Fay cemberut waktu melihat Callie menerobos masuk kamarnya. Di belakangnya mengiringkan Mike dan Mika.“Ada apa dengan wajahmu?” tegur Callie sambil meletakkan tasnya di atas meja dekat tempat tidur.Beberapa hari ini Fay menghindar tanpa alasan yang jelas. Callie jadi pusing sendiri. Hingga kemudian dia tidak lagi ingin mencari tahu alasannya. Mungkin kadar dopamine dalam tubuh Fay sedang turun. Hingga sahabatnya ini mudah tersinggung.“Aku dengar kakimu terkilir. Jadi, aku membawakan banyak camilan.” Callie mendorong kantong plastik besar ke arah Fay, mengabaikan wajah cemberutnya.Mau tidak mau Fay menerimanya. “Apa hubungan camilan dan kaki yang terkilir?”Callie membawa dirinya berbaring di sebelah Fay yang sedang duduk di tepi tempat tidur.“Kau perlu sesuatu untuk dimakan agar tidak bosan.”Suasana hati Fay tidak seburuk sebelumnya. Dia memeriksa isi kantong plastik dan sedikit senang.“Mommy, kau harus membaginya dengan kami.” Mika yang ikut mengintip isinya meminta bagian.“K
Untuk beberapa detik lelaki itu terdiam. Di bawah pandangan sengit tiga pasang mata, akhirnya Oscar tertawa canggung.“Baiklah. Aku memang berdusta soal pamanmu. Sebenarnya, aku adalah teman dekat keluarga Barney. Aku hanya ingin membantu mereka untuk menemukan lagi puteri mereka yang hilang. Setelah beberapa lama tidak menemukan petunjuk, beberapa hari yang lalu seorang suruhanku memberitahu tentangmu.Ciri-cirinya sangat mirip. Yang meragukan hanyalah bahwa di akta kelahiranmu, kau lahir di sebuah desa kecil. Tapi waktunya bertepatan dengan saat Felix Willmer pindah ke Trixie, saat itu juga Alice Barney menghilang.”Fay mendengarkan tanpa menyela. Mike dan Mika sibuk dengan pikiran mereka sendiri.“Keuntungan apa yang akan kau dapatkan dengan menemukan nona muda Barney ini?” Pertanyaan Fay di luar perkiraan Oscar.Lelaki itu memaksakan sebuah senyum sebelum menjawab. “Tidak ada. Selain sebuah bantuan seorang teman.”“Mereka pasti menjanjikan sejumlah besar uang.” Fay mengejar penga
Laura memang menelepon Mike setelah makan malam. Dia juga mendengar suara ribut Mika di seberang sana. Wanita itu tiba-tiba merindukan kedua cucunya.Mike dan Mika bergantian berbicara dengan neneknya. Dibumbui pendapat mereka yang tidak menyukai Oscar Finch, ceritanya menjadi sangat lengkap. Saat panggilan berakhir Laura seperti baru saja menonton sebuah siaran langsung.Mereka sedang berada di ruang kerja Cade. Puteranya melihat pada Laura dengan seluruh rasa penasaran memenuhi matanya.“Kurasa sudah saatnya kau menyelidiki tentang masa lalu Fay.” Laura berkata pada puteranya dengan ekspresi wajah yang sulit ditebak.Di sisi lain, Fay dengan acuh bermain dengan ponselnya. Dia mendengar Mike dan Mika menceritakan tentang Oscar Finch yang datang pagi ini. Tapi tak mencoba menghalangi mereka mengatakan apa pun pada Laura goldwin. Gadis itu hanya sekali melotot saat Mika mengatakan kalau mommy mereka tidak bisa dipercaya.“Aku hanya berubah pikiran,” ujar Fay membela diri soal dia yang m
Oscar yang mendengar ucapan Shopia Barney, wajahnya sedikit berubah. Dia terlihat gelisah di tempat duduknya. Merasa seseorang tengah memperhatikan, Oscar mencoba mencari dan menemukan tatapan penuh curiga dari Mika.Hei, apa yang kau lihat?! Sambil mengeluh dalam hati, Oscar mengalihkan pandang dari anak itu. Hatinya menjadi gentar.“Tuan Finch, kau terlihat pucat. Apa kau sakit?” tegur Mika terdengar penuh perhatian. Namun sudut bibir anak kecil itu sedikit terangkat. Tampak penuh ejekan.“Apa? Eh, aku tidak apa-apa. Hanya kurang tidur semalam.” Oscar menjawab sambil mencoba tersenyum wajar.Terdengar ‘oh’ dari mulut kecil itu.Oscar menyumpah dalam hati. Sebenarnya, siapa anak-anak ini? Fay Willmer hanya mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak temannya. Tapi kenapa mereka masih di tempat ini dan lengket seperti lem pada gadis itu? Dan kenapa orang yang menyelidiki tentang Fay Willmer tidak mengatakan tentang mereka? Pertama Oscar melihat mereka, dia mengabaikan dan tak menganggap
