Share

Salah Paham

Author: Viraadee
last update Last Updated: 2023-06-01 14:52:59

“Apa yang kalian lakukan?” tanya Hendrawan dengan marah saat melihat Nayra bersama seorang laki-laki di dalam kamarnya dengan posisi seperti itu.

“Nayra? Apa ini nak? Apa yang kamu lakukan? Siapa laki-laki ini? Astaghfirullah Nay.”

Maya juga menghujani Nayra dengan pertanyaan-pertanyaannya. Dia tidak menyangka akan melihat Nayra dalam posisi ini. Sementara orang yang menjadi tersangka pun tentu kaget dan segera saling menjauh dengan raut wajah yang belum bisa dikondisikan.

“Pah Ma, ini … Nayra ga tau siapa laki-laki ini. Sumpah demi Allah Nayra ga tau siapa dia Pah. Apa yang Papa sama Mama lihat ini … ini semua salah paham,” ucap Nayra mencoba untuk menjelaskan sebisanya.

Nayra tidak bisa berbicara dengan baik saat ini, dia merasa sangat sedih, hancur, kecewa ditambah lagi terkejut dengan kedatangan pria yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi hingga kejadian memalukan yang akan mengakibatkan salah paham.

“Tapi Nay, apa yang kamu lakukan ini salah nak. Kenapa jadi begini?” Maya benar-benar sangat shock mendapati Nayra dengan seorang laki-laki di kamarnya bahkan di hari pernikahan yang seharusnya dengan Ezhra.

“Om, Tante. Semua ini hanya hanya salah paham, saya—“

“DIAM KAMU!” bentak Hendrawan lalu memegang kerah baju laki-laki itu dengan emosi.

Lelaki yang masuk tanpa permisi ke dalam kamar Nayra itu bernama Cakra.

“APA YANG KAMU LAKUKAN PADA ANAK SAYA HUH?” tanya Hendrawan membawa Cakra dengan emosi ke sudut kamar Nayra.

“SEMUA INI HANYA SALAH PAHAM OM, SAYA HANYA—“ jelas Cakra dengan nada tinggi juga karena tersulut emosi untuk membela diri.

“SALAH PAHAM KAMU BILANG? KAMU MAU MELECEHKAN ANAK SAYA KAN? KAMU MEMANG LAKI-LAKI KURANG AJAR.” 

Hendrawan memukul wajah Cakra dengan satu tangannya karena benar-benar terbakar api kemarahan melihat putrinya yang ia pikir akan dilecehkan oleh Cakra di hari pernikahannya.

“Pah sudah Pa, jangan seperti ini,” kata Maya segera menghentikan aksi Hendrawan yang memukul Cakra dengan kemarahannya.

“Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu bisa masuk ke dalam kamar seorang wanita dan melakukan hal seperti itu?” tanya Hendrawan masih belum melepaskan Cakra namun sekarang sudah tidak memukulinya karena Maya menghentikannya.

“Nayra apa kamu kenal dengan laki-laki ini?” tanya Hendrawan dengan tegas.

Nayra hanya menggelengkan kepalanya dan wajahnya sudah banjir air mata entah kejadian mana yang ia tangisi saat ini. Ketidakhadiran calon suaminya di hari pernikahannya atau kedatangan Cakra yang menimbulkan salah paham atau bahkan keduanya.

Maya memeluk Nayra dan mencoba untuk menenangkannya, dia tidak tega melihat Nayra harus hancur di hari yang harusnya dia bisa tersenyum bahagia.

“Kamu harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah kamu lakukan terhadap putri saya!”

“Pertanggungjawaban apa Om? Saya ga salah, semua ini hanya salah paham dan saya ga akan tanggungjawab,” tolak Cakra dengan tegas.

Lagi-lagi Hendrawan tersulut emosi mendengar jawaban dari Cakra yang menolak permintaannya. Hendrawan langsung memukul Cakra lagi dan kali ini dia berpikir tidak akan mengampuni orang yang telah berani menyentuh putri kesayangannya.

