Share

218

Author: El Alfun27
last update Huling Na-update: 2025-06-26 23:50:25

"Iya bos, lebih baik bos yang tenang dulu, duduk disini." Azri memegang pundak Delvan lalu memaksa nya untuk duduk di kursi depan ruangan pemeriksaan Tasya.

Setelah itu terlihat Clara yang sedang sedikit berlari menuju kesana. Dia tak sendiri, melainkan bersama Intan- Mama Tasya. Intan terlibat begitu khawatir, wajahnya sangat panik.

Delvan dan ketuga temannya langsung berdiri lalu menyalami Intan satu per satu. "Nak Delvan?" Sapa Untan menerawang keadaan Delvan.

"Gimana keadaan Tasya?" Tanya Intan lagi, saking paniknya sampai Intan berpenampilan seadanya. Tek peduli lagi, kayena saat ini yang dua pedulikan hanya keselamatan sang anak.

"Masih diperiksa sama dokter di dalam tan." Jawab Delvan menggaruk kepalanya, merasa tak enak dengan Mama Tasya.

"Semoga Tasya baik-baik aja, Mama khawatir banget sayang." Intan sudah meneteskan air mata, sejak Clara mengabarkan tentang kondisi Tasya yang tersiram kuah panas. Membuat pikiran nya kalang kabut.

Tak dapat dibendung lagi, semakin kacau saat
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Istri Duda Muda   220

    Dengan sorotan tajam, dengan sengaja menatap Gisel yang sudah memanas itu. "Berhenti natap pacar gue segitunya, atau kalian mau gue hajar." Delvan berdiri dan mnegucap kalimat tajam itu dengan lantang, tak peduli dengan bisikan beberapa orang di sekitarnya."Wahh, ternyata udah jadian mereka.""Iya, gak nyangka banget gue.""Gak cocok sih sebenarnya Delvan sama murid baru itu, aku sih lebih yes sama Gisel.""Iya ya, Delvan sama Gisel body goals banget.""Diam diam, nanti Delvan marah tau rasa kalian."Ya seperti itulah bisikan yang dengan jelas Tasya dengar. Semua ucapan mereka memang Tasya benarkan. Dirinya hanya upik abu, bersanding dengan Delvan hanya sebuah ketidaksengajaan."Udah jangan di dengerin, mereka memang bangsa*t semua." Peringat Clara yang menekan ucapan di setiap katanya."Iya Sya, lebih baik fokus makan aja. Dengerin mereka buang waktu." Akhirnya Vano berbicara, biasanya dia akan berbicara hal yang sangat penting. Itupun tak banyak kalimat yang dia ucapkan."Iya Bu b

  • Menjadi Istri Duda Muda   219

    "Beneran ya Kak? Mama gak mau sekolah kamu terganggu saja kalau sambil pacaran. Mama mau kamu sukses dulu." Kalimat sederhana dari sang Mama, untuk anaknya.Harapan yang mungkin biasa saja, namun sangat berarti bagi sebuah masa depan. Tasya termenung dengan ucapan sang Mama. Bingung harus mengucapkan apa lagi.Harus berkata jujur, namun Tasya sudah terlanjur berbohong. Tentang hubungan nya dengan Delvan, Tasya merasa bersalah kepada sang Mama. Di satu sisi dia tak ingin membuat sang Mama kecewa.Namun disisi lain, Tasya juga bingung cara menghadapi masalahnya sendiri. Dia sendiri yang sudah memutuskan untuk menjalin hubungan dengan Delvan."Iya, Ma." Sahut Tasya seadanya, lantas menghabiskan jus alpukat nya dalam sekali tegukan.Rasa manis dari jus itu terasa hambar, saat pernyataan yang tak enak Tasya hadapi. Seakan terasa hambar, seperti jus tanpa gula. Sama seperti hidup Tasya yang sekarang gundah.***Panas yang menyengat di musim kemarau saat ini, peluh bercucuran. Semua tampak

