Chapter: 05. IstanaAlexa tidak pernah membayangkan bahwa bangungan di depannya benar-benar nyata. Rumah itu, atau lebih tepatnya, istana modern. Menjulang tinggi dibalik gerbang besi hitam yang dijaga oleh enam pria bersetelan hitam. Lampu-lampu yang tersusun rapi menyinari area pekarangan seluas lapangan sepak bola. Pagar tinggi, kamera tersembunyi, sensor gerakan di setiap sudut. Rumah itu tak sekedar mewah, tapi terlihat seperti benteng. Entah untuk siapa, atau melindungi siapa, Alexa tidak yakin. Mobil berhenti. Caspian turun lebih dulu, lalu membuka pintu untuk Alexa. Ia mengulurkan tangannya, mengundang. “Selamat datang di rumahmu.” Suara caspian begitu tenang, namun menyimpan sesuatu yang membuat Alexa merinding mendengarnya. Ini aneh, ia seharusnya merasa takut. Tapi suara itu, entah bagaimana membuat kakinya mau melangkah. Begitu Alexa keluar, semua penjaga menunduk hormat. “Selamat datang, madam.” Alexa membeku. Madam? Sejak kapan?Caspian menoleh seolah bisa membaca pikirannya. “Mere
Dernière mise à jour: 2025-12-02
Chapter: 04. Malam Baru AlexaAlexa bersiap untuk mandi, setelah urusan kontrak dengan Caspian selesai. Saat ini pria itu tengah sibuk dengan ponselnya, entah sedang apa Alexa tak ingin memikirkannya. Tapi tanpa sadar, ia justru memerhatikan Caspian yang terlihat tampan. Wajahnya tegas, sorot matanya tajam. Hidung yang sempurna dan bibir yang menggoda Alexa untuk menyentuhnya. Gadis itu menggelengkan kepalanya, apa yang baru saja ia pikirkan?“Apa kau memikirkan sesuatu yang liar, hmm?” Alexa terkesiap, ia merasa salah tingkah sendiri. Caspian bangkit dari duduknya, melangkah perlahan dengan tatapan aneh. Langkahnya semakin dekat, membuat Alexa refleks untuk mundur. “K-kau mau apa? Berhenti disana, Caspian!” Tak ada gunanya, Caspian tak menghiraukan ucapan Alexa. Ia tetap berjalan, memaksa Alexa untuk terus mundur hingga akhirnya punggung gadis itu menyentuh dinding. “Bukan aku, tapi kau yang mau.” bisiknya tepat di telinga Alexa, membuat tubuhnya seketika merinding. “A-aku, akh-”Caspian menempelkan bibirny
Dernière mise à jour: 2025-12-02
Chapter: 03. Kontrak Berbahaya“Ini… ini rumahmu?” Alexa menatap takjub gedung tinggi di depannya, gaya elegan dan klasik yang bercampur, membuat gedung ini terlihat mahal. Dinding kaca menjulang, lampu emas menerangi pintu masuk dan dua penjaga berdiri tegap seperi patung. Caspian menoleh sebentar pada Alexa, senyumnya terlihat samar. “Tempat tinggalku, yang juga akan menjadi tempat tinggalmu untuk sementara waktu.” ucapnya, ia meraih pinggang Alexa dan menyeretnya lebih dekat. Alexa gemetar, takut. “Aku–aku tidak, aku–” “Ayo, tidak ada yang akan menyakitimu disini.” Caspian menariknya untuk ikut berjalan, kedatangan mereka disambut dengan begitu hormat di penthouse megah milik keluarga Maverick. Saat menasuki lobi, semuanya terasa seperti dunia lain. Lantai marmer hitam berkilau, lampu-lampu kristal jatuh dari langit-langit tinggi, resepsionis membungkuk dalam-dalam begitu melihat Caspian. “Selamat malam, tuan muda Maverick!” Alexa membulatkan matanya, entah kenapa ia merasa tegang. Nama itu, Maverick. Da
Dernière mise à jour: 2025-12-02
Chapter: 02. Dalam PelukannyaDi kediamannya yang megah, keluarga Maverick tengah asik menikmati makan malam keluarga. Sementara di luar hujan mengiringi kesyahduan mereka, pada awalnya. “Caspian, sudah saatnya kau menikah dan memberikanku pewaris. Keluarga kita butuh pewaris untuk meneruskan bisnisku yang besar.” ucap Alfian Maverick, ayahnya tiba-tiba. Caspian menghentikan aktivitas makannya, memandang ayahnya dengan raut yang tak bisa dijelaskan. “Tidak untuk sekarang,” jawab Caspian dingin. “Aku menyuruhmu dan tidak mau menerima penolakan!” tegas Alfian. “Aku tidak ingin menikah hanya karena permainan politik ayah,” “Kalau kau tak memiliki calon, aku yang akan memilihkan wanitanya.” Caspian bangkit seketika, tatapannya berubah tajam. “Jangan ikut campur urusan pribadiku ayah, aku akan menikah hanya ketika aku ingin, bukan untuk memenuhi keinginanmu.” ucapnya, penuh nada keseriusan.Caspian kemudian menjauh dari meja pertemuan, sementara suara ayahnya menggema di belakang. “Aku tidak mau tahu! Kau harus
Dernière mise à jour: 2025-12-02
Chapter: 01. Malam Yang HancurRumah keluarga Draxen selalu tampak megah dari luar. Tetapi malam itu, bagi Alexa, rumah itu lebih terasa seperti pengadilan. Lampu-lampu besar di bagian teras sangat menyilaukan, dingin dan angkuh. Alexa memasuki halaman, keadaannya tampak menyedihkan. Rambutnya kusut, riasannya luntur karena hujan dan gaunnya basah yang dinginnya menusuk sampai ke tulang. Tangannya yang gemetar berusaha menekan bel, hingga pintu yang terbuka menampakkan sosok ibu tirinya yang bermulut pedas. Meriam Barvish, hanya butuh satu detik untuk menilai penampilan Alexa sebelum bibir merahnya melengkung sinis. “Ya ampun, Alexa! Kau terlihat seperti gelandangan.” Alexa menelan ludah, perkataan seperti itu sudah biasa di telinganya. “Aku… aku harus bicara dengan ayah. Dimana ayah?” ucapnya, gemetar karena dingin. “Ayahmu?” Meriam mendengkus. “Ayahmu sedang makan malam dengan orang penting. Lagi pula dia tak akan mau melihatmu dengan keadaan seperti ini.” lanjutnya, ia melipat tangan di depan dada. “Aku
Dernière mise à jour: 2025-12-02