Share

Bab 24 - Demi Pekerjaan

Author: Pena Ilusi
last update Last Updated: 2025-12-14 05:25:33

"Kau Naya putri Sanjaya, kan." Julio yang yang masih terbaring di ranjang, tiba-tiba angkat bicara.

Suara matang itu menggema datar, memotong pembicaraan antara dirinya dengan Nyonya Emily, membuat Kanaya langsung menoleh dan menjawab gagap.

"B-betul, Tuan, saya sendiri."

Detik berikutnya, pria bercambang lebat itu tampak memegang kepala dan sedikit meringis. Aura dominannya menguar meski badannya masih lemah, menatap Kanaya dengan pandangan tidak terbaca. Sambil menarik bibir miring, pria paruh baya itu bertitah penuh kuasa.

"Mendekatlah." Ucapan pendeknya memicu suasana di sekitar menjadi lebih dingin dan mencekam. Bau obatan dan cairan infus menambah kesan horor di hati Kanaya.

Gadis itu menahan napas, tangannya dingin. Rasa gugup tiba-tiba menjalar dalam dirinya.

"A-ada yang bisa saya bantu, Tuan?"

"Aku bilang, mendekatlah." Sorot mata seram dan nada ucapan itu masih sama, datar dan terdengar seperti paksaan yang menakutkan.

Kanaya masih berdiri mematung. Dari kaki ranjang, dia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 27 - Milik Siapa?

    Sakelar ditekan, lampu kamar tidur menyala. Kanaya melangkah gontai menuju meja rias berdesain mewah dan meletakkan tas selempangnya sembarangan. Melihat pantulan diri sendiri di depan cermin saat ini memperjelaskan hatinya yang kusut. Helaan napas lelah terdengar, bayangan akan perlakuan Arkana berseliweran di isi kepalanya membuat dia seketika mengumpat."Lelaki brengsek itu ...," Kanaya meraba wajahnya dengan kedua telapak tangan, "memalukan sekali," gumamnya kesal. Kini dirinya harus berjuang keras membuang ingatan buruk tentang Arkana. Kanaya kembali melirik arloji di tangan, dia ingin segera mandi. Namun, pegal membawa setengah raganya berbaring di kasur berukuran keluarga. Tiba-tiba, dia menyadari sesuatu."Ah, bukannya ini kamar Arkana?" Matanya mengedar sekeliling. Dinding ruangan bernuansa hijau olive berpadu dengan langit-langit berwarna putih dan gorden hijau muda terlihat begitu memanjakan mata, sungguh sebuah keindahan yang meneduhkan hati seakan pemiliknya berperasaan

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab - 26

    Ruang rawat inap sore itu terlihat lebih tenang. Kanaya baru saja membuat Tuan Julio kembali tertidur pulas setelah beberapa lama menghiburnya dengan berbagai cerita masa lalu. Tawa dan air mata ikut mewarnai suasana sekaligus menjadi momen pengikat emosi mereka. "Ayah, lihatlah sahabatmu. Dia bahkan tak ingin melepaskan tanganku." Kanaya bermonolog, mengenang beberapa momen indah masa kecilnya ketika masih berkumpul bersama almarhum sang ayah dengan pria yang kini sedang terbaring di hadapannya. Dari sebelum tidur, Tuan Julio sudah meraih dan menggenggam tangan Kanaya seolah menahannya agar tidak pergi. Bahkan dalam lelap pun dia masih terus menggenggam jemari lentik itu membuat Kanaya terpaksa harus bersabar menunggu. Banyak kejadian tak terduga di sana dan Kanaya tetap siaga melayani sampai tugas hari itu tuntas. "Semoga besok lebih baik, Paman," ucapnya lagi, memandang penuh harap pria yang kini terlelap. Tepat di ujung senja, Nyonya Emily baru kembali menemuinya. Tentu deng

