Share

03. Kontrak Berbahaya

Auteur: Marfia Aphro
last update Dernière mise à jour: 2025-12-02 11:05:02

“Ini… ini rumahmu?”

Alexa menatap takjub gedung tinggi di depannya, gaya elegan dan klasik yang bercampur, membuat gedung ini terlihat mahal. Dinding kaca menjulang, lampu emas menerangi pintu masuk dan dua penjaga berdiri tegap seperi patung.

Caspian menoleh sebentar pada Alexa, senyumnya terlihat samar. “Tempat tinggalku, yang juga akan menjadi tempat tinggalmu untuk sementara waktu.” ucapnya, ia meraih pinggang Alexa dan menyeretnya lebih dekat.

Alexa gemetar, takut. “Aku–aku tidak, aku–”

“Ayo, tidak ada yang akan menyakitimu disini.”

Caspian menariknya untuk ikut berjalan, kedatangan mereka disambut dengan begitu hormat di penthouse megah milik keluarga Maverick.

Saat menasuki lobi, semuanya terasa seperti dunia lain. Lantai marmer hitam berkilau, lampu-lampu kristal jatuh dari langit-langit tinggi, resepsionis membungkuk dalam-dalam begitu melihat Caspian.

“Selamat malam, tuan muda Maverick!”

Alexa membulatkan matanya, entah kenapa ia merasa tegang. Nama itu, Maverick. Dari apa yang ia dengar, keluarga Maverick adalah pemilik perusahaan terbesar. Mereka sangat kaya dan sangat berkuasa.

Caspian menempelkan kedua telapak tangannya di punggung Alexa, mengarahkan tanpa memaksa namun cukup untuk membuatnya patuh.

Lift pribadi menyambut mereka, pintunya menutup lembut. Begitu lift bergerak, Alexa merasa seluruh tubuhnya seperti melayang. Ketegangan itu semakin meningkat ketika ia menyadari hanya mereka berdua di ruang sempit itu.

Sementara Caspian menatapnya dari samping, dengan tatapan yang membuat Alexa merasa kikuk dan ingin menyembunyikan wajahnya.

“Apa kau takut?” godanya, sembari mencondongkan kepalanya untuk melihat mata Alexa.

Alexa menghindari tatapannya, “Tidak, aku hanya–”

“Tak usah takut, Alexa. Wajahmu sangat cantik, dan itu cukup untuk membuatku tidak menyakitimu.”

Alexa membeku di tempat, ucapan Caspian membuat bulu kuduknya meremang. Apa maksud Caspian dari kata ‘tidak menyakitimu’?

Caspian terkekeh, melihat ketakutan di wajah Alexa yang menurutnya terlihat menggemaskan. Untuk pertama kalinya dalam hidup, Caspian merasa tertarik pada seorang wanita.

Instingnya tak pernah salah, ia tahu kalau Alexa tak seperti kebanyakan wanita. Kepolosan dan kejujuran itu, sudah terlalu jelas untuk membuktikan kalau Alexa berbeda.

Pintu lift terbuka begitu lift berhenti dilantai paling atas. Sebuah koridor dengan karpet tebal membuna jalan menuju pintu ganda besar dari kayu mahoni. Caspian membuka pintu, membuat Alexa menganga begitu melihat ke dalam.

“Ini, ini luar biasa…” gumamnya kagum.

Ya, penthouse itu memang luar biasa. Lampu gantung kristal, jendela besar menghadap ke seluruh kota, perabotan elegan dengan warna dominan hitam dan emas. Ruangan itu terasa seperti dunia milik raja.

Alexa masih mematung, mengagumi keindahan di depannya.

“Ayo masuk!” Caspian menyadarkan, ia melepas jasnya, menggantungkan di tempat khusus.

Alexa melangkah dengan hati-hati, ia memeluk dirinya sendiri. “Kenapa aku ada disini?”

Caspian menoleh, tatapan mereka bertemu dan untuk beberapa detik dunia seakan berhenti. “Karena kau memilih untuk hidup, inilah hidup baru untukmu.” jawabnya.

Alexa membuka mulut, tapi Caspian lebih dulu menempelkan jari telunjuknya di bibir Alexa, menyuruhnya untuk diam.

