Share

181

Penulis: El Alfun27
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-19 23:55:47

"Apa maksudnya tadi Mas? Kenapa Mas Abi bisa kenal dengan Jihan. Atau jangan-jangan wanita yang mas Abi maksud adalah Jihan." Ucap Layla dengan nada bergetar sayu.

Setelah beberapa menit akhirnya Abidzar bisa membawa Jihan pergi dari rumahnya. Ketika dia sampai di dalam rumahnya dia langsung mendapat pertanyaan dari Layla dan itu sangat membuat dia kebingungan untuk menjawabnya.

"Ternyata Jihan itu teman kamu, maaf aku baru tahu. Tadi itu hanya salah faham saja, mungkin dia salah alamat atau dia ingin sengaja bertemu dengan mu." Ucap Abidzar penuh kebohongan.

Dia tidak ingin Layla mengetahui perihal janjinya kepada Jihan. Dia akan memikirkan langkah selanjutnya yang akan dia ambil perihal masalah ini.

Layla hanya diam, dia merasa ada yang disembunyikan oleh Abidzar. Namun dia tidak bisa menemukan apa yang sebenarnya terjadi. Apakah perkiraan nya tadi benar atau tidak, dia sangat tidak tahu.

"Ya sudah, ayo dilanjutkan lagi makan nya, nanti keburu dingin." Ucap Abidzar kepada Layla deng
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Duda Muda   182

    Putri dan Dewi hanya mengangkat kedua bahunya tak acuh, sudah terbiasa dengan sikap seorang Jihan.Di lain tempat, Layla mondar mandir di ruang tamu. Dia terlihat khawatir sekali, waktu sudah menunjukkan jam sebelas malam. Tapi Abidzar belum kembali ke rumah sejak sholat isya tadi. Saking lamanya dia menunggu, dia sampai ketiduran di sofa ruang tamu.Layla terbangun ketika mendengar suara pintu rumahnya terbuka. Dia langsung berdiri dan menyambut kedatangan Abidzar dengan semringah."Mas, dari mana aja, aku khawatir dari tadi nungguin. Mas Abi baik baik-baik saja kan?" Ucapnya dengan nada khawatir."Dari rumah temen, ada urusan mendadak tadi. Lain kali gak usah ditungguin, lagipula aku bisa jaga diri kok." Ucap Abidzar dengan nada cuek.Kemudian Abidzar langsung pergi memasuki kamarnya tanpa memperdulikan Layla yang masih berdiri di tempatnya itu.Layla yang merasa di cueki pun langsung menuju kamarnya sendiri, dia sangat mengantuk malam ini, jadi dia berniat akan langsung tidur saja.

  • Menjadi Istri Duda Muda   181

    "Apa maksudnya tadi Mas? Kenapa Mas Abi bisa kenal dengan Jihan. Atau jangan-jangan wanita yang mas Abi maksud adalah Jihan." Ucap Layla dengan nada bergetar sayu.Setelah beberapa menit akhirnya Abidzar bisa membawa Jihan pergi dari rumahnya. Ketika dia sampai di dalam rumahnya dia langsung mendapat pertanyaan dari Layla dan itu sangat membuat dia kebingungan untuk menjawabnya."Ternyata Jihan itu teman kamu, maaf aku baru tahu. Tadi itu hanya salah faham saja, mungkin dia salah alamat atau dia ingin sengaja bertemu dengan mu." Ucap Abidzar penuh kebohongan.Dia tidak ingin Layla mengetahui perihal janjinya kepada Jihan. Dia akan memikirkan langkah selanjutnya yang akan dia ambil perihal masalah ini.Layla hanya diam, dia merasa ada yang disembunyikan oleh Abidzar. Namun dia tidak bisa menemukan apa yang sebenarnya terjadi. Apakah perkiraan nya tadi benar atau tidak, dia sangat tidak tahu."Ya sudah, ayo dilanjutkan lagi makan nya, nanti keburu dingin." Ucap Abidzar kepada Layla deng

