Share

BAB 6

Penulis: Sifa Syafii
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-25 10:27:38

Usai salat magrib, Ayana bertekad bulat untuk bicara dengan ayahnya. Ia pun memberanikan diri menghampiri ayahnya yang tengah duduk di ruang tengah sambil menonton televisi bersama istrinya. Jantungnya terasa berdegup kencang lantaran ini pertama kalinya ia membantah sang ayah.

“Yah ...,” panggil Ayana lembut memulai pembuka kata usai duduk bersimpuh di atas lantai yang ada di hadapan sang ayah yang duduk di atas kursi.

“Iya? Ada apa, Ay?” sahut Pak Cahyo seraya menatap Ayana.

“Mm ... aku nggak mau nikah sekarang, Yah. Nggak apa-apa aku nggak kuliah dulu. Habis kelulusan nanti biar aku langsung nyari kerja aja. Jadi, tahun depan aku bisa bayar kuliahku dari hasil keringatku sendiri. Boleh ‘kan, Yah?” ucap Ayana seraya menatap ayahnya dengan tatapan memelas. Ia sangat berharap ayahnya bisa berubah pikiran.

“Nggak bisa, Ay. Ayah sudah terlanjur bicara sama Pak Budi kalau akan menikahkan kamu sama Kenzo. Ayah jamin, kamu nggak akan menyesal nikah sama dia,” balas Pak Cahyo. Ia tidak bisa membatalkan rencana yang sudah dibicarakannya dengan Pak Budi. Mau ditaruh di mana mukanya nanti kalau jadi orang plin-plan.

“Minggu besok, Pak Budi dan keluarganya akan datang ke rumah kita untuk melamar kamu. Kamu anak Ayah satu-satunya, Ay. Ayah akan selalu memilihkan yang terbaik buat kamu,” imbuh Pak Cahyo.

“Tapi, aku nggak kenal sama anaknya Pak Budi, Yah ...,” sanggah Ayana. Ia tetap bersikeras tidak mau menikah. Apalagi dengan laki-laki yang tidak dikenalnya.

“Kamu nggak usah khawatir, Ay. Ayah tahu dan kenal Kenzo. Dulu dia pernah jadi murid Ayah. Dia anak yang baik dan pintar. Saat sekolah dulu dia selalu berprestasi. Tidak diragukan lagi kecerdasannya. Dan sekarang dia menjadi dosen di dua universitas di Malang. Kurang apa coba?” puji Pak Cahyo pada calon menantunya.

“Ya udah, terserah Ayah aja,” pungkas Ayana pasrah lalu bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam kamar dengan lemas. Matanya terasa panas. Dadanya pun terasa sesak. Tidak berselang lama air mata meluruh dari pelupuk matanya.

Ayana tahu, mengerti, dan paham. Ayahnya melakukan semua ini demi kebaikan dirinya. Karena ia anak perempuan dan anak satu-satunya di rumah ini, wajar saja ayahnya mengekang dan mengkhawatirkannya.

Ayana pasrah dengan keputusan ayahnya karena ia tidak mau melawan dan menjadi anak durhaka. Apalagi ia seorang anak perempuan. Ia juga tidak mau macam-macam yang bisa mencoreng nama baik keluarga. Bisa saja ia kabur untuk menghindari perjodohan ini. Namun, itu tidak akan pernah ia lakukan karena takut ayahnya menanggung malu karena ulah bodohnya.

“Yah ..., semoga setelah aku menikah nanti, Ayah sudah nggak akan ngatur-ngatur kehidupanku lagi. Aku ingin bebas dari kekangan Ayah. Aku ingin mengambil keputusan sendiri dan melakukan apapun seperti yang aku mau, Yah,” keluh Ayana sambil memeluk bantalnya.

*

Hari Minggu pun akhirnya tiba. Pukul satu siang rombongan keluarga Pak Budi datang. Pak Cahyo menyambut dengan sangat gembira.

Acara lamaran ini diadakan dengan acara kecil-kecilan saja. Hanya dihadiri keluarga inti dan para tetua. Kebetulan kakek Kenzo bisa menghitung hari dan mencari hari yang baik untuk melangsungkan pernikahan Kenzo dan Ayana.

