Share

BAB 7

Author: Sifa Syafii
last update Last Updated: 2023-03-25 10:38:45

Yang lain pun akhirnya setuju untuk menikahkan Kenzo dan Ayana tanpa pesta. Yang penting sah itu sudah lebih baik.

Ayana yang mendengar diskusi dan keputusan mereka pun melotot seketika. Namun, ia tidak berani protes. Hanya bisa menelan saliva dan rasa sesak di dada.

‘Apa-apaan orang-orang ini? Main ambil keputusan sendiri tanpa tanya dan tanpa minta persetujuan pengantinnya. Langsung oke-oke aja. Ngeselin! Kira-kira Mas Kenzo-nya tahu nggak?’ gerutu Ayana dalam hati.

Usai mendapatkan kesepakatan yang diinginkan, rombongan keluarga Pak Budi pun pamit pulang.

Tadinya Ayana sangat penasaran dengan rupa laki-laki yang bernama Kenzo. Namun, sayangnya laki-laki itu tidak ikut dalam acara lamaran ini karena belum pulang dan masih sibuk di Malang.

Nyatanya, keluarga Pak Budi belum memberitahu Kenzo kalau akan segera dinikahkan dengan Ayana tiga minggu ke depan.

Di dalam kamar, Ayana memandangi cincin pertunangan yang disematkan ibu Kenzo di jari manis tangan kirinya. Cincin itu sangat indah. Entah siapa yang memilih dan membelinya. Sangat begitu pas dan cocok di jarinya.

“Semoga ini awal yang baik. Aku nggak peduli dengan pernikahannya. Yang penting aku bisa kuliah sekarang,” gumam Ayana pelan.

*

Keesokan harinya

Ketiga teman Ayana berebut tangan kiri Ayana untuk melihat cincin pertunangan yang tersemat di jari Ayana. Mereka masih tidak percaya kalau Ayana sebentar lagi akan menikah.

“Ay, kamu beneran mau nikah?” tanya Wulan seraya menatap Ayana.

Ayana menganggukkan kepalanya. Entah ia harus merasa bahagia atau bersedih saat ini.

“Katanya mau kerja biar nggak jadi nikah? Gimana sih?” tanya Mala bingung dengan keputusan Ayana yang plin-plan.

“Ayah nggak bisa membatalkan rencananya. Udah terlanjur sepakat sama Pak Budi. Mau gimana lagi?” jawab Ayana pasrah dengan bibir cemberut.

“Kamu udah tahu rupa dan wajah calon suami kamu? Jangan-jangan ... gendut, pendek, item, botak. Ih ... syerem amit-amit jabang bayi,” ujar Rara seraya mengetuk-ngetuk meja bangku beberapa kali.

Ayana pun tiba-tiba memberengut mendengar deskripsi fisik calon suaminya dari Rara. Wulan dan Mala malah tertawa mengakak.

“Ay, kamu tahu ‘kan kalau nikah nantinya kamu bakal diajak begituan sama suami kamu. Emang kamu mau? Berani?” ujar Mala tiba-tiba sudah membayangkan yang tidak-tidak.

Sontak Ayana pun terlihat panik dan menggelengkan kepalanya. Kenapa ia tidak berpikir sampai ke sana. Yang dipikirkannya hanya kuliah, kuliah, dan kuliah.

“Udah-udah. Jangan nakut-nakutin Ayana dong, Guys. Yuk ah pulang. Bosen nih. Dari tadi nyari-nyari info di papan pengumuman nggak ada apa-apa,” ujar Wulan. Ia tidak mau Ayana terlalu banyak beban pikiran. Dilarang kuliah ke Yogyakarta saja Ayana sudah stres. Ditambah lagi sekarang harus nikah dengan orang yang tak dikenalnya.

*

Hari berganti hari. Tidak terasa hari pernikahan Ayana kurang dua hari lagi. Semua persiapan sudah sembilan puluh persen. Surat nikah pun sudah jadi, hanya tinggal tanda tangan saat akad pernikahan nanti.

Semua bisa berjalan dengan lancar lantaran beberapa saudara Pak Cahyo ada yang bekerja di kantor kelurahan, catatan sipil, dan KUA. Sehingga semuanya bisa diproses dengan cepat.