  • Menjadi Istri Duda Muda   180

    Hendi pasti akan berusaha untuk cari kerja lain." Hendi menatap kedua orang tua nya bergantian, dia tidak ingin semakin membuat orang tuanya itu khawatir."Gak usah terburu-buru Nak, sebaiknya kamu hari ini istirahat dulu. Tenangkan pikiran mu, kalau memang rezekinya pasti nanti juga dapat kerja lain yang lebih baik. Perbanyak doa, bapak yakin kamu pasti bisa melewati semua ini dengan sangat baik." Pak Ahmad melihat anak pertamanya itu dengan penuh yakin, dia tidak ingin Hendi merasa kecewa dengan pekerjaan nya sendiri."Benar kata Bapak kamu, ayo kamu harus lebih berpikir yang baik-baik saja." Ibu Kulsum juga ikut meyakinkan putra pertamanya itu.Sungguh, Hendi merasa lebih baik pikirannya. Dia sangat bersyukur memiliki kedua orang tua yang begitu hebat, yang bisa membuat dirinya tidak merasa bersalah dan mampu mendukung pekerjaan nya meskipun dalam keadaan jatuh sekalipun.Maryam sedikit ragu, dia ingin mengatakan sesuatu kepada kakaknya itu, namun lidahnya terasa kelu. Dia terlalu

  • Menjadi Istri Duda Muda   179

    Masih dengan suasana telfon dari Maryam dan Ali. Bukannya kapok, malahan Ali makin menjadi. Gombalan Maryam, Ali anggap serius sebagai persetujuan secara tidak langsung dari Maryam. Terlalu egois, memang begitulah Ali. [ Iya, tunggu waktu itu ya Maryam. Aku harap kamu bersabar.]Secepat itulah Maryam tidak dapat menahan tawanya yang sudah dia tahan dari tadi. Niat ingin bercanda, eh malah dianggap serius. [ Hahahha Ali, kamu bisa saja ya bergombal seperti itu. Sudah sudah cukup bercandanya, aku ingin ketawa. ]Secara sadar Maryam tergelak di seberang telfonnya.[ Maryam, hei, aku sedang tidak bercanda lohh. Kamu malah ketawa.]Maryam pun akhirnya menyudahi panggilan telfon dari Ali, dengan beralasan ada keperluan dengan keluarga nya. Untung saja tadi Maryam sempat langsung mengalihkan percakapan nya itu. ***Hari ini, seperti biasa Maryam sudah bersiap-siap untuk pergi bekerja. Dia sengaja ingin berangkat lebih pagi supaya tidak bertemu dengan kakak perempuannya. Akhir-akhir ini d

  • Menjadi Istri Duda Muda   178

    Maryam terdiam mendengar tawaran dari ibunya, Maryam semakin kecewa dengan keadaan yang disuguhkan kepadanya saat ini. Dia bahkan juga kecewa dengan ibunya, satu-satunya orang yang Maryam harap akan mendukung nya untuk melanjutkan kuliah.Maryam mendongak menatap ibunya dengan tatapan kecewa lalu dia berucap, " Bu, Maryam kepengen kuliah. Ibu kan tau kalau Maryam sangat menginginkan itu. Tolong beri Maryam dukungan, Bu, Pak. Maryam janji akan berusaha keras agar gak ngerepotin kalian." Pinta Maryam dan air matanya kembali menetes.Kulsum- ibu Maryam itu hanya tertunduk lesu. Dia juga sudah menyerah, meskipun sebelumnya dia selalu berada di garda terdepan untuk sang putri. Tapi kali ini dia sudah tidak punya cara lagi untuk membantu putrinya itu.Kulsum lalu mendekati Maryam dan berucap, "Maafin ibu Nak, maaf jika ibu sudah tidak sepenuhnya mendukung mu. Ibu sudah lelah kesana kesini mencari pinjaman, ibu gak bisa bantu biaya kamu buat kuliah." Maryam semakin keras menangis, seharusny

  • Menjadi Istri Duda Muda   177

    "Dia kenapa sih, kemarin sikapnya manis. Sekarang pahit, kek kopi tanpa gula. Atau gue aja yang kebaperan." Tasya berbicara sendiri di bangkunya, sampai-sampai dia tidak pergi ke kantin untuk istirahat pertamanya."Cie cie, lagi kenapa nih?" Tanpa angin, Clara masuk dan mendekati Tasya.Tasya terkejut, memutar bola matanya malas. "Lo kalau mau masuk kelas, kabar2 kek, buat orang jantungan aja Lo.""Halah, suruh siapa ngomong sendiri, jadi gak sadar kan kalau ada orang masuk. Lagi mikirin si badboy Cap Badak ya?" Tuduh Clara tepat sasaran.Tasya diam, menatap penuh selidik ke arah Clara. Padahal yang di tatap biasa aja. "Udah jangan dipikirin, Delvan emang gitu orangnya. Suka buat baperin anak orang." Imbuh Clara kembali."Mak- maksudnya?" Tasya ikut panik."Eh, nggak deh, gue salah ngomong. Kayaknya Lo doang yang dikasih sikap manisnya sama dia, soalnya sebelum ini dia gak pernah Deket sama cewek. Ya meskipun banyak cewek yang ngejar-ngejar." Tutur Clara menjelaskan.Tasya hanya mangg