“Aku tidak main-main tentang ucapanku di jembatan, dan sebenarnya aku tidak menyukai penolakan.”

Ia kemudian berjalan menuju meja kerja hitam yang besar, mengambil sebuah map tebal lalu kembali pada Alexa. Gadis itu masih diam ditempat, hanya matanya yang mengikuti gerak Caspian.

“Ini.” Caspian menyodorkan map itu pada Alexa dan dengan tangan gemetar Alexa mengambilnya.

“Apa ini?” tanyanya.

“Kontrak pernikahan.”

Alexa tercengang, hampir menjatuhkan mapnya. “A-apa?”

Caspian terlihat tetap tenang, tatapannya dingin tapi mengusik. “Aku butuh istri. Dan kau butuh hidup baru, kita bisa saling membantu.” jawabnya santai.

“Ta-tapi, tapi ini. Bukankah ini gila?”

“Lebih gila mana, menikah denganku atau terjun ke laut?”

Alexa terdiam, Caspian memenangkan argumen tanpa banyak usaha.

“Buka!” titahnya.

Alexa membuka map itu, halaman demi halaman penuh dengan tulisan hukum yang rumit. Ia membaca beberapa bagian.

Alexa akan dinikahi secara sah oleh Caspian Maverick dalam waktu dua minggu.

Akan dicukupi segala kebutuhan; tempat tinggal, perlindungan, pendidikan dan financial yang stabil.

Tidak boleh kembali pada keluarga

Tidak boleh meninggalkan Caspian tanpa izin.

Alexa menoleh cepat, “I-ini… ini seperti aku menjadi seorang tahanan.”

Caspian mendekat satu langkah, membuat Alexa kesusahan mengatur napas. Tangannya dengan sigap meraih pinggang Alexa dan menarik tubuh gadis itu hingga menyentuh dada bidangnya.

“Kau bukan tahanan. Kau adalah milikku.” ucapnya, suaranya menurun satu oktaf yang sukses membuat jantung Alexa berdegup tak karuan.

Alexa mendorong tubuh Caspian untuk sedikit menjauh, jantungnya masih berdebar. Ia menelan salivanya dengan susah payah, matanya dipenuhi konflik. Kontrak ini gila, tapi seluruh hidupnya memang sudah gila untuk sekarang.

Ia sudah tidak punya rumah untuk pulang, bahkan sudah dibuang oleh keluarganya dan masa depannya hancur begitu Henry mengkhianatinya.

Tidak ada yang menunggunya selain kematian, apakah alasan itu cukup untuk membuatnya menerima kontrak ini? Ia bukan orang hebat, ayahnya bahkan tak menginginkannya. Sedangkan Caspian, ia adalah Tuan Muda Maverick. Dia juga seorang CEO, pemilik anak perusahaan terbesar dari Maverick Corporation.

Alexa menutup matanya sejenak, menarik napas panjang. “Kenapa aku? Kau bisa memilih wanita manapun yang lebih baik dariku.” ucapnya pelan.

Caspian menghaluskan rahangnya yang keras, ia menatap Alexa dengan cara yang membuat lutut gadis itu hampir lemas.

“Wanita mana? Yang tidak melihat kekayaanku, tidak melihat kekuasanku, tidak juga mamaku.” ucapnya, ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

“Mungkin banyak wanita yang lebih baik, tapi aku ingin wanita yang sepertimu.” lanjutnya.

“K-kenapa?”

Caspian kembali mendekat, meraup pipi Alexa dengan kedua tangannya.

“Kau… melihatku seperti manusia.”

Alexa terpaku, tidak tahu harus mengatakan apa. Caspian kembali mundur, ia berjalan arah lemari kayu besar, mengambil handuk.

“Cepat tanda tangani, setelah itu kau bisa mandi dan menghangatkan tubuhmu.” ucapnya, nada bicaranya kembali dingin.

Alexa mengambil pena yang terselip di tengah map. “Hidupku sudah hancur…” bisiknya lirih, nyaris tidak sadar ia mengatakannya.