Oscar Finch baru datang hampir satu jam kemudian. Semua yang menunggu memasang wajah cemberut. Oscar yang melihat itu tidak mengerti di mana letak kesalahannya. Bukankah dia sudah mengatakan akan menjemput setelah makan siang? Anak-anak dan Fay duduk di kursi belakang. Sementara Oscar yang mengendarai sendiri mobilnya hari ini tampak duduk di belakang kemudi dengan wajah tidak senang.Apa kalian menganggapku supir pribadi?Tapi karena tidak ingin mencari masalah dengan ‘anak-beranak’ aneh di belakangnya, Oscar menutup mulut dan mengemudikan mobilnya dengan perlahan menuju rumah sakit.Sangat menyebalkan sebenarnya! Dia terpaksa menjalani sandiwara ini demi keluarga dan perusahaannya. Baru beberapa menit mobil berjalan, Fay tiba-tiba berseru. “Tuan Finch, kami kelaparan. Tidak bisakah kita singgah dulu di sebuah restoran. Kurasa aku akan pingsan begitu tiba di rumah sakit kalau perutku kosong.”Oscar mengerutkan kening. “Kupikir kalian sudah makan saat di rumah?”“Tidak ada apa-apa d
“Alice, aku tahu kau adalah Aliceku.” Nyonya Barney meraung antara bahagia dan juga sedih atas kehilangan mereka yang lama. Dia memeluk Fay dengan erat seperti takut akan terlepas lagi.Fay merasa napasnya sesak. Dia menatap tuan Barney yang berdiri di belakang istrinya, meminta penjelasan walau sebenarnya saat ini tak perlu lagi. Pelukan dan airmata Shopia sudah memberikan jawaban lebih dari apa pun.Tampak anggukan Eaton Barney yang mengiyakan.“Selamat Mommy, kau telah menemukan ayah dan ibu kandungmu.” Mike tidak tahan untuk tidak mengatakan sesuatu. Ucapan selamatnya lebih sebagai sindiran dibanding sebagai ungkapan ikut berbahagia. Pertunjukan di depannya membuat bocah itu kesal.Di sebelah sana, Oscar Finch mencoba mempertahankan wajah datarnya. Dia punya cukup pengalaman untuk tidak menunjukkan emosinya jika tidak ingin menjadi sasaran ketajaman lidah dua anak kembar Fay Willmer atau yang sekarang akan dipanggil Alice Barney oleh semua orang.Setelah tangis Shopia mereda, Fay
Handy Finch berwajah tampan dengan rambut coklat dan tatapan mata yang tampak tidak sopan. Saat mereka dikenalkan, mata lelaki itu menjelajahi Fay dari ujung kepala hingga kaki. Senyum mesumnya membuat Fay ingin memukul kepala Handy. Barangkali saja sesuatu yang putus di dalam sana bisa tersambung dengan beberapa kali getokan.Ternyata tamu mereka malam ini adalah Oscar Finch sekeluarga. Nyonya Oscar Finch wanita yang lemah lembut. Suaranya sangat pelan saat berbicara hingga Fay harus ekstra fokus juga pada gerakan bibirnya kalau tidak ingin keliru menangkap isi perkataannya.Sedangkan adik Handy, seorang gadis muda yang memiliki mata sayu mirip ibunya. Usianya lebih muda dua tahun dari Fay. Namanya Kelsey Finch. Dia terlihat menempel pada ibunya, Virginia Finch. Seperti ibunya, dia tidak banyak bicara dan hanya sesekali menggunakan suaranya.Bintang malam ini adalah Fay. Dan entah kenapa, gadis itu merasa Handy seperti disodorkan padanya dan dipaksa berdekatan dengannya.Mike dan Mi
Kali ini Oscar yang terbatuk-batuk begitu mendengar ucapan Fay. Menurutnya, gadis ini benar-benar tidak bisa menilai diri sendiri. Siapakah Cade Goldwin hingga bisa dinikahi dengan mudah? Semua wanita Axton memimpikannya. Dan Fay merengek menginginkan lelaki nomor satu itu seperti menagih permen kesukaannya.Sedangkan Mike dan Mika hanya bisa mencibir mendengar itu.Andai saja yang kau katakan benar, Mommy! Beberapa waktu berlalu tanpa ada yang mau memberi respon.Fay menatap sekeliling dengan ekspresi bingung yang dibuat-buat. “Ayah, apa aku tidak boleh menikahi Cade Goldwin?” Dia melemparkan pertanyaan kini pada tuan Barney.Lelaki itu berdehem sebentar sebelum menjawab. “Bukannya tidak boleh. Tapi bukankah kau harus bertemu dulu dengannya dan melihat apakah tuan Goldwin menyukaimu atau tidak. Kita tidak bisa memintanya untuk menikahimu begitu saja, bukan?”Sebenarnya tuan Barney ingin mengatakan, kalau Cade Goldwin adalah sebuah kemustahilan. Dia enggan berkata pada Fay kalau kel