  • Menjadi Istri Duda Muda   176

    Hari ini Tasya beraktivitas seperti sedia kala. Bangun dari tidurnya, dia langsung membantu sang Mama untuk membuat sarapan. Ya meskipun hanya membantu hal-hal yang mudah saja.Setelah selesai bersiap untuk pergi ke sekolah, Tasya langsung berangkat dan dijemput oleh sahabat satu-satunya. Clara sudah menunggu Tasya di depan rumahnya.Saat Tasya sudah berada di atas motor, Clara membuka suara. "Gue kemarin liat Lo dibonceng sama Delvan. Lagi apa kalian? Jangan bilang kalau udah jadian, awas Lo sampek gak cerita sama gue." Keluh Tasya melengos sambil menatap Tasya dari kaca spionnya. Yang ditatap hanya tertawa renyah. "Gue cuma makan aja sama dia warung masakan Padang, gak lebih kok Ra. Lagian juga gue sama dia gak jadian kok."Clara hanya manggut-manggut, sambil lalu fokus menyetir. Di jalan mereka hanya cerita hal random yang membuat keduanya tertawa kecil.Dua puluh menit, mereka akhirnya sampai di sekolah mereka yang tak terlalu jauh. Kedua orang itu melangkah dengan pelan sampai

  • Menjadi Istri Duda Muda   175

    Maryam mengernyitkan dahi, pasalnya dia tidak mengenal laki-laki di depannya saat ini. Namun laki-laki itu memandang Maryam sangat semringah, sama seperti seseorang yang lama tidak berjumpa.Maryam berusaha mengingat laki-laki di depannya saat ini, "Iya aku Maryam. Maaf, kamu siapa?" Tanya Maryam dengan polos.Laki-laki itu kembali tersenyum, lalu dia tertawa lebar dan langsung menggelang keras. "Sungguh, kamu melupakan mu, Maryam." Ucap Laki-laki yang sedang memakai topi itu."Aku benar-benar tidak ingat, tolong katakan kamu siapa." Maryam berucap dengan sedikit kesal.Laki-laki itu menghembuskan nafasnya, "Aku Ali, dulu kita pernah satu lomba waktu masih di Madrasah Aliyah." Ungkapnya."Ouh, kamu Ali yang juara dua ya? Maaf, aku baru mengingat." Maryam langsung menebak laki-laki yang sekarang sedang menyapanya ini.Laki-laki yang memakai topi itu melepaskan topinya, dan dia langsung mengangguk, "Iya, aku Ali si juara dua dan kamu Maryam juara pertama." Jawab Ali tidak melepas tatapa

  • Menjadi Istri Duda Muda   174

    Layla masih memutar otaknya untuk mencerna beberapa kata yang barusan Abidzar ucapkan.Layla menghentikan aktivitas nya waktu memilih buah-buahan. "Bukannya kebalik ya Mas? Siapa yang menyembunyikan nya terlebih dulu. Bukannya Mas Abi yang tidak menceritakan padaku masalah teror itu yang ternyata pelakunya adalah Jihan."Abidzar terdiam, dia mengalihkan pandangannya yang semula tertuju kepada buah pisang itu.Abidzar menatap Layla dengan lekat dan lurus."Aku bisa jelaskan itu, tapi tidak disini.""Sepertinya kita masih belum terbuka satu sama lain, lanjutkan di rumah saja Mas." Pinta Layla yang langsung mendapat anggukan dari Abidzar.Mereka pun langsung memilih semua kebutuhan yang belum mereka ambil. Setelah itu mereka langsung menuju ke kasir dan membayarnya.***Setelah berbelanja, mereka langsung membersihkan diri masing-masing. Layla juga langsung menata barang belanjaan nya ke dapur dan tempat yang sesuai dengan jenis barangnya.Setelah itu dia juga bergegas membersihkan diri,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status