Share

Bab 775

Author: Liazta
last update Last Updated: 2025-12-12 13:46:12

Pintu ruang rapat menutup dengan suara klik pelan.

Noah melangkah keluar dengan ekspresi paling santai sedunia, seolah dia baru selesai minum teh, bukan baru saja menjatuhkan bom lamaran di depan empat keluarga dan hampir membuat dua pria dewasa kena serangan jantung. Bahkan nenek dan kakeknya juga ada di sana.

Tapi begitu ia menoleh ke kiri…

Ia melihat seseorang.

Aishwa.

Gadis itu berdiri di dekat pilar marmer, kedua tangan terlipat di dada, pipi merona marah, dan mata menatapnya seperti laser siap membakar.

Noah langsung tersenyum hangat.

Senyum mempersosana yang selalu membuat jantung Aishwa berdebar lebih cepat.

Aishwa mengepalkan tangan.

“Mas,” katanya pelan namun tajam.

“Kenapa harus mengatakan hal itu di depan semua keluarga? Kita belum ada KESPAKATAN untuk menikah.”

Noah membalas dengan lembut, seolah ia tak paham kalau gadis itu sedang ingin melempar vas bunga ke kepalanya.

“Aku tahu.”

“Nah, kalau Mas tahu,” Aishwa mengangkat alis, “kenapa bilang hal seperti itu? Di depan se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 790

    "Nomor satu mommy ku, nomor dua istri ku. Hanya saja mommy sudah tidak ada, jadi kamu tidak punya saingan." Samuel berkata dengan wajah polosnya. Violet langsung tersenyum saat mendengar jawaban calon suami."Sayang, aku ingin meminta keluarga kita, agar pernikahan dimajukan lagi."Samuel tersenyum kecil, nakal.“Karena calon istriku cantik banget. Aku tidak sabar ingin bisa bebas mencium mu.”Wajah Violet langsung memanas. Refleks ia memukul lengan Samuel pelan.“Mas! Jangan bercanda di sini.”“Ini bukan bercanda,” sahut Samuel cepat.“Ini pengakuan.”Ia sedikit menunduk, matanya sejajar dengan pantulan mata Violet di cermin. Tatapannya lembut, hangat, penuh rasa memiliki yang tidak berisik namun dalam. "Untuk cium saja, aku harus curi-curi. Mana Tante Eliza seperti punya radar pendeteksi lagi. Setiap kali aku curi kesempatan, mommy kamu itu selalu saja muncul.""Sudah jangan protes. Nanti kalau banyak protes, pernikahan kita malah dibatalkan.""Iya deh, aku akan tunggu dua Minggu,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 789

    Samuel dan Violet berada di sebuah butik haute couture ternama di Prancis—Maison Étoile.Violet berdiri di depan cermin tinggi. Gaun pengantin berwarna ivory lembut membalut tubuhnya dengan sempurna. Potongannya sederhana, tanpa detail berlebihan, namun justru di situlah letak keindahannya. Anggun. Tenang. Memikat. Seolah gaun itu diciptakan khusus untuknya.Beberapa langkah di belakang, Samuel berdiri mengenakan setelan jas hitam yang masih dalam tahap penyesuaian. Bahunya tampak tegap, namun wajahnya… sama sekali tidak setenang posturnya.Begitu Violet berbalik—Samuel terdiam.Benar-benar terdiam.Tatapan pria itu terkunci pada satu titik. Dadanya terasa penuh, napasnya tertahan sesaat. Semua penantian panjang, semua rindu yang ia simpan bertahun-tahun, terasa terbayar lunas hanya dengan satu pemandangan itu.“Sayang…” ucapnya pelan, suaranya nyaris bergetar.“Kamu cantik sekali.”Violet tersenyum kecil, masih menunggu.Samuel menggeleng pelan, seolah kata cantik saja tidak cukup.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 788

