Home / Romansa / Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan / Bab. 361: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

Share

Bab. 361: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

Author: Faoo pey
last update Last Updated: 2025-11-01 21:55:55

Ketika Ardan bekerja, Athnan diasuh oleh Kakek Abian. Sementara itu, Agatha mulai fokus mengerjakan pakaian di studio kecil yang sudah ia bersihkan beberapa hari lalu.

Di era seperti ini, pola pikir orang-orang belum terlalu terbuka. Pakaian yang terlalu modis bisa membuat mereka menatap aneh—atau lebih parah, menganggapnya aneh. Karena itu, Agatha membuat perubahan kecil dari model-model pakaian yang sudah ada. Cukup unik untuk menarik perhatian, namun tetap aman diterima masyarakat.

Musim semi pun tiba.

Meskipun angin masih dingin di pagi dan malam hari, hawa hangat sudah mulai terasa. Bunga-bunga liar bermekaran dengan warna lembut di pinggir jalan, membuat suasana kota tampak hidup kembali.

Musim ini, Agatha memfokuskan desainnya pada jaket dan celana berpotongan sedikit melebar, serta mantel parit (trench coat) pendek. Ia ingat, di akhir tahun 80-an, model seperti ini sangat populer dan dianggap stylish.

"Kalau ini kembali muncul lebih awal di ibu kota… bukankah aku yang jadi pe
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 363: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Aroma ikan pedas memenuhi seluruh dapur—gurih, pedas, dan menggoda. Supnya meresap ke dalam nasi, membuat setiap suapan terasa luar biasa nikmat. Ikan yang baru diangkat itu masih mengepul, warnanya merah keemasan, menggugah selera siapa pun yang melihatnya.Saat Agatha sibuk menata piring, Fahira baru pulang. Begitu masuk dapur, fahira5 langsung menghirup aroma yang menyebar.“Agatha, apa yang kamu masak? Wanginya luar biasa.”Agatha tersenyum sambil membuka tutup panci, memperlihatkan ikan pedas yang menggugah selera.“Ikan pedas khas daerahku. Kami biasa makan ikan dan supnya sekaligus. Ada bihun juga. Beberapa keluarga suka menambahkan telur rebus, tapi aku pilih bihun.”Fahira terpana melihat warna merah menyala di dalam panci.“Ibu belum pernah makan ikan seperti ini. Kelihatannya enak sekali.”“Asalkan rasanya cocok di lidah Ibu, aku senang,” jawab Agatha sambil meracik bumbu terakhir.Fahira memegang tangan menantunya, menatapnya dengan rasa bersalah.“Agatha, setiap hari kamu

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 362: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    “Aku tidak lagi berbisnis hasil bumi dari pegunungan,” kata pria dengan nada santai.Agatha menoleh. “Kenapa berhenti?”Pria itu tersenyum tipis. “Aku sudah kembali ke kota. Anak-anak sudah besar, jadi aku ingin memulai usaha kecil yang stabil. Aku melihat pasar pakaian punya prospek bagus, jadi aku ingin mencobanya.”Agatha mengangguk pelan. “Benar, pakaian memang menjanjikan… hanya saja, mendapatkan kios di toko besar itu tidak mudah.”“Itu benar.” pria itu menghela napas kecil. “Untuk mendapatkan satu kios saja, aku butuh banyak usaha. Tapi kalau kau benar-benar ingin masuk ke sana, aku akan tanyakan. Mungkin… aku bisa bantu dapatkan satu di lantai dua, bagian pakaian.”Kalimat itu bagaikan kabar baik jatuh dari langit.Mata Agatha langsung berbinar. “Kalau kau bisa membantuku mendapatkan kios, katakan apa pun yang bisa kubantu.”Pria terkekeh. “Baik. Anggap saja kita bekerja sama.”Agatha tidak menyangka pria ini begitu hangat dan mudah diajak bicara.“Tuan, namaku Agatha. Aku be