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 25 - Momen yang Dirindukan

    "Panggil aku ayah," ujar Julio mantap, seketika membuat Kanaya tersentak."Oh, Tuhan!" Kanaya melirik canggung pada Arkana. Pria itu masih diposisi dan pandangan yang sama, tidak terbaca. Namun, Kanaya tak mampu menepis perasaannya sendiri dan langsung membuat penyetujuan dengan gerakan sangat pelan. Hatinya menjerit haru sebab tak menyangka pria berbadan kurus yang menerima kebutuhan nutrisi lewat bantuan slang itu sedang membangun momen yang sangat dia rindukan, interaksi antara ayah dan anak."Wah, ini panggilan yang luar biasa, Paman. Eh, Ayah," seru Kanaya antara senang dan haru. Tanpa sadar, dia tergelak sambil mendongakkan kepala, membiarkan leher jenjangnya terekspos indah. Ekspresi yang campur aduk ditunjukkan lewat tawa lepas membuat Arkana di ujung pintu ikut menarik bibir tipis. Apa yang terekam jelas di mata (leher jenjang terekspos indah) membuat dia langsung menelan ludah dan mendengus kasar. Pikiran lelaki itu mendadak kacau. Namun, suara berat Tuan Julio tiba-tiba men

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 24 - Demi Pekerjaan

    "Kau Naya putri Sanjaya, kan." Julio yang yang masih terbaring di ranjang, tiba-tiba angkat bicara.Suara matang itu menggema datar, memotong pembicaraan antara dirinya dengan Nyonya Emily, membuat Kanaya langsung menoleh dan menjawab gagap."B-betul, Tuan, saya sendiri."Detik berikutnya, pria bercambang lebat itu tampak memegang kepala dan sedikit meringis. Aura dominannya menguar meski badannya masih lemah, menatap Kanaya dengan pandangan tidak terbaca. Sambil menarik bibir miring, pria paruh baya itu bertitah penuh kuasa."Mendekatlah." Ucapan pendeknya memicu suasana di sekitar menjadi lebih dingin dan mencekam. Bau obatan dan cairan infus menambah kesan horor di hati Kanaya.Gadis itu menahan napas, tangannya dingin. Rasa gugup tiba-tiba menjalar dalam dirinya. "A-ada yang bisa saya bantu, Tuan?""Aku bilang, mendekatlah." Sorot mata seram dan nada ucapan itu masih sama, datar dan terdengar seperti paksaan yang menakutkan.Kanaya masih berdiri mematung. Dari kaki ranjang, dia

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 23 - Salah Alamat

    Masih terdengar suara kesal Bella memanggil Arkana dengan lantang. "Sayang! Aku tidak rela, kau sampai meninggalkanku hanya untuk membela pembantu sialan itu!" Perkataan itu memberikan pukulan keras pada Kanaya. Gadis itu tersenyum miris. Namun, memilih terus berjalan dan melupakan semua norma. Perasaannya kini tertutup oleh sebuah kenyataan. Takdir telah menyeretnya ke pegunungan Rosellie, bertemu kembali dengan Arkana dan mencatat karmanya, lalu diam-diam memberinya gelar seorang pelakor. Semua bagai mimpi buruk yang menggoyahkan iman.Aku sudah bilang padamu jangan gegabah, Naya. Kau malah bertengkar sama ibu dan istriku." Arkana berkata dengan nada tegas, penuh pengadilan seiring bunyi irama sepatu pantofel di kakinya membentur lantai keramik rumah sakit. Pria tipikal Asia itu masih berjalan di depan, membiarkan Kanaya terseok menyusulnya dari belakang."Bukan aku yang memulainya." Gadis itu masih merasakan nyeri di telapak kaki yang sempat terkilir saat Bella menyerangnya tadi.

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 22 - Perang Harga Diri

    "Berhenti di sana!" Dari arah kursi ruang tunggu, Bella sudah berdiri menantangnya seiring seringai angkuh dari Shindy yang duduk bersebelahan.Awalnya, Kanaya hampir menuruti seruan wanita berpenampilan mewah memakai silk mini dress itu. Namun, teringat janjinya kepada Nyonya Emily dan tuntutan Arkana membuatnya menjadi lebih berani meneggakkan punggung dan berjalan dengan langkah pasti.Sementara Arkana yang tadi ketinggalan di belakang kini sama sekali tidak terlihat dan tak kunjung datang. 'Pergi ke mana dia?' batinnya penasaran. 'Ah, untuk apa aku cari tahu, bukan urusanku.'Sekarang yang terpenting adalah menerobos lorong mencari keberadaan Nyonya Emily. Ruangan Tuan Julio berada di depan sana dan untuk mencapai pintu masuk, dia harus melewati dua manusia penghalang itu terlebih dahulu. Sementara nada peringatan yang diberikan Bella tadi sepertinya tidak main-main. Dia bercakak pinggang menghalangi jalan di tengah berisik suaranya yang ikut mengencang."Heh, Pembantu sialan, jag

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status