    Leo mengaduk sup perlahan, memastikan uapnya tidak terlalu panas. Aromanya memenuhi ruangan—hangat, sederhana, dan menenangkan. Ia mendekat ke sisi ranjang, duduk hati-hati agar tidak membuat Anisa kaget. “Anisa, kamu harus makan agar cepat sembuh. Aku membuat sup hangat untuk mu.” Anisa tersenyum kecil lalu mengangguk. “Kalau lagi sakit seperti ini, makan sup memang paling enak.” Ia berusaha mengangkat tubuhnya, tapi tangan Leo langsung menahan bahunya. “Jangan dipaksakan,” ucapnya lembut. “Aku akan menyuapimu.” Anisa menggeleng cepat. “Tidak usah, Leo. Aku sudah terlalu banyak merepotkanmu. Diberi tumpangan tempat tinggal yang hangat seperti ini saja sudah membuat aku senang.” Leo tidak menjawab bantahannya. Ia hanya menggeser mangkuk sedikit lebih dekat, menyendok sup dengan tenang. “Aku tidak merasa direpotkan,” katanya singkat. Anisa memandang Leo "Buka mulut!" Anisa tersenyum canggung, dan kemudian memasukkan sendok yang sudah berada di ujung bibirnya.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 787

    Telepon di tangan Noah bergetar. Nama Leo tertera di layar. Noah langsung mengangkatnya. “Halo Leo," kata Noah ketika menjawab telepon. “Ya Noah, bagaimana kabar mu?” "Sangat baik, hanya degdegan," jawab Noah sambil memegang dadanya. "Ya wajar, apa lagi hari pernikahan adikmu sudah semakin dekat." Leo berkata sambil sedikit tertawa. Noah menganggukkan kepalanya. Namun bukan pernikahan Violet yang membuat dadanya berdebar cepat, melainkan pernikahan dirinya bersama dengan Aishwa. “Apa kau sudah ke apartemen Anisa?" Tanya Noah. Beberapa hari yang lalu, Leo menghubunginya dan meminta alamat apartemen Anisa. Dan setelah itu Noah tidak menanyakan apakah sahabatnya itu sudah jadi mengunjungi Anisa atau tidak. "Ya sudah," jawab Leo dengan nada suara rendah. "Anisa bagaimana?” Noah langsung bertanya, tanpa basa-basi. Di seberang sana, Leo terdiam sejenak. Lalu suaranya terdengar, tenang… tapi berat. “Kondisinya sangat tidak baik,” jawab Leo jujur. Nada suaranya tetap d

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 786

    Eliza menarik napas panjang di depan pintu kamar Violet. Tangannya terangkat. Klik. Pintu terbuka perlahan. Violet berdiri tepat di depan pintu, punggungnya kaku, senyumnya terlalu rapi untuk seseorang yang baru saja hampir kehilangan napas. “Iya, Mommy?” katanya. Eliza memandangnya tajam. Pandangan seorang ibu yang sudah kenyang dengan firasat. “Kenapa pintunya tidak di kunci?” tanya Eliza datar. Violet menelan ludah. “Aku… lupa.” Eliza mengangguk pelan, tapi matanya tidak berhenti bergerak. Menyapu kamar. Tempat tidur. Meja rias. Sofa kecil di sudut ruangan. Lalu… matanya berhenti sejenak. Gorden. Sedikit berayun. Sangat halus. Nyaris tak terlihat. Di balik gorden tebal itu, Samuel berdiri menahan napas. Tubuhnya menempel ke dinding, satu tangan menutup mulutnya sendiri, dadanya naik turun pelan—pelan sekali. Ia bahkan tidak berani berkedip. Kalau Eliza melangkah dua langkah saja ke kanan… Tamat. Mungkin dia bakal batal nikah dengan Violet. Eliza melangkah

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 785

    Violet mengangkat wajahnya. “Mas berlebihan.”“Mungkin,” Samuel tersenyum kecil.“Tapi aku jatuh cinta sama kamu. Dan cinta itu bikin aku nggak rasional.”Violet menggigit bibirnya, menahan senyum.“Aku juga kangen,” kata Violet yang akhirnya memilih jujur.“Tapi justru karena itu… kita harus kuat.”Samuel berdiri, melangkah satu langkah mendekat kemudian berhenti, menjaga batas.“Aku janji,” katanya lembut.“Aku nggak akan melewati batas. Aku cuma mau lihat kamu sebentar… biar rindu ini nggak meledak.”Violet mengangguk pelan.Beberapa detik mereka hanya saling memandang, dalam diam yang hangat. Udara di kamar itu terasa berbeda—lebih rapat, lebih penuh.“Dua minggu,” Violet berkata akhirnya.“Setelah itu… mas nggak perlu nyusup lagi.”Samuel tersenyum—senyum yang penuh harap. Namun alih-alih langsung menjawab, ia melangkah mendekat satu langkah. Pelan. Sangat pelan.“Dua minggu,” ulangnya lirih.“Aku tahan.”Tangannya terangkat, ragu sesaat, lalu menyentuh sisi wajah Violet. Ibu jar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status