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 361: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Ketika Ardan bekerja, Athnan diasuh oleh Kakek Abian. Sementara itu, Agatha mulai fokus mengerjakan pakaian di studio kecil yang sudah ia bersihkan beberapa hari lalu.Di era seperti ini, pola pikir orang-orang belum terlalu terbuka. Pakaian yang terlalu modis bisa membuat mereka menatap aneh—atau lebih parah, menganggapnya aneh. Karena itu, Agatha membuat perubahan kecil dari model-model pakaian yang sudah ada. Cukup unik untuk menarik perhatian, namun tetap aman diterima masyarakat.Musim semi pun tiba.Meskipun angin masih dingin di pagi dan malam hari, hawa hangat sudah mulai terasa. Bunga-bunga liar bermekaran dengan warna lembut di pinggir jalan, membuat suasana kota tampak hidup kembali.Musim ini, Agatha memfokuskan desainnya pada jaket dan celana berpotongan sedikit melebar, serta mantel parit (trench coat) pendek. Ia ingat, di akhir tahun 80-an, model seperti ini sangat populer dan dianggap stylish. "Kalau ini kembali muncul lebih awal di ibu kota… bukankah aku yang jadi pe

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 360: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Barang yang mereka beli hari ini terlalu banyak. Satu becak jelas tidak cukup, jadi Agatha terpaksa memanggil dua becak sekaligus di pinggir jalan.Perjalanan pulang terasa seperti pindahan rumah. Setelah sampai di kompleks militer, mereka harus bolak-balik dua kali hanya untuk membawa semua barang masuk.Saat tumpukan gulungan kain memenuhi ruang tamu, Kakek Abian yang sedang minum teh sampai terbelalak.Ia mengangkat kacamatanya ke atas dahi.“Astaga… kalian ini sedang apa? Katanya mau beli baju, kenapa pulangnya malah bawa gudang kain?”Ardan tertawa kecil dan menunjukkan dua setelan yang sudah dilipat rapi.“Yang ini untukku, Kek. Yang kain itu… punya Agatha.”Kakek Abian memandang ke arah Agatha dengan ekspresi nyaris tidak percaya.“Beli kain sebanyak ini, apa kamu mau buka toko jahit?”Agatha menggeleng, bibirnya terangkat membentuk senyum percaya diri.“Bukan toko jahit, Kek. Aku mau buat model pakaian baru. Aku mau coba jual di pasar—lihat apakah orang-orang suka. Kalau laku

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 357: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Begitu Ardan masuk ke rumah, Agatha langsung menghampirinya dengan wajah antusias."Ayah, kenapa pulang cepat? Bagaimana hasilnya?"Wajah Ardan berseri-seri, tampak lebih segar dari biasanya. "Besok jam delapan pagi ayah sudah mulai bekerja.""Secepat itu? Tidak ada proses yang rumit? Tidak harus wawancara dulu?" Agatha terkejut."Tentu sudah." Ardan duduk dan dengan sedikit bangga berkata, "Ada tes menembak. Mereka memberiku sepuluh peluru. Tiga meleset, tujuh tepat sasaran."Matanya mengerling sedikit nakal. "Kalau ayah tidak bertahun-tahun vakum, sudah pasti sepuluh peluru itu semuanya kena."Kakek Abian yang mendengar itu ikut tertawa puas. "Kakimu yang menghalangimu selama ini. Kalau tidak, kemampuanmu tidak akan berkarat. Sekarang kesempatan datang lagi. Departemen keamanan itu tempat yang bagus. Kerja baik-baik, dengan kemampuanmu… cepat atau lambat semua orang akan mengenalmu."Ardan tersipu dipuji seperti itu. "Aku akan menghargai kesempatan ini. Oh iya, apa Adnan sudah kemba

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab 356: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Adnan menceritakan semuanya pada Agatha — perjalanan ke Kota S, investigasi, hingga kematian Laras.Agatha hanya diam. Tidak ada getir, tidak ada lega — hanya kesunyian di dadanya.Ia memang tidak pernah punya rasa apa pun terhadap Laras. Begitu pula pemilik tubuh ini sebelumnya. Jadi ketika mendengar kabar Laras sudah tiada, ia hanya menarik napas pelan.Jika saja Laras mau melihat kenyataan… kalau ia mau menjalani hidup sederhana bersama ayahnya, semuanya tidak akan berakhir seperti ini.Tragis. Tapi itu adalah pilihan hidupnya sendiri.Semua sebab selalu menuntun pada akibat.Agatha tidak menyalahkan siapa pun. Tidak juga merasa berutang.Melihat istrinya melamun, Adnan menepuk punggung tangannya lembut. “Sudah, jangan dipikirkan terlalu jauh. Setiap orang punya takdirnya sendiri.”Agatha tersenyum hambar. “Rasanya seperti mimpi. Tidak nyata.”Adnan mengangkat alis, menatapnya. “Sebenarnya hidup ini memang seperti mimpi. Dan ketika kita bangun… itu adalah saat napas terakhir kita.”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status