“Aku adalah ayahnya, aku yang telah membesarkan putriku selama ini, aku juga yang pertama kali mencium dan menyayanginya, dan aku tidak akan mengampuni orang yang hendak berbuat tidak senonoh pada Nayra, APALAGI DI HARI PERNIKAHANNYA,” jujur Hendrawan diiringi pukulannya untuk Cakra yang sudah kewalahan untuk melawan kemarahan Hendrawan saat ini.

“Pah udah Pa, Papa ga boleh melakukan kekerasan seperti ini! Papa bisa masuk penjara karena menganiaya orang Pa, istighfar. Kita bisa menyelesaikan masalah ini baik-baik.”

Maya berusaha untuk menyadarkan suaminya untuk tidak emosi dan main hakim sendiri. Tiba-tiba Pak Arwin dan beberapa orang datang ke kamar Nayra. Pak Arwin adalah saksi untuk pernikahan Nayra hari ini, karena mendengar keributan ia pun memberanikan diri untuk melihat apa yang terjadi.

“Ada apa ini Pak? Kenapa saya dengar ada ribut-ribut?” tanya pak Arwin.

“Oh tidak pak, tidak ada apa-apa,” jawab Hendrawan diikuti dengan senyum yang ia paksakan.

"Loh, laki-laki ini? Siapa pak? Kok–?" Pak Arwin menghentikan ucapannya sambil menatap laki-laki yang bernama Cakra ini yang sudah babak belur karena ulah Hendrawan.

"Oh, dia–"

“Mohon maaf Pak, para tamu undangan dan pak penghulu masih bersedia untuk menunggu mempelai laki-laki 15 menit lagi, jika dalam waktu 15 menit pengantin laki-laki tidak datang maka mereka semua meminta untuk pamit pulang aja,” jelas seorang laki-laki di yang tiba-tiba datang dan berdiri di samping pak Arwin.

“Iya Pak, saya mengerti, tolong tunggulah sebentar lagi saya mohon pak, pernikahan ini tetap akan terjadi,” ucap Hendrawan dan menyuruh mereka untuk kembali menunggu.

Nayra merasa miris mendengar semua ini. 15 menit bukanlah waktu yang lama, jika dalam waktu itu Ezhra benar-benar tidak datang Nayra tidak tahu harus berbuat apa. Dia berharap ada keajaiban dan Ezhra ada di depan matanya mengucap ijab kabul untuk menghalalkannya.

‘Mas Ezhra kamu dimana mas? Apa kamu tega membuatku menunggu sendirian begini? Ya Allah, aku sudah sangat menyayangi Mas Ezhra dan berharap dialah imam yang mampu membimbingku ke surgamu, tolonglah biarkan kami berjodoh supaya kami bisa bersama-sama beribadah kepadamu,’ kata Nayra berdoa dan masih berharap Ezhra akan datang.

“Sekarang kamu ikut saya!” perintah Hendrawan sambil menarik tangan Cakra yang masih merasakan sakit akibat pukulan dari Hendrawan.

“Kemana Om, saya ga salah. Lepasin saya Om!”

Cakra menolak dan memberontak untuk tidak ikut dengan Hendrawan namun dia tetap tidak bisa melawannya karena nyatanya setelah dikuasai oleh kemarahan, Hendrawan menjadi lebih kuat menyeret Cakra untuk mengikutinya.

Nayra tidak pernah bermimpi kalau dia akan menjadi pengantin penuh harap seperi ini di hari besarnya. Yang ada di dalam pikirannya sekarang adalah Ezhra, dia terus menatap jendela kamarnya dengan rasa harap yang tinggi.

Hendrawan mengunci Cakra di dalam kamarnya dan tidak akan membiarkan laki-laki itu lolos darinya.

"Tuh Om Om bener-bener ya, sialan bener dikunci di sini," omel Cakra dengan kesal.

"Tapi ada untungnya juga ya gue di sini, jadi aman dari para penjahat itu. Boleh lah di sini dulu, tempat persembunyian paling aman pokoknya hahaha."

Setelah berpikir Cakra merasa telah diselamatkan dengan dikunci di sini. Pasalnya dia dikejar kejar oleh penjahat hingga dia masuk ke kamar Nayra.

