm… mungkin juga kamu suka marah kalau aku pulang malam. Tapi nggak apa-apa, aku rela dimarahin tiap hari sama kamu.”Samuel terdiam sebentar, menatap wajah polos Violet yang tertidur di lengannya. Senyum manis terukir di bibirnya.“Eh, tapi aku harus sabar ya… masih 18 tahun lagi.” Samuel menghela napas panjang, lalu berbisik geli, “Ya Tuhan… kenapa rasanya lama sekali?”Aruna yang baru lewat di belakang mereka langsung menahan tawa melihat tingkah Samuel. “Sam, kamu ngomong apa sih sama anak bayi?”Samuel terkejut, pipin

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status