Namun, hari baik dari yang terbaik pun jatuh pada bulan depan. Tepatnya dua puluh satu hari ke depan.

“Apa nggak ada hari lain, Pak? Ini terlalu dekat harinya. Kita butuh banyak persiapan untuk melangsungkan pernikahan mereka,” ujar Pak Budi pada bapaknya.

“Nggak ada. Ini hari yang sangat bagus untuk melangsungkan pernikahan mereka. Nggak perlu acara yang mewah. Yang penting sah saja dulu,” balas Pak Karyo, kakek Kenzo dengan mantap.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 13-14

    BAB 13Setelah itu pak penghulu pun memanjatkan doa berkah dan selamat. Semua orang yang hadir mengangkat tangan menengadah ke atas di depan dada untuk mengaminkan.Usai acara ijab kabul, semua tamu undangan pun dipersilakan menikmati hidangan yang ada. Sedangkan Kenzo dan Ayana duduk di pelaminan untuk foto bersama.“Mbak, tolong lihat ke kamera! Senyum dikit juga ya!” ujar sang fotografer yang hendak mengambil foto mereka. Sedari tadi Ayana menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap siapa pun, apalagi Kenzo.Dengan terpaksa Ayana pun mengangkat kepalanya menatap sang fotografer. Namun, tetap saja bibirnya sulit untuk tersenyum.Berbeda dengan Kenzo yang sangat kooperatif. Sedari tadi ia bersikap tenang dan tersenyum. Ia tersenyum bukan karena bahagia dengan pernikahan ini. Ia hanya tidak mau orang lain melihatnya bersedih. Ia menghargai orang-orang yang membuat acara ini. Ia tahu pernikahan sederhana ini mengeluarkan dana yang tidak sedikit.Ketika Ayana mengangkat pandangannya,

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 12

    Kenzo hanya bisa tersenyum dan menunduk di pelukan Pak Cahyo. Saat ini ia memakai pakaian pengantin berwarna putih yang senada dengan Ayana. Kalung dari bunga sedap malam melingkar di lehernya dan menjuntai di dadanya.Pak penghulu sudah menunggu sejak sepuluh menit yang lalu. Kenzo pun segera dipersilakan duduk di depan pak penghulu untuk segera memulai acara akad nikah.“Ayo, Ay, keluar!” seru Bu Retno seraya membuka pintu kamar Ayana.Ayana menatap ibunya yang berdiri di ambang pintu kamarnya dengan enggan. Andai ia punya keberanian untuk kabur, mungkin sudah sejak tadi malam ia pergi dari rumah. Namun, ia terlalu takut untuk hidup sendirian di luar sana tanpa punya pengalaman hidup mandiri sebelumnya. Ia juga tidak punya pekerjaan untuk menopang biaya hidupnya sehari-hari.Dengan dada berdebar-debar, Ayana pun bangkit dari duduknya. Ia menatap ketiga sahabatnya yang juga menatapnya saat ini.“Genks ...,” rengek Ayana enggan untuk keluar kamar.“Semangat, Ay!” ujar Rara, Wulan, dan

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 11

    “Jangan nangis lagi ya, Mbak. Sayang ini make up-nya sudah bagus loh. Kalau luntur nanti jadi jelak gimana? Suaminya kaget nanti. Hihi,” ucap sang MUA dengan lembut agar Ayana tidak menangis lagi dan make up-nya tidak sia-sia.Ayana pun menelan salivanya dengan sedikit kesusahan. Dadanya terasa sangat sesak. Kemudian ia menengadah ke atas agar air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya tidak jatuh. Usai itu ia mengambil tisu lalu menempelkannya di sudut matanya.Setelah merias Ayana, sang MUA pun keluar kamar untuk memberikan Ayana waktu sendiri. Ia tahu sepertinya Ayana melakukan pernikahan ini dengan terpaksa, alias dijodohkan. Ia sudah sering menemui pengantin yang seperti ini saat bekerja. Hanya memberikan waktu sendiri untuk sang pengantin sebelum akad nikah yang bisa ia lakukan agar sang pengantin merasa lebih tenang.Tidak lama kemudian Mala, Rara, dan Wulan datang. Mereka bertiga diizinkan Bu Retno masuk ke dalam kamar Ayana agar bisa menemani dan menenangkan Ayana terl