"Pa ini gimana kenapa keluarga Ezhra belum datang juga? Terus papa ngapain sama laki-laki ga dikenal itu Pa?" tanya Maya dengan gusar ketika melihat suaminya masuk ke kamar Nayra.

"Laki-laki itu harus bertanggungjawab," ujar Hendrawan.

"Bertanggungjawab apa Pa? Nayra sama dia semua itu hanya salah paham aja Pa," jelas Nayra.

"Kalau Ezhra ga datang hari juga, maka kamu harus menikah dengan laki-laki itu," putus Hendrawan dengan serius.

"APA?"

Bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Istri Pewaris Tampan    Tamat

    Hari demi hari berlalu, bahkan sekarang sudah bertahun-tahun Nayra hidup sendiri tanpa Cakra. Baginya sesuatu yang ia anggap sebagai takdir, cara terbaik untuk menerimanya meskipun suka atau tidak adalah dengan menjalaninya dan tidak berputus asa.Suatu hari Nayra sedang sibuk melakukan acara berbagi takjil gratis di pinggir jalan. Hari ini adalah bulan puasa, dia dan teman-teman komunitasnya sibuk melakukan banyak acara-acara berbagi di bulan yang penuh arti ini.Malam hari sehabis sholat tarawih di salah satu masjid yang besar di kotanya, perempuan itu hendak pulang ke rumah karena hari sudah malam.Saat ia hendak berjalan tiba-tiba seseorang memanggilnya dan membuat perempuan itu harus menoleh ke belakang.Netra perempuan itu langsung menatap laki-laki dengan sarung dan peci hitam dengan baju koko yang berdiri tepat di depannya. Hanya berjarak beberapa meter dari dirinya berdiri saat ini.Mata laki-laki itu tampak berbinar dan tidak percaya bisa melihat Nayra di masjid ini."Nayra,

  • Menjadi Istri Pewaris Tampan    Kebenaran Ezhra

    Nayra sangat pusing dengan pekerjaannya. Beberapa hari kemarin dia harus lembur karena banyak sekali yang harus ia kerjakan. Malam ini, dia juga harus berada di ruangan dalam gedung tinggi yang menjadi kantornya itu.Untung saja masih ada beberapa teman yang masih di sana dan Nayra tidak perlu takut. "Iya Ma, Nayra akan pulang setelah semua selesai," ujarnya saat Maya menghubunginya. Perempuan itu sungguh pusing melihat Nayra yang hanya menghabiskan waktunya unjuk bekerja saja, padahal ia ingin Nayra bisa mencari pasangan lagi dan menikah."Kenapa kamu harus bekerja hingga larut seperti ini Nay? Orang tuamu tidak hidup kekurangan. Apapun yang kamu inginkan masih bisa dipenuhi oleh orang tuamu. Jadi tolonglah, pulang dan jaga kesehatanmu," omel Maya.Nayra sudah pusing dengan pekerjaannya, ditambah lagi harus mendapatkan omelan dari Maya, dia serasa tidak kuat lagi dengan semua itu."Maa, tolonglah, aku pasti akan pulang tapi tidak sekarang. Mama jangan khawatir."Nayra buru-buru un

  • Menjadi Istri Pewaris Tampan    Rencana Maya

    "Paa, apa kita buat rencana baru aja biar Nayra sama Septian bisa saling kenal dan lebih dekat lagi?" tanya Maya sambil bersiap-siap di dalam kamarnya. Hari ini mereka akan menghadari pernikahan Savia, siapa yang menyangka jika gadis itu akan menikah dengan Reno? Teman baik Cakra. Hendrawan yang sudah putus asa, tidak memiliki ide apapun terhadap saran dari Maya. "Lebih baik jangan dipaksakan Ma, semua yang terjadi sama Nayra, papa juga merasa bersalah. Tapi kalau saja Ezhra tidak pergi saat itu...."Hendrawan tidak melanjutkan kata-katanya. Ia tidak tahu jika Ezhra sudah kembali dan beberapa kali menemui Nayra, karena perempuan itu tidak menceritakannya pada orang tuanya. Maya pun mendekati suaminya itu dan menarik nafas berat. "Tidak ada yang salah Pa, mungkin memang takdir cinta Nayra harus seperti ini. Tugas kita sekarang hanya mendoakan dia dan mencoba berusaha agar dia mendapatkan kebahagiaannya lagi," tutur Maya tidak ingin membuat suaminya merasa bersalah. "Tapi apa yang