Untuk makanan dan minuman, para tetangga selalu saling bantu membantu saat ada orang yang sedang hajatan. Semuanya jadi terasa mudah dan cepat meskipun hanya ada waktu tiga minggu saja.

Tenda berwarna putih kombinasi emas sudah berdiri di halaman rumah Pak Cahyo. Ayana menatap tenda itu seakan tak percaya kalau lusa ia akan menikah. Padahal baru beberapa hari yang lalu ia wisuda kelulusan SMA.

Meskipun akan menjadi pengantin, tidak ada sedikit pun aura kebahagiaan di wajah Ayana.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 141-142

    BAB 141Ayana yang mendengar suara Kenzo pun bergegas memegang ujung jaketnya lalu merapatkan di depan dada dengan mata terpejam.Setelah angin mereda, semua mata orang yang ada di meja itu menatap ke arah Kenzo, kecuali Ayana. Ayana sudah terbiasa menatap Kenzo setiap hari, bahkan hampir lima belas jam. Jadi, ia tidak merasa ada yang aneh dan perlu diperhatikan pada diri dan ucapan Kenzo.“Pak Kenzo, perhatian banget sama Ayana?” celetuk Arif.Di meja itu ada beberapa mahasiswi, tapi kenapa yang diperhatikan hanya Ayana? Bahkan Kenzo memanggil Ayana seperti sudah akrab, tidak ada kecanggungan sedikit pun.Kenzo bingung harus menjawab apa. Tadi ia reflek karena khawatir leher Ayana terekspose. Bagaimana pun angin tadi cukup kencang. Ia juga harus menjaga istrinya agar tidak kenapa-kenapa.“Perasaan kamu aja mungkin,” balas Kenzo enteng sambil menyembunyikan kegugupannya.Ayana yang dibicarakan tentu saja pura-pura tidak sedekat itu dengan Kenzo. Bergegas ia bangkit seraya berkata, “Ak

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 140

    Ayana dan ketiga temannya duduk di seberang Arif dan kawan-kawannya.“Halo, Pacarku …,” sapa Arif menggoda Ayana dengan suara rendah. Ia menatap Ayana yang tampak malu-malu.Seketika wajah Ayana memerah saat mendengar Arif mengakuinya sebagai pacar. Padahal ia ingat betul kalau mereka tidak pernah jadian.“Dia pacar kamu?” tanya Yoga tidak percaya. Matanya sempat membelalak saat mendengar Arif mengatakan Ayana adalah pacarnya.“Waktu ospek dia nembak aku. Iya kan, Ay?” balas Arif seraya menatap Ayana. Sudut bibirnya tampak sedikit terangkat tersenyum samar.Ayana hanya bisa membelalakkan matanya dan bibirnya sedikit mengangah mendengar ucapan Arif. Jantungnya berdegup kencang.‘Apa Kak Arif menyukaiku?’ gumam Ayana dalam hati. Mana berani dia menanyakannya langsung di depan orangnya. Mario mendengarkan perbincangan mereka sambil menatap Ayana dengan serius. Ia diam-diam membaca ekspresi wajah Ayana dalam diam.Mona, Yesi, dan Mery juga tampak terkejut mendengar ucapan Arif. Mereka ju

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 139

    “Enggak. Aku beneran sibuk. Hari Minggu aja gimana? Aku usahakan deh. Aku lihat jadwalku dulu,” balas Kenzo dengan santai.Biasanya Kenzo dan Ayana hanya bersantai di rumah saat hari Minggu. Mereka lebih memilih beres-beres rumah atau mengerjakan tugas daripada jalan-jalan di luar. Sudah bisa dipastikan semua tempat baik mal maupun tempat wisata penuh di hari Minggu. Karena itu ia akan pergi ke tempat gym bersama Adnan di hari itu. Meninggalkan Ayana dua atau tiga jam ia rasa tidak masalah.“Oke kalau gitu. Aku tunggu kabar secepatnya,” balas Adnan seraya beranjak bangkit lalu keluar dari ruangan Kenzo.Setelah Adnan keluar, Kenzo melirik jam di pergelangan tangannya. Karena sudah waktunya makan siang, ia pun bergegas pergi ke Universitas Gardenia. Ia lebih suka makan siang di sana karena menunya lebih beragam dan bisa melihat Ayana juga.*Sabrina masuk ke kantin dengan napas terengah-engah. Di sebuah meja, Lely sudah menunggunya sambil menyeruput es teh yang sangat menyegarkan tengg