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 10

    Kenzo tidak kuat menahan tawa ketika melihat bapaknya yang tiba-tiba murka. Muka Pak Budi kelihatan merah kehitaman karena amarah yang membuncah.Pak Budi menatap Kenzo dengan mata melotot. Hampir saja ia mengalami serangan jantung.“Canda, Pak. Ya ampun ... sampai segitunya pengen punya mantu. Iya … iya …, besok aku nikahi anaknya Pak Cahyo,” ucap Kenzo dengan tersenyum tulus seraya menatap Pak Budi.Pak Budi pun merasa lega sembari memegang dadanya. Ia sempat merasa khawatir kalau seandainya Kenzo tidak mau menikah besok. Mau ditaruh di mana mukanya ini. Tenda sudah berdiri di depan rumah, tiba-tiba pernikahan dibatalkan. Apa tidak jadi gunjingan orang-orang? Bahkan di sekolah tempatnya bekerja pun juga sudah pada tahu kalau besok akan ada acara pernikahan anaknya dengan anak Pak Cahyo.Kenzo terpaksa patuh, meskipun ada rasa enggan di hatinya. Bagaimana pun ia tidak mau menjadi anak durhaka. Kesuksesannya saat ini adalah berkat doa dan dukungan kedua orang tuanya. Sampai kapan pun,

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 9

    “Ada apa ini? Nggak ada yang meninggal ‘kan?” gumam Kenzo pelan. Ia pun buru-buru turun dari mobilnya dan melihat Pak Budi tengah mengatur letak-letak kursi untuk walimah nanti malam.“Assalamu ’alaikum. Ada apa ini, Pak?” tanya Kenzo. Kemudian ia meraih tangan Pak Budi dan mencium punggung tangan itu.“Wa ’alaikum salam. Akhirnya kamu pulang juga, Ken!” sambut Pak Budi senang. Ia sangat khawatir kalau Kenzo tidak jadi pulang hari ini.“Ayo masuk dulu. Kita ngobrol di dalam!” ajak Pak Budi.Kenzo pun patuh dan mengekor di belakang Pak Budi. Ketika memasuki ruang tamu, bau bunga sedap malam, pandan, dan bunga melati masuk ke indra penciumannya.“Ada apa ini, Pak? Kok kayak ada orang yang mau nikah?” tanya Kenzo ketika melihat berbagai macam seserahan dan mahar berada di dalam kamarnya.Pak Budi sengaja mengajak Kenzo masuk ke dalam kamar Kenzo untuk bicara empat mata.“Iya. Besok kamu nikah, Ken,” jawab Pak Budi pelan.“Apa?! Gimana ceritanya, Pak? Kok bisa tiba-tiba besok nikah? Aku ‘

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 8

    Sementara itu di sebuah rumah mungil berukuran tipe 50/84, seorang laki-laki tengah berkutat dengan laptopnya. Dia adalah Kenzo Naufal Maulana. Hari-harinya disibukkan dengan membuat materi kuliah dan menilai tugas mahasiswanya.Saat tangannya sedang sibuk mengetik-ngetik pada keyboard laptopnya, tiba-tiba ponselnya berdering pertanda ada telepon masuk. Kenzo pun segera melihat nama penelepon yang ada di layar ponselnya.“Bapak? Tumben telepon,” gumam Kenzo seraya mengerutkan keningnya.Dengan segera ia meraih ponsel itu lalu menempelkan pada telinganya usai menggeser icon hijau.“Assalamu ’alaikum, Pak …,” ucap Kenzo lembut.“Wa’alaikum salam, Ken,” sahut Pak Budi di seberang telepon.“Ada apa, Pak? Tumben telepon? Biasanya ‘kan aku yang telepon Bapak,” tanya Kenzo. Ia khawatir terjadi apa-apa pada salah satu anggota keluarganya.“Besok kamu harus pulang, Ken!” ujar Pak Budi, tepatnya perintah. Untuk satu ini ia tidak mau Kenzo menolak dan harus memastikan betul-betul Kenzo pulang be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status