  • Menjadi Istri Duda Muda   218

    "Iya bos, lebih baik bos yang tenang dulu, duduk disini." Azri memegang pundak Delvan lalu memaksa nya untuk duduk di kursi depan ruangan pemeriksaan Tasya.Setelah itu terlihat Clara yang sedang sedikit berlari menuju kesana. Dia tak sendiri, melainkan bersama Intan- Mama Tasya. Intan terlibat begitu khawatir, wajahnya sangat panik.Delvan dan ketuga temannya langsung berdiri lalu menyalami Intan satu per satu. "Nak Delvan?" Sapa Untan menerawang keadaan Delvan."Gimana keadaan Tasya?" Tanya Intan lagi, saking paniknya sampai Intan berpenampilan seadanya. Tek peduli lagi, kayena saat ini yang dua pedulikan hanya keselamatan sang anak."Masih diperiksa sama dokter di dalam tan." Jawab Delvan menggaruk kepalanya, merasa tak enak dengan Mama Tasya."Semoga Tasya baik-baik aja, Mama khawatir banget sayang." Intan sudah meneteskan air mata, sejak Clara mengabarkan tentang kondisi Tasya yang tersiram kuah panas. Membuat pikiran nya kalang kabut.Tak dapat dibendung lagi, semakin kacau saat

  • Menjadi Istri Duda Muda   217

    Semua orang yang sedang berada di kantin langsung panik, semua mengerumuni Tasya. Delvan yang paling panik disini, langsung menggendong Tasya dan menbawanya ke rumah sakit untuk segera diobati.Sementara di kantin, Clara masih menahan Gisel. Bahkan beberapa orang yang mencoba untuk melerainya pun tak Clara biarkan untuk memisahkan dirinya dari Gisel."Sudah berapa kali Lo ngelakuin sahabat gue? Berani Lo sama gue?" Clara menjambak rambut Gisel dengan keras, lalu menamparnya hingga Gisel tersungkur.Semua orang semakin panik saat Clara mengambil mangkok yang berisi sambal. "Cewek kek Tasya itu cuma parasit, muak gue sama dia." Gisel tetap tak mau kalah. Mencoba untuk bangkit.Sementara semua orang tak ada yang mendekat lagi, takut terjadi sesykeoada dirinya sendiri."Gue juga muak sama Lo." Saat Clara hendak menumpahkan sambal itu, terdapat suara keras yang menghalanginya."Ada apa ini? Bubar semua." Arthur datang dengan beberapa anggota inti OSIS lainnya.Clara tak jadi menumpahkan sa

  • Menjadi Istri Duda Muda   216

    "Heh, nenek lampir gak usah ikut-ikut Lo. Sok dewasa aja Lo!!" Delvan yang sudah merasa geram dengan kehadiran wanita itu di rumahnya."Delvan, kamu?" Anton menaikkan tangannya, seakan ingin memukul Delvan."Please deh Pa, kalau gini terus, mending Delvan tinggal di apartemen aja." Delvan menghempas tangan sang Papa dengan keras.Lalu menunjuk Naya. "Lo Mak lampir, awas Lo macem-macem sama keluarga gue! Habis Lo di tangan gue." "Delvan!!" Peringat kembali sang Papa.Namun Delvan tak menggubris nya, lalu melewati Papa dan Mama barunya itu, tanpa pamit sedikit pun.Naya menelan ludahnya dengan kasar, saat menatap Delvan yang sedang melihatnya tak suka.Lalu Delvan segera meninggalkan rumah kebesarannya itu yang memang tak ada kebahagiaan di dalamnya. Tak ingin menambah luka lebih banyak lagi, Delvan ingin menata kembali hidupnya.Dan segera pergi ke apartemen pribadinya, untuk di apartemen nya itu. Kehidupan Delvan baru dimulai, semua serba Delvan lakukan sendiri. Namun ketiga temanny

  • Menjadi Istri Duda Muda   215

    Delvan menoleh, terpaku dengan ucapan Tasya. Mencoba menajamkan kembali Indra pendengaran nya."Iya, aku memang keterlaluan dulu. Secara tidak langsung meremehkan kamu, tapi aku sekarang sadar kalau setiap orang itu punya permasalahan sendiri. Dan kamu begitu baik untuk tidak menyertakan masalah itu dalam hidup kamu."Delvan hanya mendengar perkataan gadis di depannya, entah sudah berapa kali Delvan dibuat jatuh cinta. Saking rasa cinta itu besar, saat Tasya meragukan nya pun dia malah semakin cinta."Sya, kamu berlebihan nilainya. Aku belum sebaik itu kok. Masih perlu banyak belajar lagi." Delvan tak terima dengan pujian Tasya, yang menurut nya terlalu berlebihan untuk ukuran dirinya.Tasya menggeleng, tak setuju dengan ucapan Delvan. "Aku gak berlebihan, yang aku ucapkan ini apa adanya kok.""Iya deh, Tasya anak baik, pacar badboy Cap Badak ini." Sindir Delvan sambil mengusap sisa cake yang ada di sudut bibir Delvan."Iih, so sweet banget Babang Delvan. Dedek Tasya jadi baperr deh,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status