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 137-138

    BAB 137Setelah menurunkan Ayana di Universitas Gardenia Malang, Kenzo melajukan mobilnya menuju Universitas Magnolia Malang. Ia ada jam mengajar jam pertama hingga jam ke empat di sana.Setelah turun dari mobil, Kenzo bergegas masuk ke dalam kelas karena ia sudah hampir terlambat. Ia sempat terkena macet dan beberapa lampu merah di tengah jalan.“Selamat pagi semua …,” sapa Kenzo seraya berjalan dengan sedikit cepat menuju meja yang ada di depan kelas. Tubuhnya berjalan dengan tegap sambil menggendong tas ransel di punggungnya. Kemeja berwarna hijau sage membungkus tubuhnya. Lengannya dilipat di bawah siku. Celana hitam membungkus kaki panjangnya.“Selamat pagi, Pak …,” sahut para mahasiswa yang ada di ruangan itu hampir serentak.Kenzo menurunkan tas ranselnya lalu mengeluarkan laptopnya. Semua mahasiswa menunggunya dengan sabar.“Ada yang beda nggak sih dengan Pak Kenzo?” celetuk Sabrina dengan berbisik pada Lely yang ada di sampingnya. Ia berbicara sambil menutupi mulutnya agar ti

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 136

    Kenzo tampak termenung sejenak. Kemudian ia berkata, “Coba aku lihat?” sambil menyingkap selimut.Ayana membelalakkan matanya. Kenzo benar-benar tidak tahu malu.“Mas Kenzo mau ngapain?” Seketika Ayana panik. Tangan Kenzo sudah memegang ujung daster midinya dan hendak menyingkapnya. Buru-buru Ayana duduk dan menahan tangan Kenzo. Rasa tertusuk jarum kembali menjalar di area pangkal pahanya.“Mau lihat. Apa terluka lagi? Padahal aku melakukannya lebih pelan dari waktu itu. Apa kamu mau cek ke dokter?” ujar Kenzo menawari. Ia juga kasihan pada Ayana kalau terus kesakitan. Apalagi Ayana masih muda. Usianya belum genap 19 tahun.Membayangkan dokter memeriksa bagian intim tubuhnya, seketika wajah Ayana memerah. Ia akan lebih malu kalau orang lain melihat barang miliknya, apalagi kalau dokternya laki-laki.“Nggak usah. Aku akan kuliah hari ini,” ujar Ayana akhirnya terpaksa masuk kuliah daripada harus diperiksakan ke dokter.Kenzo tersenyum dan membelai rambut Ayana. Kemudian ia beranjak ba

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 135

    Ayana bergegas mandi dengan benar agar cepat selesai. Ia ingin lanjut tidur lagi usai salat subuh nanti.Kenzo keluar rumah untuk berbelanja. Biasanya ia akan jalan kaki langsung menuju tukang sayur keliling yang biasanya berjualan di komplek perumahannya. Namun, kali ini ia tidak melakukan itu. Ia akan lari keliling komplek dua putaran terlebih dahulu baru berbelanja.Kenzo berlari ke arah tukang sayur lalu mengurangi kecepatan larinya ketika sudah dekat dengan tukang sayur. Orang-orang yang melihat, mengira Kenzo akan berbelanja seperti biasanya. Namun, saat sudah dekat, Kenzo hanya menyapa dengan tersenyum cerah.“Selamat pagi, Ibu … Ibu …,” sapa Kenzo.“Pagi …, Mas Kenzo …,” balas beberapa ibu-ibu yang sering berbelanja bareng bersama Kenzo.“Nggak belanja, Mas Kenzo?” celetuk Bu Heni.“Nanti saja, Bu. Saya mau lari dulu,” sahut Kenzo lalu melanjutkan larinya.Setelah lari komplek dua putaran, Kenzo kembali ke tukang sayur untuk berbelanja. Napasnya tampak ngos-ngosan usai berlari

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status