Tasya memasuki kelas saat pelajaran ke dua. Untung guru yang mengajar belum datang, jadi Tasya langsung menduduki kursinya."Lo baru dateng?" Tanya Clara mendongak menatap Tasya.Tasya mengusap peluhnya yang basah, lalu duduk di bangkunya dengan tenang. "Gue telat tadi pagi, jadi langsung dihukum. Ini baru selesai hukumannya.""Yaleah, tumben banget Lo telat. Biasanya juga rajin, kenapa?" Clara menyenggol sikut Tasya.Tasya menopang dagu, melirik sekilas kepada perempuan barmbut pendek itu. "Nunggu bus gak dateng-dateng." Ungkap Tasya.Clara menyibak rambut seperti seorang laki-laki. "Yaelah, kurang pagi Lo Sya. Besok sama gue deh, gue jemput Lo."Tasya mengangguk pelan. "Sip." Ucapnya menjetikkan jempol.Keadaan kelas masih belum hening, karena guru yang mengajar juga belum datang. Teman-teman Tasya juga ada yang berjalan, bercerita, bahkan ada yang bermain game bagi kaum para adam.Seperti sekarang geng Remas yang sedang Mabar bersama. Terlihat Delvan dan ketiga temannya sedang foku
"Eh, apa-apa an sih. Lo jangan sok tau, gak baik." Ujar Tasya melempar satu bantal tepat di wajah Dion.Dion tak marah, malah semakin jadi menjaili sang Kakak." Ya Udah gue bilangin sama Papa aja deh." Dion beranjak ingin meninggalkan kamar Tasya."Ih, dasar Cepu Lo." Sentak Tasya, lalu menghadang sang adik yang akan keluar.Dion malah menjulurkan lidahnya, tak oeudki dengan tatapan seram sang kakak. Sudah menjadi kebiasaan bagi Dion untuk selalu mengganggu sang Kakak dari kehidupan tenangnya."Iya iya, Lo mau apa?" Tasya akhirnya menyerah, dia akan mengabulkan permintaan sang adik agar dirinya tetap aman."Nah gitu dong, baru kakak gue." Dengan sangat bahagia, Dion kembali menduduki kasur sang kakak. "Gue mau PS4, lengkap sama joystick nya." Dion mengutarakan keinginan nya yang sudah sejak lama dia idam-idamkan."Hah, gimana gimana." Ucap Tasya tak paham dengan ucapan sang adik."Ya intinya gue masu PS4, sama alatnya itu namanya joystick, murah kok." Bohong Dion meyakinkan sang Kakak
"Besok, pernikahan Papa dan Tante Naya akan dilaksanakan di gedung Harlos. Kamu cukup datang bersama teman dekat-dekat kamu. Karena selain acar pernikahan, papa juga akan mengenalkan kamu dengan beberapa kolega bisnis papa." Ucap Anton, saat melihat Delvan memasuki rumah kebesarannya.Terlihat jelas Anton yang sedang duduk bersandar di kursi mewah yang terkesan empuk. Disampingnya terdapat seorang perempuan yang penampilannya sangat mempesona, siapapun bakal terpikat.Gaun yang dikenakan begitu terang, bibir perempuan itu juga terlihat sexy saat diberikan santuhan lipstik ber merk. Sangat cantik sekali.Tapi tidak dengan Delvan yang terlihat biasa-biasa saja saat melihat perempuan yang sebentar lagi bakal menjadi Mama mudanya itu."Iya Delvan, benar kata Papa kamu. Jadi besok kamu tinggal bawa diri saja, dan berpenampilan lah yang baik." Anjur perempuan itu sambil menuangkan teh pada gelas Anton."Lo siapa ngatur-ngatur gue? Lo kira gue ini setidak berharga itu, sampai cuma bawa diri.
"Lo mau makan apa?" Tanya Delvan sambil membuka menu makanan. Tempat makan yang bernuansa Jepang itu begitu menggugah selera. Terdapat berbagai jenis makanan sussi dan juga hidangan salmon yang disajikan dengan beberapa sayuran khas. Dan juga beberapa ramen, dari yang jenis berkuah dan tambahan bumbu lain.Saat ini kondisi agak ramai karena memang bertepatan dengan jam makan siang."Mau ramen, gue mau yang Shoyu dan juga sussi dengan ikan Salmond. Minumnya jus strawberry." Jawab Tasya sambil melihat sekeliling Mall. Begitu jakjub, jujur saja ini kali kedua dia ke Mall ini. Sejak kepindahan nya."Ouh, oke." Sahut Delvan bersemangat.Merasa senang karena Tasya begitu cekatan, tak seperti wanita pada umumnya yang ditanya makan malah jawabnya terserah. Delvan pun memesan makanan yang sama dengan Tasya, bahkan minumnya juga mengikuti rasa punya sang pacar. Dasar Delvan! Sudah jadi bucin akut.Beberapa menit menunggu, seorang laki-laki mendekati Delvan. Laki-laki itu berpenampilan sangat
Kegiatan mereka semakin terlihat banyak orang, Delvan tanpa malu menunjukkan keromantisan nya dengan Tasya. Tasya semakin malu, menutup wajahnya dengan sedikit membuka jari-jari nya.Lalu dengan cepat melangkah lebih dulu dari Delvan yang masih tersenyum dengan tindakannya itu. Delvan juga lalu mengikuti langkah Tasya yang memasuki tempat makan.Tasya dengan cepat menduduki salah satu kursi dimeja bagian pojok belakang. Nafas Tasya memburu, ini kali pertamanya dia dibuat salting plus malu dimuka umum. Tak terbayangkan seberapa malu Tasya saat ini.Namun Dekvan dengan wajah datarnya melewati beberapa orang dan lalu duduk dihadapan Tasya dengan senyum termanisnya."Delvan, setelah ini langsung pulang aja ya. Gue gak kuat di keramaian kayak gini." Mohon Tasya, menyerah dengan keadaan. Lebih baik dirumahnya, membantu sang Mama membuat kue daripada di tempat yang banyak orang seperti ini."Loh, kita pesen makan dulu, setelah itu baru main mesin capit boneka dan beli beberapa barang couple.
Clara mendekati Tasya, tatapannya sinis mengarah ke arah Delvan. Namun Delvan terlihat biasa saja, malah Tasya yang sedang ketar ketir di tatap tidak enak oleh sahabatnya."Ra …" gumam Tasya bingung meneruskan kalimatnya."Kan gue udah bilang, kalau si badboy Cap Badak ini bahaya. Dia gak bisa jamin keselamatan Lo." Tegur Clara bersedekah dada. Tak ingin duduk di sebelah Tasya.Tasya menepuk kusri di sampingnya, mengisyaratkan Clara duduk. "Duduk dulu Ra, biar gue jelasin." Pinta Tasya.Dengan raut tak bersahabat, Clara terpaksa duduk dengan terpaksa. Tak tega melihat permohonan Tasya."Gue jamin, sahabat Lo bakal aman sama gue. Percaya sama gue Lo, Ra." Papar Delvan menolah ke arah belakang, menatap Clara sekilah. Mencoba mengembalikan kembali Clara.Namun Clara hanya terdiam, tak terlihat ingin membalas ucapan Delvan yang terkesan percaya diri. "Awas kalau sampai Lo bawa Tasya dalam masalah lagi!" Ancam Clara namun secara tak sengaja memperbolehkan Tasya bersama dengan Dekvan kemba