  • Menjadi Istri Pewaris Tampan    Bertemu Ezhra Lagi

    Berbulan bulan lamanya Nayra belum juga menandatangani surat cerai nya. Ia pikir tidak akan ada bedanya saat ini dia bercerai atau tidak. Semuanya akan tetap sama, dia tidak akan bertemu dengan Cakra dan tetap sendiri.Perempuan itu menjalani hari-harinya dengan mulai bekerja di sebuah perusahaan impiannya.Maya dan Hendrawan hendak menjodohkannya dengan Septian sekarang angkat tangan karena Nayra benar-benar tidak bisa menerimanya."Bagaimana jika dia trauma karena pernikahannya Pa?" tanya Maya saat sedang menikmati kopi bersama di ruang keluarga.Hendrawan menyeruput kopinya dengan santai. Dia tidak bisa berkomentar atas kalimat istrinya itu."Mama jadi khawatir sama dia. Jangan sampai Nayra tidak mau menerima siapapun hingga tua nanti." Maya menjadi sangat sedih saat memikirkan itu. Berbagai cara sudah ia lakukan supaya bisa membuat Nayra melupakan hubungan pernikahannya yang pernah terjadi dengan Cakra.Tapi apa yang Nayra katakan? Bagaimanapun sesuatu yang pernah terjadi padanya

  • Menjadi Istri Pewaris Tampan    Aku Tidak Bersalah Ma

    Berhari-hari Nayra terdiam murung di dalam kamar miliknya. Rasa kecewanya pada Cakra masih saja memenuhi pikiran dan hatinya. Namun kejadian yang menimpa Cakra hingga membuatnya masuk penjara juga menjadi pertanyaan di hati dan pikirannya. Dulu ia menahan kesedihan karena ingin ikut bersama laki-laki itu menjalani hukumannya di desa. Ia rela menemani Cakra dan tidak tinggal di rumah orang tuanya.Sekarang ia menangis karena orang yang dulu ia bela dan ia temani sekarang tega mengkhianati. "Kamu tanda tangani saja surat cerai itu Nay. Mau tidak mau kamu harus melakukannya tanpa memikirkan apapun. Mama sudah tidak bisa lagi mentoleransi kesalahan yang laki-laki itu lakukan," ujar Maya dengan kecewa. Perempuan itu mungkin merasa lebih kecewa dari Nayra. Hati seorang ibu yang telah membesarkan anaknya hingga dewasa dengan penuh cinta, namun setelah dewasa anaknya menikah dengan laki-laki yang salah dan tidak membuatnya bahagia sungguh merupakan hal tersedih bagi Maya.Perempuan itu ber

  • Menjadi Istri Pewaris Tampan    Verlisa Meninggal

    "Jadi kamu lebih memilih laki-laki itu dan menjebaknya daripada menikah denganku?" tanya Axzo yang merupakan kekasih Verlisa.Malam hari selesai dari sebuah club, Verlisa menceritakan bahwa dia tidak bisa dan tidak mau bersama Axzo lagi. Laki-laki itu tentu tidak terima dengan apa yang Verlisa katakan dan pengakuan dari wanita itu membuatnya sakit hati."Dia pacar aku, yang sampai saat ini masih aku cintai—""Lalu kamu jadikan aku ini apa? Selama ini apakah kamu hanya pura-pura mencintaiku?" tanya Axzo dengan sesak.Laki-laki itu memarkirkan mobilnya di sebuah jalanan yang sangat sepi, bahkan mungkin hanya ada kendaraan mereka saja di jalan itu. Verlisa protes kenapa Axzo menghentikan mobilnya. Axzo keluar dari mobil dan berteriak dengan begitu kencang untuk menyalurkan emosi dirinya.Axzo sangat mencintai Verlisa, tapi wanita itu mematahkan hatinya. Baru kali ini Axzo merasa benar-benar tertekan dan sakit hati."Maafkan aku, tapi aku pikir aku bisa mencintaimu dan berusaha mencoba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status