“...aku tidak punya apa-apa lagi yang bisa hilang. Kuharap ini akan menjadi keputusan terbaik,”

Caspian menatap Alexa dalam-dalam, dengan tatapan yang tidak bisa dipahami siapapun.

Alexa menatap nama lengkapnya yang tercetak di kontrak.

Alexa Mouisse Draxen.

Tunggu, ada yang aneh.

“Bagaimana kau tahu namaku?” tanya Alexa, menoleh cepat pada Caspian.

“Itu mudah, aku Caspian Maverick. Apa kau belum sadar?”

Ah, benar. Pasti sangat mudah mengetahui identitas seseorang bagi Caspian, ia memiliki banyak anak buah.

Alexa kembali menatap kertas di depannya, tangannya gemetar, lalu menandatangani kontrak itu tanpa membaca setiap poin kecil yang akan menjerat hidupnya selamanya.

Begitu tanda tangan selesai, Caspian mengambil kertas itu, menatapnya seolah membaca masa depan Alexa dari tinta hitam tersebut. Lalu, dengan gerakan perlahan dan lembut, ia mengangkat dagu Alexa untuk menatapnya.

“Alexa,” suara caspian seperti bisikan gelap yang menusuk ke kulit. Halus tapi menggema di telinganya.

“Aku tekankan sekali lagi. Mulai hari ini, kau adalah milikku.” ia menurunkan suaranya lebih rendah lagi, napasnya hangat menyentuh wajah Alexa.

“Dan aku akan menjagamu, dengan cara yang tidak pernah dilakukan siapa pun.” tambahnya.

Alexa membeku, napasnya tak beratuan. Dan dalam tatapan itu, Alexa tahu hidupnya tidak akan pernah kembali sama.

Bersambung...

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Menjadi Istri Mafia Berbahaya   05. Istana

    Alexa tidak pernah membayangkan bahwa bangungan di depannya benar-benar nyata. Rumah itu, atau lebih tepatnya, istana modern. Menjulang tinggi dibalik gerbang besi hitam yang dijaga oleh enam pria bersetelan hitam. Lampu-lampu yang tersusun rapi menyinari area pekarangan seluas lapangan sepak bola. Pagar tinggi, kamera tersembunyi, sensor gerakan di setiap sudut. Rumah itu tak sekedar mewah, tapi terlihat seperti benteng. Entah untuk siapa, atau melindungi siapa, Alexa tidak yakin. Mobil berhenti. Caspian turun lebih dulu, lalu membuka pintu untuk Alexa. Ia mengulurkan tangannya, mengundang. “Selamat datang di rumahmu.” Suara caspian begitu tenang, namun menyimpan sesuatu yang membuat Alexa merinding mendengarnya. Ini aneh, ia seharusnya merasa takut. Tapi suara itu, entah bagaimana membuat kakinya mau melangkah. Begitu Alexa keluar, semua penjaga menunduk hormat. “Selamat datang, madam.” Alexa membeku. Madam? Sejak kapan?Caspian menoleh seolah bisa membaca pikirannya. “Mere

  • Menjadi Istri Mafia Berbahaya   04. Malam Baru Alexa

    Alexa bersiap untuk mandi, setelah urusan kontrak dengan Caspian selesai. Saat ini pria itu tengah sibuk dengan ponselnya, entah sedang apa Alexa tak ingin memikirkannya. Tapi tanpa sadar, ia justru memerhatikan Caspian yang terlihat tampan. Wajahnya tegas, sorot matanya tajam. Hidung yang sempurna dan bibir yang menggoda Alexa untuk menyentuhnya. Gadis itu menggelengkan kepalanya, apa yang baru saja ia pikirkan?“Apa kau memikirkan sesuatu yang liar, hmm?” Alexa terkesiap, ia merasa salah tingkah sendiri. Caspian bangkit dari duduknya, melangkah perlahan dengan tatapan aneh. Langkahnya semakin dekat, membuat Alexa refleks untuk mundur. “K-kau mau apa? Berhenti disana, Caspian!” Tak ada gunanya, Caspian tak menghiraukan ucapan Alexa. Ia tetap berjalan, memaksa Alexa untuk terus mundur hingga akhirnya punggung gadis itu menyentuh dinding. “Bukan aku, tapi kau yang mau.” bisiknya tepat di telinga Alexa, membuat tubuhnya seketika merinding. “A-aku, akh-”Caspian menempelkan bibirny

  • Menjadi Istri Mafia Berbahaya   03. Kontrak Berbahaya

    “Ini… ini rumahmu?” Alexa menatap takjub gedung tinggi di depannya, gaya elegan dan klasik yang bercampur, membuat gedung ini terlihat mahal. Dinding kaca menjulang, lampu emas menerangi pintu masuk dan dua penjaga berdiri tegap seperi patung. Caspian menoleh sebentar pada Alexa, senyumnya terlihat samar. “Tempat tinggalku, yang juga akan menjadi tempat tinggalmu untuk sementara waktu.” ucapnya, ia meraih pinggang Alexa dan menyeretnya lebih dekat. Alexa gemetar, takut. “Aku–aku tidak, aku–” “Ayo, tidak ada yang akan menyakitimu disini.” Caspian menariknya untuk ikut berjalan, kedatangan mereka disambut dengan begitu hormat di penthouse megah milik keluarga Maverick. Saat menasuki lobi, semuanya terasa seperti dunia lain. Lantai marmer hitam berkilau, lampu-lampu kristal jatuh dari langit-langit tinggi, resepsionis membungkuk dalam-dalam begitu melihat Caspian. “Selamat malam, tuan muda Maverick!” Alexa membulatkan matanya, entah kenapa ia merasa tegang. Nama itu, Maverick. Da

  • Menjadi Istri Mafia Berbahaya   02. Dalam Pelukannya

    Di kediamannya yang megah, keluarga Maverick tengah asik menikmati makan malam keluarga. Sementara di luar hujan mengiringi kesyahduan mereka, pada awalnya. “Caspian, sudah saatnya kau menikah dan memberikanku pewaris. Keluarga kita butuh pewaris untuk meneruskan bisnisku yang besar.” ucap Alfian Maverick, ayahnya tiba-tiba. Caspian menghentikan aktivitas makannya, memandang ayahnya dengan raut yang tak bisa dijelaskan. “Tidak untuk sekarang,” jawab Caspian dingin. “Aku menyuruhmu dan tidak mau menerima penolakan!” tegas Alfian. “Aku tidak ingin menikah hanya karena permainan politik ayah,” “Kalau kau tak memiliki calon, aku yang akan memilihkan wanitanya.” Caspian bangkit seketika, tatapannya berubah tajam. “Jangan ikut campur urusan pribadiku ayah, aku akan menikah hanya ketika aku ingin, bukan untuk memenuhi keinginanmu.” ucapnya, penuh nada keseriusan.Caspian kemudian menjauh dari meja pertemuan, sementara suara ayahnya menggema di belakang. “Aku tidak mau tahu! Kau harus

  • Menjadi Istri Mafia Berbahaya   01. Malam Yang Hancur

    Rumah keluarga Draxen selalu tampak megah dari luar. Tetapi malam itu, bagi Alexa, rumah itu lebih terasa seperti pengadilan. Lampu-lampu besar di bagian teras sangat menyilaukan, dingin dan angkuh. Alexa memasuki halaman, keadaannya tampak menyedihkan. Rambutnya kusut, riasannya luntur karena hujan dan gaunnya basah yang dinginnya menusuk sampai ke tulang. Tangannya yang gemetar berusaha menekan bel, hingga pintu yang terbuka menampakkan sosok ibu tirinya yang bermulut pedas. Meriam Barvish, hanya butuh satu detik untuk menilai penampilan Alexa sebelum bibir merahnya melengkung sinis. “Ya ampun, Alexa! Kau terlihat seperti gelandangan.” Alexa menelan ludah, perkataan seperti itu sudah biasa di telinganya. “Aku… aku harus bicara dengan ayah. Dimana ayah?” ucapnya, gemetar karena dingin. “Ayahmu?” Meriam mendengkus. “Ayahmu sedang makan malam dengan orang penting. Lagi pula dia tak akan mau melihatmu dengan keadaan seperti ini.” lanjutnya, ia melipat tangan di depan dada. “Aku

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status